6
Perilaku kekerasan adalah tingkah laku individu yang ditujukan untuk melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku
tersebut. Ada 4 faktor yang mencakup perilaku tersebut, yaitu : tujuan untuk melukai atau mencelakakan, individu yang menjadi pelaku, individu yang menjadi
korban, dan ketidakinginan si korban menerima tingkah laku individu. Morrison 1993 dalam Purba, dkk, 2008 menambahkan bahwa perilaku kekerasan seperti
perilaku mencederai orang lain dapat berupa ancaman melukai diri sendiri ; perilaku merusak lingkungan berupa seperti perabot rumah tangga, membanting
pintu ; ancaman verbal berupa kata – kata kasar, nada suara yang tinggi dan
bermusuhan.
2.1.1 PENGKAJIAN Faktor Predisposisi
Faktor – faktor yang mendukung terjadinya masalah perilaku kekerasan
adalah faktor biologis, psikologis, dan sosiokultural Dalami Suliswati, 2009 . 1. Faktor biologis
a. Instinctual drive theory teori dorongan naluri Teori ini menyatakan bahwa perilaku kekerasan disebabkan oleh suatu
dorongan kebutuhan dasar yang kuat. b. Psycomatic theory teori psikomatik
Pengalaman marah adalah akibat dari respons psikologis terhadap stimulus eksternal, internal maupun lingkungan. Dalam hal ini sistem
limbvik berperan sebagai pusat untuk mengekspresikan maupun menghambat rasa marah.
2. Faktor psikologis
a. Frustasion aggresion theory teori agresif frustasi
Menurut teori ini perilaku kekerasan terjadi sebagai hasil akumulasi frustasi terjadi apabila keinginan individu untuk mencapai sesuatu gagal
atau terhambat. Keadaan tersebut dapat mendorong individu berperilaku agresif karena perasaan frustasi akan berkurang melalui perilaku
kekerasan.
Universitas Sumatera Utara
7
b. Behaviororal theory teori perilaku
Kemarahan adalah proses belajar, hal ini dapat dicapai apabila tersedia fasilitas atau situasi yang mendukung. Reinforcement yang diterima pada
saat melakukan kekerasan, sering mengobservasi kekerasan di rumah atau luar rumah. Semua aspek ini menstimulasi individu mengadopsi
perilaku kekerasan. c.
Existensial theory teori eksistensi Bertindak sebagai perilaku adalah kebutuhan dasar manusia apabila
kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi melalui perilaku konstruktif maka individu akan memenuhi kebutuhannya melalui perilaku destruktif.
3. Faktor sosial kultural
a. Sosial environment theory teori lingkungan
Lingkungan sosial akan mempengaruhi sikap individu dalam mengekspresikan marah. Budaya tertutup dan membalas secara diam
pasif agresif dan kontrol sosial yang tidak pasti terhadap perilaku kekerasan akan menciptakan seolah
– olah perilaku kekerasan diterima. b.
Social learning theory teori belajar sosial Perilaku kekerasan dapat dipelajari secara langsung maupun melalui
proses sosialisasi.
Faktor Presipitasi
Stresor yang mencetuskan perilaku kekerasan bagi setiap individu bersifat unik. Stresor tersebut dapat disebabkan dari luar maupun dalam. Contoh stresor
yang berasal dari luar antara lain serangan fisik, kehilangan, kematian dan lain –
lain. Sedangkan stresor yang berasal dari dalam adalah putus hubungan dengan orang yang berarti, kehilangan rasa cinta, ketakutan terhadap penyakit fisik dan
lain – lain. Selain itu lingkungan yang terlalu ribut, padat, kritikan yang mengarah
pada penghinaan, tindakan kekerasan dapat memicu perilaku kekerasan.
Mekanisme Koping
Perawat perlu mengidentifikasi mekanisme koping klien sehingga dapat membantu klien untuk mengembangkan mekanisme koping yang konstruktif
dalam mengekspresikan marahnya. Mekanisme koping yang umum digunakan
Universitas Sumatera Utara
8
adalah mekanisme pertahanan ego seperti diplacement, sublimasi, proyeksi, depresi, denial dan reaksi formasi.
Perilaku
Perilaku yang berkaitan dengan perilaku kekerasan antara lain : 1.
Menyerang atau menghindar Pada keadaan ini respons fisiologi timbul karena kegiatan sistem syaraf
otonom reaksi terhadap sekresi ephineprin yang menyebabkan tekanan darah meningkat, takikardi, wajah merah, pupil melebar, mual, sekresi
HCL meningkat, peristaltik gaster menurun, pengeluaran urine dan saliva meningkat, konstipasi, kewaspadaan juga meningkat, disertai ketegangan
otot seperti ; rahang terkatup, tangan mengepal, tubuh menjadi kaku dan disertai reflek yang cepat.
2. Menyatakan secara asertif
Perilaku yang sering ditampilkan individu dalam mengekspresikan kemarahannya yaitu dengan perilaku pasif, agresif dan asertif. Perilaku
asertif adalah cara yang terbaik, individu dapat mengekspresikan rasa marahnya tanpa menyakiti orang lain secara fisik maupun psikologis dan
dengan perilaku tersebut individu juga dapat mengembangkan diri. 3. Memberontak
Perilaku yang muncul biasanya disertai kekerasan akibat konflik perilaku untuk menarik perhatian orang lain.
4. Perilaku Kekerasan
Tindakan kekerasan atau amuk yang ditunjukkan kepada diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.
2.1.2 ANALISA DATA Masalah Keperawatan