63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan dari penelitian ini, yaitu:
1. Profitabilitas, likuiditas danleveragesecara serempak berpengaruh signifikan
terhadap financial distress pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
2. Secara parsial profitabiltasberpengaruh negatif dan signifikan terhadap
financial distress, likuiditas tidak berpengaruh dan tidak signifikan,leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap kondisi financial distress pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut:
1. Bagi peneliti sejenis
Bagi peneliti sejenis sebaiknya memperluas penelitian dengan melakukan penelitian tidak hanya terbatas pada perusahaan manufaktur
saja, tetapi juga perusahaan-perusahaan lainnya, misalnya saja pada perusahaan keuangan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia, dengan
tahun pengamatan yang lebih panjang sehingga hasil yang diperoleh akan lebih dapat digeneralisasikan dan akan lebih menggambarkan kondisi
Universitas Sumatera Utara
64
sesungguhnya selama jangka panjang. Serta menambah variabel-variabel lain yang dapat memprediksi kondisifinancial distress.
2. Bagi perusahaan
Bagi manajemen perusahaan, sebaiknya memperhatikan laporan laba ruginya, penekanan terhadap biaya operasional diperlukan untuk
memaksimalkan laba bersih yang diperoleh. Dengan nilai laba bersih yang besar, diharapkan investor semakin mempercayakan investasinya ke
perusahaan tersebut. untuk mengurangi risiko keuangan perusahaan. 3.
Bagi investor Mengetahui seberapa terlindungnya suatu perusahaan terhadap
risiko yang akan dihadapi perusahaan adalah informasi penting dan baik bagi investor. Penulis menyarankan bagi para investor untuk lebih untuk
memperhatikan variabel – variabel seperti: profitabilitas dan leverage sebelum mengambil keputusan dalam berinvestasi.
Universitas Sumatera Utara
12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan
2.1.1.1 Pengertian Laporan keuangan
Laporan keuangan biasanya digunakan untuk memberikan informasi mengenai kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada suatu periode
akuntansi. Ada beberapa pengertian laporan keuangan yang dikemukakan oleh beberapa ahli, diantaranya:
a. Ikatan Akuntansi Indonesia 2008:1 dalam Standar Akuntansi Keuangan
menyebutkan bahwa laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan, yang meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
b. Brigham dan Houston 2006:44 laporan keuangan adalah beberapa
lembar kertas dengan angka – angka yang tertulis di atasnya, tetapi penting juga untuk memikirkan aset – aset nyata yang mendasari angka – angka
tersebut. c.
Kasmir 2009:66 laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan saat ini atau dalam suatu periode tertentu.
Maksud dari laporan keuangan ini adalah untuk menunjukkan kondisi perusahaan saat ini adalah merupakan kondisi terkini. Kondisi perusahaan
terkini adalah keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu untuk neraca dan periode tertentu untuk laporan laba rugi.
Universitas Sumatera Utara
13
Dari beberapa pendapat para ahli diatas, maka laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses kegiatan-kegiatan akuntansi dalam suatu badan
usaha yang meliputi kegiatan mengumpulkan bukti-bukti transaksi asli, menganalisa bukti-bukti tersebut, mengklasifikasikan pengaruh transaksi tersebut
pada rekening-rekening yang bersangkutan, mencatat jurnal, memposting dalam buku besar, membuat kertas kerja dan menyusun laporan keuangan.
2.1.1.2. Bentuk Dasar Laporan Keuangan
Menurut Brigham Houston 2006:46, laporan keuangan terdiri atas: a.
Neraca Neraca merupakan laporan tentang posisi keuangan perusahaan pada suatu
titik waktu tertentu. b.
Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi merupakan laporan yang mengiktisarkan pendapatan
dan pengeluaran perusahaan selama satu periode akuntansi, yang biasanya setiap satu kuartal atau satu tahun.
c. Laporan Laba Ditahan
Laporan laba ditahan merupakan pernyataan yang melaporkan berapa banyak laba perusahaan yang ditahan dalam usahanya dan tidak
dibayarkan ke dividennya. Tampilan untuk laba ditahan yang ada disini merupakan jumlah laba ditahan tahunan untuk setiap tahun dari sejarah
perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
14
d. Arus Kas Bersih
Arus kas bersih merupakan arus kas aktual yang berlawanan dengan laba bersih akuntansi, yang dihasilkan oleh perusahaan selama satu periode
tertentu. e.
Laporan Arus Kas Laporan arus kas merupakan laporan yang melaporkan dampak dari
aktivitas-aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan oleh perusahaan pada arus kas selama satu periode akuntansi.
2.1.1.3 Pemakai Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan komoditi yang bermanfaat dan dibutuhkan masyarakat, karena laporan keuangan dapat memberikan informasi yang
dibutuhkan para pemakainya dalam dunia bisnis yang dapat menghasilkan keuntungan. Dengan membaca laporan keuangan dengan tepat, maka seseorang
dapat melakukan tindakan ekonomi menyangkut lembaga perusahaan yang dilaporkan dan diharapkan akan menghasilkan keuntungan baginya.
Para pemakai laporan keuangan beserta kegunaannya dapat dijelaskan sebagai berikut Syahyunan, 2013:35:
1. Pemilik Perusahaan Pemegang Saham
Bagi pemilikpemegang saham perusahaan laporan keuangan dimaksudkan untuk:
a. Menilai prestasi atau hasil yang diperoleh manajemen.
b. Mengetahui hasil dividen yang akan diterima.
Universitas Sumatera Utara
15
c. Menilai posisi keuangan perusahaan dan pertumbuhannya.
d. Mengetahui nilai saham dan laba per lembar saham.
2. Manajemen Perusahaan
Bagi manajemen perusahaan laporan keuangna digunakan untuk: a.
Alat untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan kepada pemilik atau pemegang saham.
b. Mengukur tingkat biaya dari setiap kegiatan operasi perusahaan, divisi,
bagian, atau segmen tertentu. c.
Menilai hasil kinerja individu yang diberi tugas dan tanggung jawab. 3.
Investor Bagi investor laporan keuangan dimaksudkan untuk:
a. Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan.
b. Menilai kemungkinan menanamkan dana dalam perusahaan.
c. Menilai kemungkinan menarik danainvestasi dari perusahaan.
4. Kreditur
Bagi kreditur laporan keuangan digunakan untuk: a.
Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.
b. Menilai kualitas jaminan kreditinvestasi untuk menopang kredit yang
akan diberikan. c.
Menilai sejauh mana perusahaan mengikuti perjanjian kredit yang sudah disepakati.
Universitas Sumatera Utara
16
5. Pemerintah dan Regulator
Bagi pemerintah atau regulator laporan keuangan dimaksudkan untuk: a.
Menghitung dan menetapkan jumlah pajak yang harus dibayar. b.
Sebagai dasar dalam penetapan – penetapan kebijaksanaan baru. c.
Menilai apakah perusahaan memerlukan bantuan atau tindakan lain. 6.
Analis Pasar Modal Analis pasar modal selalu menggunakan analisis yang tajam dan lengkap
terhadap laporan keuangan perusahaan yang go public maupun yang berpotensi masuk pasar modal. Analis ingin mengetahui nilai perusahaan,
kekuatan dan posisi keuangan perusahaan. Apakah layak disarankan untuk dibeli sahamnya, dijual atau dipertahankan. Informasi ini akan
disampaikan kepada investor baik individual maupun lembaga. 7.
PenelitiAkademisiLembaga Peringkat Bagi peneliti maupun akdemisi laporan keuangan sangat penting sebagai
dara primer dalam melakukan penelitian terhadap topik tertentu yang berkaitan dengan laporan keuangan atau perusahaan. Laporan keuangan
menjadi bahan dasar yang diolah untuk mengambil kesimpulan dari suatu hipotesis atau penelitian yang dilakukan.
2.1.2 Analisis Laporan Keuangan 2.1.2.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Perlunya menganalisa laporan keuangan adalah untuk dapat memperluas serta mempertajam informasi-informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
Universitas Sumatera Utara
17
serta dapat menggali serta mengungkapkan berbagai hal yang tersembunyi didalamnya. Analisis laporan keuangan merupakan suatu proses analisis terhadap
laporan keuangan, dengan tujuan untuk memberikan tambahan informasi kepada para pemakai laporan keuangan untuk pengambilan keputusan ekonomi, sehingga
kualitas keputusan yang diambil akan menjadi lebih baik Sugiono dan Untung, 2008:10.
2.1.2.2 Kegunaan Analisis Laporan Keuangan
Menurut Sugiono dan Untung2008:11,kegunaan analisa laporan keuangan adalah sebagai berikut:
a. Untuk memberikan informasi yang lebih mendalam terhadap laporan
keuangan itu sendiri. b.
Untuk mengungkapkan hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan.
c. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil
keputusan. d.
Dapat digunakan untuk membandingkan dengan perusahaan lain atau dengan perusahaan lain secara industri vertikal.
e. Untuk memahami situasi dan kondisi keuangan perusahaan.
f. Dapat juga digunakan untuk memprediksi bagaimana keadaan perusahaan
pada masa mendatang proyeksi.
Universitas Sumatera Utara
18
2.1.2.3 Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Tujuan analisis laporan keuangan secara garis besar adalah sebagai berikut Sugiono dan Untung, 2008:11:
a. Screening sarana informasi, analisa dilakukan hanya berdasarkan laporan
keuangan saja. Dengan demikian seorang analis tidak perlu turun langsung ke lapangan untuk mengetahui situasi serta kondisi perusahaan yang
dianalisa. b.
Understanding pemahaman, analisa dilakukan dengan cara memahami perusahaan, kondisi keuangannya dan bidang usahanya serta hasil dari
usahanya. c.
Forecasting peramalan, analisa dapat digunakan juga untuk meramalkan kondisi perusahaan pada masa yang akan datang.
d. Diagnosis diagnosa, analisa memungkinkan untuk dapat melihat
kemungkinan terdapatnya masalah baik didalam manajemen ataupun masalah lain dalam perusahaan.
e. Evaluation evaluasi, analisa digunakan untuk menilai serta mengevaluasi
kinerja perusahaan termasuk manajemen dalam meningkatkan tujuan perusahaan serta efisiensi.
2.1.3 Analisis Rasio Keuangan 2.1.3.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Menurut Syahyunan 2013:91, analisis laporan keuangan merupakan analisis yang paling popular untuk mengidentifikasi kondisi keuangan dan kinerja
Universitas Sumatera Utara
19
keuangan perusahaan. Pada dasarnya untuk menghitung rasio keuangan suatu perusahaan diperlukan angka-angka yang ada dalam neraca saja, dalam laporan
laba rugi saja, atau kombinasi antara keduanya. Disebut rasio karena yang dilakukan pada dasarnya adalah membandingkan membagi antara satu item
tertentu dalam laporan keuangan dengan item lainnya. Cara ini ternyata lebih dapat menjelaskan makna suatu angka yang ada di laporan keuangan
dibandingkan dengan hanya melihat angka tersebut dengan begitu saja. Analisis keuangan dapat dilakukan oleh berbagai pihak untuk berbagai
keperluan. Hanya saja kita perlu memahami bahwa laporan keuangan yang dipergunakan sebagai dasar analisis keuangan hanyalah merupakan rekaman apa
yang telah terjadi selama periode tertentu. Kadang-kadang analisis dalam rentang waktu periode tersebut tidak cukup untuk mencerminkan hasil keputusan-
keputusan keuangan. Situasi ini yang disebut short termism, yang berarti hanya memusatkan perhatian pada periode satu tahun, padahal dampak keputusan
keuangan tersebut meliputi jangka panjang.
2.1.3.2 Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Jenis rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi Suteja 2012:46: 1.
Rasio Likuiditas Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Likuiditas perusahaan ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar
yaitu aktiva yang mudah diubah menjadi kas. Semakin besar nilai rasio likuiditas
Universitas Sumatera Utara
20
maka semakin baik kinerja keuangan perusahaan yang pada akhirnya akan memperkecil resiko suatu perusahaan mengalami financial distress.
2. Rasio Leverage
Rasio leverage digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh utang-utangnya atau dengan kata lain rasio ini dapat pula
digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan mendanai kegiatan usahanya apakah lebih banyak menggunakan utang atau ekuitas. Ini menunjukkan bahwa
semakin sedikit nilai rasio leverage berarti kinerja perusahaan semakin bagus yang berarti bahwa perusahaan dapat terhindar dari risiko mengalami kondisi
financial distress. 3.
Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan
dalam mengahasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen. Semakin tinggi rasio ini semakin efisiensi perusahaan tersebut dalam
memanfaatkan fasilitas perusahaan sehingga mengakibatkan naiknya kinerja perusahaan.
4. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas digunakan untuk mengtahui seberapa efektif manajemen perusahaan menggunakan aktiva yang dimilikinya dalam melaksanakan kegiatan
perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
21
5. Rasio Penilaian
Rasio penilaikan bertujuan menjadi tolok ukur yang mengaitkan hubungan antara harga saham biasa dengan pendapatan perusahaan dan nilai buku saham
atau mencerminkan performance perusahaan secara keseluruhan.
2.1.4 Financial Distress
2.1.4.1 Pengertian Financial Distress
Menurut Brahmana 2007 kesulitan keuangan terjadi karena kurangnya kemampuan entitas dalam mengerjakan dan menjaga stabilitas kinerja keuangan
sehingga mengakibatkan suatu entitas berada dalam kondisi kerugian operasioanal dan bersih untuk periode bersangkutan. Menurut Dermawan 2008:202 financial
distress adalah kondisi dimana perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan terancam bangkrut. Dengan kata lain financial distress merupakan suatu kondisi
dimana perusahaan mengalami kesulitan keuangan untuk memnuhi kewajiban- kewajibannya. Terjadinya kerugian atau laba negatif merupakan salah satu tanda
perusahaan tersebut mengalami financial distress. Jika financial distress terjadi
secara terus menerus, dapat membawa suatu perusahaan menuju kebangkrutan.
Model sistem peringatan untuk mengantisipasi adanya financial distress perlu dikembangkan, karena model ini dapat digunakan sebagai sarana untuk
mengidentifikasikan bahwa memperbaiki kondisi sebelum sampai pada kondisi krisis atau kebangkrutan. Platt dan Platt 2002 menyatakan bahwa informasi yang
terkait sengan financial distress dapat membuat manajemen mengambil tindakan merger atau take over agar perusahaan lebih mampu untuk membayar hutang dan
Universitas Sumatera Utara
22
mengelola perusahaan dnegan lebih baik serta dapat memberikan tanda peringatan awal adanya kebangkrutan pada masa yang akan datang.
2.1.4.2 Penyebab Financial distress
Banyak hal yang melatarbelakangi kondisi kesulitan keuangan yang terjadi di setiap perusahaan. Penyebabnya bisa jadi berasal dari lingkungan internal
perusahaan maupun dari lingkungan eksternal perusahaan. Mochamad Naufal Syaifudin 2001 mengatakan bahwa kesulitan keuangan disebabkan oleh
buruknya kinerja keuangan perusahaan atau rendahnya tingkat kesehatan keuangan perusahaan diakibatkan beberapa faktor, misalnya terpaan krisis
keuangan global. Menurut Fachrudin 2008:6 mengelompokkan penyebab-penyebab
kesulitan keuangan sebagai berikut: 1.
Neoclassical model, kebangkrutan jika alokasi sumber daya tidak tepat. Prediksi kesulitan keuangan dilakukan dengan menggunakan data neraca dan
laporan laba rugi. Misalnya ukuran profitabilitas berupa return on assets dan ukuran solvabillitas berupa debt to assets ratio.
2. Financial distress, bauran aktiva benar tapi struktur keuangan salah dan
dihadapkan pada batasan likuiditas. Hal ini berarti bahwa walaupun perusahaan dapat bertahan hidup dalam jangka panjang tapi ia harus bangkrut juga dalam
jangka pendek. Hubungan dengan pasar modal dengan tidak sempurna dan struktur modal yang inherited menjadi pemicu utama kasus ini. Prediksi kesulitan
keuangan dilakukan dengan menggunakan indikator keuangan atau indikator
Universitas Sumatera Utara
23
kinerja seperti turnovertotal assets, revenuesturnover, ROA, ROE, dan profit margin.
3. Corporate governance model, kebangkrutan disebabkan bauran aktiva dan
struktur keuangan yang benar tapi dikelola dengan buruk. Ketidakefisienan ini mendorong perusahaan menjadi out of the market sebagai konsekuensi dari
masalah dalam tata kelola perusahaan yang terpecahkan. Prediksi kesulitan keuangan dilakukan dengan menggunakan informasi kepemilikan. Kepemillikan
berhubungan dengan struktur tata kelola perusahaan dan goodwill perusahaan.
2.1.4.3 Akibat Financial distress
Kerugian utama perusahaan yang mempunyai tingkat hutang yang lebih tinggi adalah peningkatan resiko kesulitan keuangan, dan akhirnya likuidasi.
Menurut NetTel Africa Fachrudin, 2008:15 hal ini mungkin mempunyai pengaruh merugikan bagi pemilik ekuitas dan hutang.
1. Risiko biaya kesulitan keuangan mempunyai dampak negatif terhadap
nilai perusahaan yang meng-offset nilai pembebasan pajak atas peningkatan level hutang.
2. Jika pun manajer perusahaan menghindarkan likuidasi ketika kesulitan,
hubungannya dengan supplier, pelanggan, pekerja, dan kreditor menjadi rusak parah.
3. Supplier penyedia barang dan jasa secara kredit mungkin lebih berhati-
hati, atau bahkan menghentikan pasokan sama sekali, jika mereka yakin tidak ada kesempatan peningkatan perusahaan dalam beberapa bulan.
Universitas Sumatera Utara
24
4. Pelanggan mungkin mengembangkan hubungan dengan suplier mereka,
dengan merencanakan sendiri produksi mereka dengan andaian ada keberlanjutan dari hubungan tersebut.
5. Situasi financial distress mungkin akan membuat pekerja kurang
termotivasi jika mereka merasa semakin gelisah dalam bekerja dan prospek untuk maju sangat sedikit.
6. Bank dan pemberi pinjaman lain akan cenderung melihat dengan
prejudiced eye atas pinjaman lanjutan yang diajukan perusahaan yang mengalami financial distress.
2.2 Penelitian Terdahulu