Koordinasi internal dan antar institusi

15 I V. HASI L DAN PEMBAHASAN

4.1. Koordinasi internal dan antar institusi

Koordinasi kegiatan UPBS dilaksanakan secara internal dan antarinstitusi. Koordinasi internaltim kegiatan UPBS BPTP Bengkulu dilaksanakan secara rutin setiap bulan. Pertemuan tim inidilaksanakan untuk merencanakan pelaksanaan kegiatan UPBS BPTP Bengkulu tahun 2015. Dalam pertemuan ini juga dievaluasi kemajuan kegiatan, hambatan dan kendala, tingkat serapan dana, pencapaian dan rencana tindak lanjut kegiatan UPBS. Koordinasi antarinstitusi ditingkat regional stakeholdersdilaksanakan pada tingkatprovinsi dan kabupaten untuk membangun sinergitas dan kerjasama antarlembaga institusi dan stakeholder. Koordinasi pada tingkat provinsi dilakukan dengan Dinas Pertanian dan BPSB Provinsi Bengkulu. Ditingkat kabupaten koordinasidilaksanakan melalui kunjungan dan pemaparan kegiatan kepada stakeholders Dinas Pertanian dan Badan Pelaksana Penyuluhan maupun petugas BPSB yang bertindak sebagai Koordinator Wilayah di Kabupaten Rejang Lebong, Seluma, dan Bengkulu Utara. Tujuan dari kegiatan koordinasi tersebut adalah melaksanakan sosialisasi kegiatan UPBS, mengidentifikasi calon lokasi kegiatan penangkaran UPBS, serta mengidentifikasi kebutuhan benih di Provinsi Bengkulu. Koordinasi di tingkat nasional telah dilaksanakanmelalui pertemuan dalam Rapat Koordinasi Rakor dan ReviewUPBS di Badan Litbang Pertanian.Rakor UPBS lingkup Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pertanian BBP2TP yang secara rutin dilaksanakan tiap tahun ini bertujuan agar tim kegiatan UPBS di seluruh I ndonesia dapat saling bertukar informasi, pengalaman, serta melakukan klarifikasi dan validasi datapelaksanaan kegiatan UPBS maupunmerumuskan upaya untuk menyelesaikan permasalahan atau kendala yang dihadapi. Kegiatan tersebut selain diikuti oleh para penanggung jawab UPBS dari 33 BPTP LPTP, juga diikuti oleh penanggung jawab UPBS Balai Besar Penelitian Padi, Balai Penelitian Tanaman Serealia, dan Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Ubi.Selain itu juga dilakukan koordinasi dengan BBP2TP dalam rangka perbaikan proposal, RDHP dan RODHP. Kegiatan Rakor pada tingkat nasional, koordinasijuga dilakukan dengan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Padi BB Padi. Salah satu tujuan koordinasi dengan BB Padi adalah memperoleh informasi ketersediaan stok 16 VUB padi di BB Padi yang mencakup varietas, volume,serta deskripsi dan kelas benih yang tersedia. Berdasarkan informasi tersebut, dapat ditentukan kebutuhan VUB yang akan ditangkarkan oleh UPBS BPTP Bengkulu. 4.2.Penyusunan Basis Data Perbenihan di Provinsi Bengkulu Penyusunan basis data dilakukan berdasarkan hasil pengumpulan data primer dan sekunder. Hasil pengumpulan data menunjukkan bahwatotal luas tanam VUB padi di Provinsi Bengkulu pada tahun 2015 adalah 71.931 ha. Data sebaran penggunaan VUB Padi di Provinsi Bengkulu pada tahun 2014 disajikan pada Tabel 1. Data tersebut menunjukkaan bahwa VUB yang paling banyak digunakan di Provinsi Bengkulu adalah varietas Cigeulis sebanyak 38.46 dan Mekongga sebanyak 26.23 . Tabel 1. Data Sebaran Varietas Padi di Provinsi Bengkulu Tahun 2015 No. Varietas Jumlah Luas Tanam VUB Padi ha Persentase 1. Cigeulis 27.664 38,46 2. Mekongga 18.871 26,23 3. Lokal 5.021 6,98 4. Ciherang 4.995 6,94 5. Situbagendit 3.775 5,25 6. I npari 14 2.095 2,91 7. I npari 13 1.593 2,22 8. I npari Sidenuk 1.994 2,77 9. I R-64 1.220 1,69 10. Bestari 1.076 1,49 11. PB-42 998 1,39 12. I npari 10 975 1,36 13. I npara 2 341 0,47 14. I npari 2 322 0,45 15. I npari 20 218 0,30 16. I npari 3 182 0,25 17. Diah Suci 164 0,23 18. Rojolele 163 0,23 19. I npari 5 104 0,15 20. PB-46 58 0,08 21. I npago 8 52 0,07 22. Cilaya Muncul 43 0,06 23. I npara 1 33 0,05 24. I npari 30 3 0,004 25. I npari 32 2 0,003 Total 71.931 100 Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu 2015 17 Selain varietas Cigeulis dan Mekongga, varietas lokal juga banyak digunakan. Hal ini berarti kebutuhan benih seluas areal 5021 ha 6.99 dipenuhi dari penggunaan varietas lokal yang mungkin telah digunakan secara turun temurun. Namun demikian, informasi tentang asal usul varietas lokal terkait belum tersedia.Hal ini karena petani biasanya memperoleh benih lokal tersebut dengan cara tukar-menukar benih.Berdasarkan data sebaran VUB tersebut, dapat diperoleh perkiraan kebutuhan benih di Provinsi Bengkulu. Tabel 2. Kebutuhan Benih bedasarkan jumlah luas tanam VUB di Provinsi Bengkulu Tahun 2015 No Kabupaten Kota Jumlah Luas Tanam ha Jumlah Kebutuhan Benih ton Sebaran Varietas 1. Bengkulu Utara 14.993 374.83 Mekongga, Ciherang, Situbagendit, Cigeulis, Lokal, I npari 14, I R-64, PB-42, Bestari, Cilaya Muncul 2. Bengkulu Selatan 12.617 315.43 Cigeulis, Mekongga, Ciherang, Situbagendit, I npari Sidenuk 3. Rejang Lebong - - - 4. Mukomuko 4.254 106.35 Mekongga, Cigeulis, PB-42, I npari 14, I npari 13, Rojolele, PB-46, I npari 2, I npari 1 5. Seluma 8.032 200.80 Cigeulis, Mekongga, Ciherang, Situbagendit, I R- 64, Lokal, I npari 13, I npari 14, Bestari, I npari 10, I npari 20, PB-42 6. Kaur 1.913 47.83 Cigeulis, Mekongga, Lokal 7. Kepahiang 22.881 572.03 Cigeulis, Mekongga, I npari Sidenuk, I npari 13, Bestari, I npari 10, Situbagendit, Ciherang, I npago 8, I npari 30, I npari 32 8. Lebong - 9. Bengkulu Tengah 5.116 127.90 Lokal, Cigeulis, Ciherang I npari 10, I npari 14, Mekongga, I npari 2, I npara 2, Bestari, I npago 1 10. Kota Bengkulu 2.125 53.13 Lokal Jumlah 71.931 1.798,28 Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu 2015, Hasil Olah Data 18 Kebutuhan benih di Provinsi Bengkulu pada tahun 2015 disajikan pada Tabel 2.Kebutuhan benih di Provinsi Bengkulu pada tahun 2015 mencapai 1.798,28 ton. Kebutuhan benih di Kabupaten Kepahiang tertinggi mencapai 572.03 tondibandingkan Kabupaten yang lain karena luas tanam padi juga tertinggi. Sebaliknya Kabupaten Kaur membutuhkan benih dalam jumlah yang terendah dibandingkan dengan kabupaten lainnya di Provinsi Bengkulu sesuai dengan luas tanam yang terendah. 4.3. I dentifikasi kegiatan, sarana dan prasarana, kelembagaan, dan kinerja lembaga perbenihan daerah BBI ; BBU Hasil survei terhadap lembaga perbenihan di Provinsi Bengkulu menunjukkan bahwa masih terdapat 3 kabupaten yang tidak memiliki lembaga perbenihan, terdiri atas Kabupaten Seluma, Kabupaten Bengkulu Utara, dan Kabupaten Bengkulu Tengah. Ditinjau dari aspek produktivitas, Kabupaten Bengkulu Utara dan Kabupaten Seluma merupakan daerah sentra produksi padi di Provinsi Bengkulu. Kondisi ini menunjukkan bahwa pengelolaan perbenihan belum menjadi prioritas di Provinsi Bengkulu. Keragaan lembaga perbenihan di Provinsi Bengkulu. Disajikan pada Tabel 3. Ditinjau dari segi agroekosistem ketinggian tempat, lembaga perbenihan berada pada ketinggian 14-628 m di atas permukaan laut termasuk dalam kategori dataran rendah-menengah. Penguasaan lahan oleh lembaga perbenihan berkisar antara 1,5-8 ha. Penguasaan lahan yang paling luas yakni Balai Benih Pembantu di Kota Bengkulu dengan luas lahan sekitar 8 ha. Didukung dengan penguasaan lahan tersebut, lembaga perbenihan di Provinsi Bengkulu mampu memproduksi sebanyak 13.33 ton benih. Sementara itu, produksi benih tertinggi dicapai oleh Balai Benih Padi dan Palawija Kabupaten Lebong dengan jumlah produksi sebanyak 15.50 ton. Ditinjau dari aspek kelembagaan, penamaan lembaga perbenihan di tiap kabupaten masih beragam, demikian juga dengan struktur kelembagaan lembaga perbenihan. Selain itu, lembaga perbenihan juga didukung dengan jumlah Sumber Daya Manusia SDM yang terbatas. Jumlah SDM yang menjalankan operasional lembaga perbenihan berkisar antara 1-13 orang. Hal ini karena anggaran yang dimiliki oleh lembaga perbenihan terbatas. Anggaran yang terbatas juga menjadi kendala bagi operasional lembaga perbenihan di Provinsi Bengkulu. Hal ini terlihat dari sarana infrastruktur yang 19 dimiliki oleh lembaga perbenihan yang belum memadai. Tidak hanya bangunan dan saluran air irigasi yang sudah banyak rusak, peralatan prosesing yang dikuasai oleh lembaga perbenihan di Provinsi Bengkulu juga terbatas. Prosesing benih juga terkendala dengan kompetensi SDM yang terbatas, sehingga perlu adanya pelatihan untuk meningkatkan kompetensi SDM. Kondisi lembaga perbenihan di Provinsi Bengkulu tersebut pada satu sisi menjadi hambatan dalam penyediaan benih di Provinsi Bengkulu. Namun, di sisi lain, hal ini menjadi peluang bagi UPBS BPTP Bengkulu untuk meningkatkan peranannya sebagai penyedia benih di Provinsi Bengkulu. Peluang untuk mempromosikan VUB semakin terbuka. Didukung dengan sarana dan SDM yang memadai, UPBS diharapkan dapat meningkatkan kinerjanya secara berkelanjutan.

4.4. Produksi Benih Stock Seed SS