2.3 Kerangka Berpikir
Praktik pembelajaran memahami dan menginterpretasi cerita pendek di SMK terdapat kendala, keterbatasan media pembelajaran menjadi salah satu
kendala dalam pembelajaran memahami dan mengeinterpretasi cerita pendek. Media pembelajaran yang tersedia belum mampu memenuhi kebutuhan peserta
didik dan pendidik. Media pembelajaran yang digunakan oleh pendidik masih terbatas pada media pembelajaran teks dan audio-visual yang kurang inovatif dan
tidak mampu lagi menarik perhatian pesera didik sehingga peserta didik merasa bosan dan tidak tertarik untuk memahami dan menginterpretasi cerita pendek.
Untuk itu, perlu dikembangkan sebuah media pembelajaran dalam bentuk baru agar mampu menarik perhatian dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan
pendidik. Masalah lain yang muncul pada era globaliasasi ini adalah kemerosotan
pengetahuan budaya lokal yang sering menjangkit generasi muda penerus bangsa. Hal tersebut mengakibatkan berbagai sikap mengikuti budaya asing yang
ditunjukkan oleh generasi muda hingga menjadi sebuah tindak kriminal. Hal ini menunjukan perlunya peningkatan intensitas pendidikan bermuatan budaya lokal
bagi generasi penerus terutama dalam instansi pendidikan. Berdasarkan uraian tersebut, diperlukan sebuah media pembelajaran yang
mampu mengatasi kendala-kendala dalam pembelajaran memahami dan menginterpretasi cerita pendek yang sekaligus bermuatan budaya lokal. Untuk itu,
peneliti tertarik mengembangkan sebuah media pembelajaran yang diharapkan mampu menjadi solusi untuk kendala tersebut. Penelitian yang dimaksud berjudul
sinematisasi cerita pendek bermuatan budaya lokal sebagai pengembangan media pembelajaran cerita pendek. Kerangka pikir dapat divisualisasikan sebagai
berikut.
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir
Kondisi Awal Analisis Kebutuhan
Permasalahan Media Pembelajaran
Muatan Budaya Lokal
Sinematisasi Cerita Pendek Bermuatan Budaya Lokal
Memahami dan Menginterpretasi Cerita Pendek dengan Baik
50
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini didesain dengan penelitian dan pengembangan atau research and development RD yang dikemukakan oleh Borg dan Gall. Adapun ruang
lingkupnya adalah pengembangan sinematisasi cerita pendek bermuatan lokal sebagai media pembelajaran cerita pendek di SMK.
Langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang dikemukakan Borg dan Gall meliputi 1 potensi masalah, 2 pengumpulan data, 3 desain produk,
4 validasi desain, 5 revisi desain, 6 uji coba produk, 7 revisi produk, 8 uji coba pemakaian, 9 revisi produk, dan 10 produksi masal Sugiyono,
2010:409. Akan tetapi, peneliti melakukan modifikasi dari sepuluh langkah tersebut. Berikut ini desain langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang
dimodifikasi dari Sugiyono. Dari pendapat sugiyono, dirumuskan tahap penelitian yang sesuai dengan
kebutuhan peneliti. Tahap penelitian ini hanya meliputi 1 potensi masalah, 2 pengumpulan data, 3 desain produk, 4 validasi desain, 5 revisi desain.
1 Tahap I: Potensi masalah, yaitu kegiatan menelaah kegiatan pembelajaran
memahami dan menginterpretasi cerita pendek di SMK berikut kesulitan yang dialami dan cara memaksimalkan.
2 Tahap II: Pengumpulan data, yaitu a mengumpulkan data-data yang relevan
dari sumber pustaka atau hasil penelitian, dan b menganalisis kebutuhan