10 -
Operasi multi tahap multi stage dengan aliran lawan arah counter- current
. Pada proses ekstraksi ini, terjadi kontak antara padatan dan pelarut
dilakukan lebih dari satu kali. Prinsip ekstraksi multi stage counter- current
adalah padatan baru dikontakkan dengan pelarut yang telah banyak mengandung solut yaitu ekstrak sebagai hasil kontak pada
tahap-tahap berikutnya, sedangkan padatan yang solutnya telah menipis dikontakkan dengan pelarut segar pada tahap berikutnya. Skema operasi
ini ditampilkan pada Gambar 2.5
Gambar 2.5 Operasi Ekstraksi Multi Tahap Counter-Current [30]
2.3.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekstraksi
Menurut Prasetyo 2009 [30] hal-hal yang mempengaruhi ekstraksi antara lain adalah ukuran partikel, temperatur ekstraksi, jumlah pelarut, dan waktu
ekstraksi. Pada prinsipnya ekstraksi adalah melarutkan dan menarik senyawa dengan
menggunakan pelarut yang tepat. Ada tiga tahapan proses pada waktu ekstraksi yaitu:
1. Penetrasi pelarut ke dalam sel dan pengembangan sel 2. Disolusi pelarut ke dalam sel dan pengembangan sel
3. Difusi bahan yang terekstraksi ke luar sel Proses diatas diharapkan terjadinya kesetimbangan antara bahan dan pelarut.
Kecepatan untuk mencapai kesetimbangan umumnya tergantung pada suhu, pH, ukuran partikel dan gerakan partikel. Prinsip utama yang berkaitan dengan
kelarutan, yaitu senyawa polar lebih mudah larut dalam pelarut polar dan senyawa nonpolar akan mudah larut dalam pelarut nonpolar [31]
11 -
Ukuran Partikel
Memperkecil ukuran padatan perlu dilakukan untuk mencapai unjuk kerja ekstraksi yang baik [30]. Hal ini disebabkan pada ukuran butir semakin kecil akan
memudahkan pelarut dalam melarutkan minyak atsiri, beserta zat warna, resin, dan zat-zat lain seperti protein dan waxe yang terkandung dalam serbuk
temulawak [32].
-
Suhu Ekstraksi
Temperatur yang lebih tinggi viskositas pelarut lebih rendah, kelarutan solute lebih besar pada umumnya menguntungkan unjuk kerja ekstraksi. Namun,
temperatur ekstraksi tidak boleh melebihi titik didih pelarut karena akan menyebabkan pelarut menguap [30].
-
Pelarut
Jenis pelarut merupakan faktor penting dalam ekstraksi kurkumin. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan pelarut adalah selektivitas, kemampuan
mengekstrak, toksisitas, kemudahan untuk diuapkan, dan harga pelarut [33]. Menurut Emilan 2009 [31] dalam memilih pelarut yang akan dipakai
harus diperhatikan sifat kandungan kimia metabolit sekunder yang akan diekstraksi, dan syarat-syarat suatu zat dapat dipilih sebagai pelarut antara lain :
a. Kapasitas besar b. Selektif
c. Volabilitas cukup rendah kemudahan menguaptitik didihnya cukup rendah d. Harus dapat direcoveri
e. Relatif tidak mahal f. Non toksik, non korosif, tidak memberikan kontaminasi serius dalam keadaan
uap g. Viskositas cukup rendah
Menurut Kumar 2013 [34] pilihan pelarut untuk ekstraksi terbatas pada beberapa pelarut dengan kemurnian tertentu karena hukum nasional dan
internasional dalam memproses material makanan. Heksana, aseton, alkohol
12 etanol, methanol, isopropanol dan etil asetat digunakan dalam ekstraksi
oleoresin dari bumbu-bumbu. Berdasarkan kelarutan dari konstituen aktif, kurkuminoid memiliki tingkat kelarutan rendah dalam pelarut-pelarut
hidrokarbon. Alkohol dan aseton adalah ekstraktan yang baik dan yield-nya juga bisa diharapkan tinggi.
2.4 ETANOL