meningkatkan kewaspadaan atas kegiatan dan keputusan dewan yang pada akhirnya akan meningkatkan profitabilitas perusahaan.
Hasil pengujian variabel komite audit di Malaysia menunjukan
hipotesis H4b diterima . Artinya, jumlah komite audit berpengaruh positif
terhadap kinerja maqashid syariah bank syariah. Hasil ini menunjukan semakin banyak jumlah komite audit pada bank Malaysia menunjukan
lebih banyak sumber daya yang melakukan pengawasan pelaporan akuntansi dan keuangan serta dapat meningkatkan pengetahuan dalam
melakukan pengawasan Bouaziz, 2012. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Anderson et al 2004 mengatakan semakin banyak
jumlah komite audit yang dimiliki suatu perusahaan akan memberikan perlindungan dan kontrol yang lebih baik terhadap proses akuntansi dan
keuangan dan pada akhirnya akan memberikan pengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.
5. Pengaruh rapat komite audit terhadap kinerja maqashid syariah bank
syariah di Indonesia dan Malaysia
Hasil pengujian variabel komite audit di Indonesia dan Malaysia
menunjukan hipotesis H5a dan H5b ditolak. Artinya rapat komite audit
tidak berpengaruh positif terhadap kinerja maqashid syariah bank syariah. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Kholid dan Bachtiar 2015. Hal
ini menunjukan adanya kemungkinan tidak efektifnya rapat yang dilakukan oleh komite audit, ketidakefektifan tersebut disebabkan karena
tidak semua rapat komite audit dihadiri oleh anggota komite audit hal ini menyebabkan tidak semua komite audit memberikan kontribusi
berpendapat sehingga akan mempengaruhi pengambilan keputusan yang akan mempengaruhi pengawasan kinerja. Chariri 2014 Jumlah rapat
komite audit yang banyak mungkin saja dapat meningkatkan kualitas fungsi pengawasan, tetapi juga dapat menyebabkan keterlambatan dalam
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan fungsi pengawasan sehingga tidak memberikan kontribusi bagi peningkatan kinerja
perusahaan.
6. Uji Chow
Hasil pengujian ini untuk membandingkan kinerja maqashid syariah bank syariah di Indonesia dan Malaysia.
Hasil pengujian uji chow menunjukan bahwa pengaruh dewan komisaris, dewan pengawas syariah, rangkap jabatan dewan pengawas syariah,
komite audit, dan rapat komite audit di Indonesia dan Malaysia memang berbeda. Hal ini disebabkan sistem perbankan Malaysia telah mengalami
banyak perubahan struktural dan reformasi, terutama dalam tata kelola perusahaan sejak krisis keuangan Kaihatu, 2006. Krisis yang dialami
oleh Malaysia disorot sebagai kelemahan dalam tata kelola perusahaan di Malaysia, yang menyebabkan upaya untuk mengubah dan meningkatkan
seluruh sektor korporasi di Malaysia.