Fisiologi Nyeri Klasifikasi Nyeri

5. Nyeri 5.1. Pengertian Nyeri Nyeri adalah pengalaman sensori dan emsional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial Brunner Suddarth, 2003. Menurut Potter Perry 2005, nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya. Sedangkan menurut pendapat Kozier dan Erb 1983 dalam Tamsuri 2007, nyeri adalah sensasi ketidaknyamanan yang dimanifestasikan sebagai penderitaan yang diakibatkan persepsi jiwa yang nyata, ancaman, dan fantasi luka.

5.2. Fisiologi Nyeri

Nyeri merupakan campuran reaksi fisik, emosi, dan perilaku. Cara yang paling baik untuk memahami pengalaman nyeri, akan membantu menjelaskan tiga komponen fisiologis berikut yakni: resepsi, persepsi, dan reaksi. Stimulus penghasil nyeri mengirimkan implus melalui serabut saraf perifer. Serabut saraf memasuki medulla spinalis dan menjalani salah satu dari beberapa rute saraf dan akhirnya sampai di dalam massa berwarna abu-abu di medulla spinalis. Terdapat pesan nyeri dapat berinteraksi dengan sel-sel saraf inhibitor, mencegah stimulus nyeri sehingga tidak mencapai otak atau ditransmisi tanpa hambatan ke korteks serebral. Sekali stimulus mencapai korteks cerebral, maka otak menginterpretasikan kualitas nyeri dan memproses informasi tentang pengalaman Universitas Sumatera Utara dan pengetahuan yang lalu serta asosiasi kebudayaan dalam upaya mempersepsikan nyeri Mc. Nair, 1990 dalam Potter dan Perry, 2005.

5.3. Klasifikasi Nyeri

Menurut Asmadi 2008, Nyeri dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa golongan berdasarkan pada tempat, sifat, berat dan ringannya nyeri, dan waktu lamanya serangan. Berdasarkan tempatnya nyeri dibedakan menjadi pheriperal pain, deep pain, refered pain, dan central pain. Pheriperal pain adalah nyeri yang terasa pada permukaan tubuh, misalnya kulit, dan mukosa. Deep pain adalah nyeri yang terasa pada permukaan tubuh yang lebih dalam atau pada organ-organ tubuh visceral. Refered pain adalah nyeri yang disebabkan karena penyakit organstruktur dalam tubuh yang ditransimisikan ke bagian tubuh di daerah yang berbeda, bukan daerah asal nyeri. Central pain adalah nyeri yang terjadi karena perangsangan pada sistem saraf pusat, spinal cord, batang otak, thalamus, dan lain-lain. Berdasarkan sifatnya, nyeri dibedakan menjadi incidental pain, yaitu incidental pain, steady pain, dan paroxysmal pain. Incidental pain adalah nyeri yang timbul sewaktu-waktu lalu menghilang. Steady pain adalah nyeri yang timbul dan menetap serta dirasakan dalam waktu yang lama. Paroxymal pain adalah nyeri yang dirasakan berintensitas tinggi dan kuat sekali. Nyeri tersebut biasanya menetap lebih kurang 10-15 menit, lalu menghilang, kemudian timbul lagi. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan berat ringannya nyeri dibedakan menjadi nyeri ringan, nyeri sedang, dan nyeri berat. Nyeri ringan adalah nyeri dengan intensitas rendah. Nyeri sedang adalah nyeri yang menimbulkan reaksi. Nyeri berat adalah nyeri dengan intensitas tinggi. Berdasarkan waktu lamanya serangan, nyeri dibedakan menjadi nyeri akut dan nyeri kronik. Nyeri akut adalah nyeri yang dirasakan dalam waktu yang singkat dan berakhir kurang dari enam bulan. Sumber dan daerah nyeri diketahui dengan jelas. Rasa nyeri mungkin sebagai akibat dari luka, seperti luka operasi, ataupun pada suatu penyakit arteriosklerosis pada arteri koroner. Nyeri kronis adalah nyeri yang dirasakan lebih dari enam bulan. Nyeri kronis ini polanya beragam dan berlangsung berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Ragam pola tersebut ada yang nyeri timbul dengan periode yang diselingi interval bebas dari nyeri lalu timbul kembali, nyeri lagi, dan begitu seterusnya. Ada pula nyeri kronis yang konstan, yang artinya nyeri tingkat tersebut terus menerus terasa makin lama semakin meningkat intensitasnya walaupun telah diberikan pengobatan. Misalnya pada nyeri karena neoplasma Asmadi, 2008.

5.4. Stimulasi Nyeri

Dokumen yang terkait

Prospek Usaha Pengolahan Tape (Ubi Dan Pulut) (Studi Kasus : Desa Tanjung Selamat, Kecamatan Padang Tualang, Kabupaten Langkat, Propinsi Sumatera Utara)

0 39 93

Prospek Pengembangan Komoditi Rambutan Di Kabupaten Langkat (Studi Kasus: Desa Tanjung Putus dan Tanjung Selamat Kec. Padang Tualang Kab. Langkat Propinsi Sumatera Utara)

1 48 119

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Akseptor KB dengan Pemakaian Alat Kontrasepsi Mantap di Desa Tebing Tanjung Selamat Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat 2009

1 66 69

Respon Masyarakat Desa Tebing Tanjung Selamat Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat Terhadap Program Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Masyarakat oleh PMI Cabang Langkat

2 39 126

Peran istri dalam membantu perekonomian keluarga di desa Tanjung Selamat kecamatan Padang Tualang kabupaten Langkat Repository UIN Sumatera Utara

2 17 76

Kajian Laju Infiltrasi Tanah pada Berbagai Penggunaan Lahan di Desa Tanjung Putus Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat

0 0 10

Kajian Laju Infiltrasi Tanah pada Berbagai Penggunaan Lahan di Desa Tanjung Putus Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat

0 0 11

Pola Aktivitas dan Perilaku Nyeri Rheumatopid Arthritis pada Lansia di Kelurahan Tanjung Selamat Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat

0 1 32

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Lanjut Usia 1.1. Pengertian Lanjut Usia - Pola Aktivitas dan Perilaku Nyeri Rheumatopid Arthritis pada Lansia di Kelurahan Tanjung Selamat Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat

0 1 31

POLA AKTIVITAS DAN PERILAKU NYERI RHEUMATOID ARTHRITIS PADA LANSIA DI KELURAHAN TANJUNG SELAMAT KECAMATAN PADANG TUALANG KABUPATEN LANGKAT

0 0 11