40
3.5 Metode Analisis Data Dalam Penelitian ini data diolah dengan menggunakan program SPSS.
Pengolahan statistik dalam penelitian ini meliputi analisis deskriptif yang dilanjutkan dengan pengujian asumsi klasik, Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis regresi linear berganda dengan terlebih dahulu diuji menggunakan uji asumsi klasik dan terakhir dilakukan pengujian Hipotesis.
3.5.1 Analis Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran umum
mengenai semua variable yang digunakan dalam penelitian ini. Semua variable diringkas dalam unit analisis yang meliputi mean, median, modus, nilai minimal dan
maksimal, range serta variasi lainnya. 3.5.2 Uji Asumsi Klasik
Model regresi yang baik adalah yang bersifat representif dan signifikan atau memenuhi prinsip BLUE Best Linier Unbiased Estimator, model regresi tersebut
harus memenuhi asumsi dasar klasik regesi. Asumsi dasar tersebut adalah apabila tidak terjadi gejala autokorelasi, heteroskedastisitas, multikolinearitas diantara
variabel bebas dalam model regresi. 3.5.2.1 Uji Normalitas
Uji Normalitas yaitu suatu pengujian untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak
Ghozali, 2006:110. Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan
Universitas Sumatera Utara
41
statistik Kormogorof-Smirnov. Data dikatakan terdistribusi normal jika nilai Asymp. Sig 2-tailed
lebih besar dari α=0,05. Menurut Wibowo 2012:69 untuk meyakinkan lagi bahwa data benar-benar
memiliki distribusi normal ada baiknya perlu diuji lagi dengan menggunakan pendekatan numerik, yaitu mengambil keputusan berdasarkan besaran nilai
kuantitatif yang dibandingkan.
3.5.2.2 Uji Multikolineritas Uji Multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas Ghozali, 2006:91. Ada tidak nya multikolineritas dapat diketahui dari koefisien korelasi antar variable bebas tidak
lebih besar dari 0,5 maka tidak terjadi multikolineritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen Ghozali, 2006:95.
Menurut Ghozali 2006:95 pengujian ini dapat dilihat melalui: 1. Nilai Tolerance Nilai tolerance, nilai cut off yang umum dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance ≤ 0,10.
2. Nilai Variance Inflation Factor VIF a. Jika nilai Variance Inflation Factor VI
F ≥ 10 maka terdapat multikolinieritas diantara variabel bebas.
b. Jika nilai Variance Inflation Factor VIF ≤ 10 maka tidak terdapat
multikolinieritas diantara variabel bebas.
Universitas Sumatera Utara
42
Suatu model dapat juga dinyatakan tidak terjadi multikolineritas jika nilai korelasi antar variabel independennya 5 Wibowo, 2012:93.
3.5.2.3 Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan penganggu periode t-1 Ghozali, 2006:95. Masalah ini timbul karena residual tidak
bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu time series.
Secara sederhana, suatu model dapat dinyatakan tidak terjadi gejala autokorelasi, jika probabilitas nilai Durbin Watson. 0.05 Wibowo,2012:106.
3.5.2.4 Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan kepengamatan yang lain Ghozali,2006:105. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lain tetap,
maka disebut
homokedastisitas dan
jika berbeda
disebut heteroskedastisitas. Untuk menguji ada tidaknya heterokedastisitas digunakan uji
Geyser. Metode ini dilakukan dengan meregres nilai absolute residual terhadap variabel bebas. Jika tidak ada satupun variabel bebas yang berpengaruh signifikan
terhadap nilai terhadap absolute residual, maka tidak terdapat gejala heterokedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
43
3.5.3 Uji Hipotesis Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan model persamaan analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda menyatakan hubungan antara dua atau lebih variabel independen X
1,
X
2,
X
n….
dengan variabel dependen Y. Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel independen dengan dependen apakah masing-masing varibel
independen berhubungan positive atau negative serta dapat memprediksi nilai dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependennya dalam kondisi
tertentu berupa naik-turunnya variabel-variabel independen itu sendiri dalam model regresi.
Model Analisis regresi berganda: Y
FV
= α + β1.CAR+ β2.NPL + β3.ROA + β4.LDR + e
Keterangan: Y
FV
= Nilai perusahaan yang di proksikan oleh Price to Book Value α = Konstanta Intercept
β1, β2, β3, β4 = Koefisien regresi CAR = Capital Adequacy Ratio
NPL = Non Performing Loan ROA = Return On Assets
Universitas Sumatera Utara
44
LDR = Loan to Deposit Ratio e = Kesalahan standar error
Pengujian Hipotesis dilakukan melalui uji koefisien determinan Adj R
2
, Uji F dan Uji t.
3.5.3.1. Koefisien Determinasi R
2
Besaran R
2
di dedefinisikan sebagai koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar persentase sumbangan pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen secara serentak. Batasan untuk R
2
adalah 0 R
2
1. Jika R
2
mendekati 1 menunjukkan peranan variabel independen terhadap variabel dependen semakin besar. Begitu juga sebaliknya, jika R
2
semakin mendekati 0 maka peranan variabel independen terhadap variabel dependen semakin kecil.
Koefisien determinan dapat diartikan sebagai besaran proporsi atau persentase keragaman Y variabel terikat yang diterangkan oleh X variabel bebas.
Secara singkat koefisien tersebut untuk mengukur besar sumbangan dari variable X bebas terhadap keragaman variabel Y terikat Wibowo, 2012:135.
Secara umum, koefisien determinasi untuk data silang crossection relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan,
sedangkan untuk data runtun waktu time series biasanya memiliki nilai koefisien determinasi yang tinggi Ghozali, 2006:87.
Rumus R
2
secara umum dirumuskan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
45
R
2
=
3.5.3.2 Uji-F Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-F dan uji-t. Uji-F
digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas yang terdiri atas capital, risk profile, earning dan liquidity secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen yaitu nilai perusahaan. Menurut Ghozali 2006:62 jika nilai F
hitung lebih besar daripada F tabel, maka Ho ditolak atau Ha diterima menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi
variabel dependen
.
Uji F dilakukan dengan menggunakan signifikaansi 0,05 dengan hipotesis sebagai berikut:
H
o
= Capital, risk profile, earning dan liquidity tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan
H
1
= Capital, risk profile, earning dan liquidity berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan
Dalam uji F kesimpulan yang diambil adalah dengan melihat signifikansi α dengan ketentuan sebagai berikut:
α 5 : diterima atau α 5 : ditolak
Universitas Sumatera Utara
46
3.5.3.3 Uji-t Uji-t digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel
independen yang terdiri dari capital, risk profile, earning dan liquidity memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen, yaitu nilai perusahaan. Uji-t
dilakukan dengan menggunakan nilai signifikansi 5 . Menurut Ghozali 2006:59 jika nilai statistik t hitung lebih tinggi dibandingkan t tabel, maka Ho ditolak atau Ha
diterima. Hal ini menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen
Universitas Sumatera Utara
47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan populasi bank umum yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI periode tahun 2012 sampai tahun 2014 berjumlah 42 bank.
Berdasarkan populasi bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI periode tahun 2012 sampai dengan tahun 2014, penelitian ini menggunakan
beberapa sampel bank umum yang ditentukan berdasarkan metode purposive sampling, yaitu penentuan sample yang prinsipnya menggunakan kriteria-kriteria
tertentu sehingga didapat sampel berjumlah 28 sampel penelitian. Adapun data yang digunakan adalah data sekunder yaitu laporan keuangan tahun 2012, 2013 dan 2014
yang didapat melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia BEI www.idx.co.id
4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif Berdasarkan data sekunder yang diperoleh melalui laman resmi Bursa Efek
Indonesia BEI www.idx.co.id
periode tahun 2012-2014, dapat diperoleh data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, Nilai Perusahaan, Capital Adequacy Ratio
CAR, Non Performing Loan NPL, Return On Asset ROA, dan Loan To Deposit Ratio LDR. Digunakan tabel statistik deskriptif untuk memberikan gambaran dan
Universitas Sumatera Utara
48
informasi tentang data penelitian. Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran tentang suatu data yang meliputi mean, minimum, maksimum, standar
deviasi yang dihasilkan dari proksi variabel penelitian. Variabel- variabel yang digunakan meliputi capital, risk profile, earning dan liquidity yang masing-masing
diproksikan oleh CAR, NPL, ROA dan LDR sebagai variabel independen, dan nilai perusahaan sebagai variabel dependen yang diproksikan oleh PBV. CAR, NPL,
ROA, LDR dan nilai perusahaan diuji secara statistik deskriptif dengan menggunakan program SPSS V.21 seperti yang terlihat dalam tabel 4.1 dibawah ini:
Tabel 4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif
Statistics
CAR NPL
ROA LDR
NILAI_PERUS AHAAN
N Valid
84 84
84 84
84 Missing
Mean 16.776511214
1.938826834 2.052155077
85.110294251 1.553048984
Std. Deviation 2.8991722411
.9976071117 .9995208425 10.2472079658
1.0202430846 Minimum
10.6369130 .2100146
.2999106 53.6874225
.3802386 Maximum
26.5559972 4.1505364
4.4571745 108.8711035
5.2582085
Sumber: Data sekunder yang diolah, Lampiran 3, Halaman 77
Berdasarkan uji statistik deskriptif pada tabel 4.1 diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.Besarnya nilai CAR pada 84 perusahaan sampel mempunyai nilai rata-rata sebesar 16,78 dengan nilai minimum CAR adalah sebesar 10,64, nilai maksimum 26,56
Universitas Sumatera Utara
49
dan standar deviasi sebesar 2,90. Nilai rata-rata lebih besar dari standar deviasi, berarti bahwa sebaran nilai CAR adalah baik.
2. Besarnya nilai NPL pada 84 perusahaan sampel mempunyai nilai rata-rata sebesar 1,94 dengan nilai minimum NPL adalah sebesar 0,21, nilai maksimum 4,15 dan
standar deviasi sebesar 0,99. Nilai rata-rata lebih besar dari standar deviasi, berarti bahwa sebaran nilai NPL adalah baik.
3. Besarnya nilai ROA pada 84 perusahaan sampel mempunyai nilai rata-rata sebesar 2,05 dengan nilai minimum ROA adalah sebesar 0,30, nilai maksimum 4,46 dan
standar deviasi sebesar 0,99. Nilai rata-rata lebih besar dari standar deviasi, berarti bahwa sebaran nilai ROA adalah baik.
4. Besarnya nilai LDR pada 84 perusahaan sampel mempunyai nilai rata-rata sebesar 85,11 dengan nilai minimum LDR adalah sebesar 53,69, nilai maksimum 108,87
dan standar deviasi sebesar 10,25. Nilai rata-rata lebih besar dari standar deviasi, berarti bahwa sebaran nilai LDR adalah baik.
5. Besarnya Nilai Perusahaan pada 84 perusahaan sampel mempunyai nilai rata-rata sebesar 1,55 dengan nilai minimum Nilai Perusahaan adalah sebesar 0,38, nilai
maksimum 5,26 dan standar deviasi sebesar 1,02. Nilai rata-rata lebih besar dari standar deviasi, berarti bahwa sebaran nilai Nilai Perusahaan adalah baik.
Universitas Sumatera Utara
50
4.3 Hasil Uji Asumsi Klasik 4.3.1 Uji Normalitas
Uji Normalitas yaitu suatu pengujian untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak
Ghozali:2006:110. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Pengujian normalitas distribusi data populasi menggunakan
statistik Kormogorov-Smirnov.
Tabel 4.2 Tabel Kormogorof-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Standardized Residual
N 84
Normal Parameters
a,b
Mean .0000000
Std. Deviation .97560608
Most Extreme Differences Absolute
.122 Positive
.122 Negative
-.082 Kolmogorov-Smirnov Z
1.119 Asymp. Sig. 2-tailed
.164 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber:Data sekunder yang diolah, Lampiran 4, Halaman 78 Data populasi dikatakan normal jika koefisien Asymp. Sig 2-tailed lebih
besar dari 0,05. Berdasarkan uji normalitas menggunakan Kormogorof-Smirnov Test pada tabel diatas menunjukkan bahwa data terdistribusi normal, karena nilai
probabilitas lebih besar dari 0,05.
Universitas Sumatera Utara
51
4.3.2 Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas Ghozali,2006;91. Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Infation Factor VIF. Jika nilai
tolerance lebih dari 10 persen dan nilai VIF kurang dari 10 maka dikatakan tidak terdapat gejala multikolinearitas. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 CAR
.873 1.146
NPL .874
1.144 ROA
.848 1.179
LDR .892
1.121 a. Dependent Variable: NILAI_PERUSAHAAN
Sumber:Data sekunder yang diolah, Lampiran 5, Halaman 79
Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa hasil uji multikolinearitas menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai
tolerance kurang dari 0,1 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen. Nilai Variance Inflation Factor VIF juga menunjukkan tidak ada variabel
independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa
Universitas Sumatera Utara
52
tidak ada multikolinearitas diantara variabel-variabel independen dalam model regresi.
4.3.3 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1 sebelumnya Ghozali,2006:95. Untuk mengetahui
adanya autokorelasi, digunakan metoda Durbin-Watson DW Test. Hasil uji autokorelasi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .622
a
.387 .356
.8189350518 1.142
a. Predictors: Constant, LDR, CAR, NPL, ROA b. Dependent Variable: NILAI_PERUSAHAAN
Sumber: Data sekunder yang diolah, Lampiran 6, Halaman 80 Secara sederhana, suatu model dapat dinyatakan tidak terjadi gejala
autokorelasi, jika probabilitas nilai Durbin Watson. 0.05 Wibowo,2012:106. Pada tabel di atas probabilitas nilai Durbin-Watson adalah 1.142 0,05, maka dapat
dikatakan bahwa model tersebut tidak mengalami gejala autokorelasi. 4.3.4 Uji Heterokedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain
Universitas Sumatera Utara
53
Ghozali, 2006:105. Jika variance residual dari suatu pengamatan ke pengamatan laiannya tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut
heterokedastisitas. Untuk menguji ada tidaknya heterokedastisitas digunakan uji Geyser. Hasil uji heterokedastisitas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5 Hasil Uji Heterokedastisitas
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta
1 Constant
1.006E-013 .911
.000 1.000
CAR .000
.033 .000
.000 1.000
NPL .000
.096 .000
.000 1.000
ROA .000
.098 .000
.000 1.000
LDR .000
.009 .000
.000 1.000
a. Dependent Variable: Abresid
Sumber:Data sekunder yang diolah, Lampiran 7, Halaman 81 Suatu model dapat dikatakan tidak mengalami gejala heterokedastisitas jika
Nilai signifikansi masing-masing variabel lebih besar dari 0.05. Pada tabel 4.5 di atas nilai signifikansi dari masing-masing variabel adalah 1.000 sehingga dapat
disimpulkan bahwa model regresi terbebas dari gejala heterokedastisitas, dengan kata lain korelasi masing-masing variabel dengan nilai residualnya menghasilkan
nilai lebih besar dari alphanya.
Universitas Sumatera Utara
54
4.4 Hasil Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan model analisis regresi
berganda multiple regression analysis, yaitu dilakukan melalui uji koefisien determinasi, uji statistik F dan uji statistik t.
4.4.1 Uji Koefisien Determinasi Koefisien determinasi dapat diartikan sebagai besaran proporsi atau
persentase keragaman Y variabel terikat yang diterangkan oleh X variabel bebas. Secara singkat koefisien tersebut untuk mengukur besar sumbangan dari variabel X
bebas terhadap keragaman variabel Y terikat Wibowo, 2012:135.
Tabel 4.6 Hasil Uji Determinan
Sumber:Data sekunder yang diolah, Lampiran 8, Halaman 83
Tingkat koefisien determinasi yang terdapat pada kolom Adj R
2
memiliki nilai sebesar 0,356 atau 35,60 menunjukkan bahwa variabel capital, risk profile,
earning dan liquidity mampu menjelaskan variabel nilai perusahaan sebesar 35,60 sedangkan sisanya 64,40 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dijelaskan
dalam penelitian ini.
Model Summary
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.622
a
.387 .356
.81894 a. Predictors: Constant, LDR, CAR, NPL, ROA
Universitas Sumatera Utara
55
4.4.2 Uji Statistik F dan Uji Statistik t a. Pengujian Hipotesis 1 Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara simultan terhadap nilai perusahaan. Dalam hal ini pengaruh capital, risk profile,
earning dan liquidity secara simultan terhadap nilai perusahaan. Variabel capital, risk profile, earning dan liquidity masing-masing diproksikan oleh CAR, NPL,
ROA dan LDR. Sedangkan nilai perusahaan diproksikan oleh PBV.
Tabel 4.7 Hasil Uji Simultan
ANOVA
a
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
33.413 4
8.353 12.455
.000
b
Residual 52.982
79 .671
Total 86.394
83 a. Dependent Variable: NILAI_PERUSAHAAN
b. Predictors: Constant, LDR, CAR, NPL, ROA
Sumber:Data sekunder yang diolah, Lampiran 9, Halaman 84
Berdasarkan tabel 4.7 di atas, menunjukkan bahwa signifikansi F hitung
sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi F hitung lebih kecil dari pada signifikansi yang ditentukan 0,0000,05 maka hipotesis nol H
01
ditolak yang berarti bahwa variabel capital, risk profile earning dan liquidity secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
56
b. Pengujian Hipotesis 2 Uji t Uji t digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel yang
terdiri atas capital, risk profile, earning dan liquidity memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen yaitu, nilai perusahaan. Berdasarkan uji
statistik diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.8 Hasil Uji t
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta
1 Constant
3.438 .911
3.775 .000
CAR -.116
.033 -.329
-3.493 .001
NPL -.031
.096 -.030
-.318 .751
ROA .648
.098 .635
6.635 .000
LDR -.014
.009 -.143
-1.532 .130
a. Dependent Variable: NILAI_PERUSAHAAN
Sumber: Data sekunder yang dioleh, Lampiran 10 , Halaman 85
Berdasarkan tabel 4.8 diatas dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Pengaruh Capital secara parsial terhadap Nilai Perusahaan
Capital dalam penelitian ini diproksikan oleh CAR. Berdasarkan pada tabel hasil uji analisis regresi berganda diperoleh nilai signifikansi 0,001. Karena nilai
signifikansi hitung lebih kecil dari nilai signifikansi yang ditentukan 0,001 0,05 maka maka hipotesis nol H
02
ditolak dan menerima hipotesis alternatif Ha
2a
. Berarti capital berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
57
2. Pengaruh Risk Profile secara parsial terhadap Nilai Perusahaan
Risk Profile dalam penelitian ini diproksikan oleh NPL. Berdasarkan pada tabel hasil uji analisis regresi berganda diperoleh nilai signifikansi 0,751. Karena
nilai signifikansi hitung lebih besar dari nilai signifikansi yang ditentukan 0,751 0,05 maka maka hipotesis nol H
02
diterima dan menolak hipotesis alternatif Ha
2b
. Berarti Risk Profile tidak berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan.
3. Pengaruh Earning secara parsial terhadap Nilai Perusahaan
Earning dalam penelitian ini diproksikan oleh ROA. Berdasarkan pada tabel hasil uji analisis regresi berganda diperoleh nilai signifikansi 0,000. Karena nilai
signifikansi hitung lebih kecil dari nilai signifikansi yang ditentukan 0,000 0,05 maka maka hipotesis nol H
02
ditolak dan menerima hipotesis alternatif Ha
2c
. Berarti Earning berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan.
4. Pengaruh Liquidity secara parsial terhadap Nilai Perusahaan
Liquidity dalam penelitian ini diproksikan oleh LDR. Berdasarkan pada tabel hasil uji analisis regresi berganda diperoleh nilai signifikansi 0,130. Karena nilai
signifikansi hitung lebih besar dari nilai signifikansi yang ditentukan 0,130 0,05 maka maka hipotesis nol H
02
diterima dan menolak hipotesis alternatif Ha
2C
. Berarti Liquidity tidak berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan Tabel 4.6 diatas, maka dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
58
Y
FV
= 3,438 − 0,116CAR − 0,031NPL + 0,648ROA – 0,014LDR + e
Koefisien-koefisien regresi linear berganda di atas dapat diartikan sebagai
berikut: a.
Konstanta sebesar 3,428 menyatakan bahwa jika variabel independen dinyatakan konstan, maka nilai perusahaan adalah sebesar 3,438
b. Koefisien regresi CAR sebesar
– 0,116 menyatakan bahwa setiap kenaikan satu persen CAR, maka akan menurunkan nilai perusahaan sebesar 0,116
c. Koefisien regresi NPL − 0,031 menyatakan bahwa setiap kenaikan satu persen
NPL, maka akan menurunkan nilai perusahaan sebesar 0,031 d.
Koefisien regresi ROA 0,648 menyatakan bahwa setiap kenaikan satu persen ROA, maka akan menaikkan nilai perusahaan sebesar 0,648.
e. Koefisien regresi LDR
–0,014 menyatakan bahwa setiap kenaikan satu persen LDR, maka akan menurunkan nilai perusahaan sebesar
– 0,014
Pembahasan Analisis Simultan
Hasil uji regresi berganda menghasilkan nilai signifikansi F hitung sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi F hitung lebih kecil dari pada signifikansi yang
ditentukan 0,0000,05 maka hipotesis nol H
01
ditolak yang berarti bahwa variabel capital, risk profile earning dan liquidity secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
59
Tingkat koefisien determinasi yang terdapat pada kolom Adj R
2
memiliki nilai sebesar 0,356 atau 35,60 menunjukkan bahwa variabel capital, risk profile,
earning dan liquidity mampu menjelaskan variabel nilai perusahaan sebesar 35,60 sedangkan sisanya 64,40 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dijelaskan
dalam penelitian ini. Hal ini dikarenakan koefisien ROA sebagai proksi earning yang tinggi,
sehingga setiap adanya penurunan atau kenaikan akan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini juga menutupi nilai koefisien CAR, NPL dan LDR
sebagai proksi dari capital, risk profile dan liquidity yang rendah, sehingga penurunan atau kenaikan kosfisien ketiga proksi tersebut dapat ditutupi oleh
tingginya nilai koefisien ROA.
Analisis Parsial Analisis Capital
Capital dalam penelitian ini diproksikan oleh Capital Adequacy Ratio CAR. Berdasarkan hasil uji regresi linear berganda diperoleh nilai signifikansi sebesar
0,001. Karena nilai signifikansi hitung lebih kecil dari nilai signifikansi yang telah ditetapkan 0,001 0,05 maka maka hipotesis nol H
02
ditolak dan menerima hipotesis alternatif Ha
2a
. Berarti terdapat pengaruh signifikan capital terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti investor memandang capital memiliki peranan penting
Universitas Sumatera Utara
60
dalam peningkatan nilai perusahaan. Hal ini konsisten dengan hasil penelitian Kirman 2013, Pane 2009.
Capital yang memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan berarti bahwa investor memandang permodalan bank sangat penting sebagai penyangga
terhadap kemungkinan terjadinya resiko. Pengaruh capital yang negatif terhadap nilai perusahaan berarti bahwa semakin tinggi permodalan suatu bank maka akan
menurunkan nilai perusahaan. Hal ini disebabkan permodalan yang tinggi akan menyebabkan idle cash, sehingga kredit atau pinjaman yang disalurkan tidak
maksimal yang berakibat pada penurunan profitabilitas bank. Karena dana yang seharusnya disalurkan untuk mendapatkan laba menjadi tidak disalurkan dan menjadi
cadangan likuiditas bank jika terjadi penarikan dana oleh pihak ketiga. Permodalan bank yang besar akan menurunkan profitabilitas bank sehingga menurunkan nilai
perusahaan. Karena bagi investor yang paling utama adalah profitabilitas perbankan.
Analisis Risk Profile
Risk Profile dalam penelitian ini diproksikan oleh NPL. Berdasakan pada tabel hasil uji analisis regresi berganda diperoleh nilai signifikansi 0,751. Karena
nilai signifikansi hitung lebih besar dari nilai signifikansi yang ditentukan 0,751 0,05 maka maka hipotesis nol H
02
diterima dan menolak hipotesis alternatif Ha
2b
. Berarti tidak terdapat pengaruh Risk Profile secara parsial terhadap nilai perusahaan.
Hal ini berarti bahwa investor memandang risk profile tidak memiliki peranan
Universitas Sumatera Utara
61
penting dalam peningkatan nilai perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian Srihayati dkk 2015, Hidayat 2014, dan Ningtyastuty 2014 dan Kirman 2013
Risk Profile yang secara parsial tidak memilki pengaruh tehadap nilai perusahaan berarti bahwa investor atau calon investor berkeyakinan bahwa bank
memiliki modal yang cukup untuk menutupi kerugian akibat kredit macet berupa cadangan kerugian aktiva produktif yang disebut Penyisihan Penghapusan Aktiva
Produktif PPAP. Investor tidak terpengaruh besarnya kredit macet yang ditanggung oleh sebuah bank. Disamping itu harus adanya jaminan dalam pemberian kredit,
seperti kredit perumahan atau kredit modal kerja sehingga apabila terjadi resiko kredit macet, bank dapat mengambil alih jaminannya untuk menanggulangi kerugian
akibat kredit macet. Jadi, risk profile bank yang diproksikan oleh NPLkredit macet tidak mempengaruhi harga saham bank. Bagi investor yang paling utama adalah
rentabilitas suatu bank. Semakin tinggi rentabilitas bank maka semakin tinggi dividen yang akan diterima oleh investor.
Analisis Earning
Earning dalam penelitian ini diproksikan oleh ROA. Berdasarkan pada tabel hasil uji analisis regresi berganda diperoleh nilai signifikansi 0,000. Karena nilai
signifikansi hitung lebih kecil dari nilai signifikansi yang ditentukan 0,000 0,05 maka maka hipotesis nol H
02
ditolak dan menerima hipotesis alternatif Ha
2c
. Berarti terdapat pengaruh Earning secara parsial signifikan terhadap nilai
perusahaan. Hal ini berarti investor memandang bahwa earning memiliki peranan
Universitas Sumatera Utara
62
penting dalam peningkatan nilai perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hidayat 2014, Ningtyastuty 2014, Fahrizal 2013 dan
Charningsih 2009. Earning yang dalam penelitian ini diproksikan oleh Return On Asset ROA,
Return On Asset ROA adalah ukuran keberhasilan kinerja suatu perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan variabel earning mempunyai pengaruh yang paling
signifikan terhadap nilai perusahaan. Dimana investor lebih tertarik pada laba yang dicetak oleh perusahaan. Earning yang positif menggambarkan kemampuan
perusahaan menghasilkan laba dari total aktiva perusahaan. Rasio ini digunakan oleh investor untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan di masa
lampau dan menilai prospek perusahaan di masa depan. Hal ini konsisten dengan penelitian Mogdiliani dan Miller dalam Nugroho, 2013;13 bahwa nilai perusahaan
ditentukan oleh earning power dari aset perusahaan.
Analisis Liquidity
Liquidity dalam penelitian ini diproksikan oleh LDR .Berdasarkan pada tabel hasil uji analisis regresi berganda diperoleh nilai signifikansi 0,130. Karena nilai
signifikansi hitung lebih besar dari nilai signifikansi yang ditentukan 0,130 0,05 maka maka hipotesis nol H
02
diterima dan menolak hipotesis alternatif Ha
2C
. Berarti tidak terdapat pengaruh Liquidity secara parsial terhadap nilai perusahaan.
Hal ini berarti investor memandang liquidity tidak memiliki peranan penting dalam
Universitas Sumatera Utara
63
peningkatan nilai perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh. Wibowo dkk 2015, Ningtyastuti 2014
Liquidity yang tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan hal ini terjadi dimungkinkan karena investor tidak mempertimbangkan tingkat likuiditas
bank karena perbankan cenderung mencari nilai aman LDR. Hal ini bisa terlihat dari nilai rata-rata LDR bank sebesar 85 diatas batas bawah LDR yang telah
ditetapkan. Liquidity yang memiliki pengaruh negative terhadap nilai perusahaan berarti bahwa semakin tinggi likuiditas bank maka semakin rendah nilai perusahaan
bank. Hal ini berarti bank yang memiliki likuiditas yang tinggi LDR rendah tidak bisa menghasilkan rentabilitas yang tinggi karena dana yang tersedia yang
seharusnya digunakan untuk penyaluran kredit atau pinjaman kepada masyarakat untuk menghasilkan laba tidak disalurkan tetapi digunakan sebagai cadangan
likuiditas bank apabila terjadi penarikan oleh nasabah dengan kata lain terjadi idle cash yang berarti bank tidak bisa menghasilkan profit secara maksimal.
Universitas Sumatera Utara
64
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan