Pengertian Peradilan dalam Islam

tujuan hukum perkawinan dimaksud. Oleh sebab itu pemerintah ulil amri diberikan kekuasaan untuk membuat ketentuan mengenai batas umur kepada calon-calon mempelai sebagaimana yang telah disebutkan Mohammad Hashim Kamali dalam Zainuddin Ali 2006:41.

2.3 Hukum Acara Peradilan Agama

2.3.1 Pengertian Peradilan dalam Islam

Islam mempunyai beberapa pokok dan kaidah sebagai landasannya. Beberapa prinsip ajaran Islam yang dapat dijadikan etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini antara lain meliputi kekuasaan sabagai amanah, musyawarah, prinsip keadilan sosial, prinsip persamaan, pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia, prinsip peradilan, prinsip perdamaian dan keselamatan, prinsip kesejahteraan, dan prinsip ketaatan rakyat Azhari, 1987:79. Pengertian peradilan dalam Kamus Hukum adalah segala sesuatu mengenai perkara pengadilan. Sedangkan pengadilan memiliki banyak arti, yaitu dewan atau majelis yang mengadili perkara, mahkamah, proses mengadili, keputusan hakim yang mengadili perkara, dan mahkamah perkara Depdikbud, 1993:7. Peradilan terkadang diartikan sama dengan pengadilan dan terkadang dikemukakan pengertian yang berbeda. Sedangkan menurut istilah, peradilan adalah daya upaya untuk mencari keadilan atau penyelesaian perselisihan hukum yang dilakukan menurut peraturan-peraturan dan lembaga-lembaga tertentu dalam pengadilan Nuh, 1995:15. Secara etimologi, peradilan dalam Islam terambil dari kata qadla yang artinya menetapkan sesuatu dan menghukuminya. Adapun qadla menurut istilah adalah memutus perselisihan yang terjadi pada dua orang atau lebih yang berselisih dengan hukum Allah SWT al-Syarbini, 1998:602. Orang yang menjalankan peradilan disebut dengan qadli atau disebut hakim. Disebut qadli karena terambil dawi wazan isim fa‟ilnya lafadz qadla yang berarti orang yang menetapkan hukum. sedangkan disebut hakim karena qadli adalah orang yang menjalankan hukum Allah terhadap orang yang berperkara. Bidang peradilan merupakan hal penting yang menjadi perhatian bagi keberlangsungan kehidupan manusia. Karena pada umumnya kewajiban yang bersifat sosial itu bertujuan untuk menjaga stabilitas kehidupan sosial dan melindungi kewajiban personal dari setiap individu. Sedangkan penetapan hukum dalam peradilan sebagai fardlu kifayah adalah berdasarkan pada ijma‟ ulama. Masuk dalam kategori fardlu kifayah karena termasuk kedalam upaya memerintahkan pada kebaikan dan mencegah pada perbuatan munkar amar ma’ruf nahi munkar. Peradilan tidak hanya berarti menetapkan hukum antara manusia dengan lainnya, tetapi juga berarti menetapkan sesuatu dengan hukum syara‟. Artinya, peradilan ini tidak hanya menyangkut perkara perselisihan yang bersifat perdata saja, tetapi juga menyangkut hal-hal seperti pernikahan, pembunuhan, harta benda dan lain sebagainya.

2.3.2 Dasar dan Sumber Hukum Acara Perdata Peradilan Agama