c Bayi dengan kejang meningitis.
d Bayi dengan kecurigaan sepsis.
e Infeksi pra intra post partum.
f Kelainan bawaan.
g Bayi yang butuh transfuse tukar.
h Bayi dengan distres nafas yang menetap.
i Meningitis.
j Bayi yang tidak menunjukkan kemajuan selama perawatan.
k Bayi yang mengalami kelainan jantung.
l Bayi hiperbilirubinemia dan bayi dengan kadar bilirubin total lebih dari 10
mgdl. Daftar kasus-kasus tersebut diatas dapat berubah sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebijakan ketentuan yang berlaku KEMENKES RI, 2013.
2.4.5 Sistem Rujukan dalam Penyelenggaraan PONED
Kesiapan untuk merujuk ibu dan bayinya ke fasilitas kesehtan rujukan secara optimal dan tepat waktu menjadi syarat bagi keberhasilan upaya
penyelamatan. Sistem Rujukan adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggungjawab pelayanan kesehatan secara
timbal balik baik vertikal maupun horizontal KEMENKES RI, 2014. Sistem pelayanan pelayanan kegawatdaruratan maternal dan neonatal mengacu
pada prinsip utama kecepatan dan ketepatan tindakan, efisien, efektif dan sesuai dengan kemampuan dan wewenang fasilitas pelayanan. Setiap kasus dengan
Universitas Sumatera Utara
kegawatdaruratan obstetri dan neonatal yang datang ke Puskesmas PONED harus dikelola sesuai dengan prosedur yang tetap. Setelah diketahui kondisi pasien,
ditentukan apakah pasien akan ditangani di tingkat Puskesmas PONED untuk mendapatkan pelayanan yang lebih baik sesuai dengan tingkat kegawatdaruratan
Mubarak, 2012. Kasus yang dirujuk ke Puskesmas mampu PONED, kemungkinan berasal dari:
1 Rujukan masyarakat: a.
Datang sendiri sebagai pasien perorangan atau keluarga. b.
Diantardirujuk oleh kader Posyandu, Dukun Bayi, dan lainnya. c.
Dirujuk dari institusi masyarakat, seperti Poskesdes, Polindes, dll. 2 Rujukan dari pelayanan kesehatan perorangan tingkat pertama dari wilayah
kerja Puskesmas mampu PONED , antara lain dari: a.
Unit rawat jalan Puskesmas, Puskesmas pembantu keliling. b.
Praktek dokter atau bidan mandiri. c.
Fasilitas pelayanan kesehatan perorangan tingkat pertama lainnya 3 Rujukan dari Puskesmas sekitar Mubarak, 2012.
Adapun alur rujukan di Puskesmas mampu PONED adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Wilayah Pusk. perlu rujukan Luar wilayah Pusk. perlu rujukan
Puskesmas Mampu PONED
Pemeriksaan Fisik dan Penunjang
Diagnosa dan Assesment apakah kasus dapat
ditangani oleh tim
Kasus dapat ditangani Tim
PONED
Tindakan Yankes Sesuai SPO dan
Bimbingan kemandirian klg
Kasus dapat ditangani
dengan tuntunan dari
RS rujukan
Tindakan Yankes Sesuai SPO dan
Bimbingan dari RS rujukan terdekat, melalui
komunikasi radio-medik atau e-Health
Kasus tidak dapat ditangani Tim
PONED
Dirujuk ke RS Rujukan terdekat
Hasil monev balik, Pasien dikembalikan ke
Puskesmas
Monev hasil tindakan yankes di
Puskesmas
Belum sembuh, dirujuk ke RS Rujukan
Pasien sembuh, pulang, dilayani Puskesmas
KASUS DATANG
Gambar 2.2 Alur rujukan di Puskesmas mampu PONED
Universitas Sumatera Utara
Kebutuhan merujuk pasien tidak hanya dalam kondisi kegawatdaruratan saja, akan tetapi juga pada kasus yang tidak dapat ditangani di fasilitas pelayanan
rawat inap karena tim Inter-profesi tidak mampu melakukan dan atau peralatan yang diperlukan tidak tersedia. Khusus untuk pasien dalam kondisi sakit cukup
berat dan atau kegawat-daruratan medik, proses rujukan mengacu pada prinsip utama, yaitu :
1 Ketepatan menentukan diagnosis dan menyusun rencana rujukan, yang harus
dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien, sesuai dengan kemampuan dan kewenangan tenaga dan fasilitas pelayanan.
2 Kecepatan melakukan persiapan rujukan dan tindakan secara tepat sesuai
rencana yang disusun. 3
Menujumemilih fasilitas rujukan terdekat secara tepat dan mudah dijangkau dari lokasi.
Pelaksanaan sistem rujukan maternal neonatal bermanfaat untuk perbaikan sistem pelayanan kesehatan maternal dan neonatal tidak cukup dengan hanya
melakukan standardisasi pelayanan dan peningkatan kemampuan sumber daya manusia, tetapi juga perbaikan sistem rujukan maternal dan neonatal yang akan
menjadi bagian dari tulang punggung sistem pelayanan secara keseluruhan. Karena dalam kenyataannya, masih selalu terdapat kasus maternal dan neonatal
yang harus mendapatkan pelayanan pada fasilitas kesehatan yang sesuai setelah mendapatkan pertolongan awal di fasilitas pelayanan kesehatan primer.
Universitas Sumatera Utara
2.4.6 Program Menjaga Mutu Puskesmas dalam Pelayanan PONED Berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah untuk menekan AKI, antara
lain dengan mondorong sertifikasi Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar PONED bagi puskesmas. Namun tampaknya sertifikasi
PONED tampaknya tidak selalu sejalan dengan kemampuan fasilitas menyelenggarakan Pelayanan Obstetri dan Neonatal.
Pelayanan kesehatan ibu dan anak memerlukan pergeseran fokus pada kualitas, termasuk persalinan di fasilitas kesehatan yang dilengkapi dengan
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar PONED. Pergeseran tersebut memerlukan aksi di beberapa tingkat. Pemerintah tingkat pusat harus
mengembangkan dan melaksanakan standar dan pedoman kulitas pelayanan. Diperlukan pengawasan ketat untuk memastikan implementasi standar oleh
penyedia pelayanan kesehatan baik publik maupun swasta. Perlu ditetapkan lebih banyak fasilitas kesehatan yang memberikan pelayan PONED dan sistem
rujukan harus diperkuat untuk mempromosikan penggunaan fasilitas-fasilitas ini secara tepat. Pengingkatan kualitas memerlukan sumber daya tambahan
untuk mengembangkan dan memotivasi petugas kesehatan. Kinerja petugas kesehatan sangat ditentukan baik oleh keterampilan maupun motivasi
Wibowo, 2014. Adapun pelayanan PONED yang bermutu atau komprehensif
harus tersedia hal-hal sebagai berikut :
1. Ruang rawat inap yang leluasa dan nyaman.
2. Ruang tindakan gawat darurat dengan instrumen dan bahan yang lengkap.
3. Ruang pulih atau pascatindakan.
Universitas Sumatera Utara
4. Tenaga kesehatan yang berkualitas sebagai pelaksana pelayanan
komprehensif. 5.
Protokol pelaksana dan uraian tugas pelayanan termasuk koordinasi internal Mubarak, 2012.
2.4.7 Hambatan dan Kendala dalam Penyelenggaraan PONED Hambatan dan kendala puskesmas dalam penyelenggaraan PONED, yaitu:
1. Mutu SDM yang rendah 2. Sarana prasarana yang kurang
3. Keterampilan yang kurang 4. koordinasi antara Puskesmas PONED dan Rumah Sakit PONEK dengan
puskesmas, non PONED belum maksimal. 5. Kebijakan yang kontradiktif UU praktik kedokteran
6. Pembinaan terhadap pelayanan emergensi neonatal belum memadai Mubarak, 2012.
2.5 Kerangka Pikir Kerangka pikir penelitian ini dijelaskan pada gambar 2.3