33 Pada gambar 4.3 dapat dilihat bahwa rendemen ekstrak yang dihasilkan
untuk berbagai macam konsentrasi pelarut dan waktu ekstraksi cenderung meningkat dengan banyaknya jumlah tahap ekstraksi. Hal ini disebabkan karena
pemberian pelarut baru pada setiap tahap akan menghasilkan driving force lebih besar yaitu kadar solut dalam larutan menjadi lebih banyak [30].
Pada ekstraksi 2 tahap dan ekstraksi 3 tahap yang dilakukan pada penelitian ini, volume total pelarut yang digunakan dan waktu total ekstraksi pada
ekstraksi 2 tahap dan 3 tahap adalah sama. Ekstraksi 3 tahap 8,5-16,35 memberikan rendemen ekstrak yang lebih besar jika dibandingkan dengan
ekstraksi 2 tahap 4,2-13,4. Dari data yang diperoleh dapat diambil kesimpulan bahwa semakin banyak tahap ekstraksi, rendemen yang diperoleh juga akan
semakin besar. Hasil penelitian ini sama seperti hasil yang dilaporkan oleh Prasetyo
2010 [30] yang melakukan penelitian ekstraksi multitahap minyak biji teh- heksan dimana rendemen meningkat dengan semakin banyaknya tahap ekstraksi.
4.2.2 Pembuatan Kurva Standar Kurkumin
Kurva standar kurkumin dibuat pada panjang gelombang 425 nm Dilihat dari puncak spektrum analisa kurkumin standar. Kurva standar untuk larutan
hampir mendekati 1 Gambar 4.4.
Gambar 4.4 Grafik Kurva Standar Kurkumin
Pada Gambar 4.4, dari grafik kurva standar kurkumin absorbansi vs konsentrasi, diperoleh persamaan y = 0,363x + 0,021 dengan R
2
= 0.990. Dengan
y = 0,363x + 0,0212 R² = 0,9907
0,1 0,2
0,3 0,4
0,5 0,6
0,7 0,8
0,9 1
0,000 0,500
1,000 1,500
2,000 2,500
3,000
Abs or
b an
si
Konsentrasi ppm
34 menggunakan persamaan tersebut maka konsentrasi kurkumin untuk setiap
percobaan dapat dihitung.
4.2.3 Analisa Kadar Kurkumin Temulawak
Analisa kadar kurkumin yang terekstraksi ditentukan secara kuantitatif menggunakan spektrofotometer Uv-Vis. Grafik kurva standar yang diperoleh
digunakan untuk mengetahui kadar kurkuminoid pada ekstrak temulawak.
Pengaruh Waktu Ekstraksi terhadap Kadar Kurkumin
Pengaruh waktu ekstraksi terhadap kadar kurkumin pada masing-masing perlakuan dapat dilihat pada gambar 4.5.
Pada gambar 4.5 dapat dilihat bahwa kadar kurkumin untuk berbagai macam konsentrasi pelarut dan tahap jumlah ekstraksi cenderung meningkat
dengan peningkatan waktu. Semakin lama waktu ekstraksi, kadar kurkumin yang diperoleh pun akan
meningkat, hal tersebut dikarenakan semakin banyak senyawa yang terlarut ke dalam pelarut [43].
Semakin lama waktu ekstraksi yang digunakan, waktu kontak antara sampel dan pelarut semakin lama sehingga jumlah senyawa yang terekstraksi
semakin banyak. Kondisi ini akan terus berlanjut hingga tercapai kondisi kesetimbangan antara konsentrasi senyawa di dalam bahan baku dengan
konsentrasi senyawa di pelarut [19]. Dari grafik, kadar kurkumin yang didapat berbanding lurus dengan semakin meningkatnya waktu ekstraksi.
Hasil yang diperoleh memperlihatkan bahwa waktu ekstraksi selama 180 menit 0,078-2,617 menghasilkan kurkumin dengan kadar lebih tinggi
dibandingkan waktu 60 menit 0,067-2,061 dan 120 menit 0,147-2,238. Dari data yang diperoleh dapat diambil kesimpulan bahwa semakin lama waktu
ekstraksi, maka kadar kurkumin yang didapat juga akan semakin besar. Hasil penelitian ini sama seperti hasil yang dilaporkan oleh Srijanto, dkk 2004 [19]
yang melakukan penelitian pengaruh waktu, suhu dan perbandingan bahan baku- pelarut pada ekstraksi kurkumin dari temulawak menggunakan pelarut aseton
dimana kadar kurkumin mengalami peningkatan terhadap lama waktu ekstraksi.
35 Gambar 4.5 Pengaruh Waktu Ekstraksi, Jumlah Tahap dan Konsentrasi Pelarut
sebesar a 50 b 70 dan c 96 Terhadap Kadar Kurkumin
0,0 0,5
1,0 1,5
2,0 2,5
3,0
60 120
180
K ad
ar K
u rk
u m
in
Waktu Ekstraksi Menit
a
2 Tahap 3 Tahap
0,0 0,5
1,0 1,5
2,0 2,5
3,0
60 120
180
K ad
ar K
u rk
u m
in
Waktu Ekstraksi Menit
b
2 Tahap 3 Tahap
0,0 0,5
1,0 1,5
2,0 2,5
3,0
60 120
180
K adar
K ur
k um
in
Waktu Ekstraksi Menit
c
2 Tahap 3 Tahap
36
Pengaruh Konsentrasi Pelarut terhadap Kadar Kurkumin
Pengaruh konsentrasi pelarut terhadap kadar kurkumin pada masing-masing perlakuan dapat dilihat pada gambar 4.6
Gambar 4.6 Pengaruh Konsentrasi Pelarut, Jumlah Tahap dan Waktu Ekstraksi selama a 60 menit b 120 menit dan c 180 menit Terhadap Kadar Kurkumin
0,0 0,5
1,0 1,5
2,0 2,5
3,0
50 70
96
K ad
ar K
u rk
u m
in
Konsentrasi Etanol
a
2 Tahap 3 Tahap
0,0 0,5
1,0 1,5
2,0 2,5
3,0
50 70
96
K ad
ar K
u rk
u m
in
Konsentrasi Etanol
b
2 Tahap 3 Tahap
0,0 0,5
1,0 1,5
2,0 2,5
3,0
50 70
96
K ad
ar K
u rk
u m
in
Konsentrasi Etanol
c
2 Tahap 3 Tahap
37 Dari gambar 4.6, peningkatan kadar kurkumin yang didapat juga dapat
dilihat dari meningkatnya konsentrasi pelarut yang digunakan untuk mengekstrak kurkumin.
Kurkumin merupakan senyawa kurang polar yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam alkohol [42]. Etanol 96 memiliki kadar etanol lebih besar
daripada air 96 : 4 jika dibandingkan dengan etanol 70 dan etanol 50. Jadi semakin tinggi konsentrasi pelarut maka semakin banyak kurkumin yang
diesktrak. Dari percobaan yang dilakukan, ekstraksi dengan menggunakan etanol
dengan konsentrasi 96 1,78-2,617 memberikan kadar kurkumin yang lebih besar jika dibandingkan dengan menggunakan etanol dengan konsentrasi 50
0,067-0,342 ataupun etanol dengan konsentrasi 70 0,413-2,041. Dari data yang diperoleh dapat diambil kesimpulan bahwa semakin tinggi konsentrasi
pelarut etanol, semakin tinggi kemurniannya, sehingga makin banyak kurkumin yang terekstrak dari kunyit. Hasil penelitian ini sama seperti hasil yang dilaporkan
oleh Fitri 2012 [45] dimana kadar zat terekstrak meningkat dengan semakin tingginya konsentrasi pelarut yang digunakan.
Pengaruh Jumlah Tahap Ekstraksi terhadap Kadar Kurkumin
Pengaruh jumlah tahap ekstraksi terhadap kadar kurkumin pada masing- masing perlakuan dapat dilihat pada gambar 4.7.
Dari gambar 4.7, peningkatan kadar kurkumin yang diperoleh dapat dilihat dari peningkatan jumlah tahap ekstraksi. Hal ini disebabkan karena pemberian
pelarut baru pada setiap tahap akan menghasilkan driving force lebih besar yaitu kadar solut dalam larutan menjadi lebih banyak [30].
Pada ekstraksi 2 tahap dan ekstraksi 3 tahap yang dilakukan pada penelitian ini, volume total pelarut yang digunakan dan waktu total ekstraksi pada
ekstraksi 2 tahap dan 3 tahap adalah sama. Ekstraksi 3 tahap 0,234-2,617 memberikan kadar kurkumin yang lebih besar jika dibandingkan dengan ekstraksi
2 tahap 0,067-2,175. Dari data yang diperoleh dapat diambil kesimpulan bahwa semakin banyak tahap ekstraksi, kadar kurkumin yang diperoleh juga akan
semakin besar.
38 Gambar 4.7 Pengaruh Jumlah Tahap Ekstraksi, Konsentrasi Pelarut dan Waktu
Ekstraksi selama a 60 menit b 120 menit dan c 180 menit Terhadap Kadar Kurkumin
0,0 0,5
1,0 1,5
2,0 2,5
3,0
2 3
K ad
ar K
u rk
u m
in
Tahap Ekstraksi
a
50 70
96
0,0 0,5
1,0 1,5
2,0 2,5
3,0
2 3
K adar
K ur
k um
in
Tahap Ekstraksi
b
50 70
96
0,0 0,5
1,0 1,5
2,0 2,5
3,0
2 3
K adar
K ur
k um
in
Tahap Ekstraksi
c
50 70
96
39 Hasil penelitian ini sama seperti hasil yang dilaporkan oleh Prasetyo
2010 [30] yang melakukan penelitian ekstraksi multitahap minyak biji teh- heksan dimana kadar zat terlarut meningkat dengan semakin banyaknya tahap
ekstraksi.
4.3 PERBANDINGAN PEROLEHAN KURKUMIN