Model Terapi Antibiotika Karakteristik Subjek Penelitian .1 Karakteristik Pasien Pneumonia Berdasarkan Jenis Kelamin

35 Gambar 4.3. Persentase pasien pneumonia rawat inap RSUP Haji Adam Malik berdasarkan lama rawat inap hari Berdasarkan Gambar 3, dapat dilihat bahwa katagori efektif dengan lama rawat inap ≤ 9 hari terdiri dari 42 orang 87 dan katagori tidak efek tif ≥ 10 hari terdiri dari 6 orang 13. Masing-masing 6 orang tersebut menggunakan terapi yang berbeda, diantaranya 3 orang menggunakan terapi injeksi cefotaxim dan injeksi gentamisin, 1 orang menggunakan terapi tunggal injeksi ceftriaxon, 1 orang menggunakan terapi injeksi ceftriakson dan injeksi gentamisin, dan 1 orang menggunakan terapi injeksi ceftazidin dan injeksi ciprofloksasin.

4.1.4 Model Terapi Antibiotika

Dari hasil penelitian yang dilakukan menggunakan rekam medik pasien, terapi antibiotika pasien pneumonia rawat inap RSUP H. Adam Malik dikelompokkan menjadi 9 model terapi antibiotika. Dalam hal ini model terapi antibiotika adalah kelompok kombinasi obat antibiotika yang digunakan pasien pneumonia selama menjalani perawatan di rumah sakit sampai pasien dinyatakan sembuh oleh dokter dan diizinkan pulang. Model terapi antibotika yang digunakan pada pasien pneumonia dapat dilihat pada Tabel 4.1 87 13 Berdasarkan Lama Rawat Inap lama rawat inap ≤ 9 lama rawat inap ≥ 10 Universitas Sumatera Utara 36 Tabel 4.1 Model terapi antibiotika pada pasien pneumonia rawat inap RSUP Haji Adam Malik No Model Terapi Antibiotika Jumlah pasien 1 Infus Ciprofloksasin + Injeksi Ceftriakson 12 25 2 Injeksi Ceftriakson + Injeksi Gentamisin 9 18,75 3 Injeksi Cefotaxim + Injeksi Gentamisin 5 10,41 4 Injeksi Ceftriakson 5 10,41 5 Injeksi Ceftazidin + Injeksi Ciprofloksasin 5 10,41 6 Oral Eritromisin + Injeksi Ceftriakson 3 6,25 7 Injeksi Ceftriakson + Oral Ciprofloksasin 3 6,25 8 Injeksi Ampisilin + Injeksi Gentamisin 3 6,25 9 Injeksi Ceftriakson + Oral Cefadroksil 3 6,25 Berdasarkan Tabel 4.1, model terapi antibiotika kombinasi infus ciprofloksasin dan injeksi ceftriakson yang paling banyak digunakan yaitu pada 12 pasien 25, hal ini disebabkan kombinasi obat infus ciprofloksasin dan injeksi ceftriakson yang saling menguntungkan. Ciprofloksasin merupakan agen antibakteri spektrum luas dari golongan kuinolon yang bekerja menghambat DNA girase yaitu suatu enzim yang menekan DNA bakteri menjadi superkoil dan efektif terhadap bakteri gram + dan gram -. Ceftriakson merupakan golongan antibiotika sefalosforin generasi ketiga yang sangat kuat untuk bakteri anaerob seperti: Streptococcus pneumonia yang bekerja dengan cara menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan penghambatan reaksi transpeptidase tahap ketiga dalam rangkaian reaksi pembentukan dinding sel Neal, 2006 dan Mycek, dkk., 2001. Kemudian diikuti dengan penggunaan injeksi ceftriakson dan injeksi gentamisin digunakan pada 9 pasien 18,75, berikutnya ada 3 model terapi yang masing- masing model terapi terdiri dari 5 pasien 10,41 yaitu: kombinasi injeksi cefotaxim dan injeksi gentamisin, penggunaan tunggal injeksi ceftriakson, dan kombinasi injeksi ceftazidin dan infus ciprofloksasin, kemudian ada 4 model Universitas Sumatera Utara 37 terapi yang masing-masing terapi terdiri 3 pasien 6,25 yaitu: kombinasi oral eritromisin dan injeksi ceftriakson, injeksi ceftriakson dan oral ciprofloksasin, injeksi ampisilin dan injeksi gentamisin, injeksi ceftriakson dan oral cefadroksil oral. Pemilihan kombinasi antibiotika pada pasien pneumonia selain berdasarkan hasil kultur yang biasanya ditentukan sesuai peta kuman yang terdapat di rumah sakit juga berdasarkan hasil kultur mikroorganisme patogen serta ditentukan oleh keamanan obat dan dengan harga terjangkau dari segi farmakoekonomi. Pengobatan pneumonia kebanyakan dilakukan secara empiris yaitu menggunakan antibiotik spektrum luas yang bertujuan agar dapat langsung melawan beberapa penyebab infeksi Rahmadina, 2010.

4.2 Analisis Biaya