2. Kebutuhan air industri
Debit air yang dibutuhkan untuk keperluan industri dihitung berdasarkan kebutuhan air untuk industri. Kebutuhan air untuk industri
diperlihatkan sebagai berikut : untuk industri besar berkisar 151 – 350 m
3
hari, industri sedang berkisar 51 – 150 m
3
hari, dan industri kecil berkisar 5 – 50 m
3
hari Purwanto, 1995. Dalam penelitian ini besarnya debit untuk industri hanya dihitung berdasarkan kebutuhan industri kecil
saja. Kebutuhan industri yang digunakan adalah 50 m
3
hari. Industri terbesar yang mengambil air baku dari DAS Cidanau adalah
PT. Krakatau Tirta Industri, besarnya debit yang diambil adalah 1500 literdetik 5400000 literhari. Debit ini harus selalu tersedia untuk PT.
KTI karena mereka ikut membayar jasa lingkungan dan menjaga kelestarian DAS Cidanau. Industri lain yang tersebar di DAS Cidanau
adalah industri-industri kecil sampai menengah yang memanfaatkan air dari sungai maupun sub-sun sungai Cidanau.
3. Kebutuhan air pertanian
a. Penentuan Evapotranspirasi Tanaman
Untuk menentukan evapotranspirasi tanaman terlebih dahulu menentukan evapotranspirasi acuan atau potensial ETo menggunakan
data-data iklim setempat. Data ETo yang diperoleh dari Badan Meteorologi dan Geofisika adalah data evapotranspirasi dengan
metode radiasi, dalam penelitian ini digunakan evapotranspirasi dengan metode Penman-Monteith yang diperoleh dengan perhitungan
dengan menggunakan program komputer Cropwat. Data-data iklim yang dibutuhkan untuk menghitung ETo Penman-Monteith dengan
menggunakan Cropwat adalah suhu udara rata-rata, kelembaban udara, kecepatan angin dan lama penyinaran matahari. Persamaan yang
digunakan untuk menghiung ETo Penman-Monteith adalah : ETp = c [ W x Rn + 1 - W x fu x ea – ed................17
Dimana : ETp = Evapotranspirasi potensial mmhari
W = suhu ° C Rn = Radiasi netto mmhari
fu = Kecepatan angin ms ea – ed = Defisit tekanan jenuh udara mbar
c = Faktor koreksi untuk mengimbangi kondisi cuaca siang dan
malam.
b. Penentuan curah hujan efektif
Curah hujan efektif dalam perhitungannya dengan menggunakan metode US Bereau of Reclamation USBR dengan menggunakan
bantuan program komputer Cropwat. Persamaan yang digunakan adalah :
P eff = Pmean x 125 – 0.2 Pmean 125 untuk P 250 mm .....18.
P eff = 125 + 0.1 x Pmean ......................untuk P 250 mm.....19.
c. Penentuan perkolasi
Dalam penelitian ini tidak dilakukan pengukuran perkolasi secara langsung di lapangan tetapi untuk mendapatkan nilai perkolasi
digunakan pendekatan nilai perkolasi pada jenis tanah yang ada di lokasi penelitian. Untuk daerah Jawa laju perkolasi berkisar antara 2.0
-3.0 mmhari. Adapun nilai perkolasi berdasarkan jenis tanah seperti pada tabel berikut :
Tabel 4. Laju perkolasi sesuai dengan tekstur tanah
Tekstur tanah Perkolasi mmhari
Lempung berpasir 3-6
Lempung 2-3 Liat berlempung
1-2 Sumber : Rice irrigation in Japan. OTCA, 1973 didalam Soedodo H,
1999. Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap jenis tanah dilokasi
penelitian makan dapt diketahui laju perkolasi sekitar 1.5 mmhari, dengan jenis tanah liat berlempung.
d. Penentuan kebutuhan air irigasi