Ketersediaan Sarana Transportasi Rujukan

Tabel 4.11 Matriks Pernyataan Informan Mengenai Ketersediaan Alat Komunikasi untuk Merujuk Kasus Pelayanan PONED Informan Pernyataan Informan 1 Informan 2 Dulu ada kata mereka disediakan handphone tapi sekarang sudah ga ada lagi, dulu dari program EMAS juga. Dibuat mereka untuk sms pun nanya sms bundo. Kalau sekarang sementara pakai handphone pribadi dululah, tapi nanti mau diusulkan kembali. Sekarang pakai handphone pribadi dulu lah. Inikan kapusnya masih baru jadi nanti mau di usulkan lagi ke dinas.. ya kita tunggu aja gimana nanti. Dulu ada berupa handphone tapi entah kemana pula itu, ga ada jejaknya. Informan 3 Alat komunikasi dan informasi itu ga ada disediakan tapi kami pakai handphone pribadi saja. Setau saya sih dulu ada tapi entah kemana itu, dulu handphone di kasi. Informan 4 Informan 5 Kurang tau sih saya ada atau ga nya disediakan, coba Tanya bikoor lah. Kalau mau merujuk dihubungi dulu lah pihak rumah sakit, pakai handphone pribadilah.

4.9 Ketersediaan Sarana Transportasi Rujukan

Diperlukan dalam penyelenggaraan pelayanan di fasilitas perawatan, sebagai penunjang untuk kelancaran penyelenggaraan PONED di Puskesmas. Salah satunya yaitu sarana transportasi. Hasil penelitian mengenai ketersediaan sarana transportasi kasus pelayanan PONED, diperoleh informasi bahwa sarana transportasi untuk merujuk kasus pelayanan PONED telah tersedia. ambulance yang dapat dipakai kapan saja selama 24 jam. Adanya petugas untuk bertanggung jawab apabila supir tidak ada ditempat maka petugas bisa ditelpon agar segera datang. Ambulance tidak boleh Universitas Sumatera Utara di bawa pulang oleh petugas. Ambulance bisa digunakan pada saat pegawai turun ke lapangan ataupun pada saat merujuk. Tabel 4.12 Matriks Pernyataan Informan Mengenai Ketersediaan Sarana Transportasi Rujukan Informan Pernyataan Informan 2 Informan 3 Ada lah ambulance namanya juga sudah rawat inap pasti sudah ada ambulance.. untuk turun ke lapangan dan merujuk juga. Selalu di puskesmas lah ga boleh di bawa petugas pulang. Ada ambulance desa dan siap 24 jam, supir ada lah, kalau ga ada supirnya gimnalah itu, supirnya juga harus ada selalu kalau tiba tiba dibutuhkan. Informan 4 Ada. Sebelum ada rawat inap ini ya... Tapi harus adalah disini jangan dibawa kerumah petugas. Informan 5 Ada. Informan 6 Informan 7 Ada. Kakak lihat ada didepan puskemas itu, ambulance ya itu.

4. 10 Ketersediaan Biaya Operasional Pelayanan PONED

Hasil penelitian mengenai ketersediaan biaya operasional pelayanan PONED, diperoleh informasi bahwa biaya operasional pelayanan PONED telah tersedia. Untuk keperluan PONED dalam hal ketersediaan peralatan dan keperluan lainnya berasal dari APBD. Apabila ada kerusakan pada alat atau belum lengkap maka biaya dari APBD, namun gaji tetap dari Pemerintah. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.13 Matriks Pernyataan Informan Mengenai Ketersediaan Biaya Operasional Pelayanan PONED Informan Pernyataan Informan 2 Biaya operasionalnya ya..namanya kami PNS dari pemerintah..ya..itu yang sudah yang menjadi biaya operasional. Dari pemerintahlah kita digaji setiap bulan yang kami dapatkan. Misalnya berapa orang pasiennya nah dari situ insentifnya...umpanya. Sekarangkan sudah ada BPJS. Yang pastikan kami sudah digaji. Kalau keperluan lainnya dari APBDlah. Informan 3 Kalau alat yang rusak kita buat laporan aja terus di laporkan ke bagian perlengkapan. Kayak nya dana nya dari APBD.. Informan 4 Aaa...kalau itu saya tidak tahu.

4. 11 Menerima Rujukan Dari Fasilitas Rujukan Dibawahnya.

Sistem rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap kasus penyakit atau masalah kesehatan baik secara vertical dalam arti dari unit yang berkemampuan kurang kepada unit yang lebih mampu KEMENKES RI, 2013. Hasil penelitian mengenai rujukan dari fasilitas rujukan dibawahnya itu terdapat bidan desa atau puskesmas non PONED. Puskesmas menangani kasus yang datang namun apabila kasus tidak dapat diatasi maka di rujuk ke Rumah Sakit PONEK. Rujukan dari bawah juga dari lokasi yang dekat dari puskesmas. Bidan desa atau puskesmas non PONED juga ada yang melakukan rujukan langsung ke rumah sakit PONEK. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.14 Matriks Pernyataan Informan Dalam Menerima Rujukan dari Fasilitas Rujukan Dibawahnya. Informan Pernyataan Informan 2 Bidan desa atau puskesmas non PONED ada melakukan rujukan tetapi tidak sering. Kasus yang dirujuk seperti partus macet atau plasenta lengket. Dalam rujukan bidan desa ke puskesmas patumbak PONED terlebih dahulu dilihat apakah bisa ditangani di puskesmas kalau tidak bisa ditangani maka puskesmas membuat rujukan ke RS PONEK. Tapi jarang sih datang yang merujuk kesini tengah malam, biasanya bidan desa langsung ke rumah sakit. Informan 3 Ada yang datang merujuk dari bidan desa, nanti kita cek apa masalahnya… setelah itu kita lihatlah dan kita tangani kalau memang ga bisa kita tangani maka itu di rujuk ke PONED. Sekarang sih saya di poli anak, jadi yaaa bikoor yang lebih berperan..dibantu sama yang bagian rawat inap, ya bidan bidan itu. Informan 4 Informan 6 Informan 7 Ada yang datang dari bidan desa tapi langsung kita tangani, jarang kali lah kita merujuk… karena kita kan sudah PONED jadi ga ada kita rujuk rujuk itu…lagian bidan desa sekarang pun sudah sigap, bisa kita lihat kalau lebih dekatnya puskesmas dari tempatnya dan kasus pasiennya kira kira masih bisa ditangani di puskesmas maka bidannya bawa ke puskesmas tapi kalau jauh bidan desanya malah lebih dekat ke rumah sakit maka bidannya langsung rujuk ke rumah sakit. Memang waktu pas hamil 6 bulan periksa kehamilan di puskesmas, ada juga sih di tawarin pegawainya tapi gimana ya kurang yakin aja, pelayanannya kurang disana.. lebih baik datang ke klinik nya aja. Iya sih klinik nya juga pegawai puskesmas tapi kalau kita ke puskesmas tapi pas pegawai yang kita mau ga jaga gimana, pastikan kita ditolong sama pegawai lain. Di telepon mereka pun nanti pegawai yang kita mau itu ga mungkin maul ah, udah tau lah gimana itu dek. Ga lah dek. Udah pengalaman lah gimana pelayanan, makanya langsung aja ke klinik. Ga berminatlah untuk melahirkan di puskesmas. Itulah pengalaman bawa keluarga untuk rawat inap di sana, cerewet cerewet pegawainya jadi ga nyaman kita, nanti kalau melahirkan di sana kan pasti rawat Universitas Sumatera Utara inap juga… ga nyaman ngapain disana melahirkannya.

4. 12 Penanganan Kegawatdaruratan Obstetri Neonatal

Hasil penelitian mengenai kasus yang pernah ditangani dalam pelaksanaan pelayanan PONED, diperoleh bahwa kasus yang sering terjadi adalah persalinan macet atau hipertensi. Selain itu kasus persalinan macet, kasus asfiksia juga pernah ditangani pada kasus emergency neonatus. Kasus ditangani terlebih dahulu, jika tidak sanggup maka puskesmas segera merujuk ke rumah sakit. Tetapi sebelum di rujuk ke Rumah Sakit PONEK maka Puskesmas melakukan penanganan pertama sampai kondisi pasien mampu di bawa ke Rumah Sakit. Puskesmas juga menghubungi pihak Rumah Sakit lewat telefon bahwasanya akan membawa pasien dan memberitahu kasus yang ditangani tidak dapat diatasi di puskesmas. Tabel 4.15 Matriks Pernyataan Informan Mengenai Penanganan Kegawatdaruratan Obstetri Neonatal. Informan Pernyataan Informan 2 Kasus persalinan macet ataupun kalau pada neonatus ada kasus asfiksia kita tanganin dulu. Kita buat jalan pernafasan lebih baik, jika kalau sudah memerah kulitnya, baru kita rujuk biar dirawat di rumah sakit. Sebelum rujuk kita tangani pasien sampai pasien sanggup di bawa ke rumah sakit PONEK, ya kita infuse dulu pasiennya biar ada tenaganya,, lalu kita hubungi lah pihak rumah sakit kalau kita mau bawa pasien dengan kasus apaaa gitu.. biar pihak rumah sakit siap siap dengan alat alat yang sesuai dengan kasusnya. Yaaaa kita telpon bisa atau sms pun bisa untuk menghubungi rumah sakit. Informan 3 Kasus yang sering terjadi apa ya.. saya kan di poli anak jadi Universitas Sumatera Utara bagian persalinan kurang tau. Jadi kalau dari bayi apa ya...BBLR pun jarang. Saya pun gak tau apa ada kasus lain. Nanti saya bilang gak ada di laporan ada. Informan 4 Saya tidak tau apa aja karena saya lebih sering di bagian program imunisasi. Informan 5 Kasus yang sering terjadi ditemukan persalinan macet atau hipertensi. Kalau masih bisa ditanganin puskesmas gak dibawa ke rumah sakit. Tapi kalau gak bisa ditanganin di puskesmas maka kita bawa ke rumah sakit.

4. 13 Pelaksanaan Rujukan Pelayanan PONED

Kebutuhan merujuk pasien tidak hanya dalam kondisi kegawatdaruratan saja, akan tetapi juga pada kasus yang tidak dapat ditangani di fasilitas pelayanan rawat inap karena tim interprofesi tidak mampu melakukan atau peralatan yang diperlukan tidak tersedia KEMENKES RI, 2013. Hasil penelitian mengenai pelaksanaan rujukan pelayanan PONED, diperoleh bahwa rujukan di mulai dari bidan desa. Ketika bidan desa tidak mampu menangani kasus emergency maternal dan neonatal, bidan desa merujuk ke puskesmas dan jika puskesmas tidak mampu menanganinya maka akan di rujuk ke rumah sakit. Selain terjadinya kasus persalinan macet dan hipertensi, rujukan juga sering dilaksanakan atas permintaan pasien sendiri. Dari kasus yang ada puskesmas berwenang dalam menangani kasus, namun puskesmas khawatir dengan keadaan pasien apabila tiba-tiba semakin darurat karena alat yang belum lengkap dan tidak adanya dokter obgyn. Semenjak adanya kartu Jaminan Kesehatan Nasional, pasien lebih sering meminta rujukan tanpa ada pemeriksaan terlebih dahulu. Bidan desa juga melakukan rujukan langsung ke Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara PONEK Karena keadaan pasien emergensi dan bidan desa merujuk diatas jam 2 karena surat rujukan bisa menyusul keesokan harinya. Tabel 4.16 Matriks Pernyataan Informan Mengenai Pelaksanaan Rujukan Pelayanan PONED Informan Pernyataan Informan 2 Kasus yang dirujuk seperti partus macet atau plasenta lengket. Dalam rujukan bidan desa ke puskesmas patumbak PONED terlebih dahulu dilihat apakah bisa ditangani di puskesmas kalau tidak bisa ditangani maka puskesmas membuat rujukan ke RS PONEK. Kasus yang dirujuk di puskesmas PONED ke rumah sakit yang sering terjadi kasus pre eklamsi, perdarahan. Disini karena ga ada dokter obgynnya makanya kalau kira kira sudah darurat dengan kasus kasus itu langsung kita rujuk walaupun memang ada wewenang di PONED, taulah alatmya juga belum lengkap. Rumah sakit juga sudah lebih lengkap dari sini makanya kita bawa aja ke rumah sakit. Informan 3 Saya kan di poli anak jadi bagian persalinan kurang tau. Coba nanti Tanya ke bu repelita, Cuma bu repelita yang bagian bersalin diantara kami yang dapat pelatihan itu. Informan 4 Masih bisa ditangani di puskesmas, disini gak ada rujuk- rujukan. Kalau mau minta laporan laporan gitu lebih lengkap sama bu repelita aja ya. Informan 5 Kasus yang sering terjadi hipertensi atau riwayat kehamilan. Contoh anemia berat, tapi semenjak ada BPJS banyak permintaan pasien. Padahal syarat bisa dirujuk misalnya sudah melakukan pemeriksaan kehamilan 4 kali baru bisa dirujuk. Tapi inilah pasien datang Cuma minta surat rujukan. Itu disuratnya kami buat atas permintaan pasien karena rumah sakit sakit dan puskesmas pun ga satu kata, maksudnya kalau rumah sakit bilang itu harus dirujuk dari hasil usg, padahal masih bisanya ditangani puskesmas. Tapi pernah juga sih kakak bawa pasien langsung ke rumah sakit kalau kira kira pasien sudah gawat, kalau masalah surat administrasi rujukannya bias menyusul karena kemaren kakak bawa udah sore, kalau sore diatas jam 2 sore bias surat Universitas Sumatera Utara menyusul besok, tapi kalau dibawah jam 2 sore kalau masih bisa di urus dulu ke puskesmas. Memang pasien sekarang pun kalau lama merasakan sakit minta minta ke rumah sakit aja, kalau kita tahan nanti pihak kita yang salah karena sudah menahannya karena itu keinginan pasien. Universitas Sumatera Utara

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Implementasi Pelayanan PONED di Puskesmas Patumbak Kabupaten Deli Serdang

Puskesmas Patumbak ditingkatkan kualitasnya menjadi Puskesmas mampu PONED pada tahun 2013. Sebelumnya bangunan Puskesmas diperbaiki dan diperluas sehingga menjadi puskesmas rawat inap. Setelah ditunjuk menjadi Puskesmas mampu PONED, Kepala Puskesmas Patumbak mengutus petugas kesehatan untuk dilatih PONED. Petugas kesehatan yang dilatih PONED terdiri dari 3 orang yaitu 1 Dokter, 1 Bidan dan 1 Perawat. Sasaran dari pelaksanaan pelayanan PONED adalah ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas dan neonatus. Adapun jumlah kunjungan pasien dalam pelaksanaan pelayanan PONED pada tahun 2014, kunjungan ibu hamil dalam memanfaatkan pelayanan PONED adalah dari 2195 ibu hamil, kunjungan K1 mencapai 2073 94,4, kunjungan K4 mencapai 1892 86,1, ibu bersalin yang ditolong tenaga kesehatan sebanyak 1990 94,9, kunjungan nifas 1 sebanyak 1990 94,9, kunjungan nifas 2 sebanyak 1990 94,9, kunjungan nifas 3 sebanyak 1932 92,2 dari 2095 sasaran ibu nifas. Pada tahun 2015 terjadi peningkatan kunjungan, kunjungan ibu hamil dalam memanfaatkan pelayanan PONED adalah dari 2217 ibu hamil, kunjungan K1 mencapai 2122 95,7, kunjungan K4 mencapai 2082 95,3, ibu bersalin yang ditolong tenaga kesehatan sebanyak 2025 95,2, kunjungan nifas 1 69 Universitas Sumatera Utara