Pemeliharaan Panen dan Prosesing Benih

27 Sistem legowo memberikan kesempatan yang sama pada setiap tanaman untuk memperoleh sinar matahari. Berbeda dengan lokasi penangkaran UPBS di lokasi yang lain, di Kabupaten Bengkulu Utara, petani penangkar pada umumnya belum menggunakan jajar legowo pada sistem pertanamannya. Salah satu penyebabnya adalah petani menganggap cara bertanam tersebut sulit untuk dilaksanakan. Selain itu, petani juga belum memahami manfaat dari penggunaan jajar legowo.Manfaat yang didapat oleh petani pada penggunaan sistem tanam jajar legowo antara lain : semua barisan rumpun tanaman berada pada bagian pinggir yang biasanya memberi hasil yang lebih tinggi efek tanaman pinggir.

4. Pemeliharaan

Pemeliharaan pertanaman padi meliputi pemupukan, pengendalian gulma, pengairan dan pengendalian hama penyakit. Pemupukan dibagi menjadi tiga tahap yakni pemupukan pertama, pemupukan kedua, dan pemupukan ketiga. Rekomendasi dosis pemupukan ditentukan berdasarkan hasil analisis tanah awal dan pendekatan Kalender Tanam Katam. Budidaya tanaman padi pada kegiatan penangkaran padi di Kabupaten Seluma meliputi penyemaian, penanaman, pemupukan, roughing, dan panen. Pemupukan dilaksanakan sebanyak dua tahap, dengan dosis yang sesuai dengan rekomendasi. Selain itu, juga dilakukan pengamatan terhadap serangan hama. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, hama yang terdapat pada tanaman padi kelompok penangkar kooperator adalah hama keong mas yang menyerang pada awal musim tanam. Permasalahan ini sudah diatasi dengan penggunaan insektisida dan pengaturan air. Kegiatan penangkaran padi pada lokasi pertanaman di Kabupaten Rejang Lebong dilakukan sampai tanaman berumur 25- 45 hari setelah tanam. Kegiatan pemeliharaan yang sudah dilakukan setelahpenanaman atara lain dan pemupukan dan pengaturan air intermitten. Namun, karena kondisi kekeringan yang panjang, penangkaran padi di Kabupaten Rejang Lebong mengalami kegagalan panen. Pemeliharaan tanaman padi pada lokasi penangkaran di Kabupaten Bengkulu Utara, dilakukan sampai pada tahap roughing. Berdasarkan hasil pengamatan OPT,terlihat bahwa tanaman terkena hawar daun, kresek, dan blast 28 daun pada usia 28 hari setelah tanam. Namun, pada umurpertanaman 40 hari setelah tanam, serangan telah berkurang. Saran yang diberikan kepada petani adalah untuk mengurangi penggunaan urea, serta menerapkan sistem pengairan intermitten genang-kering sehingga kelembaban yang di bawah tanaman dapat berkurang.

5. Panen dan Prosesing Benih

Pemanenan dilakukan pada saat penangkaran benih lolos pemeriksaan lapangan oleh petugas BPSB di lapangan sebagai salah satu rangkaian dari proses sertifikasi benih. Panen dilakukan pada saat biji telah masak secara fisiologis yang ditandai dengan warna malai yang sudah menguning 90-95 . Selain itu, beberapa kegiatan yang perlu diperhatikan sebelum proses panen berlangsung yakni : 1 memisahkan malai sisa roughing dari areal tanam, 2 membersihkan peralatan yang digunakan untuk panen, 3 memisahkan dua baris tanaman yang paling pinggir dengan tanaman lainnya. Kegiatan tersebut dilakukan untuk menjaga kemurnian benih agar tidak tercampur dengan varietas lain. Hasil panen calon benih kemudian dikemas dalam karung, selanjutnya dijemur untuk menurunkan kadar airnya. Calon benih yang telah dijemur lalu dibersihkan dan dipilah untuk memisahkan kotoran berupa tanah, kotoran burung, jerami dan batang padi dari calon benih. Hasil panen yang sudah diproses Tabel 9 kemudian diuji mutunya di laboratorium pengujian mutu BPSB. Parameter pengujian mutu benih meliputi kadar air, benih murni, benih varietas lain, kotoran benih, dan daya tumbuh. Persyaratan mutu benih mengacu pada standar mutu benih. VUB dengan kelas label ungu harus memenuhi kadar air maksimal 13 , benih murni 98 , kotoran benih maksimal 1 , adanya benih dari varietas lain maksimal 0.1 , dan daya tumbuh minimal 80 . Tabel 9. Hasil prosesing calon benih produksi UPBS BPTP Bengkulu TA. 2015 No. Varietas Jumlah kg 1. I npari 30 3.100 2. I npari 6 1.636 3. I npara 2 372 4. I npara 4 592 5. I npari 18 1.950 Jumlah 7.650 29

4.5. Percepatan proses penyebaran VUB spesifik lokasi melalui