Jenis Penelitian Desain Penelitian

46

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen menurut Arikunto 2006: 3 adalah suatu cara untuk mencari sebab akibat hubungan kausal antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengurangi atau menyisihkan faktor- faktor lain yang bisa mengganggu.” Dalam penelitian eksperimen ada perlakuan treatment, metode penelitian digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan Sugiyono, 2008: 72. Penelitian eksperimen dilakukan untuk meneliti pengaruh dari treatment yang diberikan.

3.1.2 Desain Penelitian

Peneliti akan menggunakan desain penelitian dengan pre-eksperimental designs. Menurut Sugiyono 2008: 74 pre-eksperimental designs belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh. Hal ini karena masih terdapat variabel luar yang berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini terjadi karena tidak adanya variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara random. Bentuk pre-eksperimental designs yang digunakan yaitu one group pretest- posttest design. Metode one group pretest-posttest design adalah satu kelompok tes diberikan satu perlakuan yang sama sebelum dan sesudah mendapatkan perlakuan tertentu. Dalam rancangan ini, subyek dikenakan 2 kali pengukuran. Pengukuran yang pertama dilakukan untuk mengukur tingkat motivasi belajar sebelum subjek penelitian diberikan konseling dengan teknik pretest dan pengukuran yang kedua untuk mengukur hasil dari konseling tentang tingkat motivasi belajar sesudah diberikan kegiatan konseling dengan teknik posttest. Desain penelitian digambarkan sebagai berikut: Gambar 3. 1 Desain Penelitian Keterangan: O 1 : Pengukuran Pretest untuk mengukur tingkat motivasi belajar sebelum diberikan layanan konseling dengan teknik REBT X : Pemberian perlakuan treatment, yaitu pemberian layanan konseling perorangan dengan teknik REBT untuk mengatasi motivasi belajar rendah O 2 : Pengukuran posttest untuk mengukur tingkat motivasi belajar setelah diberikan layanan konseling dengan teknik REBT. Setiap desain penelitian terdapat kelemahan dan kelebihan masing-masing. Kelemahan desain penelitian ini yaitu dapat menghasilkan eror, antara lain eror O 1 X O 2 yang disebabkan efek testing dan juga pengaruh dari instrumen Nasir, 2005: 232. Sedangkan kelebihannya yaitu karena adanya pre-test sebelum perlakuan, dan adanya pos-test setelah perlakuan, maka dapat dibuat perbandingan terhadap motivasi belajar siswa underachiever sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Adapun langkah-langkah dari model ini adalah: 1. Memberikan pre-test berupa skala motivasi belajar kepada 6 siswa yang terindikasi underachiever. 2. Memberikan perlakuan kepada 6 siswa berupa layanan konseling perorangan dengan teknik REBT. 3. Memberikan post test kepada 6 siswa yang telah mendapat layanan konseling REBT, pelaksanaan langkah-langkah tersebut di atas untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam bagan di bawah ini: Gambar 3.2 Langkah Pemberian Pre-test dan Post test 4. Membandingkan perbedaan pre-test dan post test tersebut untuk menentukan apakah pemberian perlakuan X itu efektif untuk mengatasi motivasi belajar rendah siswa yang terindikasi underachiever. 5. Memberikan tes statistik yang sesuai untuk rancangan penelitian ini, untuk mengetahui perbedaan skor seperti yang terhitung pada langkah di atas, untuk menguji hipotesis yang diajukan. 6 siswa yang memiliki motivasi belajar rendah Pre-test Post test Layanan Konseling REBT

3.2 Variabel Penelitian