Manfaat farmakoekonomi Metode farmakoekonomi

20 salisilat PAS dan sulfon. Dengan mekanisme kerja ini diperoleh efek bakteriostatik. Mikroba membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya. Kuman patogen harus mensintesis sendiri asam folat dari asam para amino benzoat PABA untuk kebutuhan hidupnya. Apabila solfonamid atau sulfon menang bersaing dengan PABA maka terbentuklah analog asam folat yang non fungsional. Akibatnya kehidupan mikroba akan terganggu. Untuk dapat bekerja dihidrofolat harus diubah menjadi asam tetrahidrofolat, Enzim dihidrofolat reduktase yang berperan di sini dihambat oleh trimetropim Setiabudy dan Vincent, 2007. 2.3 Farmakoekonomi 2.3.1 Pengertian farmakoekonomi Farmakoekonomi adalah ilmu yang mengukur biaya dan hasil yang diperoleh dihubungkan dengan penggunaan obat dalam perawatan kesehatan. Analisis farmakoekonomi menggambarkan dan menganalisis biaya obat untuk sistem perawatan kesehatan Orion, 1997. Farmakoekonomi juga didefenisikan sebagai deskripsi dan analisis biaya terapi dalam suatu sistem pelayanan kesehatan, lebih spesifik sebagai penelitian tentang proses identifikasi, pengukuran dan perbandingan biaya, risiko dan keuntungan dari suatu program, pelayanan dan terapi serta determinasi suatu alternatif terbaik. Evaluasi farmakoekonomi adalah memperkirakan harga dari suatu produk atau pelayanan berdasarkan satu atau lebih sudut pandang Vogenberg, 2001.

2.3.2 Manfaat farmakoekonomi

Tujuan farmakoekonomi adalah membandingkan intervensi yang berbeda untuk pengobatan pada kondisi yang sama dan membandingkan pengobatan Universitas Sumatera Utara 21 treatment yang berbeda untuk kondisi yang berbeda. Adapun prinsip farmakoekonomi adalah: a. menetapkan masalah b. mengidentifikasi alternatif intervensi c. menentukan hubungan antara income dan outcome sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat d. mengidentifikasi dan mengukur outcome dari alternatif intervensi e. menilai biaya dan efektivitas f. menginterprestasi dan pengambilan keputusan. Farmakoekonomi diperlukan karena sumber daya terbatas, misalnya pada rumah sakit pemerintah dengan dana terbatas, sehingga sangat penting bagaimana memberikan obat yang efektif dengan dana yang tersedia dan pengalokasian sumber daya yang tersedia secara efisien Vogenberg, 2001. Hasil analisis farmakoekonomi bisa dijadikan sebagai informasi yang dapat membantu para pembuat kebijakan dalam menentukan pilihan atas alternatif-alternatif pengobatan yang tersedia agar pelayanan kesehatan lebih efisien dan efektif. Informasi farmakoekonomi pada saat ini sama pentingnya dengan informasi khasiat dan keamanan obat dalam menentukan pilihan intervensi mana yang akan digunakan Trisna, 2010.

2.3.3 Metode farmakoekonomi

Ada lima jenis metode farmakoekonomi yang telah dikenal, yaitu: a. Cost-Minimization Analysis CMA b. Cost-Effectiveness Analysis CEA c. Cost-Benefit Analysis CBA Universitas Sumatera Utara 22 d. Cost-Utility Analysis CUA dan e. Cost of Illness COI . Persamaan dan perbedaan dari kelima jenis farmakoekonomi tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.1 Tabel 2.1 Metode farmakoekonomi No Metode Satuan Unit Satuan Hasil 1. Cost-Minimization Analysis CMA Mata Uang Hasil yang sama 2. Cost-Effectiveness Analysis CEA Mata Uang Natural unit 3. Cost-Benefit Analysis CBA Mata Uang Mata uang 4. Cost-Utility Analysis CUA Mata Uang Kualitas hidup 5. Cost of Illness COI Mata Uang - a. Cost-Minimization Analysis CMA Cost-Minimization Analysis CMA adalah analisis yang digunakan untuk menguji biaya yang dihubungkan dengan intervensi terhadap program yang sama dengan hasil yang sama Orion, 1997. Misalnya, terapi dengan menggunakan antibiotika generik dan antibiotika bermerek. Outcome klinik efikasi dan efek samping sama maka pemilihan obat difokuskan pada obat yang biaya per harinya lebih murah Vogenberg, 2001. Pada pola ini perlu studi epidemiologis sebelumnya, yang mungkin menunjukkan bahwa dua intervensi atau lebih terhadap suatu kegiatan menghasilkan suatu luaran output yang sama Fatma, 2009. b. Cost-Effectiveness Analysis CEA Cost-Effectiveness Analysis CEA adalah tipe analisis yang membandingkan biaya suatu intervensi dengan beberapa ukuran non-moneter, yang berpengaruh terhadap hasil perawatan kesehatan. Analisis CEA merupakan salah satu cara untuk memilih dan menilai program yang terbaik bila terdapat Universitas Sumatera Utara 23 beberapa program yang berbeda dengan tujuan yang sama tersedia untuk dipilih. Kriteria penilaian program mana yang akan dipilih didasarkan pada discounted unit cost dari masing-masing alternatif program sehingga program yang mempunyai discounted unit cost terendahlah yang akan dipilih oleh para analisispengambil keputusan Tjiptoherianto dan Soesetyo, 2008. Ketika menganalisis suatu penyakit, Analisis Cost-Effectiveness didasarkan pada perbandingan antara biaya suatu program pemberantasan tertentu dan akibat dari program tersebut dalam bentuk perkiraan dari kematian dan kasus yang bisa dicegah. Aplikasi Analisis Cost-Effectiveness, misalnya dua obat atau lebih digunakan untuk mengobati suatu indikasi yang sama tapi cost dan efikasi berbeda. Analisis Cost-Effectiveness mengkonversi cost dan benefit efikasi ke dalam rasio pada obat yang dibandingkan Tjiptoherianto dan Soesetyo, 2008. c. Cost-Benefit Analysis CBA Cost-Benefit Analysis CBA merupakan tipe analisis yang mengukur biaya dan manfaat suatu intervensi dengan ukuran moneter dan pengaruhnya terhadap hasil perawatan kesehatan. Cost-Benefit Analysis CBA digunakan untuk membandingkan perlakuan yang berbeda untuk kondisi yang berbeda Vogenberg, 2001. Contoh, membandingkan program penggunaan vaksin dengan program perawatan suatu penyakit. Pengukuran dapat dilakukan dengan menghitung jumlah episode penyakit yang dapat dicegah, kemudian dibandingkan dengan biaya kalau program perawatan penyakit dilakukan. Semakin tinggi benefit cost, maka program makin menguntungkan Trisna, 2010. Oleh karena CBA membantu untuk menentukan apakah sesuatu program harus dilakukan, maka ada dua hal penting yang menjadi dasar CBA Fatma, 2009 yaitu: Universitas Sumatera Utara 24 i. hanya mengerjakan programintervensi yang mempunyai manfaat lebih besar dari biayanya. ii. jangan memilih mengerjakan programintervensi yang manfaatnya lebih kecil dari biayanya. Kedua hal ini diukur dalam uang. d. Cost-Utility Analysis CUA Penetapan output pada cost-utility analysis adalah dalam bentuk outcome, yaitu berupa peningkatan kualitas hidup. Seperti CEA, CUA membandingkan biaya terhadap program kesehatan yang diterima dihubungkan dengan peningkatan kesehatan yang diakibatkan perawatan kesehatan. Dalam CUA, peningkatan kesehatan diukur dalam bentuk penyesuaian kualitas hidup quality adjusted life yearsQALYs dan hasilnya ditunjukkan dengan biaya per penyesuaian kualitas hidup. Dalam kualitas dan kuantitas hidup dapat dikonversi kedalam nilai QALYs. Keuntungan dari analisis ini dapat ditujukan untuk mengetahui kualitas hidup, kelemahannya yaitu bergantung kepada penentuan QALYs pada status tingkat kesehatan pasien Orion, 1997. e. Cost of Illness COI COI mengidentifikasi dan memperkirakan biaya keseluruhan penyakit tertentu dalam suatu populasi. Metode evaluasi ini sering disebut sebagai beban penyakit. Dengan berhasil mengidentifikasi biaya langsung dan biaya tidak langsung dari suatu penyakit maka dapat ditentukan nilai relatif dari pengobatan atau strategi pencegahannya. Misalnya dengan menentukan biaya penyakit tertentu kepada masyarakat, biaya dari pencegahan dapat dikurangkan dari biaya yang harus dikeluarkan apabila sakit untuk menghasilkan keuntungan apabila dilakukan strategi pencegahannya. Evaluasi COI tidak digunakan untuk Universitas Sumatera Utara 25 membandingkan alternatif pengobatan tetapi untuk memberikan estimasi beban keuangan untuk mengobati penyakit tertentu. Jadi, nilai biaya pencegahan dan pengobatan dapat diukur melalui COI Eisenberg, dkk., 1994.

2.4 Biaya Pelayanan Kesehatan