Penetapan Kadar Kalium, Kalsium Dan Natrium Pada Durian (Durio Zibethinus Murr ) Secara Spektrofotometri Serapan Atom
PENETAPAN KADAR KALIUM, KALSIUM DAN NATRIUM
PADA DURIAN (Durio zibethinus Murr )
SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM
SKRIPSI
OLEH
RIZA KURNIA SARI NIM : 071524059
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(2)
PENETAPAN KADAR KALIUM, KALSIUM DAN NATRIUM
PADA DURIAN (Durio zibethinus Murr )
SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
OLEH
RIZA KURNIA SARI NIM : 071524059
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(3)
PENGESAHAN SKRIPSI
PENETAPAN KADAR KALIUM, KALSIUM DAN NATRIUM
PADA DURIAN (Durio zibethinus Murr )
SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM
OLEH
RIZA KURNIA SARI NIM : 071524059
Dipertahankan dihadapan Panitia Penguji Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara Pada tanggal : Juni 2009
Pembimbing I Panitia Penguji
Prof. Dr. rer. nat Effendi Delux Putra, S.U., Apt. Prof. Dr. Jansen Silalahi, M.App.Sc., Apt.
NIP : 131283723 NIP : 130804138
Pembimbing II, Prof. Dr. rer. nat Effendi Delux Putra, S.U., Apt
NIP : 131283723
Drs. Muchlisyam M.Si., Apt. Dra. Sudarmi S, M.Si.,Apt NIP :130809700 NIP : 131283719 .
Dra.Tuty Roida Pardede, M.Si., Apt
NIP : 130810736
Dekan,
Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt. NIP : 131283716
(4)
DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Halaman Pengesahan ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
ABSTRAK ... v
ABSTRACT ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Perumusan Masalah... 3
1.3 Hipotesa... 3
1.4 Tujuan penelitian ... 3
1.5 Manfaat penelitian ... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4
2.1 Durian ... 4
2.2 Natrium ... 5
2.3 Kalium ... 6
2.4 Kalsium ... 7
2.5 Hubungan antara Natrium dan Kalium dengan Tekanan Darah ... 7
2.6 Spektrofotometri Serapan Atom ... 9
(5)
2.3.2 Instrumentasi Spektrofotometri Serapan Atom ... 11
2.1 Kecermatan/Ketepatan (Accuracy) ... 15
2.2 Keseksamaan/Ketelitian (Precision) ... 15
2.3 Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi ... 16
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 17
3.1 Alat - alat ... 17
3.2 Bahan - bahan ... 17
3.3 Prosedur ... 17
3.3.1 Metode pengambilan sampel... 17
3.3.2 Pembuatan pereaksi ... 18
3.3.2.1 Larutan HCl 9,25 % v/v ... 18
3.3.2.2 Larutan Asam Pikrat 1% b/v ... 18
3.3.3 Proses Destruksi ... 18
3.3.4 Pembuatan Larutan Sampel ... 19
3.4 Identifikasi Kalsium, Kalium dan Natrium ... 19
3.4.1 Kalium... 19
3.4.1.1 Uji dengan Reaksi Nyala ... 19
3.4.1.2 Uji kristal kalium dengan Asam Pikrat ... 19
3.4.2 Kalsium... 20
3.4.2.1 Uji dengan Amonium Oksalat ... 20
3.4.3 Natrium... 20
3.4.3.1 Uji dengan Reaksi Nyala ... 20
3.4.3.2 Uji kristal natrium dengan Asam Pikrat ... 20
(6)
3.5.1 Kalium... 21
3.5.1.1 Pembuatan Kurva Kalibrasi Logam K ... 21
3.5.1.2 Penetapan Kadar Kalium dalam sampel ... 21
3.5.2 Kalsium... 22
3.5.2.1 Pembuatan Kurva Kalibrasi Logam Ca ... 22
3.5.2.2 Penetapan Kadar Kalsium dalam sampel ... 22
3.5.3 Natrium... 23
3.5.2.1 Pembuatan Kurva Kalibrasi Logam Na ... 23
3.5.2.2 Penetapan Kadar Natrium dalam sampel ... 23
3.6 Rata – rata Kadar Kalium, Kalsium dan Natrium ... 24
3.7 Prosedur Uji Perolehan Kembali ... 24
3.8 Penentuan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi ... 25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 26
4.1 Identifikasi Kalium, Kalsium dan Natrium ... 26
4.2 Penetapan Kadar ... 27
4.2.1 Kurva Kalibrasi Kalium, Kalsium dan Natrium ... 27
4.2.2 Kadar Kalium, Kalsium dan Natrium pada buah Durian ... 29
4.2.3 Uji Perolehan Kembali ... 31
4.2.4 Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi... 31
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 33
5.1 Kesimpulan ... 33
5.2 Saran ... 33
DAFTAR PUSTAKA ... 34
(7)
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Hasil Identifikasi Kalium, Kalsium dan Natrium ... 26 Tabel 2. Data kadar kalium, kalsium dan natrium (mg/100g) pada buah durian .
(8)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Diagram Spektrofotometri Serapan Atom... 11
Gambar 2. Diagram Skematik Lampu Katoda Cekung ... 12
Gambar 3. Electrodless Discharge Lamp ... 12
Gambar 4. Instrumentasi Sumber Atomisasi ... 13
Gambar 5. Kurva Kalibrasi Larutan Standar K ... 27
Gambar 6. Kurva Kalibrasi Larutan Standar Ca ... 28
Gambar 7. Kurva Kalibrasi Larutan Standar Na ... 29
Gambar 8. Kurva Panjang Gelombang Larutan Standar K ... 59
Gambar 9. Kurva Panjang Gelombang Larutan Standar Ca ... 59
Gambar 10. Kurva Panjang Gelombang Larutan Standar Na ... 60
Gambar 11. Kristal K dan Na dengan Asam Pikrat ... 61
Gambar 12. Kristal Kalsium Oksalat ... 61
Gambar 13. Buah Durian ... 62
Gambar 14. Spektrofotometer Serapan Atom Shimadzu AA-6300 ... 63
Gambar 15. Chamber Spray ... 63
(9)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Kalibrasi Kalium, Kalsium dan Natrium dengan
Spektrofotometer Serapan Atom ... .... 36
Lampiran 2. Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r) dari Data Kalibrasi Kalium... 37
Lampiran 3. Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r) dari Data Kalibrasi Kalsium ... 38
Lampiran 4 . Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r) dari Data Kalibrasi Natrium... 39
Lampiran 5. Perhitungan Kadar Kalium, Kalsium dan Natrium dalam buah Durian 40 Lampiran 6. Data Berat Sampel, Berat Abu, Absorbansi, dan Kadar Kalium, Kalsium dan Natrium dari Buah Durian... 44
Lampiran 7. Perhitungan Statistik Kadar Kalium pada Buah Durian... 45
Lampiran 8. Perhitungan Statistik Kadar Kalsium pada Buah Durian... 47
Lampiran 9. Perhitungan Statistik Kadar Natrium pada Buah Durian... 50
Lampiran 10.Perhitungan Batas Deteksi (Limit of Detection) dan Batas Kuantitasi (Limit of Quantitation) Kalium... 52
Lampiran 11. Perhitungan Batas Deteksi (Limit of Detection) dan Batas Kuantitasi (Limit of Quantitation) Kalsium... 53
Lampiran 12. Perhitungan Batas Deteksi (Limit of Detection) dan Batas Kuantitasi (Limit of Quantitation) Natrium………... 54
Lampiran 13. Larutan baku Kalium, Kalsium dan Natrium yang ditambahkan pada Uji Recovery………. 55
Lampiran 14 Hasil analisis logam Kalium, Kalsium dan Natrium setelah ditambahkan masing – masing larutan baku... 56
Lampiran 15. Uji recovery... 57
Lampiran 16. Kurva Panjang Gelombang ... 58
Lampiran 17. Gambar kristal (Identifikasi K, Ca dan Na)... 60
(10)
Lampiran 19. Gambar Sampel... 62 Lampiran 20. Gambar Alat Spektrofotometri Serapan Atom... 63
(11)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah membereerrikan penulis kesehatan untuk menyelesaikan penelitan dan penulisan skripsi ini. Terima kasih tidak terhingga kepada Ayahanda Drs. Ir Zulkarnaini MM., dan Ibunda Rimarwis Umar SE, dan Adinda Rudolf Alekzandro dan Rizki Ramadhan yang memberikan doa dan dorongan demi suksesnya penulis
Penulis juga menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar- besarnya kepada Bapak Prof. Dr. rer. nat Effendi Delux Putra, S.U., Apt dan Bapak Drs. Muchlisyam M.Si., Apt. Selaku dosen pembimbing yang telah memberikan waktu, bimbingan dan nasehat selama melakukan penelitian hingga selesainya penyusunan skripsi ini.
Dalam menyusun Skripsi ini, penulis menyadari telah banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt selaku Dekan beserta Staf Pengajar Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan
2. Ibu Dra. Marline Nainggolan, MS., Apt, selaku penasehat akademik yang telah memperhatikan dan membimbing penulis selama masa perkuliahan
3. Bapak Prof. Dr. Jansen Silalahi, M. App. Sc., Apt., Ibu Dra. Sudarmi S. M.Si., Apt. dan ibu Dra.Tuti Roida Pardede, M.Si., Apt., selaku dosen penguji yang telah memberikan kritikan dan saran kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini
4. Teman – teman penulis Rani, Rika, Reina, Puji, Reni, Evi, Delly, Hani, Ulfa, Irus, Silmi, Riri dan Teti
5. Teman – teman seperjuangan Bedi, Maria, Layani, dan Juli 6. Teman – teman ekstensi fakultas farmasi stambuk 2007
(12)
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis dengan segala kerendahan hati bersedia menerima kritikan dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Medan, Juni 2009
(13)
PENETAPAN KADAR KALIUM, KALSIUM DAN NATRIUM
PADA DURIAN (Durio zibethinus Murr )
SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM
ABSTRAK
Buah Durian sering dianggap sebagai salah satu sumber penyebab perubahan tekanan darah. Perubahan tekanan darah dipengaruhi ketidakseimbangan Natrium dan Kalium. Rasio perbandingan Natrium dan Kalium yang ideal adalah 1:1.
Medan (Sumatera Utara), merupakan daerah yang terkenal akan Durian, banyak penjual durian antara lain didaerah : Sei Sikambing, Petisah, Simpang Kwala, Simpang Limun dan Asrama Haji. Penggambilan sampel dilakukan didaerah Simpang Kwala.
Kadar Kalium, Kalsium dan Natrium ditentukan melalui dua tahap, tahap pertama Durian didestruksi kering dan tahap kedua diukur menggunakan Spektrofotometer Shimadzu AA-6300. Metode ini dipilih karena mudah, cepat, teliti dan tidak memerlukan pemisahan pendahuluan.
Hasil penetapan kadar didapatkan kadar Kalium 429,97 19,51mg/100g, kadar Kalsium 2,29 0,22mg/100g dan kadar Natrium 42,67 0,71mg/100g.
Dari hasil penetapan kadar tersebut didapatkan rasio perbandingan antara Natrium dan Kalium (1:10). Sehingga kandungan Natrium dan Kalium dalam buah durian tidak menyebabkan perubahan tekanan darah.
Kata kunci : Durian, Kalium, Kalsium, Natrium, Spektrofotometri Serapan Atom
(14)
IN DURIAN(Durio zibethinus Murr) USING ATOMIC ABSORPTION
SPECTROPHOTOMETRY
ABSTRACK
Durian often considered to be one of source caused blood pressure changed. The changed of blood pressure influenced by the imbalance of Sodium and Potassium. Ratio of ideal comparison between Sodium and Potassium was 1:1
Medan (North Sumatra), representing noted for Durian area, a lot of durian seller, for example area : Sei Sikambing, Petisah, Simpang Kwala, Simpang and Asrama Haji. The sample got from Simpang Kwala.
Rate of Potassium, Calcium And Sodium determined by two phase, firstly durian was preparation by dry destruction and secondly analysis of sample using Shimadzu AA-6300 Atomic Absorption Spectrophotometry. This Method was selected by because easy, quickly, check and do not need the antecedent dissociation.
The Result showed that the rate of a Potassium 429,97 19,51mg/100g, Calcium 2,29 0,22mg/100g and Natrium 42,67 0,71mg/100g..
From the result a comparison ratio between Sodium and Potassium (1:10). So that Sodium and Potassium in durian not make a changed a blood pressure.
Key words : Durian, Pottasium, Calcium, Sodium, Atomic Absorption Spectrophotomery
(15)
PENETAPAN KADAR KALIUM, KALSIUM DAN NATRIUM
PADA DURIAN (Durio zibethinus Murr )
SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM
ABSTRAK
Buah Durian sering dianggap sebagai salah satu sumber penyebab perubahan tekanan darah. Perubahan tekanan darah dipengaruhi ketidakseimbangan Natrium dan Kalium. Rasio perbandingan Natrium dan Kalium yang ideal adalah 1:1.
Medan (Sumatera Utara), merupakan daerah yang terkenal akan Durian, banyak penjual durian antara lain didaerah : Sei Sikambing, Petisah, Simpang Kwala, Simpang Limun dan Asrama Haji. Penggambilan sampel dilakukan didaerah Simpang Kwala.
Kadar Kalium, Kalsium dan Natrium ditentukan melalui dua tahap, tahap pertama Durian didestruksi kering dan tahap kedua diukur menggunakan Spektrofotometer Shimadzu AA-6300. Metode ini dipilih karena mudah, cepat, teliti dan tidak memerlukan pemisahan pendahuluan.
Hasil penetapan kadar didapatkan kadar Kalium 429,97 19,51mg/100g, kadar Kalsium 2,29 0,22mg/100g dan kadar Natrium 42,67 0,71mg/100g.
Dari hasil penetapan kadar tersebut didapatkan rasio perbandingan antara Natrium dan Kalium (1:10). Sehingga kandungan Natrium dan Kalium dalam buah durian tidak menyebabkan perubahan tekanan darah.
Kata kunci : Durian, Kalium, Kalsium, Natrium, Spektrofotometri Serapan Atom
(16)
IN DURIAN(Durio zibethinus Murr) USING ATOMIC ABSORPTION
SPECTROPHOTOMETRY
ABSTRACK
Durian often considered to be one of source caused blood pressure changed. The changed of blood pressure influenced by the imbalance of Sodium and Potassium. Ratio of ideal comparison between Sodium and Potassium was 1:1
Medan (North Sumatra), representing noted for Durian area, a lot of durian seller, for example area : Sei Sikambing, Petisah, Simpang Kwala, Simpang and Asrama Haji. The sample got from Simpang Kwala.
Rate of Potassium, Calcium And Sodium determined by two phase, firstly durian was preparation by dry destruction and secondly analysis of sample using Shimadzu AA-6300 Atomic Absorption Spectrophotometry. This Method was selected by because easy, quickly, check and do not need the antecedent dissociation.
The Result showed that the rate of a Potassium 429,97 19,51mg/100g, Calcium 2,29 0,22mg/100g and Natrium 42,67 0,71mg/100g..
From the result a comparison ratio between Sodium and Potassium (1:10). So that Sodium and Potassium in durian not make a changed a blood pressure.
Key words : Durian, Pottasium, Calcium, Sodium, Atomic Absorption Spectrophotomery
(17)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Durian
Durian adalah nama tumbuhan tropik yang berasal dari Asia Tenggara, sekaligus
nama buahnya yang bisa dimakan. Nama ini diambil dari ciri khas kulit buahnya yang
keras dan berlekuk-lekuk tajam sehingga menyerupai duri. Varian namanya yang juga
populer adalah duren. Orang Sunda menyebutnya kadu. Sesungguhnya, tumbuhan
dengan nama ini bukanlah spesies tunggal tetapi sekelompok tumbuhan dari marga
(genus) Durio Namun umumnya, yang dimaksud dengan durian biasa (tanpa imbuhan
apa-apa) adalah yang memiliki nama ilmiah Durio zibethinus. Sedangkan jenis-jenis
durian lain yang dapat dimakan dan kadangkala ditemukan di pasaran setempat di Asia
Tenggara di antaranya D. kutejensis (lai), D. oxleyanus (kerantungan), D. graveolens
(durian kura-kura atau kekura), serta D. dulcis(lahung).
Banyak orang menganggap buah durian sebagai buah yang enak. Masyarakat
sering menyebutnya "raja buah-buahan". Akan tetapi sebagian orang tidak tahan akan
baunya dan menganggapnya berbau busuk . Durian terutama dipelihara orang untuk
buahnya, yang umumnya dimakan adalah arilus atau salut bijinya dalam keadaan segar.
Salut biji ini umumnya manis dan sangat bergizi karena mengandung banyak
karbohidrat, lemak, protein dan mineral (http://id.wikipedia.org/wiki/Durian).
Berikut kandungan durian tiap 100 gram daging buah : Air 64,99 g, Energi 147
kcal, Protein 1,47 g, Lipid 5,33g, Karbohidrat 27,09 g, Serat 3,8 g, Ca 6 mg, Fe 0,43 mg,
Mg 30 mg, P 39 mg, K 436 mg, Na 2 mg, Zn 0,28 mg, Cu 0,207 mg, Mn 0,325 mg,
(18)
Pantotenat 0,23 mg, Vitamin B-6 0,316 mg, Vitamin B-12 0,00 mg, Folat 217 mcg,
Kolesterol 0 mg, karoten 138 mcg, karoten 36 mcg (USDA, 2008).
Berikut adalah klasifikasi ilmiah
dari durian Kingdom : Plantae
Class : Magnoliophyta
Ordo : Magnoliopsida
Family : Bombacea
Genus : Durio
Species : Durio zibethinus (http://id.wikipedia.org/wiki/Durian).
2.2 Natrium
Natrium adalah kation utama dalam cairan ekstraselular dan hanya sejumlah
kecil natrium berada dalam cairan intraselular (Suhardjo dan Kusharto, 1992).
Makanan sehari –
hari biasanya cukup mengandung natrium yang dibutuhkan tubuh. Oleh karena itu, tidak
ada penetapan kebutuhan natrium sehari. Taksiran kebutuhan natrium sehari untuk orang
dewasa adalah sebanyak 500 mg. Kebutuhan natrium didasarkan pada kebutuhan untuk
pertumbuhan, kehilangan natrium melalui keringat dan sekresi lain. WHO (1990)
menganjurkan pembatasan konsumsi garam dapur hingga 6 gram sehari (ekivalen
dengan 2400 mg natrium). Pembatasan ini dilakukan karena peranan potensial natrium
dalam menimbulkan tekanan darah tinggi (Almatsier, 2001)
Natrium juga menjaga keseimbangan asam basa didalam tubuh dengan
mengimbangi zat – zat yang membentuk asam. Natrium berperan dalam transmisi saraf
(19)
angkut zat – zat gizi lain melalui membran, terutama melalui dinding usus (Almatsier,
2001)
2.3 Kalium
Kalium merupakan ion bermuatan positif, akan tetapi berbeda dengan natrium,
kalium terutama terdapat didalam sel, sebanyak 95% kalium berada di dalam cairan
intraseluler (Almatsier, 2001). Peranan kalium mirip dengan natrium, yaitu kalium
bersama – sama dengan klorida membantu menjaga tekanan osmotis dan keseimbangan
asam basa. Bedanya, kalium menjaga tekanan osmotik dalam cairan intraselular
(Winarno, 1995).
Absorpsi kalium dari makanan adalah secara pasif dan tidak memerlukan
mekanisme spesifik. Absorpsi berlangsung di usus kecil selama konsentrasi di saluran
cerna lebih tinggi daripada didalam darah.
Ginjal adalah regulator utama kalium didalam tubuh yang menjaga kadarnya
tetap didalam darah dengan mengontrol eksresinya. Kadar kalium yang tinggi dapat
meningkatkan eksresi natrium, sehingga dapat menurunkan volume darah dan tekanan
darah (Anonim,2004)
Kalium merupakan bagian essensial semua sel hidup, sehingga banyak terdapat
dalam bahan makanan. Kebutuhan minimum akan kalium ditaksir sebanyak 2000 mg
sehari. Kalium terdapat dalam semua makanan mentah/segar, terutama buah, sayuran
dan kacang – kacangan (Almatsier, 2001).
2.4 Kalsium
Peranan kalsium dalam tubuh pada umumnya dapat dibagi dua, yaitu membantu
(20)
kalsium terbesar pada waktu pertumbuhan, tetapi juga keperluan – keperluan kalsium
masih diteruskan meskipun sudah mencapai usia dewasa. Pada pembentukan tulang, bila
tulang baru dibentuk, maka tulang yang tua dihancurkan secara simultan.
Kalsium yang berada dalam sirkulasi darah dan jaringan tubuh berperanan dlam
berbagai kegiatan, diantaranya untuk transmisi impuls syaraf, kontraksi otot,
penggumpalan darah, pengaturan permeabilitas membran sel serta keaktifan enzim
(Winarno,1992).
2.5 Hubungan antara Natrium dan Kalium dengan tekanan darah
Pengeluaran air dari tubuh diatur oleh ginjal dan otak. Hipotalamus mengatur
konsentrasi garam didalam darah, dengan merangsang kelenjar pituitari mengeluarkan
hormon antidiuretika (ADH). ADH dikelurkan bila volume darah atau tekanan darah
terlalu rendah. ADH merangsang ginjal untuk menahan atau menyerap kembali air dan
mengeluarkannya kembali kedalam tubuh.
Bila terlalu banyak air keluar dari tubuh, volume darah dan tekanan darah akan
turun. Sel –sel ginjal akan mengeluarkan enzim renin. Renin mengaktifkan protein
didalam darah yang dinamakan angiotensinogen kedalam bentuk aktifnya angiotensin.
Angiotensin akan mengecilkan diameter pembuluh darah sehingga tekanan darah akan
naik. Disamping itu angiotensin mengatur pengeluaran hormon aldosteron dari kelenjar
adrenalin. Aldosteron akan mempengaruhi ginjal untuk menahan natrium dan air.
Akibatnya, bila dibutuhkan lebih banyak air, akan lebih sedikit air dikeluarkan dari
tubuh dan tekanan darah akan naik kembali (Almatsier, 2001).
Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium didalam
(21)
keluar, sehingga volume cairan ekstraselular meningkat. Meningkatnya volume cairan
ekstraselular tersebut menyebabkan meningkatnya volume darah (Astawan, 2003).
Disamping itu, konsumsi garam dalam jumlah yang tinggi dapat mengecilkan
diameter dari arteri, sehingga jantung harus memompa lebih keras untuk mendorong
volume darah yang meningkat melalui ruang yang semakin sempit dan akibatnya adalah
hipertensi. Hal yang sebaliknya juga terjadi, ketika asuan natrium berkurang maka
begitu pula volume darah dan tekanan darah pada beberapa individu (Hull, 1993).
Konsumsi kalium dalam jumlah yang tinggi, yang berasal dari buah – buahan
dan sayur – sayuran dapat malindungi individu dari hipertensi. Asupan kalium yang
meningkat akan menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik (Hull, 1993). Cara
kerja kalium adalah kebalikan dari natrium. Konsumsi kalium yang banyak akan
meningkatkan konsentrasinya didalam cairan intraselular, sehingga cenderung menarik
cairan dari bagian ekstraselular dan menurunkan tekanan darah (Astawan, 2003).
Rasio kalium dan natrium dalam diet berperan dalam mencegah dan
mengendalikan hipertensi. Bila buah – buahan dan sayur – sayuran segar ditingkatkan
konsumsinya (makanan yang mengndung kalium) dan makanan yang
2.6 Spektrofotometri Serapan Atom
2.6.1 Teori Spektrofotometri Serapan Atom
Prinsip dasar Spektrofotometri serapan atom adalah interaksi antara radiasi
elektromagnetik dengan sampel. Spektrofotometri serapan atom merupakan metode
yang sangat tepat untuk analisis zat pada konsentrasi rendah (Khopkar, 1990). Teknik
(22)
didasarkan pada emisi dan absorbansi dari uap atom. Komponen kunci pada metode
spektrofotometri Serapan Atom adalah sistem (alat) yang dipakai untuk menghasilkan
uap atom dalam sampel. (Anonim, 2003)
Cara kerja Spektroskopi Serapan Atom ini adalah
berdasarkan atas penguapan larutan sampel, kemudian logam yang terkandung di
dalamnya diubah menjadi atom bebas. Atom tersebut mengapsorbsi radiasi dari sumber
cahaya yang dipancarkan dari lampu katoda (Hollow Cathode Lamp) yang mengandung
unsur yang akan ditentukan. Banyaknya penyerapan radiasi kemudian diukur pada
panjang gelombang tertentu menurut jenis logamnya (Darmono,1995).
Larutan sampel diaspirasikan ke suatu nyala dan unsur-unsur di dalam sampel
diubah menjadi uap atom sehingga nyala mengandung atom unsur-unsur yang dianalisis.
Beberapa diantara atom akan tereksitasi secara termal oleh nyala, tetapi kebanyakan
atom tetap tinggal sebagai atom netral dalam keadaan dasar (ground state). Atom-atom
ground state ini kemudian menyerap radiasi yang diberikan oleh sumber radiasi yang terbuat oleh unsur-unsur yang bersangkutan. Panjang gelombang yang dihasilkan oleh
sumber radiasi adalah sama dengan panjang gelombang yang diabsorpsi oleh atom
dalam nyala. Absorpsi ini mengikuti hukum Lambert-Beer, yaitu absorbansi berbanding
lurus dengan panjang nyala yang dilalui sinar dan konsentrasi uap atom dalam nyala.
Kedua variabel ini sulit untuk ditentukan tetapi panjang nyala dapat dibuat konstan
sehingga absorbansi hanya berbanding langsung dengan konsentrasi analit dalam larutan
sampel. Teknik-teknik analisisnya yaitu kurva kalibrasi, standar tunggal dan kurva adisi
standar (Anonim, 2003).
Aspek kuantitatif dari metode spektrofotometri diterangkan oleh hukum
(23)
A = ε . b . c atau A = a . b . c Dimana :
A = Absorbansi
ε = Absorptivitas molar (mol/L) a = Absorptivitas (gr/L)
b = Tebal nyala (nm)
c = Konsentrasi (ppm)
Absorpsivitas molar (ε) dan absorpsivitas (a) adalah suatu konstanta dan nilainya spesifik untuk jenis zat dan panjang gelombang tertentu, sedangkan tebal media (sel)
dalam prakteknya tetap. Dengan demikian absorbansi suatu spesies akan merupakan
fungsi linier dari konsentrasi, sehingga dengan mengukur absorbansi suatu spesies
konsentrasinya dapat ditentukan dengan membandingkannya dengan konsentrasi larutan
standar.
2.6.2 Instrumentasi Spektrofotometri Serapan Atom
Alat spektrofotometer serapan atom terdiri dari rangkaian dalam diagram
skematik berikut:
Gambar 1. Diagram Spektrometer Serapan Atom atau SSA (Syahputra, 2004)
Keterangan : 1. Sumber sinar
2. Pemilah (Chopper)
(24)
4. Monokromator
5. Detektor
6. Amplifier
7. Meter atau recorder
Komponen-komponen Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)
1. Sumber Sinar
Sumber radiasi SSA adalah Hallow Cathode Lamp (HCL). Setiap pengukuran
dengan SSA kita harus menggunakan Hallow Cathode Lamp khusus misalnya akan
menentukan konsentrasi tembaga dari suatu cuplikan. Maka kita harus menggunakan
Hallow Cathode khusus. Hallow Cathode akan memancarkan energi radiasi yang sesuai dengan energi yang diperlukan untuk transisi elektron atom.
Hallow Cathode Lamp terdiri dari katoda cekung yang silindris yang terbuat dari unsur yang sama dengan yang akan dianalisis dan anoda yang terbuat dari tungsten.
Dengan pemberian tegangan pada arus tertentu, logam mulai memijar dan dan
atom-atom logam katodanya akan teruapkan dengan pemercikan. Atom akan tereksitasi
kemudian mengemisikan radiasi pada panjang gelombang tertentu (Khopkar, 1990). Dan
secara jelas dapat dilihat pada Gambar 3.
Socket
Anode
Hollow Cathode Lamp
Fill Gas Ne or Ar (1-5 torr)
Glass Envelope
(25)
Sumber radiasi lain yang sering dipakai adalah ”Electrodless Dischcarge Lamp”
lampu ini mempunyai prinsip kerja hampir sama dengan Hallow Cathode Lamp (lampu
katoda cekung), tetapi mempunyai output radiasi lebih tinggi dan biasanya digunakan
untuk analisis unsur-unsur As dan Se, karena lampu HCL untuk unsur-unsur ini
mempunyai signal yang lemah dan tidak stabil yang bentuknya dapat dilihat pada
Gambar 4.
Gambar 3. Electrodless Dischcarge Lamp (Anonim, 2003)
2. Sumber atomisasi
Sumber atomisasi dibagi menjadi dua yaitu sistem nyala dan sistem tanpa nyala.
Kebanyakan instrumen sumber atomisasinya adalah nyala dan sampel diintroduksikan
dalam bentuk larutan. Sampel masuk ke nyala dalam bentuk aerosol. Aerosol biasa
dihasilkan oleh nebulizer (pengabut) yang dihubungkan ke nyala oleh ruang penyemprot
(chamber spray). Jenis nyala yang digunakan secara luas untuk pengukuran analitik adalah udara-asetilen dan nitrous oksida-asetilen. Dengan kedua jenis nyala ini, kondisi
analisis yang sesuai untuk kebanyakan analit dapat ditentukan dengan menggunakan
(26)
Gambar 4. Instrumentasi sumber atomisasi (Anonim, 2003)
1. Nyala udara asetilen
Biasanya menjadi pilihan untuk analisis mengunakan SSA. Temperatur
nyalanya yang lebih rendah mendorong terbentuknya atom netral dan dengan
nyala yang kaya bahan bakar pembentukan oksida dari banyak unsur dapat
diminimalkan.
2. Nitrous oksida-asetilen Dianjurkan
dipakai untuk penentuan unsur-unsur yang mudah membentuk oksida dan sulit
terurai. Hal ini disebabkan karena temperatur nyala yang dihasilkan relatif tinggi.
Unsur-unsur tersebut adalah: Al, B, Mo, Si, So, Ti, V, dan W.
Prinsip dari SSA, larutan sampel
diaspirasikan ke suatu nyala dan unsur-unsur di dalam sampel diubah menjadi
uap atom sehingga nyala mengandung atom unsur-unsur yang dianalisis.
Beberapa diantara atom akan tereksitasi secara termal oleh nyala, tetapi
kebanyakan atom tetap tinggal sebagai atom netral dalam keadaan dasar ( ground state ). Atom-atom ground state ini kemudian menyerap radiasi yang diberikan oleh sumber radiasi yang terbuat dari unsur-unsur yang bersangkutan. Panjang
(27)
gelombang yang dihasilkan oleh sumber radiasi adalah sama dengan panjang
gelombang yang diabsorbsi oleh atom dalam nyala.
3. Monokromator Monokromator
merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan radiasi yang tidak diperlukan dari
spektrum radiasi lain yang dihasilkan oleh Hallow Cathode Lamp
4. Detektor
Detektor merupakan alat yang mengubah energi cahaya menjadi energi listrik, yang
memberikan suatu isyarat listrik berhubungan dengan daya radiasi yang diserap oleh
permukaan yang peka.
5. Sistem pengolah
Sistem pengolah berfungsi untuk mengolah kuat arus dari detektor menjadi besaran
daya serap atom transmisi yang selanjutnya diubah menjadi data dalam sistem
pembacaan.
6. Sistem pembacaan
Sistem pembacaan merupakan bagian yang menampilkan suatu angka atau gambar
yang dapat dibaca oleh mata.
2.7 Kecermatan/ketepatan (accuracy)
Kecermatan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analisis
dengan kadar analit yang sebenarnya. Kecermatan dinyatakan sebagai persen perolehan
kembali (recovery) analit yang ditambahkan %perolehan kembali dapat ditentuka
(28)
tertentu (biasanya 80% samapi 120% dari kadar analit yang diperkirakan), kemudian
dianalisis dengan metode yang akan divalidasi (WHO, 2004).
2.8Keseksamaan/ketelitian (precision)
Ketelitian adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji
individual, diukur melalui penyebaran hasi. Individual dari rata – rata jika prosedur
ditetapkan secara berulang – ulang pada sampel – sampel yang diambil dari campuran
yang homogen. Ketelitian diukur sebagai simpangan baku atau simpangan baku relatif
(koefisien variasi). Ketelitian dapat dinyatakan sebagai keterulangan (repeatability) atau
ketertiruan (reproducibility). Keterulangan adalah ketelitian metode, jika dilakukan
berulang kali oleh analis yang sama pada
2.9Batas deteksi dan Batas Kuantitasi
Batas deteksi adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi
yang masih memberikan respon signifikan dibandingkan dengan blanko. Batas deteksi
merupakan parameter uji batas. Batas kuantitasi merupakan parameter pada analisa renik
dan diartikan sebagai kuantitasi terkecil analit dalam sampel yang masih dapat
(29)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Mineral merupakan kebutuhan tubuh manusia yang mempunyai peranan penting
dalam pemeliharaan fungsi tubuh, seperti untuk pengaturan kerja enzim-enzim,
pemeliharaan keseimbangan asam-basa, membantu pembentukan ikatan yang
memerlukan mineral seperti pembentukan haemoglobin (Almatsier, 2001).
Berdasarkan kebutuhannya di dalam tubuh, mineral dapat digolongkan menjadi 2
kelompok utama yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro adalah mineral
yang menyusun hampir 1% dari total berat badan manusia dan dibutuhkan dengan
jumlah lebih dari 1000 mg/hari, sedangkan mineral mikro (Trace ) merupakan mineral
yang dibutuhkan dengan jumlah kurang dari 100 mg /hari dan menyusun lebih kurang
dari 0.01% dari total berat badan. Mineral yang termasuk di dalam kategori mineral
makro utama adalah kalsium (Ca), fosfor (P), magnesium (Mg), sulfur (S), kalium (K),
klorida (Cl), dan natrium (Na). Sedangkan mineral mikro terdiri dari kromium (Cr),
tembaga (Cu), fluoride (F), yodium (I) , besi (Fe), mangan (Mn), silisium (Si) and seng
(Zn) (Achadi, 2007). Sumber – sumber mineral tersebut, dapat didapatkan dari
buah – buahan maupun sayur – sayuran. Buah durian atau duren merupakan salah satu
jenis buah tropis yang amat populer dikalangan masyarakat kita.
Namun, banyak pendapat yang mengatakan bahwa buah durian adalah
buah yang tidak baik untuk kesehatan, durian mengandung galian sodium yaitu garam
yang dapat meningkatkan tekanan darah seseorang (Abdullah, 2001).
Tekanan darah dapat meningkat salah satunya karena ketidakseimbangan
(30)
perbandingan antara Kalium dan Natrium adalah 1:1(Shinya, 2004) . Oleh karena itu
peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui kadar Kalium, Kalsium dan Natrium
yang terdapat dalam durian yang berperan dalam tekanan darah. Penetapan kadar
Kalium dapat dilakukan dengan Titrasi Pengendapan dan Spektrofotometri. Penetapan
kadar kalsium dengan Titrasi Subtitusi, Gravimetri, Florimetri dan Spektrofotometri.
Dan penetapan kadar Natrium dilakukan dengan titrasi tidak langsung dan
Spektrofotometri (Vogel, 1994).
Penetapan kadar kalium, kalsium dan natrium pada penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom, karena metode ini adalah salah
satu metode yang mudah, cepat, teliti (Vaessen and Kamp, 1989) dan tidak memerlukan
pemisahan pendahuluan (Khopkar, 1990) sehingga dipilih untuk penetapan kadar
kalium, kalsium dan natrium pada buah durian.
1.2 Perumusan Masalah
1. Berapakah kandungan Kalium, Kalsium dan Natrium pada buah durian
2. Apakah rasio kandungan Natrium dan Kalium pada buah durian meningkatkan
tekanan darah
1.3 Hipotesis
1. Kandungan Kalium 436 mg, Kalsium 6 mg dan Natrium 2 mg pada buah durian
2. Rasio kandungan Natrium dan Kalium dalam buah durian tidak meningkatkan
tekanan darah
1.4 Tujuan Penelitian
(31)
2. Untuk mengetahui rasio perbandingan Kalium dan Natrium
1.5 Manfaat Penelitian
1. Untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang kandungan mineral
pada durian
2. Untuk memberikan informasi terhadap peneliti lain yang ingin melakukan
(32)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dilaboratorium Kimia Bahan Makanan Fakultas Farmasi
USU, Lembaga Penelitian Fakultas MIPA USU, dan PT. AIRA Chemical Laboratories.
3.1 Alat-alat
Alat-alat yang digunakan antara lain: Spektrofotometer Serapan Atom Shimadzu
(AA – 6300), lemari asam, hot plate, Neraca listrik (AND GF-200), Tanur (Philips
Harris Ltd. Shenstone), pisau dapur, spatula, Kertas Saring Whatman no 42, mikroskop
(Prior England) dan alat – alat gelas
3.2 Bahan-Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini jika tidak dinyatakan lain
mempunyai kualitas pro analis produksi E. Merck yaitu Larutan standar K 1000 ppm,
Larutan standar Na 1000 ppm, Larutan standar Ca 1000 ppm, asam nitrat 65%, asam
klorida 37% , asam pikrat dan aquadest.
3.3 Prosedur
3.3.1 Metode Pengambilan Sampel
Sampel yang digunakan adalah buah durian. Di Medan terdapat beberapa daerah
yang menjual buah durian antara lain : Pringgan, Sei Sikambing, Petisah, Simpang
Kwala, Simpang Limun dan Asrama Haji. Pengambilan buah durian dilakukan secara
purposif tanpa membandingkan dari daerah lain. Durian diperoleh dari Penjual durian
(33)
3.3.2 Pembuatan Pereaksi
3.3.2.1 Larutan HCl 9,25% v/v
Larutan 37% HCl p.a sebanyak 25 ml diencerkan dengan air suling sebanyak 100
ml (Bureau, 1985)
3.3.2.2 Larutan Asam Pikrat 1 % b/v
1 g asam pikrat dilarutkan dalam air suling hingga 100 ml
3.3.3 Proses Destruksi
Ditimbang 1 buah durian (berat 1,5-2 kg) lalu dipisahkan daging buahnya dari
kulit dan bijinya. Didapatkan berat daging durian ( 600 g) Lalu ditimbang 10 g dan
dimasukkan kedalam krus porselin yang telah ditimbang. Panaskan di atas hot plate
sampai kering dan mengarang. Diabukan di tanur dengan temperatur awal 100oC dan
perlahan-lahan temperatur dinaikkan dengan interval 25oC setiap 5 menit menjadi
500oC. Pengabuan dilakukan selama 16 jam dan dibiarkan dingin pada desikator.
Hasil destruksi ditimbang lalu dibasahi
dengan 10 tetes air suling dan ditambahkan dalam 2 ml HNO3 kemudian dipanaskan di
atas penangas air selama 5 menit. Pindahkan lagi krus kedalam tanur, dan tanur selama
6 jam dengan suhu 500oC. Setelah 6 jam biarkan dingin (Bureau, 1985). Perlakuan
(34)
3.3.4 Pembuatan Larutan Sampel
Sampel hasil destruksi dilarutkan dengan 10 ml HCl 9,25%, dibilas dengan air
suling sebanyak 3 kali, kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml dan
dicukupkan volumenya hingga garis tanda. Larutan ini digunakan untuk analisis
kualitatif dan analisis kuantitatif (Bureau, 1985).
3.4 Identifikasi Kalsium, Kalium dan Natrium
3.4.1 Kalium
3.4.1.1 Uji dengan Reaksi Nyala
Kawat nichrome dicelupkan kedalam HCl pekat kemudian dibakar pada nyala
bunsen hingga nyalanya bersih. Kawat dicelupkan lagi ke dalam HCl pekat lalu
kedalam sampel (abu) dan dibakar. Jika terdapat kalium, akan dihasilkan nyala
lembayung pada nyala bunsen (Vogel, 1979)
3.4.1.2 Uji Kristal dengan Asam Pikrat
Larutan zat diteteskan 1-2 tetes pada object glass kemudian ditetesi dengan
larutan asam pikrat, dibiarkan 5 menit, lalu amati dibawah mikroskop. Jika
terdapat kalium, akan terbentuk jarum – jarum besar. Gambar kristal dapat dilihat
(35)
3.4.2 Kalsium
3.4.2.1 Uji Kristal dengan Amonium Oksalat
Kedalam tabung reaksi dimasukkan 2 ml sampel, lalu ditambahkan 1 ml larutan
amonium oksalat , dikocok, dan didiamkan. Terbentuk endapan putih, lalu
dipipet endapan tersebut, dan diteteskan pada object glass. Diamati dibawah
mikroskop, terlihat kristal berbentuk amplop berarti sampel mengandung kalsium
(Vogel, 1985).
3.4.3 Natrium
3.4.3.1 Uji dengan Reaksi Nyala
Kawat nichrome dicelupkan kedalam HCl pekat kemudian dibakar pada
nyala bunsen hingga nyalanya bersih. Kawat dicelupkan lagi ke dalam HCl pekat
lalu kedalam sampel (abu) dan dibakar. Jika terdapat kalium, akan dihasilkan
nyala kuning pada nyala bunsen (Vogel, 1979).
3.4.3.2 Uji Kristal dengan Asam Pikrat
Larutan zat diteteskan 1-2 tetes pada object glass kemudian ditetesi
dengan larutan asam pikrat, dibiarkan 5 menit, lalu amati dibawah mikroskop. Jika terdapat natrium, akan terbentuk jarum – jarum halus tersusun dipinggir.
(36)
3.5 Penetapan Kadar Kalium, Kalsium dan Natrium
3.5.1 Kalium
3.5.1.1 Pembuatan Kurva Kalibrasi Logam K
Larutan standar K (1000 mcg/ml) dipipet 10 ml dimasukkan kedalam
labu ukur 100 ml, kemudian tepatkan sampai garis tanda dengan air suling
(konsentrasi 100 mcg/ml).
Pipet 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6 ml larutan baku (100 mcg/ml), dimasukkan
kedalam labu ukur 50 ml lalu tepatkan dengan air suling sampai garis tanda.
Larutan tersebut mengandung 0 mcg/ml, 2 mcg/ml, 4 mcg/ml, 6 mcg/ml, 8
mcg/ml, 10 mcg/ml, 12 mcg/ml. Diukur pada panjang gelombang 766,5 nm
3.5.1.2 Penetapan Kadar Kalium dalam Sampel
Larutan sampel sebanyak 1 ml dimasukkan kedalam labu tentukur 50
ml dan diencerkan dengan air suling hingga garis tanda ( Faktor Pengenceran =
50/1 = 50 kali). Larutan diukur absorbansinya dengan Spektrofotometer Serapan
Atom pada panjang gelombang 766,5 nm. Nilai absorbansinya yang diperoleh
berada dalam rentang nilai kurva kalibrasi larutan baku sehingga konsentrasi
kalium dalam sampel dapat dihitung dengan menggunakan persamaan garis
regresinya dan kadar kalium dapat dihitung dari konsentrasi tersebut
3.5.2 Kalsium
3.5.21. Pembuatan Kurva Kalibrasi Larutan Baku Ca
Larutan standar Ca (1000 mcg/ml) dipipet 10 ml dimasukkan kedalam
(37)
(konsentrasi 100 mcg/ml). Larutan standar Ca konsentrasi 100 mcg/ml dipipet 10
ml dimasukkan kedalam labu 100 ml tepatkan sampai garis tanda dengan air
suling (konsentrasi 10 mcg/ml).
Pipet 0, 5, 10, 15, 20, 25 ml larutan baku (10 mcg/ml), dimasukkan
kedalam labu ukur 50 ml lalu tepatkan dengan air suling sampai garis tanda.
Larutan tersebut mengandung 0 mcg/ml, 1 mcg/ml, 2 mcg/ml, 3 mcg/ml, 4
mcg/ml, 5 mcg/ml. Diukur pada panjang gelombang 422,7 nm
3.5.2.2 Penetapan Kadar Kalsium dalam Sampel
Larutan sampel diukur absorbansinya dengan Spektrofotometer Serapan
Atom pada panjang gelombang 477,5 nm. Nilai absorbansinya yang diperoleh
berada dalam rentang nilai kurva kalibrasi larutan baku sehingga konsentrasi
kalsium dalam sampel dapat dihitung dengan menggunakan persamaan garis
regresinya dan kadar kalsium dapat dihitung dari konsentrasi tersebut
3.5.3 Natrium
3.5.3.1 Pembuatan Kurva Kalibrasi Logam Na
Larutan standar Na (1000 mcg/ml) dipipet 10 ml dimasukkan kedalam
labu ukur 100 ml, kemudian tepatkan sampai garis tanda dengan air suling
(konsentrasi 100 mcg/ml). Larutan standar Na konsentrasi 100 mcg/ml dipipet 10
ml dimasukkan kedalam labu 100 ml tepatkan sampai garis tanda dengan air
suling (konsentrasi 10 mcg/ml). Pipet 0, 5, 10, 15, 20 ml
larutan baku (10 mcg/ml), dimasukkan kedalam labu ukur 50 ml lalu tepatkan
dengan air suling sampai garis tanda. Larutan tersebut mengandung 0 mcg/ml, 1
mcg/ml, 2 mcg/ml, 3 mcg/ml, 4 mcg/ml. Diukur pada panjang gelombang 589,0
(38)
3.5.3.2 Penetapan Kadar Natrium dalam Sampel
Larutan sampel sebanyak 2 ml dimasukkan kedalam labu tentukur 50
ml dan diencerkan dengan air suling hingga garis tanda (Faktor
Pengenceran = 50/2 = 25 kali). Larutan diukur absorbansinya dengan
Spektrofotometer Serapan Atom pada panjang gelombang 589,0 nm. Nilai
absorbansinya yang diperoleh berada dalam rentang nilai kurva kalibrasi larutan
baku sehingga konsentrasi natrium dalam sampel dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan garis regresinya dan kadar natrium dapat dihitung dari
konsentrasi tersebut
Rumus Penetapan Kadar :
Kadar (mg/100g) =
W Fp x V x C
Keterangan :
C = Konsentrasi larutan sampel setelah pengenceran (mcg/ml)
V = Volume labu kerja (ml)
Fp = Faktor pengenceran
W = Berat sampel (g)
2.6 Rata – rata Kadar Kalium, Kalsium dan Natrium
Kadar Kalim, Kalsium dan Natrium yang diperoleh dari hasil pengukuran masing
– masing 6 larutan sampel, ditentukan rata – ratanya secara statistik dengan taraf
kepercayaan 95% dengan rumus sebagai berikut :
=
n SD dk. ) 1/2α -(1 t x
(39)
Prosedur Uji Perolehan Kembali
Daging buah durian ditimbang seksama sebanyak 10 g, dimasukkan ke dalam krus
porselin lalu ditambahkan 1 ml larutan baku Natrium, Kalsium dan Kalium 100 mcg/ml.
Selanjutnya dilakukan cara yang sama seperti 2.3.3, lalu dihitung persentase uji
perolehan kembali (uji recovery) dengan rumus : % recovery =
Jumlah total analit dengan penambahan logam baku -Jumlah total analit dalam sampelx100% Jumlah logam baku yang ditambahkan
Data dan perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 13
3.8 Penentuan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi Penentuan
batas deteksi dapat dihitung berdasarkan pada standar deviasi (SD) respon dan
kemiringan (slope) linieritas baku dengan rumus:
SD =
1 -n
X -Xi 2
LOD =
Slope SD x 3
Sedangkan untuk penentuan batas kuantitasi dapat digunakan rumus:
LOQ =
Slope SD x 10
(Harmita, 2004).
(40)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Identifikasi Kalium, Kalsium dan Natrium
Analisa kualitatif dilakukan sebagai analisis pendahuluan untuk mengetahui
adanya kalium, kalsium dan natrium dalam sampel yang akan dianalisis secara
kuantitatif dengan spektrofotometer serapan atom. Hasil analisis kualitatif kalium,
kalsium dan natrium dapat dilihat pada Tabel 1
Tabel 1. Hasil identifikasi Kualitatif Kalium dan Natrium dalam buah Durian
No Mineral yang dianalisis Reaksi Hasil Reaksi Keterangan
1 Kalium Uji Nyala dan kristal Nyala ungu/kristal jarum panjang +
2 Natrium Uji Nyala dan kristal Nyala kuning/kristal jarum pendek +
3 Kalsium Uji Nyala dan kristal Nyala merah bata/kristal amplop +
Dari hasil uji kualitatif yang dilakukan terhadap kalium, kalsium dan natrium
dalam larutan sampel menunjukkan bahwa kalium, kalsium dan natrium positif terdapat
pada buah durian. Pada
uji kualitatif ini, reaksi kristal maupun reaksi nyala memberikan hasil yag cepat dan
dominan terhadap kalium. Hal ini disebabkan karena konsentrasi kalium dalam larutan
uji lebih tinggi bila dibandingkan terhadap konsentrasi natrium sehingga kristal kalium
pikrat cepat dan banyak terbentuk. Sedangkan pada reaksi nyala, nyala kuning dari
natrium lebih sedikit terlihat karena warna ungu yang dominan.
(41)
dilakukan dengan uji kristal dengan amonium oksalat menghasilkan kristal berbentk
amplop.
4.2 Penetapan Kadar
4.2.1 Kurva Kalibrasi Kalium, Kalsium dan Natrium
Dari hasil pengukuran absorbansi larutan stanar kalium yang berada dalam
konsentrasi rentang kerja (linear range) kalium pada panjang gelombang 766,5 nm
diperoleh persamaan garis regresi y = 0,0527x - 0,0027 dengan koefisien korelasi r =
0,9996 (Data dan perhitungan dapat dilihat pada lampiran 2).
Berdasarkan hasil pengukuran tersebut diperoleh kurva kalibrasi larutan standar
kalium yang dapat dilihat pada gambar 1 :
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7
0 2 4 6 8 10 12 14
Ko ns e ntras i (mc g / ml)
A
b
s
o
r
b
a
n
s
i
(42)
Dari hasil pengukuran absorbansi larutan standar kalsium yang berada dalam
konsentrasi rentang kerja (linear range) kalsium pada panjang gelombang 766,5 nm
diperoleh persamaan garis regresi y = 0,0049x – 0,0007 dengan koefisien korelasi (r =
0,9996) (Data dan perhitungan dapat
dilihat pada lampiran 3).
Berdasarkan hasil pengukuran tersebut diperoleh kurva kalibrasi larutan standar
natrium yang dapat dilihat pada gambar 2 :
0 0,005 0,01 0,015 0,02 0,025 0,03
0 1 2 3 4 5 6
konsentrasi (mcg/ml)
A
b
s
o
rb
an
si
Gambar 6. Kurva Kalibrasi Larutan Standar Ca
Dari hasil pengukuran absorbansi larutan standar natrium yang berada dalam
konsentrasi rentang kerja (linear range) kalsium pada panjang gelombang 766,5 nm
diperoleh persamaan garis regresi y = 0,2201x – 0,0002 dengan koefisien korelasi r =
0,9998(Data dan perhitungan dapat dilihat pada lampiran 4).
(43)
Berdasarkan hasil pengukuran tersebut diperoleh kurva kalibrasi larutan standar
natrium yang dapat dilihat pada gambar 3 :
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5
Konsentrasi (mcg/ml)
A
b
so
rb
an
si
Gambar 7. Kurva Kalibrasi Larutan Standar Na
Harga koefisienn korelasi (r) yang mendekati 1 dari masing – masing kurva
kalibrasi kalium, kalsium dan natrium menunjukkan korelasi antara konsentrasi dengan
absorbansi. Hal ini sesuai dengan Hukum Lambert – Beer yaitu A= abc, dimana nilai
absorbansi (A) berbanding lurus dengan nilai konsentrasi (c) (Day dan
Underwood,1980)
4.2.2 Kadar Kalium, Kalsium dan Natrium pada buah durian
Analisis kadar kalium, kalsium dan natrium dilakukan secara spektrofotometri
serapan atom, dimana sampel durian terlebih dahulu didestruksi hingga menjadi abu,
kemudian dilarutkan dan diukur pada spektrofotometer serapan atom masing – masing
pada panjang gelombang yang memberikan absorbansi maksimum. Kadar kalium,
(44)
analisis kuantitatif kalium, kalsium dan natrium dapat dilihat pada tabel 2
Tabel.2 Data kadar kalium, kalsium dan natrium (mg/100g) pada buah durian
Mineral Kadar (mg/100g)
Kalium 429,97 19,51
Kalsium 2,29 0,22
Natrium 42,67 0,71
Keterangan : Hasil yang diperoleh merupakan rata-rata dari 6 kali ulangan
Dari hasil analisis kalium, kalsium dan natrium pada buah durian diperoleh kadar
kalium yang tinggi dibandingkan dengan kadar natrium dan kalsiumnya, atau rasio
kalium terhadap natrium dan kalsium pada buah durian cukup tinggi. Perbandingan
Natrium dan Kalium dalam buah durian adalah 1:10, dari perbandingan kadar ini dapat
disimpulkan bahwa penyebab perubahan tekanan darah dalam buah durian bukan
berdasarkan kandungan Natrium dan Kalium. Natrium menjaga
keseimbangan cairan dalam ekstrasel, natriumlah yang sebagian besar mengatur tekanan
osmosis yang menjaga agar cairan tidak keluar dari darah dan masuk kedalam sel – sel.
Didalam sel tekanan osmosis diatur oleh kalium
guna menjaga cairan t idak keluar dari sel. Bila jumlah natrium didalam sel meningkat
secara berlebihan maka air akan masuk kedalam sel, akibatnya sel akan membengkak.
Inilah yang menyebabkan terjadinya pembengkakan/oedema dalam jaringan tubuh.
WHO menganjurkan kebutuhan garam hingga 6 gram perhari (2400mg Natrium).
Bersama natrium, kalium memegang peranan dalam pemeliharaan keseimbangan cairan
dan elektrolit serta keseimbangan asam basa. Bersama kalsium, kalium berperan dalam
(45)
antara Natrium dan Kalium yang sesuai dalam tubuh. Kebutuhan kalium perhari adalah
minimal 2000mg. Kalsium dalam cairan
ekstrasel dan intrasel memegang peranan penting dalam mengatur fungsi sel, seperti
transmisi saraf, kontraksi otot, penggumpalan darah dan menjaga permeabilitas
membran sel. Fungsi kalsium dapat meningkatkan fungsi transpor membran dan
transmisi ion melalui membran organel sel, dimana kebutuhan maksimum perharinya
2500 mg (Almatsier, 2001). Terdapat hubungan yang jelas sekali antara
konsumsi Kalium tinggi dan penurunan tekanan darah, oleh karena itu kalium yang
berbanding tinggi kandungannya dengan natrium tidak meningkatkan tekanan darah.
Kalium dapat menurunkan tekanan darah dengan mengurangi resistensi periferal dan
tekanan terhadap Renin angiotensin yang berhubungan dengan hipertensi essensial
(Charles, 1999).
Berdasarkan hasil penelitian ini, buah durian dengan berat 1,5-2 kg, pada 5 biji daging buah durian mengandung Kalium, Natrium dan Kalsium seperti yang tercantum
diatas. Dari hasil tersebut kandungan Natrium dan Kalium tidak meningkatkan tekanan
darah. Kebutuhan akan Kalium, Kalsium dan Natrium sangat penting bagi tubuh,
mineral tersebut dapat memberikan fungsinya yang baik bagi tubuh, asalkan jumlah
sesuai dengan kebutuhan.
4.2.3 Uji Perolehan Kembali
Data dan perhitungan uji perolehan kembali dapat dilihat pada Lampiran 9 dan 10.
Ternyata dari hasil yang diperoleh dari % uji perolehan kembali menunjukkan bahwa
metode ini memberikan ketepatan yang memuaskan, dimana diperoleh % uji perolehan
(46)
untuk Natrium 82,49 %. Hasil % uji perolehan kembali ini memenuhi batas-batas yang
ditentukan yaitu 80-120% (WHO, 1992).
4.2.4 Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi
Hasil pengujian LOD Kalium 0,4233 mcg/ml, LOQ 1,4110 mcg/ml. LOD
Kalsium 0,015609 mcg/ml, LOQ 0,052031 mcg/ml dan LOD Natrium 0,0626 LOQ
0,2086 mcg/ml. Dari hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa hasil yang diperoleh
pada pengukuran sample diatas batas deteksi dan batas kuantitasi. Sehingga sample
durian yang diukur memenuhi persyaratan Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran
(47)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
a. Dari penelitian yang dilakukan terhadap buah durian didapatkan kadar
Kalium 429,97 19,51mg/100g, kadar Kalsium 2,29 0,22mg/100g dan kadar Natrium 42,67 0,71mg/100g
b. Rasio Natrium dan Kalium adalah 1:10 sehingga kandungan Kalium dan
Natrium dalam buah durian tersebut tidak mempengaruhi tekanan darah
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian kandungan mineral pada daging buah durian tidak
mempengaruhi tekanan darah, oleh karena itu disarankan untuk penelitian
(48)
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, Online 2004. Pottasium.
http://www.jctonic.com/include/mineral/pottasium.htm
Anonim, 2003, Hand Out Pelatihan Instrumental Kimia AAS dan X-RD, Jurusan Kimia,
Fakultas MIPA, Universitas Gajah Mada, Jogjakarta.
Abdullah, R.,(2004) Kesihatan Keluarga, Penerbit : PTS. Millenia. Malaysia. Hal. 165 – 166
Achadi L. Endang, (2007). Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Departemen Gizi dan
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia. Edisi I, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Hal 94.
Almatsier, S. (2001). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Hal 220 – 224, 230-231, 233-234
Astawan, M. Online 2004 Kentang : Sumber vitamin C dan Pencegah Hipertensi http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1084847086,80496
Bureau, (1985). Sample Preparation by Dry Ashing for the Determination of Various
Elements by Flame Atomic Absorption Spectroscopy. Health Protection Branch Laboratories. Ottawa
Darmono (1995). Logam Dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup, UI Press, Jakarta.
Harmita. (2004). Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya.
Jakarta: Departemen Farmasi FMIPA-UI. Hal. 119,130,131.
Hull. A (1993). Penyakit Jantung Hipertensi dan Nutrisi. Terjemahan oleh Wendra Ali. Jakarta : Bumi Aksara. Hal.22-26
http://id.wikipedia.org/wiki/Durian, GNU Free Documentation License Wikipedia Foundation, Inc. waktu download 2 Mei 2009 pukul 10:16 WIB
Khopkar, S.M., (1990), Konsep Dasar Kimia Analitik Edisi kedua, UI Press, Jakarta.
Shinya. H (2007). The Miracle of Enzyme. Penerbit : PT. Mizan Publika, Hal.279-280 Suhardjo dan Kusharto, C.M (1992). Prinsip – prinsip Ilmu Gizi. Yogyakarta : Kanisius.
Hal :77-78, 81-82
Syahputra, R., 2004, Modul Pelatihan Instrumentasi AAS, Laboratorium Instrumentasi
(49)
USDA, (2008). The USDA Food Search for Windows. Human Nutritition Research Center of Agricultural Research and Service
Vaessen, H.A.M.G And Kamp,C.G Online (1989). Sodium and Pottasium Assay of
Foods And Biological Substrates by Atomic Absorption Spectroscopy (AAS).
http://www.iupac.org/publications/pac/1989/pdf/6101x0113.pdf
Vogel. (1989).Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Penerjemah: Pudjaatmaka dan
setiono. Edisi Keempat. Jakarta: EGC Kedokteran.
Vogel (1979) Textbook of Macro and Semimicro Qualitative Inorganic Analysis
Longman Droup Limited. London. Diterjemahkan oleh Setiono L. 1990. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Edisi v. PT. Jakarta : Kalman Media Pustaka. Hal.147-148, 309,311
Winarno, F.G., 2002, Kimia Bahan Pangan Dan Gizi, PT . Gramedia Pustaka Utama.
Hlm. 1.
World Health Organization., (1992). The Validation of Analytical Procedures Used In
(50)
Lampiran 1 . Data Kalibrasi Kalium, Kalsium dan Natrium dengan Spektrofotometer Serapan Atom
1. Kalium
No Konsentrasi (mcg/ml) Absorbansi
1 0,0 0,0004
2 2,0 0,1005
3 4,0 0,2090
4 6,0 0,3127
5 8,0 0,4093
6 10,0 0,5348
7 12,0 0,6280
2. Kalsium
No Konsentrasi (mcg/ml) Absorbansi
1 0,0 0,0007
2 1,0 0,0056
3 2,0 0,0102
4 3,0 0,0157
5 4,0 0,0201
6 5,0 0,0250
3. Natrium
No Konsentrasi (mcg/ml) Absorbansi
1 0,0 0,0003
2 1,0 0,2156
3 2,0 0,4471
4 3,0 0,6562
(51)
Lampiran 2 . Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r) dari Data Kalibrasi Kalium
No x y xy x2 y2
1 0,0 0,0004 0,0000 0,0 0,00000016
2 2,0 0,1005 0,2010 4,0 0,01010025
3 4,0 0,2090 0,8360 16,0 0,04368100
4 6,0 0,3127 1,8762 36,0 0,09778129
5 8,0 0,4093 3,2744 64,0 0,16752649
6 10,0 0,5348 5,3480 100,0 0,28601104
7 12,0 0,6280 7,5360 144,0 0,39438400
x = 42,0 y = 2,1947 xy=19,0716 x2 =364,0 y2= 0,99948423
x = 6,0 y =0,3135 xy =2,7245 x2 =52 y2=0,14278346
a =
n x x n y x -xy 2 2
a = 7 42,0 0 , 364 7 ) 1947 , 2 )( 0 , 42 ( 19,0716 2 a = 0,0527
b = y - a x
= 0,3135 – (0,0527)(6,0) = - 0,0027
Persamaan Regresinya adalah y = 0,0527x – 0,0027
r =
n y y n x x n y x -xy 2 2 2 2
7 1947 , 2 99948423 , 0 7 0 , 42 0 , 364 7 ) 1947 , 2 )( 0 , 42 ( 0716 , 19 r 2 2(52)
r = 9054 , 5 9034 , 5
r = 0,9996
Lampiran 3 . Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r) dari Data Kalibrasi Kalsium
No x y xy x2 y2
1 0,0 0,0007 0,0000 0,0 0,00000049
2 1,0 0,0056 0,0056 1,0 0,00003136
3 2,0 0,0102 0,0204 4,0 0,00010404
4 3,0 0,0157 0,0471 9,0 0,00024649
5 4,0 0,0201 0,0804 16,0 0,00040401
6 5,0 0,0250 0,1250 25,0 0,00062500
x = 15,0 y=0,0773
xy =
0,2785 x
2
= 55,0 y
2
=0,00141139
x = 2,5
y =0,01288 3 xy =0,04641 7 2 x =9,16666 7 2 y =0,00023523 2 a =
n x x n y x -xy 2 2
a = 6 15,0 0 , 55 6 ) 0773 , 0 )( 0 , 15 ( 2785 , 0 2 a = 0,0049
b = y - ax
= 0,012883– (0,004871)(2,5) = 0,0007
Persamaan regresinya adalah y = 0,0049x + 0,0007
r =
n y y n x x n y x -xy 2 2 2 2(53)
6 0773 , 0 0014 , 0 6 0 , 15 0 , 55 6 ) 0773 , 0 )( 0 , 15 ( 2785 , 0 r 2 2 r = 0,085272 0,08525r = 0,9997
Lampiran 4 . Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r) dari Data Kalibrasi Natrium
No x y xy x2 y2
1 0,0 0,0003 0,0000 0,0 0,00000009
2 1,0 0,2156 0,2156 1,0 0,04648336
3 2,0 0,4471 0,8942 4,0 0,19989841
4 3,0 0,6562 1,9686 9,0 0,43059844
5 4,0 0,8803 3,5212 16,0 0,77492809
x = 10,0 y =2,1995 xy=6,5996 x2 = 30,0 y2 =1,45190839
x =2,0 y = 0,4399 xy =1,31992 x2 =6,0 y2=0,290381678
a =
n X X n Y X -XY 2 2
a = 5 0 , 0 1 30,0 5 ) 2,1995 )( 10,0 ( 6,5996 2 a = 0,2201
b = y - a x
= 0,4399– (0,22006)(2,0) = - 0,0002
(54)
r =
n y y n x x n y x -xy 2 2 2 2 r =
5 1995 , 2 4519 , 1 5 0 , 10 0 , 30 5 ) 1995 , 2 )( 0 , 10 ( 6,5996 2 2 r = 2008 , 2 2006 , 2r = 0,9999
Lampiran 5. Perhitungan Kadar Kalium, Kalsium dan Natrium dalam buah Durian
1. Kalium
a. Konsentrasi
y = 0,0527x – 0,0027
y = absorbansi, x = konsentrasi
1. 0,4647= 0,0527x – 0,0027 x = 8,8691mcg/ml 2. 0,4689= 0,0527x – 0,0027
x = 8,9488mcg/ml 3. 0,4524= 0,0527x – 0,0027
x = 8,6357mcg/ml 4. 0,4606= 0,0527x – 0,0027
x = 8,7913mcg/ml 5. 0,4408= 0,0527x – 0,0027
x = 8,4156mcg/ml 6. 0,4161= 0,0527x – 0,0027
x = 7,9469mcg/ml
(55)
Kadar (mg/100g) = W Fp x V x C
Keterangan : C = Konsentrasi larutan sampel setelah pengenceran (mcg/ml)
V = Volume labu kerja (ml)
Fp = Faktor pengenceran
W = Berat sampel (g)
1. Kadar (mg/100g) =
10,0012 50 x 100 x 8,8691 = 443,4003mg/100g
2. Kadar (mg/100g) =
10,0022 50 x 100 x 8,9488 = 447,3399mg/100g
3. Kadar (mg/100g) =
10,0026 50 x 100 x 8,6357 = 431,6714mg/100g
4. Kadar (mg/100g) =
10,0031 50 x 100 x 8,7913 = 439,4273mg/100g
5. Kadar (mg/100g) =
10,0008 50 x 100 x 8,4156 = 420,7443mg/100g
6. Kadar (mg/100g) =
10,0019 50 x 100 x 7,9469 = 397,2680mg/100g 2. Kalsium a. Konsentrasi
y = 0,0049x + 0,0007
y = absorbansi, x = konsentrasi 1. 0,0129= 0,0049x + 0,0007
x = 2,4898mcg/ml 2. 0,0131= 0,0049x + 0,0007
x = 2,5306mcg/ml 3. 0,0125= 0,0049x + 0,0007
x = 2,4082mcg/ml 4. 0,0116= 0,0049x + 0,0007
(56)
x = 2,2245mcg/ml 5. 0,0120= 0,0049x + 0,0007
x = 2,3061mcg/ml 6. 0,0106= 0,0049x + 0,0007
x = 2,0204mcg/ml
b. Kadar
Kadar (mg/100g) =
W Fp x V x C
Keterangan : C = Konsentrasi larutan sampel setelah pengenceran (mcg/ml)
V = Volume labu kerja (ml)
Fp = Faktor pengenceran W = Berat sampel (g)
1. Kadar (mg/100g) =
10,0012 100 x 2,4898
= 2,4895mg/100g
2. Kadar (mg/100g) =
10,0022 100 x 2,5306
= 2,5301mg/100g
3. Kadar (mg/100g) =
10,0026 100 x 2,4082
= 2,4075mg/100g
4. Kadar (mg/100g) =
10,0031 100 x 2,2245
= 2,2238mg/100g
5. Kadar (mg/100g) =
10,0008 100 x 2,3061
= 2,3059mg/100g
6. Kadar (mg/100g) =
10,0019 100 x 2,0204 = 2,0200mg/100g 3. Natrium a. Konsentrasi
y = 0,2201x – 0,0002
y = absorbansi, x = konsentrasi
(57)
x = 1,6574mcg/ml 2. 0,3788= 0,2201x – 0,0002
x = 1,7219mcg/ml 3. 0,3766= 0,2201x – 0,0002
x = 1,7119mcg/ml 4. 0,3731= 0,2201x – 0,0002
x = 1,6960mcg/ml 5. 0,3812= 0,2201x – 0,0002
x = 1,7328mcg/ml 6. 0,3790= 0,2201x – 0,0002
x = 1,7229mcg/ml
b. Kadar
Kadar (mg/100g) =
W Fp x V x C
Keterangan : C = Konsentrasi larutan sampel setelah pengenceran (mcg/ml)
V = Volume labu kerja (ml)
Fp = Faktor pengenceran
W = Berat sampel (g)
1. Kadar (mg/100g) =
10,0012 25 x 100 x 1,6574 = 41,4307mg/100g
2. Kadar (mg/100g) =
10,0022 25 x 100 x 1,7219 = 43,0391mg/100g
3. Kadar (mg/100g) =
10,0026 25 x 100 x 1,7119 = 42,7876mg/100g
4. Kadar (mg/100g) =
10,0031 25 x 100 x 1,6960 = 42,3880mg/100g
(58)
5. Kadar (mg/100g) = 10,0008 25 x 100 x 1,7328 = 43,3178mg/100g
6. Kadar (mg/100g) =
10,0019 25 x 100 x 1,7229 = 43,0631mg/100g
Lampiran 6. Data Berat Sampel, Berat Abu, Absorbansi, dan Kadar Kalium, Kalsium dan Natrium dari Buah Durian
No Berat krus Berat
Sampel Beat sampel (+) Krus Berat Arang Berat abu (+) Krus Berat Abu 1 53,3024 10,0012 63,3036 1,2232 53,4554 0,1530 2 48,2495 10,0022 58,2517 1,3887 48,4915 0,2420 3 50,1070 10,0026 60,1096 1,4022 50,2148 0,1078 4 54,0928 10,0031 64,0959 1,4402 54,3038 0,2110 5 43,5343 10,0008 53,5351 1,3402 43,6709 0,1366 6 48,3379 10,0019 58,3398 1,4015 48,4920 0,1541
No Sampel Berat Sampel (g) Berat Abu (g) Absorbansi Kalium Kadar Kalium (mg/100g) Absorbansi Kalsium Kadar Kalsium (mg/100g) Absorbansi Natrium Kadar Natrium (mg/100g)
1 D1 10,0012 0,1530 0,4647 443,4003 0,0129 2,4895 0,3646 41,4307
(59)
3 D3 10,0026 0,1078 0,4524 431,6714 0,0125 2,4075 0,3766 42,7876
4 D4 10,0031 0,2110 0,4606 439,4273 0,0116 2,2238 0,3731 42,3880
5 D5 10,0008 0,1366 0,4408 420,7443 0,0120 2,3059 0,3812 43,3178
6 D6 10,0019 0,1541 0,4161 397,2680 0,0106 2,0200 0,3790 43,0631
Lampiran 7. Perhitungan Statistik Kadar Kalium pada Buah Durian
No Xi Xi - X (Xi - X )2
1 443,4003 13,4251 180,2329
2 447,3399 17,3647 301,5327
3 431,6714 1,6962 2,8772
4 439,4273 9,4521 89,3427
5 420,7443 -9,2309 85,2093
6 397,2680 -32,7072 1069,7639
Xi = 2579,8513 (Xi - X )2=1728,9587
Xi = 429,9752
SD =
1 -n
X -Xi 2
SD =
1 -6 1728,9587
(60)
Dengan Taraf Kepercayaan 95%
= 0,05 n = 6 dk = 5 ttabel = 2,5706 Data ditolak bila thitung ttabel thitung - ttabel
t = n SD X -Xi
tD1 =
6 18,5955
429,9752 443,4003
= 1,7684 Data diterima
tD2 =
6 18,5955
429,9752 447,3399
= 2,2874 Data diterima
tD3 =
6 18,5955
429,9752 431,6714
= 0,2234 Data diterima
tD4 =
6 18,5955
429,9752 439,4273
= 1,2451 Data diterima
tD5 =
6 18,5955
429,9752 420,7443
= -1,2159 Data diterima
tD6 =
6 18,59558
424,8529 397,2680
= -4,22696 Data ditolak
Seluruh data thitung ttabel maka data diterima seluruhnya Maka kadar sebenarnya
= n SD dk. ) 1/2α -(1 t x
(61)
=
6 18,59558 .
2,5706 429,9752
= 429,9752 19,515 mg/100g = 410,4602 x 449,4902
Lampiran 8. Perhitungan Statistik Kadar Kalsium pada Buah Durian
No Xi Xi - X (Xi - X )2
1 2,4895 0,1600 0,02561067
2 2,5301 0,2006 0,04025373
3 2,4075 0,0780 0,00608920
4 2,2238 -0,1057 0,01116544
5 2,3059 -0,0236 0,00055539
6 2,0200 -0,3095 0,09576962
Xi = 13,9768 (Xi - X )2=0,17944405
Xi = 2,3295
SD =
1 -n
X -Xi 2
(62)
SD =
1 -6 0,1794
SD = 0,1894
Dengan Taraf Kepercayaan 95%
= 0,05 n = 6 dk = 5 ttabel = 2,5706 Data ditolak bila thitung ttabel thitung - ttabel t = n SD X -Xi
tD1 =
6 0,1894
2,3295 2,4895
= 2,0692 Data diterima
tD2 =
6 0,1894
2,3295 2,5301
= 2,5942 Data ditolak
tD3 =
6 0,1894
2,3295 2,4075
=.1,0090 Data diterima
tD4 =
6 0,1894
2,3295 2,2238
= -1,3663 Data diterima
tD5 =
6 0,1894
2,3295 2,3059
= -0,3047 Data diterima
tD6 =
6 0,1894
2,3295 2,0200
= -4,0014 Data diterima
Karena thitung ttabel maka data tD2 ditolak sehingga dilakukan pengujian selanjutnya terhadap lima data yang dianggap tidak menyimpang
(63)
1 2,4895 0,2002 0,04006403
2 2,4075 0,1182 0,01396179
3 2,2238 -0,0655 0,00429549
4 2,3059 0,0166 0,00027423
5 2,0200 -0,2693 0,07254404
Xi = 11,4467 (Xi - X )2= 0,1311
Xi = 2,2893
SD =
1 -n X -Xi 2
SD = 1 -5 0,1311SD = 0,1811
Taraf kepercayaan 95% diperoleh
= 0,05 n = 5 dk = 4 ttabel = 2,7765
t = n SD X -Xi
tD1 =
5 0,1811
2,2893 2,4895
= 2,4719 Data diterima
tD2 =
5 0,1811
2,2893 2,4075
= 1,4592Data diterima
tD3 =
5 0,1811
2,2893 2,2238
= -0,8094 Data diterima
tD4 =
5 0,1811
2,2893 2,3059
(64)
tD5 =
5 0,1811
2,2893 2,7927
= -3,3262 Data diterima
Maka kadar sebenarnya
=
n SD dk. )
α
2 1 -(1 t x
=
5 0,1811 2,7765.
2,2893
= 2,28930,2249mg/100g = 2,0590 x 2,5142
Lampiran 9. Perhitungan Statistik Kadar Natrium pada Buah Durian
No Xi Xi - X (Xi - X )2
1 41,4307 -1,2404 1,538468
2 43,0391 0,3680 0,135461
3 42,7876 0,1165 0,013584
4 42,3880 -0,2831 0,080117
5 43,3178 0,6467 0,418286
6 43,0631 0,3920 0,153703
(65)
Xi = 42,6711
SD =
1 -n X -Xi 2
SD = 1 -6 2,3396SD = 0,6840
Dengan Taraf Kepercayaan 95%
= 0,05 n = 6 dk = 5 ttabel = 2,5706 Data ditolak bila thitung ttabel thitung - ttabel t = n SD X -Xi
tD1 =
6 0,6840
41,3830 42,6234
= -4,4415 Data ditolak
tD2 =
6 0,6840
42,9915 42,6234
= 1,3179 Data diterima
tD3 =
6 0,6840
42,7399 42,6234
= 0,4173 Data diterima
tD4 =
6 0,6840
42,3404 42,6234
= -1,0135 Data diterima
tD5 =
6 0,6840
43,2701 42,6234
= 2,3159 Data diterima
tD6 =
6 0,6840
43,0155 42,6234
(66)
Maka kadar sebenarnya
=
n SD dk. ) 1/2α -(1 t x
=
6 0,6840 . 2,5706 429,9752
= 42,6711 0,7178mg/100g = 41,9533 x 43,3889
Lampiran 10.Perhitungan Batas Deteksi (Limit of Detection) dan Batas Kuantitasi (Limit of Quantitation) Kalium
y = ax + b
y = 0,0527x – 0,0027
No X Y yi y-yi (y-yi)2
1 0,0 0,0004 -0,0027 0,0031 0,00000961
2 2,0 0,1005 0,1027 -0,0022 0,00000484
3 4,0 0,209 0,2081 0,0009 0,00000081
(67)
5 8,0 0,4093 0,4189 -0,0096 0,00009216
6 10,0 0,5348 0,5243 0,0105 0,00011025
7 12,0 0,628 0,6297 -0,0017 0,00000289
(y-yi)2= 0,00022120
SD =
2 -n Yi Y 2
SD = 4 0,00022120 = 0,007436397 LOD = Slope SD x 3 LOD = 0,0527 7 0,00743639 x 3= 0,4233 mcg/ml
LOQ = Slope SD x 10 LOQ = 0,0527 7 0,00743639 x 10
= 1,4110 mcg/ml
Lampiran 11. Perhitungan Batas Deteksi (Limit of Detection) dan Batas Kuantitasi (Limit of Quantitation) Kalsium
y = 0,0049x + 0,0007
No X y Yi y-yi (y-yi)2
1 0,0 0,0007 0,0007 0,0000 0,00000000
2 1,0 0,0056 0,0056 0,0000 0,00000000
(68)
4 3,0 0,0157 0,0154 0,0003 0,00000009
5 4,0 0,0201 0,0203 -0,0002 0,00000004
6 5,0 0,0250 0,0252 -0,0002 0,00000004
(y-yi)2= 0,00000026
SD =
2 -n Yi Y 2
0,00000026 SD = 4 0,00000026 = 0,000254951 LOD = Slope SD x 3 LOD = 0,0049 1 0,00025495 x 3= 0,015609 mcg/ml
LOQ = Slope SD x 10 LOQ = 0,0049 1 0,00025495 x 10
= 0,052031mcg/ml
Lampiran 12. Perhitungan Batas Deteksi (Limit of Detection) dan Batas Kuantitasi (Limit of Quantitation) Natrium
y = 0,2201x – 0,0002
No X y yi y-yi (y-yi)2 x 10-9
1 0,0 0,0003 -0,0002 0,0005 0,00000025
(69)
3 2,0 0,4471 0,4400 0,0071 0,00005041
4 3,0 0,6562 0,6601 -0,0039 0,00001521
5 4,0 0,8803 0,8802 0,0001 0,00000001
(y-yi)2= 0,00008437
SD =
2 -n Yi Y 2
SD = 4 0,00008437 = 0,004592657 LOD = Slope SD x 3 LOD = 0,2201 7 0,00459216 x 3= 0,0626 mcg/ml
LOQ = Slope SD x 10 LOQ = 0,2201 7 0,00459216 x 10 = 0,2086mcg/ml
Lampiran 13. Larutan baku Kalium, Kalsium dan Natrium yang ditambahkan pada Uji Recovery
Larutan Kalium yang ditambahkan pada Uji Recovery
No Berat Sampel (g)
Volume standard yang
Konsentrasi standard yang
Kadar K yang ditambahkan
(70)
ditambahkan (ml)
ditambahkan (mcg/ml)
(mg/100g)
1 10,0031 1 100 0,9998
2 10,0028 1 100 0,9997
3 10,0019 1 100 0,9997
4 10,0007 1 100 0,9996
5 10,0022 1 100 0,9999
5 10,0015 1 100 0,9998
Larutan Kalsium yang ditambahkan pada Uji Recovery
No Berat Sampel (g) Volume standard yang ditambahkan (ml) Konsentrasi standard yang ditambahkan (mcg/ml) Kadar Ca yang ditambahkan (mg/100g)
1 10,0031 1 100 0,9998
2 10,0028 1 100 0,9997
3 10,0019 1 100 0,9997
4 10,0007 1 100 0,9996
5 10,0022 1 100 0,9999
6 10,0015 1 100 0,9998
Larutan Natrium yang ditambahkan pada Uji Recovery
No Berat Sampel (g) Volume standard yang ditambahkan (ml) Konsentrasi standard yang ditambahkan (mcg/ml) Kadar Na yang ditambahkan (mg/100g)
1 10,0031 1 100 0,9998
2 10,0028 1 100 0,9997
3 10,0019 1 100 0,9997
4 10,0007 1 100 0,9996
5 10,0022 1 100 0,9999
6 10,0015 1 100 0,9998
Lampiran 14Hasil analisis logam Kalium, Kalsium dan Natrium setelah ditambahkan masing – masing larutan baku
(71)
Larutan Kalium pada Uji Recovery
No Berat
Sampel (g) Absorbansi
Konsentrasi (mcg/ml)
Kadar (mg/100g)
Kadar Rata – rata
(mg/100g)
1 10,0031 0,4603 8,7856 439,1428
430,8418
2 10,0028 0,4645 8,8140 440,5787
3 10,0019 0,4479 8,5503 427,4330
4 10,0007 0,4561 8,7059 435,2636
5 10,0022 0,4514 8,6167 430,7402
6 10,0015 0,4315 8,2391 411,8927
Larutan Kalsium pada Uji Recovery
No Berat
Sampel (g) Absorbansi
Konsentrasi (mcg/ml)
Kadar (mg/100g)
Kadar Rata – rata
(mg/100g)
1 10,0031 0,0162 3,1633 3,1623
3,2116
2 10,0028 0,0161 3,1429 3,1420
3 10,0019 0,0168 3,2857 3,2851
4 10,0007 0,0167 3,2653 3,2651
5 10,0022 0,0164 3,2041 3,2034
6 10,0015 0,0167 3,2653 3,2648
Larutan Natrium pada Uji Recovery
No Berat
Sampel (g) Absorbansi
Konsentrasi (mcg/ml)
Kadar (mg/100g)
Kadar Rata – rata
(mg/100g)
1 10,0031 0,3719 1,6906 42,2518
43,4960
2 10,0028 0,3861 1,7551 43,8655
3 10,0019 0,3839 1,7451 43,6196
4 10,0007 0,3803 1,7288 43,2160
5 10,0022 0,3885 1,7660 44,1407
6 10,0015 0,3862 1,7556 43,8826
(72)
No Logam yang dianalisis Kadar Awal (mg/100gr) Kadar yang ditambahkan (mg/100g) Kadar Akhir (mg/100g) Recovery (%)
1 Kalium 429,9752 0,9998 430,8418 107,82 2 Kalsium 2,3295 0,9998 3,2885 94,48 3 Natrium 42,6711 0,9998 43,4960 87,69
% recovery =
Jumlah total analit dengan penambahan logam baku -Jumlah total analit dalam sampel x100%
Jumlah logam baku yang ditambahkan
Kadar K standar yang ditambahkan =
g 10,0020 ml 1 x mcg/ml 100
= 0,9998 mg/100g
% Recovery = 430,8418– 429,9752x 100%
0,9998
= 86,68%
Kadar Ca standar yang ditambahkan =
g 10,0020 ml 1 x mcg/ml 100
= 0,9998 mg/100g
% Recovery = 3,2116– 2,3295x 100%
0,9998
= 88,22%
Kadar Na standar yang ditambahkan =
g 10,0020 ml 1 x mcg/ml 100
= 0,9998 mcg/100g
% Recovery = 43,4960– 42,6711 x 100%
0,9998
= 82,49%
(73)
Gambar 8. Kurva Panjang Gelombang Kalium
(74)
Kurva Panjang Gelombang Natrium
(75)
Lampiran 17. Gambar kristal (Identifikasi K, Ca dan Na)
Gambar 11. Kristal K dan Na dengan Asam Pikrat
(76)
(77)
Lampiran 19. Gambar Sampel
(78)
Lampiran 20. Gambar Alat Spektrofotometri Serapan Atom
Gambar 14. Spektrofotometer Serapan Atom Shimadzu AA-6300
(1)
Gambar 8. Kurva Panjang Gelombang Kalium
Gambar 9. Kurva Panjang Gelombang Kalsium
(2)
Kurva Panjang Gelombang Natrium
(3)
Lampiran 17. Gambar kristal (Identifikasi K, Ca dan Na)
Gambar 11. Kristal K dan Na dengan Asam Pikrat
Gambar 12. Kristal Kalsium Oksalat
(4)
(5)
Lampiran 19. Gambar Sampel
Gambar 13. Buah Durian
(6)
Lampiran 20. Gambar Alat Spektrofotometri Serapan Atom
Gambar 14. Spektrofotometer Serapan Atom Shimadzu AA-6300