jika kita sangat tertarik dalam hal melakukan kreativitas, atau jika kita mencurahkan perhatian diri kita pada orang lain atau melakukan sesuatu di luar
diri kita sendiri. 12 Pandangan bahwa kita sebenarnya tidak mengendalikan emosi kita dan bahwa
kita tidak dapat membantu perasaan yang mengganggu pikiran. Seharusnya pandangan itu adalah bahwa kita harus mengendalikan secara nyata atas perasaan
yang merusak kita jika kita memilih untuk bekerja untuk mengubah anggapan- anggapan yang fantastis yang sering kita gunakan dalam menciptakan perasaan
yang merusak itu.
2.4.3 Tujuan Konseling REBT
Sayekti 1993: 14-15 menjelaskan REBT yang dicetuskan Ellis memiliki tujuan utama dan tujuan khusus dalam pelaksanaan konselingnya. Tujuan utama
konseling REBT adalah: 1
Memperbaiki dan mengubah sikap, persepsi, cara berpikir,keyakinan serta pandangan-pandangan klien yang irasional dan ilogis menjadi rasional dan logis
agar klien dapat mengembangkan diri, meningkatkan self actualizationnya seoptimal mungkin melalui perilaku kognitif dan efektif yang positif.
2 Menghilangkan gangguan-gangguan emosional yang merusak diri sendiri, seperti: rasa benci, rasa takut, rasa bersalah, rasa berdosa, rasa cemas, rasa was-
was, rasa marah. Sebagai konsekuensi dari cara berpikir dan system keyakinan yang keliru dengan jalan melatih dan hidup secara rasional dan membangkitkan
kepercayaan, nilai-nilai dan kemampuan diri sendiri.
Tujuan khusus konseling REBT adalah: 1 Self interest: menciptakan kesehatan mental termasuk keseimbangan emosional
pada seseorang terletak pada diri sendiri, bukan dari orang lain. Maka konseling berfokus pada kesadaran diri dari klien itu sendiri.
2 Self direction: individu yang memiliki kesehatan mental yang baik akan selalu bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Oleh karena itu tujuan konseling
harus mendorong klien untuk mengarahkan dirinya sendiri, dalam arti bahwa klien harus menghadapi kenyataan-kenyataan hidupnya dengan bertanggung jawab
sendiri bukan tergantung atau selalu minta bantuan orang lain. 3 Tolerance: konseling disini adalah untuk mendorong dan membangkitkan
toleransi klien terhadap orang lain meskipun ia bersalah. 4 Acceptance of Uncertainty: memberikan pemahaman yang rasional kepada
klien untuk menghadapi kenyataan hidup secara logis dan tidak emosional. 5 Flexibel: mendorong klien agar luwes dalam bertindak secara intelektual,
terbuka terhadap suatu masalah sehingga dipeoleh cara-cara pemecahannya yang dapat mendatangkan kepuasan kepada diri klien sendiri.
6 Commitment: membangkitkan sikap objektivitas dan komitmen klien untuk menjaga keseimbangan klien dengan lingkungannya.
7 Scientific Thinking: berpikir rasional dan objeltif adalah tujuan dari konseling rasional emotif. Berpikir rasional bukan hanya terhadap orang lain tetapi juga
terhadap diri sendiri. 8 Risk Taking: mendorong dan membangkitkan sikap keberanian dalam diri klien
untuk mengubah nasibnya melalui kehidupan nyata, meskipun belum tentu
berhasil. Keberanian ini sangat penting dalam menanamkan kepercayaan diri pada klien untuk menghadapi masa depan kehidupannya.
9 Self acceptance: penerimaan terhadap diri sendiri, terhadap kemampuan dan
kenyatan diri sendiri dengan rasa gembira dan senang.
2.4.4 Karakteristik Konselor