mengeluarkan usaha yang cukup besar dalam melakukan pekerjaannya sehingga perawat 3 lebih sering meminta bantuan kepada perawat lain.
6.5. Analisis Hubungan NASA-TLX dan Grafik EEG
Hasil data NASA-TLX dan hasil alat EEG dapat dilihat pada Tabel 6.4.
Tabel 6.4. Hasil Pengolahan Data NASA-TLX dan Alat EEG No
Responden Rata-rata WWL
Kondisi Perawat
1 Perawat 1
80,67 Bersemangat
2 Perawat 2
78 Bersemangat
3 Perawat 3
81,34 Berada diantara santai relax
dan kelelahan 4
Perawat 4 80,34
Bersemangat
Berdasarkan hasil NASA-TLX, perawat 3 memiliki beban kerja mental yang paling tinggi dan pada grafik EEG menunjukkan bahwa perawat 3 berada
dalam kondisi yang berada diantara santai relaxed dan kelelahan. Hal ini dapat dilihat dari gelombang yang didominasi oleh gelombang yang bergerak tidak
terlalu cepat maupun tidak terlalu lambat. Sedangkan perawat 1, perawat 2, dan perawat 4 berada dalam kondisi yang bersemangat.
Hasil NASA-TLX dan grafik EEG saling menguatkan karena persepsi perawat berbanding lurus dengan kondisi otak perawat tersebut. Beban kerja
mental yang dirasakan oleh perawat dapat diminimalisir dengan melakukan kegiatan seperti mengobrol dengan perawat lain sehingga tidak terlalu terfokus
dalam pekerjaannya.
Universitas Sumatera Utara
6.6. Analisis Hubungan NASA-TLX,
Work Sampling, dan Grafik EEG
Berdasarkan ketiga pengamatan yang dilakukan, hasil kuesioner NASA- TLX dan grafik EEG menunjukkan hasil yang saling mendukung sehingga
persepsi perawat secara subjektif berdasarkan kuesioner NASA-TLX mengenai beban kerja mental yang dirasakannya memiliki hasil yang sama dengan grafik
EEG yang melihat kondisi mental perawat secara objektif. Hasil work sampling memiliki hasil yang berbanding terbalik dengan hasil
kuesioner NASA-TLX dan grafik alat EEG. Faktor penyebabnya adalah perbedaan kemampuan perawat dalam melaksanakan pekerjaannya yang
dipengaruhi oleh masa kerja perawat. Perawat 2 memiliki beban kerja mental yang paling kecil tetapi memiliki
waktu produktif yang paling besar. Perawat 2 tidak merasa terbebani dalam menghadapi pasien di ruang IGD. Dalam bekerja, perawat 2 sering menggantikan
tugas perawat lain sehingga waktu produktif perawat 2 paling besar karena perawat 2 adalah perawat kepala dan memiliki masa kerja paling lama diantara
perawat lain. Perawat 3 memiliki beban kerja mental yang paling tinggi, sedangkan
waktu produktifnya rendah karena perawat 3 sering meminta bantuan kepada perawat lainnya. Masa kerja perawat 2 jauh lebih lama daripada perawat 3,
sehingga terdapat perbedaan kemampuan dalam menghadapi pasien gangguan kejiwaan.
Tingkat beban kerja mental yang dirasakan oleh perawat 3 berdampak kepada hasil grafik alat EEG, dimana perawat 3 berada dalam kondisi diantara
Universitas Sumatera Utara
kelelahan dan tidak bersemangat. Perawat 3 tidak merasa rileks dalam bekerja sehingga berdampak kepada aktivitas otaknya. Oleh sebab itu, perawat 2 dapat
memberikan bimbingan kepada perawat 3 dalam bekerja untuk meminimalisir beban kerja mental perawat 3.
Universitas Sumatera Utara
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN