Indikator Kemiskinan Konsep Pengangguran

Hipotesis U terbalik ini didasarkan pada argumentasi teori Lewis mengenai perpindahan penduduk dari perdesaan pertanian ke perkotaan industri. Daerah perdesaan yang sangat padat penduduknya mengakibatkan tingkat upah di sektor pertanian sangat rendah dan membuat suplai dari pertanian ke industri tidak terbatas. Pada fase terakhir, pada saat sebagian besar dari tenaga kerja yang berasal dari pertanian telah diserap oleh industri, perbedaan pendapatan per kapita antara perdesaan dan perkotaan menjadi kecil atau tidak lagi. Menurut Sajogyo 2006, untuk mengkategorikan penduduk miskin, tidak cukup hanya menggunakan satu garis kemiskinan saja. Tiga garis yang harus digunakan adalah: melarat destitute, miskin sekali very poor dan miskin poor. Di desa pada tingkat 180 Kg dikategorikan melarat, 240 Kg dikategorikan miskin sekali dan 320 Kg setara beras per orang per tahun dikategorikan miskin. Untuk di kota, setara 270 Kg, 360 Kg dan 480 Kg setara beras per orang per tahun.

2.1.4 Indikator Kemiskinan

Menurut Badan Pusat Statistik Kota Padangsidempuan pada tahun 2014, indikator penduduk yang digolongkan miskin adalah sebagai berikut: 1 Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m 2 per orang; 2 Jenis lantai bangunan tempat tinggal tanah atau bambu atau kayu murahan; 3 Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari bambu atau rumbia atau kayu berkualitas rendah atau tembok tanpa diplester; 4 Tidak mempunyai fasilitas tempat buang air besar atau menggunakan bersama-sama dengan rumah tangga lain; 5 Sumber penerangan rumah tangga bukan menggunakan listrik; Universitas Sumatera Utara 6 Sumber air minum dari sumur atau mata air tidak terlindung atau sungai atau air hujan; 7 Bahan bakar untuk memasak sehari-hari menggunakan kayu bakar atau minyak tanah atau arang; 8 Tidak pernah mengkonsumsi dagingsusuayam per minggu atau hanya satu kali dalam seminggu ; 9 Tidak pernah membeli pakaian baru dalam setahun atau hanya satu kali membeli dalam setahun untuk setiap anggota rumah tangga; 10 Hanya satu kali atau dua kali makan dalam sehari untuk setiap anggota rumah tangga; 11 Tidak mampu membayar untuk berobat ke Puskesmas atau Poliklinik; 12 Lapangan pekerjaan utama kepala rumah tangga adalah petani dengan luas lahan 0,5 hektar atau buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan, atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan kurang dari Rp 600.000 per bulan; 13 Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga hanya SD atau tidak tamat SD maupun tidak sekolah; 14 Tidak mempunyai tabungan atau barang yang mudah dijual dengan nilai minimal Rp 500.000, seperti sepeda motor kreditnon kredit, emas, ternak, kapal motor, atau barang modal lainnya.

2.1.5 Konsep Pengangguran

Penduduk dalam suatu negara dibedakan menjadi dua golongan, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Menurut Bank Dunia, tenaga kerja adalah penduduk yang berumur antara 15 hingga 64 tahun. Selanjutnya, tenaga kerja dibagi lagi menjadi dua kelompok, yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja adalah penduduk dalam usia kerja atau tenaga kerja yang sedang bekerja, atau mempunyai pekerjaan namun untuk sementara sedang tidak bekerja maupun yang sedang mencari pekerjaan. Sedangkan bukan angkatan kerja adalah penduduk dalam usia kerja atau tenaga kerja yang tidak bekerja, tidak mempunyai pekerjaan, dan tidak sedang mencari pekerjaan. Penduduk yang termasuk ke dalam bukan angkatan kerja, antara lain orang-orang yang kegiatannya bersekolah pelajar, mahasiswa, mengurus rumah tangga ibu-ibu Universitas Sumatera Utara yang bukan wanita karir, serta menerima pendapatan tetapi bukan merupakan imbalan langsung atas jasa kerjanya pensiunan, penderita cacat yang dependen. Angkatan kerja dibedakan juga ke dalam dua kelompok, yaitu pekerja dan penganggur. Pekerja ialah orang-orang yang mempunyai pekerjaan dan memang sedang bekerja saat dilakukan sensus atau survei, serta orang yang mempunyai pekerjaan namun untuk sementara waktu kebetulan sedang tidak bekerja. Sedangkan pengangguran adalah seseorang yang mau dan membutuhkan pekerjaan dan atau seseorang yang seharusnya dilihat dari segi kebutuhan dan kemampuannya telah dan harus mempunyai pekerjaan yang layak dan sah menurut hukum dinegaranya. Pekerjaan tersebut digunakan sebagai sumber kehidupan dan penghidupan dirinya, keluarganya, masyarakat, dan bangsanya. Tetapi karena sesuatu hal, dia tidak memiliki kesempatan itu. Menurut Lipsey, et al. 1997, pengangguran dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu pengangguran siklis, pengangguran friksional, dan pengangguran struktural. Pengangguran siklis adalah pengangguran yang terjadi ketika permintaan total tidak memadai untuk membeli semua keluaran potensial ekonomi, sehingga menyebabkan senjang resesi dimana keluaran aktual lebih kecil dari keluaran potensial. Pengangguran siklis dikatakan sebagai orang yang menganggur terpaksa yaitu mereka ingin bekerja dengan tingkat upah yang berlaku tetapi pekerjaan tidak tersedia. Pengangguran struktural adalah pengangguran yang disebabkan ketidaksesuaian antara struktur angkatan kerja berdasarkan jenis keterampilan, pekerjaan, industri atau lokasi geografis dan struktur permintaan akan tenaga Universitas Sumatera Utara kerja. Sedangkan pengangguran friksional diakibatkan oleh perputaran normal tenaga kerja. Sumber penting pengangguran friksional adalah penduduk usia muda yang memasuki angkatan kerja dan mencari pekerjaan. Selain itu, pengangguran friksional juga disebabkan oleh orang-orang yang keluar dari pekerjaannya, baik karena tidak puas dengan kondisi pekerjaan yang sekarang maupun karena diberhentikan. Menurut BPS, pengangguran terbuka adalah orang yang mencari pekerjaan, yang sedang mempersiapkan usaha, yang tidak mencari pekerjaan, dan mereka yang sudah punya pekerjaan. Mencari pekerjaan adalah kegiatan seseorang yang tidak bekerja dan pada saat survei orang tersebut sedang mencari pekerjaan, seperti yang belum pernah bekerja dan sedang berusaha mendapatkan pekerjaan atau orang yang sudah pernah bekerja, karena suatu hal berhenti atau diberhentikan dan sedang berusaha mendapatkan pekerjaan.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu