Lampiran 3. Gambar
Stanum Sn 1000 mgL Stanum Sn 100 mgL dan 10 mgL
Stanum Sn 2; 4; 6; 8 mgL Tahap Sampel Diarangkan
Tahap Sampel diabukan Tahap Sampel diencerkan
Tahap Sampel Disaring Aquabides asam
Lampiran 4. SNI 01-3741-2002 Syarat Mutu Minyak Goreng
No Kriteria uji
Satuan Persyaratan
Mutu I Mutu II
1 Keadaan
1.1 Bau Normal
Normal 1.2 Rasa
Normal Normal
1.3 Warna Putih, kuning pucat sampai
kuning 2
Kadar air bb
Maks 0,1 Maks 0,3
3 Bilangan asam
Mg KOHg Maks 0,6
Maks 2 4
Asam linoleat C18:3 dalam komposisi asam
lemak minyak Maks 2
Maks 2
5 Cemaran logam
5.1 Timbal Pb Mgkg
Maks 0,1 Maks 0,1
5.2 Timah Sn Mgkg
Maks 40,0250
Maks 40,0250
5.3 Raksa Hg Mgkg
Maks 0,05 Maks 0,05
5.4 Tembaga Cu Mgkg
Maks 0,1 Maks 0,1
6 Cemaran arsen Arsen
Mgkg Maks 0,1
Maks 0,1 7
Minyak pelican Negative
Negative Dalam kemasan kaleng
Minyak pelikan adalah minyak mineral dan tidak bisa disabunkan
DAFTAR PUSTAKA
Hartomo, A. 1992. Mengenal Pelapisan Logam Elektroplating. Yogyakarta : Andi Offset Yogyakarta. Hal. 70.
Ketaren. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta : UI- Press. Hal. 12-13, 17-29, 130.
Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal. 298 – 312.
Samad, A. 1981. Peranan Timah Dalam Pembangunan Negara. Jakarta : C.V. Akadoma. Hal. 27-28.
SNI. 2002. Minyak Goreng. Jakarta: BSN. Hal. 1-2. Soedarto. 2013. Lingkungan dan Kesehatan Environment and Health. Jakarta :
Sagung Seto. Hal. 243. Sukandarrumidi. 2007. Geologi Mineral Logam. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press. Hal. 107, 114-115. Sunardi. 2006. 116 Unsur Kimia Deskripsi dan Pemanfaatannya. Bandung :
CV. Yrama Widya. Hal. 56.
BAB III METODE PENGUJIAN
3.1
Tempat Pengujian
Pengujian Analisis Kadar Stanum Sn pada Minyak Goreng secara Spektrofotometri Serapan Atom dilakukan di Badan Riset Standardisasi
BARISTAND Industri Medan yang berada di Jalan Sisingamangaraja No. 24
Medan.
3.2 Alat-alat
Alat – alat yang digunakan adalah Beaker glass, Botol semprot, Cawan porselin, Corong gelas, Erlenmeyer, Hot Plate, Kertas saring whatmann No. 42,
Labu ukur, Lampu katoda berongga Hallow Cathode Lamp Stanum Sn, Neraca analitik, Pemanas listrik, Pipet tetes, Pipet ukur, Spektrofotometer Serapan Atom
SSA-nyala AA 7000, Tanur SNI, 2002.
3.3 Bahan-bahan
Bahan-bahan yang digunakan adalah Aquades, Aquabides, Asam Nitrat HNO
3
pekat p.a, Gas asetilen C
2
H
2
, Logam Stanum Sn SNI,2002.
3.4 Prosedur
3.4.1 Pembuatan Larutan Baku Logam Stanum Sn 100 mgL
- Dipipet 10 ml dari konsentrasi 1000 mgL;
- Dimasukkan ke dalam labu ukur 100,0 ml;
- Ditepatkan dengan menggunakan Aquabides asam sampai tanda tera
dan homogenkan SNI, 2002.
3.4.2 Pembuatan Larutan Baku a. Pembuatan larutan baku logam Stanum Sn 10 mgL
- Dipipet 10 ml dari konsentrasi 100 mgL; -
Dimasukkan ke dalam labu ukur 100,0 ml; -
Ditepatkan dengan menggunakan Aquabides asam sampai tanda tera dan homogenkan SNI, 2002.
3.4.3 Pembuatan Larutan Kerja 1. Pembuatan larutan kerja logam Stanum Sn 10 mgL
- Dipipet 10 ml dari konsentrasi 100 mgL, masukkan ke dalam labu ukur
100 ml; -
Ditepatkan dengan Aquabides asam sampai tanda tera dan homogenkan SNI, 2002.
2. Pembuatan larutan kerja logam Stanum Sn 2 mg L -
Dipipet 10 ml dari konsentrasi 10 mgL, masukkan kedalam labu ukur 50 ml;
- Ditepatkan dengan Aquabides asam sampai tanda tera dan homogenkan
SNI, 2002. 3. Pembuatan larutan kerja logam Stanum Sn 4 mgL
- Dipipet 20 ml dari konsentrasi 10 mgL, masukkan ke dalam labu takar 50
ml;
- Ditepatkan dengan Aquabides asam sampai tanda tera dan homogenkan
SNI, 2002. 4. Pembuatan larutan kerja logam Stanum Sn 6 mgL
- Dipipet 3 ml dari konsentrasi 100 mgL, masukkan ke dalam labu takar 50
ml; -
Ditepatkan dengan Aquabides asam sampai tanda tera dan homogenkan SNI, 2002.
5. Pembuatan dari konsentrasi logam Stanum Sn 8 mgL -
Dipipet 4 ml dari konsentrasi 100 mgL, masukkan ke dalam labu takar 50 ml;
- Ditepatkan dengan Aquabides asam sampai tanda tera dan homogenkan
SNI, 2002.
3.4.4 Pembuatan Kurva Kalibrasi
Pembuatan kurva kalibrasi terlebih dahulu diawali dengan membuat seri pengenceran larutan standar Stanum Sn. Pengenceran dilakukan dari larutan
induk dan dibuat 5 konsentrasi larutan. Pengenceran dilakukan dengan hati-hati dan teliti agar memberikan hasil yang kuantitatif. Untuk Stanum Sn dibuat
konsentrasi 10 mgL; 8 mgL; 6 mgL; 4 mgL dan 2 mgL. Konsentrasi ini dipilih agar hasil serapan dapat mencakup hasil serapan sampel yang akan dianalisis.
Pengukuran serapan dilakukan dengan spektrofotometri serapan atom pada panjang gelombang yang spesifik untuk Stanum Sn. Pengukuran Stanum Sn
dilakukan pada panjang gelombang 286,3 nm. Hasil pengukuran serapan kemudian diplot lalu diperoleh kurva kalibrasi dan persamaan garis linearnya.
3.4.5 Persiapan contoh uji Stanum SnTotal
- Homogenkan contoh uji, tarra cawan porselin dan timbang 5 gram contoh
uji; -
Bakar contoh uji yang telah ditimbang sampai tidak berasap; -
Lanjutkan pengabuan dalam tanur 450 ± 5 C sampai abu berwarna
putih, bebas dari karbon; -
Apabila abu belum bebas dari karbon yang ditandai dengan warna keabu- abuan, basahkan dengan beberapa tetes air dan tambahkan tetes demi tetes
HNO
3
pekat kira-kira 0,5 ml sampai dengan 5 ml; -
Keringkan cawan di atas pemanas listrik dan masukkan kembali ke dalam tanur pada suhu 450 ± 5
C kemudian lanjutkan pemanasan sampai abu menjadi putih. Penambahan HNO
3
pekat dapat diulangi apabila abu masih berwarna keabu-abuan;
- Abu berwarna putih yang terbakar sempurna ditambahkan beberapa tetes
aquades panas, ditambahkan 5 ml HNO
3
pekat kemudian ditambahkan lagi aquades panas sampai setengah bagian cawan porselin;
- Pindahkan isi dari cawan porselin kedalam labu ukur 50 ml dan
tambahkan aquabides asam sampai tanda tera dan homogenkan; -
Saring menggunakan kertas saring whatmann No.42 ke dalam erlenmeyer; -
Siapkan larutan blanko; -
Baca absorbans larutan kerja dan larutan contoh terhadap blanko menggunakan SSA pada panjang gelombang 286,3 nm;
- Buat kurva kalibrasi antara konsentrasi logam mgL sebagai sumbu X
dan absorbans sebagai sumbu Y; -
Plot hasil pembacaan larutan contoh terhadap kurva kalibrasi; dan -
Hitung kandungan logam dalam contoh SNI, 2002.
3.4.6 Perhitungan 1.
Pembuatan larutan baku 100 mgL dari 1000 mgL
V
1
. N
1
= V
2
. N
2
V
1
. 1000 mgL = 100 mgL. 100 ml V
1
= 10 ml
2. Pembuatan larutan baku 10 mgLdari 100 mgL
V
1
. N
1
= V
2
. N
2
V
1
. 100 mgL = 10 mgL. 100 ml V
1
= 10 ml
3. Pembuatan larutan kerja 10 mgL dari 100 mgL
V
1
. N
1
= V
2
. N
2
V
1
. 100 mgL = 10 mgL. 100 ml V
1
= 10 ml
4. Pembuatan larutan kerja 8 mgL dari 100 mgL
V
1
. N
1
= V
2
. N
2
V
1
. 100 mgL = 8 mgL. 50 ml V
1
= 4 ml
5. Pembuatan larutan kerja 6 mgL dari 100 mgL
V
1
. N
1
= V
2
. N
2
V
1
. 100 mgL = 6 mgL. 50 ml V
1
= 3 ml
6. Pembuatan larutan kerja 4 mgL dari 10 mgL
V
1
. N
1
= V
2
. N
2
V
1
. 10 mgL = 4 mgL. 50 ml V
1
= 20 ml
7. Pembuatan larutan kerja 2 mgL dari 10 mgL
V
1
. N
1
= V
2
. N
2
V
1
. 10 mgL = 2 mgL. 50 ml V
1
= 10 ml
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis kadar Stanum Sn dilakukan dengan menggunakan
Spektrofotometri Serapan Atom, diketahui logam Stanum Sn yang diuji sebesar 22,8237 mgkg yang memenuhi syarat sesuai dengan SNI 01-3741-2002 yaitu
maksimal 40 mgkg. Hasil pemeriksaan minyak goreng dilakukan di Laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri Medan pada tanggal 10
Februari 2015 dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4.2. Data hasil pemeriksaan Stanum Sn pada sampel Minyak Goreng
No Sampel
Absorbansi Konsentrasi mgkg
Kadar uji 1
Minyak Goreng 0,0011
2,1656 22,8237
mgkg 2
Minyak Goreng 0,0010
2,0429 3
Minyak Goreng 0,0014
2,5337 Rata-rata
2,2883 Keterangan :
Faktor pengenceran 50 Memenuhi
Syarat Mutu
Berdasarkan pengujian analisis kadar Stanum Sn pada minyak goreng secara Spektrofotometri Serapan Atom, diketahui bahwa kadar logam Stanum
Sn pada minyak goreng sebesar 22,8237 mgkg sesuai dengan SNI 01-3741- 2002, kadar logam Stanum Sn yang diperbolehkan pada minyak goreng
maksimal 40 mgkg. Hasil tersebut menunjukkan bahwa minyak goreng yang diuji memenuhi syarat mutu.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari analisa sampel yang diuji, kadar Stanum Sn pada minyak goreng memenuhi syarat mutu.
5.2 Saran
Sebelum melakukan pengujian, harus memahami metode serta prosedur pengujian agar tidak terjadi kesalahan, dan untuk meningkatkan kinerja dan
produktivitas dari laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri Medan sebaiknya perlu ditambahkan alat-alat yang hasil analisanya lebih baik.