xxi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap manusia yang lahir memiliki peluang untuk memperoleh pendidikan. Baik pendidikan formal maupun pendidikan nonformal. Pendidikan
pertama kali diperoleh seseorang dalam lingkungan keluarga, selanjutnya akan meluas ke masyarakat. Pendidikan mampu membentuk sikap, karakter, pola pikir,
dan perilaku seseorang dalam menghadapi kehidupan secara nyata, sehingga seseorang itu mampu pula untuk menjalani kehidupan ini secara mandiri.
Mengingat begitu pentingnya pendidikan bagi manusia maka pendidikan merupakan hak asasi yang harus didapatkan semua manusia, sehingga manusia
dapat mengembangkan kepribadian, kecerdasan dan pemikirannya sesuai dengan kemampuan, kemauan dan potensinya masing-masing melalui pendidikan.
Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang tidak akan terpisahkan bagi kehidupan manusia sedangkan kegiatan pendidikan diselenggarakan pada semua
jenjang mulai dari pendidikan dasar yang meliputi wajib belajar 9 tahun, pendidikan menengah dan perguruan tinggi. Tujuan pendidikan nasional adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
luhur, memiliki pengetahuan, keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta bertanggung jawab kemasyarakatan
dan kebangsaan. Dari pengertian tersebut, pada hakekatnya pendidikan di Indonesia tidak hanya mengandalkan kepada pengetahuan semata melainkan
harus didukung oleh iman dan takwa sehingga hasil dari manusia yang dididik dapat mendukung pembangunan yang sedang berjalan.
Pendidikan merupakan pilar utama bangsa dalam menciptakan Sumber Daya Manusia SDM yang berkualitas. Oleh karena itu, sudah menjadi hal yang
wajib apabila pemerintah terus melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan
xxii mutu pendidikan di Indonesia. Upaya-upaya tersebut adalah pengembangan
kurikulum, perbaikan kompetensi guru, pengadaan buku dan alat pengajaran, penyediaan dan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan juga peningkatan
manajemen sekolah. Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah kurikulum, karena kurikulum merupakan komponen pendidikan yang dijadikan
acuan oleh setiap satuan pendidikan, khususnya oleh guru dan kepala sekolah dalam menyelenggarakan proses pendidikan itu sendiri. Dalam Sekolah
Menengah Pertama merupakan bentuk satuan pendidikan di jalur pendidikan sekolah pada pendidikan dasar yang meliputi wajib belajar 9 tahun yang
mempersiapkan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang pendidikan menengah. Untuk memajukan kualitas pendidikan ditingkat Sekolah Menengah
Pertama telah terjadi perubahan kurikulum, dari kurikulum 1968, 1975, 1984, 1994, 2004 yang disebut Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK dan sekarang
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP yang telah ditetapkan tanggal 26 Mei 2006 melalui Peraturan Menteri Nasional Permendiknas nomor 22, 23, dan
24 tahun 2006. Setiap satuan pendidikan dasar dan menengah dapat menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP mulai tahun ajaran 20062007 dan
paling lambat harus diterapkan pada tahun ajaran 20092010 sebagaimana tercantum pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Permendiknas nomor 24
tahun 2006 tentang pelaksanaan Permendiknas nomor 22 tahun 2006 dan nomor 23 tahun 2006, yang tercantum pada pasal 2 ayat 1, 2, dan 3.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP merupakan salah satu model manajemen kurikulum yang berlaku dewasa ini di Indonesia. Kurikulum
ini lahir seiring dengan pemberlakuan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional serta Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Salah satu perbedaan KTSP dibandingkan dengan kurikulum yang pernah berlaku sebelumnya di Indonesia
adalah terletak pada sistem pengembangannya. Pengembangan kurikulum sebelum KTSP dilakukan secara terpusat sentralistik, maka KTSP merupakan
kurikulum operasional yang dikembangkan oleh satuan pendidikan dengan
xxiii memperhatikan karakteristik dan perbedaan daerah desentralistik. Dengan
demikian, setiap sekolah khususnya guru perlu memahami bagaimana proses penyusunan dan pengembangan kurikulum.
Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan
KTSP merupakan
penyempurnaan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK. Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP di setiap sekolah setingkat SD,
SMP, dan SMA, membuat guru menjadi semakin pandai, karena guru dituntut untuk merencanakan sendiri materi pelajaran untuk mencapai kompetensi yang
telah ditetapkan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP memberikan keleluasaan sekolah untuk mengembangkan kurikulum sendiri. Untuk dapat
melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP sesuai dengan tujuan yang diharapkan tentu memerlukan komponen sekolah yang paham dan
mempunyai sikap serta komitmen yang baik terhadap KTSP ini. Guru sebagai komponen sekolah mempunyai arti penting dalam melaksanakan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Kurikulum ibarat senjata, sedangkan guru adalah orang yang menggunakannya. Sebaik apapun kurikulum yang dibuat bila
tidak diimbangi dengan kesiapan dan dedikasi yang baik dari guru maka kurikulum yang telah dibuat tidak akan tepat sasaran.
Dengan diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP dituntut adanya suatu perubahan pembelajaran yang interaktif antara guru dengan
siswa. Dalam hal ini, gurulah yang mempunyai beban berat karena guru harus bisa menyusun kurikulum untuk tiap mata pelajaran dan guru harus bisa menyesuaikan
diri terhadap perubahan kurikulum tersebut. Guru juga dituntut untuk mengembangkan kemampuannya mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dan selalu berupaya untuk menguasai materi sebaik mungkin, berkreasi, berinovasi, serta menerapkan metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Guru dituntut memiliki kinerja yang mampu memberikan dan
merealisasikan harapan dan keinginan semua pihak terutama masyarakat umum
xxiv yang telah mempercayai sekolah dan guru dalam membina anak didik. Dalam
meraih mutu pendidikan yang baik sangat dipengaruhi oleh kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya sehingga kinerja guru menjadi tuntutan penting untuk
mencapai keberhasilan pendidikan. Secara umum mutu pendidikan yang baik menjadi tolok ukur bagi keberhasilan kinerja yang ditunjukkan guru. Guru sebagai
pekerja profesional harus memiliki kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran, penguasaan profesional keguruan dan pendidikan, penguasaan cara-cara
menyesuaikan diri dan berkepribadian untuk melaksanakan tugasnya, disamping itu guru harus merupakan pribadi yang berkembang dan bersifat dinamis.
http:www.google.co.idsearch?hl=idq=profesionalisme + kinerja + guru +
menyongsong + masa + depanbtn G=T Karena begitu pentingnya peran guru dalam pelaksanaan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan KTSP, maka menjadi sangat penting pula untuk melaksanakan evaluasi tentang optimalisasi kinerja guru, khususnya yang
berkaitan dengan pemahaman materi, penguasaan metode dan strategi, pemberian tugas-tugas, perencanaan dan kesiapan, penilaian dan evaluasi, pengelolaan kelas,
sikap dan tanggapan serta kendala-kendala yang dihadapi dalam Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP.
B. Identifikasi Masalah