V. PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah diuraikan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Disparitas pidana terjadi karena disparitas pidana bisa terjadi dipandang
dari segi kasus, disparitas pun dapat dipengaruh oleh aparat penegak hukum seperti penyidik yang saling mempengaruhi, jaksa yang
mempunyai hak menuntut dan lembaga-lembaga hukum yang lain pun mempunyai hak. Terdapat beberapa faktor yang menimbulkan
terjadinya disparitas pidana ini yaitu faktor yuridis dan non yuridis. 2.
Disparitas terhadap anak menimbulkan dampak ketidakadilan dan akan menimbulkan tidak terlaksananya pemidanaan. Tujuan pemidanaan di
Bapas agar memberikan efek jera terhadap anak tersebut. Dalam pemidanaan terjadi beberapa dampak akibat dari aparat hukum di Bapas.
Karena di lembaga pemidanaan, terdapat sebagian anak tidak mendapatkan rasa keadilan selama masa tahanan.
3. Penerapan undang-undang dapat memberikan rasa keadilan tetapi dari
segi pandang undang-undang itu sendiri dilatar belakangi oleh aparat hukum itu sendiri seperti jaksa atau hakim yang memutuskan perkara.
Dalam kasus ini, Undang-undang yang digunakan adalah Undang- undang Sistem Peradilan Anak.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan, maka penulis memberikan saran
sebagai berikut:
1. Pedoman pemidanaan sebaiknya diatur dalam KUHP, agar dapat
mengurangi disparitas pidana dalam perkara putusan. Hal ini, dapat memberikan rasa keadilan kepada terpidana anak.
2. Hakim sebaiknya mengutamakan pedoman pemberian pidana bagi
pelaku tindak pidana narkotika yang dilakukan oleh anak dan hakim sebaiknya lebih mempertimbangkan dua faktor yaitu faktor subjektif dan
faktor objektif untuk penjatuhan pidana bagi pelaku tindak pidana anak. 3.
Hendaknya ditingkatkan dalam fasilitas yang mendukung di dalam Bapas, agar terpidana anak tidak merasakan dampak negatif dari
pelaksanaan pemidanaan.