Aspek Sosio-Kultural Makanan Gambaran Indeks Massa Tubuh Remaja Usia 15-17 Tahun yang Mengonsumsi Makanan Cepat Saji (Fast Food) Pola Barat di SMA Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan

Masih banyak yang termasuk jenis makanan cepat saji fast food modern diantaranya menurut Peter dalam Ade 2011, yaitu the torpedo roll, the pizza pie, chili con carne, tortillas, club sandwich, sourthen fried chicken, bacon, lettuce and tomato sanwiches, grilled cheese sandwich, dan open beef sandwich. Namun belum ditemukan referensi mengenai apa saja yang termasuk makanan cepat saji fast food lokal yang berada di Indonesia. Berikut ini gambaran kandungan nilai gizi dari beberapa jenis makanan cepat saji yang saat ini banyak dikonsumsi oleh masyarakat karena pengaruh tren globalisasi dikutip dari Tarigan, 2012: 1. Komposisi gizi Pizza 100 g: Kalori 483 KKal, Lemak 48 g, Kolesterol 52 g, Karbohidrat 3 g, Gula 3 g, Protein 3 g. 2. Komposisi gizi Hamburger 100 g: Kalori 267 KKal, Lemak 10 g, Kolesterol 29 mg, Protein 11 g, Karbohidrat 33 g, Serat kasar 3 g, Gula 7 g. 3. Komposisi gizi Donat I bh = 70 g: Kalori 210 Kkal, Lemak 8 g, Karbohidrat 32 g, Serat kasar 1 g, Protein 3 g, Gula 11 g, Sodium 260 mg. 4. Komposisi gizi Fried Chicken 100 g: Kalori 298 KKal, Lemak 16,8 g, Protein 34,2 g, Karbohidrat 0,1 g. 5. Chicken nugget 6 potong: 250 kalori 6. Komposisi chicken nugget: protein 15,5, lemak 9,7, karbohidrat 66,7 7. Kentang goreng mengandung 220 kalori Muliany, 2005.

2.2. Aspek Sosio-Kultural Makanan

Pemilihan akan makanan yang dikomsumsi tidak terlepas dari peranan makanan itu sendiri. Kecuali peranan biologik, yaitu untuk memenuhi rasa lapar, makanan mempunyai peranan sosio-kultural. Den Hartog, Hautvast, dan den Hartog 1980 dalam Almatsier 2009 mengelompokkannya sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 1. Fungsi kenikmatan atau Gastronomik Manusia makan untuk kenikmatan. Kesukaan akan makanan berbeda dari satu bangsa ke bangsa yang lain, dan dari satu daerahsuku ke daerahsuku lain. Makanan di negara tropik berbeda dengan di negara dengan empat musim. Di Indonesia, kesukaan makanan antardaerahsuku juga banyak berbeda. Sebagai contoh, sudah terkenal bahwa makanan di Sumatra, khususnya di Sumatra Barat, lebih pedas daripada makanan di Jawa, khususnya Jawa Tengah yang suka makanan manis. Secara umum makanan yang disukai adalah makanan yang memenuhi selera atau cita rasainderawi, yaitu dalam hal rupa, warna, bau, rasa, suhu, dan tekstur. 2. Makanan untuk Menyatakan Jati Diri Makanan sering dianggap sebagai bagian penting untuk menyatakan jati diri seseorang atau sekelompok orang. Di Jepang misalnya, ikan mentahsushi merupakan makanan terhormat untuk disajikan kepada tamu- tamu. Di sebagian Sumatra, daging dianggap sebagai makanan berprestise. Amatlah memalukan bila kepada tamu tidak dapat menghidangkan daging. 3. Fungsi Komunikasi Makanan merupakan media penting dalam upaya manusia berhubungan satu sama lain. Di dalam keluarga kehangatan hubungan antar anggotanya terjadi pada waktu makan bersama. Begitupun di antara keluarga besar diupayakan pertemuan secara berkala dengan makan-makan untuk memelihara dan mempererat hubungan silahturahmi. Antartetangga sering dilakukan tukar-menukar makanan. Dalam bisnis, kesepakatan sering diperoleh dalam suatu jamuan makan di restoran atau di tempat makan lain. Pesta-pesta makan sering diselenggarakan untuk menghormati seseorang, sekelompok orang, atau untuk merayakan suatu peristiwa penting. Banyak waktu dan uang digunakan untuk mengusahakan agar makanan yang disajikan memenuhi selera tamu-tamu yang diundang. Ini sering berakibat seseorang mengeluarkan uang melebihi kemampuannya. Universitas Sumatera Utara 4. Fungsi Status Ekonomi Makanan sering digunakan untuk menunjukkan prestise dan status ekonomi. Semua budaya mempunyai makanan yang dianggap berprestise. Makan beras dianggap lebih berprestise daripada makan jagung dan umbi- umbian. Oleh karena itu, disamping karena pertambahan penduduk, konsumsi beras di Indonesia semakin hari semakin bertambah sehingga menjadi masalah dalam pengadaannya. Beras putih dianggap lebih berprestise daripada beras tumbuk, padahal beras tumbuk mengandung lebih banyak zat-zat gizi daripada beras giling. Di negara industri, roti putih dulu dianggap lebih bergengsi daripada roti yang berwarna kecoklatan dibuat dari tepung gandum yang tidak sempurna penggilingannya. Akan tetapi sekarang, karena kesadaran gizi sudah semakin besar, banyak orang memilih memakan roti berwarna kecoklatan brown bread tersebut. 5. Simbol Kekuasaan Melalui makanan seseorang atau sekelompok masyarakat dapat menunjukkan kekuasaan terhadap orang atau kelompok masyarakat lain. Majikan memberikan makanan yang berbeda daripada yang ia makan kepada bawahanpembantunya. Memberi makanan yang berkualitas rendah dalam jumlah yang tidak mencukupi kepada orang tahanan merupakan sebagian dari hukumannya. Dalam keadaan bermusuhan suatu negara menetapkan embargo bahan pangan terhadap negara musuhnya. 6. Fungsi Religi, Magis, dan lain-lain. 2.3. Remaja 2.3.1.

Dokumen yang terkait

Hubungan Kebiasaan Konsumsi Makanan Cepat Saji (Fast Food) dengan Obesitas pada siswa Kelas V dan VI SD Shafiyyatul Amaliyyah Medan

8 93 83

Hubungan Kebiasaan Konsumsi Fast Food Dan Aktivitas Fisik Dengan Indeks Massa Tubuh Pada Remaja Di SMA Santo Thomas 1 Medan

4 62 87

Hubungan Arus Puncak Ekspirasi dengan Indeks Massa Tubuh pada Siswa-Siswi Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan

0 28 57

Gambaran Indeks Massa Tubuh Remaja Usia 15-17 Tahun yang Mengonsumsi Makanan Cepat Saji (Fast Food) Pola Barat di SMA Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan

0 0 14

Gambaran Indeks Massa Tubuh Remaja Usia 15-17 Tahun yang Mengonsumsi Makanan Cepat Saji (Fast Food) Pola Barat di SMA Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan

0 0 2

Gambaran Indeks Massa Tubuh Remaja Usia 15-17 Tahun yang Mengonsumsi Makanan Cepat Saji (Fast Food) Pola Barat di SMA Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan

0 0 4

Gambaran Indeks Massa Tubuh Remaja Usia 15-17 Tahun yang Mengonsumsi Makanan Cepat Saji (Fast Food) Pola Barat di SMA Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan

0 0 19

Gambaran Indeks Massa Tubuh Remaja Usia 15-17 Tahun yang Mengonsumsi Makanan Cepat Saji (Fast Food) Pola Barat di SMA Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan

0 0 4

Gambaran Indeks Massa Tubuh Remaja Usia 15-17 Tahun yang Mengonsumsi Makanan Cepat Saji (Fast Food) Pola Barat di SMA Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan

0 0 21

Hubungan Kebiasaan Konsumsi Makanan Cepat Saji (Fast Food) dengan Obesitas pada siswa Kelas V dan VI SD Shafiyyatul Amaliyyah Medan

0 0 28