RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA A. Orang tua RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL A. Persepsi pasien tentang penyakitnya STATUS MENTAL

15

IV. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA A. Orang tua

Klien mengatakan bahwa ayahnya mengalami Gagal Ginjal.

B. Saudara kandung

Klien mengatakan tidak ada saudara kandungnya yang sakit.

C. Penyakit keturunan yang ada

Klien mengatakan tidak ada penyakit keturunan di keluarganya.

D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Klien mengatakan hanya dia lah yang mengalami gangguan jiwa.

E. Anggota keluarga yang meninggal

Klien mengatakan bahwa ayahnya sudah meninggal.

F. Penyebab meninggal

Klien mengatakan bahwa ayahnya meninggal akibat penyakit yang diderita yaitu Gagal Ginjal.

V. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL A. Persepsi pasien tentang penyakitnya

Klien menilai dirinya biasa – biasa saja.

B. Konsep diri :

- Gambaran diri : Klien mengatakan menyukai seluruh anggota tubuhnya karena ciptaan Tuhan. - Ideal diri : Klien ingin cepat sembuh dan cepat pulang. - Harga diri : Klien merasa kurang dihargai oleh orang semenjak dirawat di RSJ. - Peran diri : Klien berperan sebagai anak kandung pertama dari tiga bersaudara. - Identitas : Klien tamatan SMA memiliki ijazah kemudian langsung kerja menjadi security rumah sakit. Universitas Sumatera Utara 16

C. Keadaan emosi

Klien mengatakan sulit mengontrol emosinya jika mengingat masalah dengan keluarga.

D. Hubungan sosial :

- Orang yang berarti : Klien mengatakan orang tua dan adik – adiknya lah yang berarti. - Hubungan dengan keluarga : Klien anak kandung pertama dari tiga bersaudara. - Hubungan dengan orang lain : Klien sering berinteraksi dengan orang lain dan mengikuti kegiatan di masyarakat seperti gotong – royong dan ronda malam. - Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Klien mengatakan tidak ada hambatan dalam berhubungan dengan orang lain. E. Spritual : - Nilai dan keyakinan : Klien beragama kristen protestan dan yakin adanya Tuhan. - Kegiatan ibadah : Klien jarang mengikuti ibadah Gereja.

VI. STATUS MENTAL

Tingkat kesadaran yang dialami klien compos mentis, dapat berorientasi, penampilan rapi, jika berbicara cepat, keras, seperti tergesa – gesa dengan menunjukkan wajah merah, namun masih sesuai. Dilihat dari alam perasaan, klien tampak lesu seperti putus asa, tetapi dalam perbincangan klien menunjukkan ekspresi rasa ingin marah, tegang, dan tengan mengepal. Interaksi kooperatif dan kontak mata ada. Klien pernah mengalami gangguan persepsi halusinasi pendengaran, proses pikir dengan berbicara sesuai dengan apa yang dialami, penuh dengan obsesi dan memiliki ide yang terkait. Tidak ada waham yang dialami, kemampuan memori klien masih dapat mengingat kejadian dulu dan sekarang. Universitas Sumatera Utara 17

VII. PEMERIKSAAN FISIK A. Keadaan umum