xxviii
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai berikut: 1.
Bagi Dinas Pendidikan kota Karanganyar maupun Departemen Pendidikan Nasional, penelitian ini diharapkan mampu untuk menyempurnakan
kurikulum dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. 2.
Bagi pendidik yaitu khususnya Guru Matematika, penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi agar lebih memahami tentang pelaksanaan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP pada mata pelajaran matematika.
3. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi tentang
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP yang sekarang berlaku serta dapat merasakan dampak Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP
tersebut terhadap proses dan hasil pembelajaran. 4.
Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan tentang proses belajar mengajar dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan KTSP sehingga proses pembelajaran dan kinerja guru dapat mencapai hasil yang optimal.
xxix
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP
a. Pengertian Kurikulum
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang penting dalam pendidikan. Kurikulum sebagai suatu alat dan pedoman untuk mengantar
peserta didik sesuai dengan harapan dan cita-cita masyarakat serta mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki oleh anak didik sesuai dengan
bakat dan minatnya. Kurikulum digunakan pertama kali pada dunia olahraga pada
zaman Yunani kuno yang berasal dari kata curir dan curere. Kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Orang
mengistilahkannya dengan tempat berpacu atau tempat berlari dari mulai start sampai finish. Kurikulum digunakan dalam dunia pendidikan. Menurut para
ahli pendidikan, kurikulum berhubungan erat dengan usaha mengembangkan peserta didik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Kurikulum memang
diperuntukkan untuk anak didik, Wina Sanjaya yang dikutip dari Murray Print 1993 yang mengungkapkan bahwa kurikulum meliputi :
1 Planned learning experiences
2 Offered within an educational institution program
3 Represented as a document, and
4 Include experiences resulting from implementing that document.
xxx Print memandang bahwa sebuah kurikulum meliputi perencanaan pengalaman
belajar, program sebuah lembaga yang diwujudkan dalam sebuah dokumen serta hasil dari implementasi dokumen yang telah disusun.
Menurut penelusuran konsep yang diungkapkan Wina Sanjaya 2008 : 3-9, kurikulum memiliki tiga dimensi pengertian sebagai berikut:
1. Kurikulum sebagai sebuah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh
peserta didik. Dalam hal ini kaitannya dengan usaha untuk memperoleh ijazah. Ijazah sendiri pada dasarnya menggambarkan kemampuan siswa
dalam menguasai pelajaran sesuai dengan kurikulum yang berlaku yang menjadi sasaran akhir proses pendidikan.
2. Kurikulum sebagai pengalaman belajar. Pengertian ini lebih menekankan
pada seluruh kegiatan yang dilakukan siswa baik di dalam maupun di luar sekolah asal kegiatan tersebut berada di bawah tanggung jawab guru
sekolah. Pada intinya apa pun yang dilakukan siswa asal saja ada di bawah tanggung jawab dan bimbingan guru, itu adalah kurikulum.
3. Kurikulum sebagai perencanaan program pembelajaran. Kurikulum pada
dasarnya adalah suatu perencanaan atau program pengalaman siswa yang diarahkan sekolah. Kurikulum ini sejalan dengan rumusan kurikulum
menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Yang dimaksud isi dan bahan pelajaran itu sendiri
adalah susunan dan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan satuan pendidikan yang bersangkutan dalam rangka
upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional. Kurikulum adalah suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses
belajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya S. Nasution, 1989 : 5.
xxxi Menurut Oemar Hamalik 2003 : 26, kurikulum merupakan alat untuk
mencapai tujuan pendidikan. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwa kurikulum merupakan suatu pedoman dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di setiap satuan pendidikan yang berisi dokumen perencanaan
tentang tujuan yang harus dicapai, isi materi dan pengalaman belajar yang harus dilakukan siswa, strategi, dan cara yang dapat dikembangkan, evaluasi
yang dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang pencapaian tujuan, serta implementasi dari dokumen yang dirancang dalam bentuk nyata.
b. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP merupakan kurikulum terbaru di Indonesia yang dijadikan rujukan oleh para pengembang
kurikulum ditingkat satuan pendidikan. Kurikulum ini berorientasi pada pencapaian kompetensi, oleh sebab itu kurikulum ini merupakan
penyempurnaan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK. Hal ini dapat dilihat dari unsur standar kompetensi dan kompetensi dasar serta adanya
prinsip yang sama dalam pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah KBS. Standar kompetensi dan kompetensi dasar dapat dilihat dari Standar Isi SI
yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP yang diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan SKL, selanjutnya SI dan SKL
dijadikan rujukan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan. KTSP lahir dari semangat otonomi daerah di mana urusan
pendidikan tidak semuanya tanggung jawab pusat akan tetapi sebagian menjadi tanggung jawab daerah sehingga model kurikulum ini bersifat
desentralistik. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP kurikulum
operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan
xxxii pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan
memerhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh BSNP. Ada tiga hal yang berhubungan dengan
makna kurikulum operasional, yakni: 1.
Sebagai kurikulum bersifat operasional, dalam pengembangannya, KTSP tidak akan lepas dari ketetapan-ketetapan yang disusun pemerintah secara
nasional. 2.
Sebagai kurikulum bersifat operasional, para pengembang KTSP dituntut dan harus memerhatikan ciri khas kedaerahan sesuai dengan Undang-
Undang No. 20 Tahun 2003 ayat 2, yang berbunyi kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi
sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. 3.
Sebagai kurikulum bersifat operasional, para pengembang kurikulum di daerah mempunyai keleluasaan dalam mengembangkan kurikulum
menjadi unit-unit pelajaran, misalnya dalam mengembangkan strategi dan metode pembelajaran, dalam menentukan media pembelajaran dalam
menentukan evaluasi termasuk dalam menentukan berapa kali pertemuan dan topik materi yang harus dipelajari oleh siswa agar kompetensi dasar
dapat tercapai. Dihubungkan dengan konsep dasar dan desain kurikulum, maka
KTSP memiliki semua unsur yang sekaligus merupakan karakteristik KTSP itu sendiri, yaitu:
1. Dilihat dari desain KTSP, kurikulum yang berorentasi pada disiplin waktu.
Hal ini dlihat dari: 1
Struktur program KTSP yang memuat sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik.
2 Kriteria keberhasilan KTSP lebih banyak diukur dari kemampuan
siswa menguasai materi pelajaran.
xxxiii 2.
KTSP adalah kurikulum yang berorientasi pada pengembangan individu. 3.
KTSP adalah kurikulum yang mengakses kepentingan daerah. 4.
KTSP merupakan kurikulum yang teknologis. Dilihat dari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang kemudian dijabarkan pada
indikator hasil belajar, yakni sejumlah perilaku yang terukur sebagai bahan penilaian.
Dilihat dari karakteristik di atas, maka KTSP adalah kurikulum yang memuat semua unsur desain kurikulum.
Terdapat beberapa tujuan mengapa pemerintah memberlakukan KTSP pada setiap jenjang pendidikan. Tujuan tersebut dijabarkan sebagai
berikut: Secara umum diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan
dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan otonomi kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk
melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum.
Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah: 1.
Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola, dan memberdayakan
sumber daya yang tersedia.
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam
pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama. 3.
Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.
Wina Sanjaya 2008: 127 - 133
Adapun prinsip-prinsip
pengembangan KTSP
menurut Permendiknas nomor 22 tahun 2006 sebagaimana dikutip dari Wina
Sanjaya 2008: 139 - 140 adalah sebagai berikut:
xxxiv 1
Berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan lingkungannya.
Pengembangan kurikulum didasarkan atas prinsip bahwa peserta didik adalah sentral proses pendidikan agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab sehingga perlu disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan lingkungan peserta didik.
2 Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memerhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah dengan tidak membedakan agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial, ekonomi dan gender, jenjang maupun jenis pendidikan.kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib
kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu. 3
Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni Kurikulum dikembangkan atas kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni berkembang secara dinamis. 4
Relevan dengan kebutuhan kehidupan Kurikulum dikembangkan dengan melibatkan pemangku kepentingan
untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan hidup dan dunia kerja.
5 Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.
6 Belajar sepanjang hayat
xxxv Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. 7
Seimbang antara Kepentingan Nasional dan Kepentingan Daerah Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional
dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Prinsip-prinsip pelaksanaan dalam mengimplementasikan KTSP adalah sebagai berikut:
1 Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia
2 Pengembangan potensi, kecerdasan dan minat sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kemampuan peserta didik 3
Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan 4
Tuntutan pengembangan daerah dan nasional 5
Tuntutan dunia kerja 6
Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni 7
Agama 8
Dinamika perkembangan global 9
Persatuan dan nilai-nilai kebangsaan 10
Kondisi sosial budaya masyarakat setempat 11
Kesetaraan gender 12
Karakteristik satuan pendidikan Wina Sanjaya 2008: 133 - 143
xxxvi
1 Komponen KTSP
Pedoman KTSP terdiri atas empat komponen, yakni: a
Tujuan Pendidikan Tujuan pendidikan satuan pendidikan mengacu dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 26, yaitu:
1 Tujuan
pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk
hidup mandiri mengikuti pendidikan lebih lanjut. 2
Tujuan pendidikan
menengah adalah
meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulia,
serta keterampilan untuk hidup mandiri mengikuti pendidikan lebih lanjut.
3 Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak
mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
b Struktur Program dan Muatan Kurikulum
Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang tertuang dalam SI meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai
berikut: 1
Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia 2
Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian 3
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi 4
Kelompok mata pelajaran estetika 5
Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.
xxxvii Muatan KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan
dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Adapun materi muatan lokal dan kegiatan
pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum adalah sebagai berikut:
1 Mata pelajaran
Mata pelajaran dan alokasi waktu untuk masing-masing satuan pendidikan tertera dalam struktur kurikulum yang tercantum dalam
standar isi. 2
Muatan lokal Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk
keunggulan daerah
yang materinya
tidak dapat
dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansinya ditentukan oleh satuan pendidikan.
3 Pengembangan diri
Tujuan dari pengembangan diri adalah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri
sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat dari setiap peserta didik yang mana pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi sekolah.
4 Pengaturan beban belajar
Pada dasarnya pengaturan beban belajar dilakukan agar pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan tujuan, baik menggunakan sistem paket
maupun kredit semester SKS. 5
Kenaikan kelas, penjurusan, dan kelulusan
xxxviii Mengacu kepada ketentuan PP 19 tahun 2005 pasal 72 Ayat 1,
peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan dalam jenjang pendidikan setelah:
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
2. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh
mata pelajaran. 3.
Lulus ujian sekolahmadrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. Lulus Ujian Nasional.
6 Pendidikan kecakapan hidup
Pendidikan kecakapan hidup ini meliputi: 1.
Kurikulum untuk semua jenjang pendidikan dapat memasukkan pendidikan kecakapan hidup yang mencakup kecakapan pribadi,
kecakapan sosial, kecakapan akademik danatau kecakapan vokasional.
2. Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian dari
pendidikan semua mata pelajaran. 3.
Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan yang bersangkutan danatau dari satuan
pendidikan formal lain danatau nonformal yang sudah terakreditasi.
7 Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global
Pendidikan ini meliputi: 1.
Kurikulum untuk semua jenjang pendidikan dapat memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.
xxxix 2.
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global merupakan bagian dari pendidikan semua mata pelajaran.
3. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat diperoleh
peserta didik dari satuan pendidikan yang bersangkutan danatau dari satuan pendidikan formal lain danatau nonformal yang sudah
terakreditasi. c
Kalender Pendidikan Kalender pendidikan disusun sesuai dengan kebutuhan daerah,
karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat sebagaimana tercantum dalam standar Isi.
d Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi untuk
penilaian. Berdasar
silabus guru
dapat mengembangkannya menjadi Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran RPP
yang akan diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar KBM. Wina Sanjaya 2008: 143 - 148
2 Pengembangan Silabus
Menurut Wina Sanjaya 2008: 167 – 169, “Silabus diartikan sebagai rancangan program pembelajaran satu atau kelompok mata pelajaran
yang berisi tentang standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus di capai oleh siswa, pokok materi yang harus dipelajari oleh siswa serta
bagaimana cara mempelajarinya dan bagaimana cara untuk mengetahui pencapaian kompetensi dasar yang telah ditentukan”.
xl Silabus dijadikan guru sebagai pedoman dalam menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran setiap kali melaksanakan pembelajaran. Hal-hal yang berkaitan dengan pengembangan kurikulum, yakni:
1 Tujuan yang harus dicapai oleh siswa melalui proses
pembelajaran. Ini berkaitan dengan rumusan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan.
2 Materi yang harus dipelajari siswa sehubungan dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai. Ini berkaitan dengan penentuan pokok-pokok materi yang berhubungan dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar. 3
Metodecara yang dilakukan agar standar kompetensi dan kompetensi dasar tercapai. Ini berkaitan dengan penentuan strategi dan
metode pembelajaran, penetapan media pembelajaran yang bermuara pada pengalaman belajar yang harus dilakukan setiap siswa.
4 Menentukan
keberhasilan siswa
dalam pencapaian
kompetensi. Ini berkaitan dengan perumusan indikator hasil belajar dan penetapan sistem evaluasi pembelajaran.
Adapun manfaat silabus sebagai berikut: 1.
Untuk guru, sebagai pedoman dalam menyusun Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran dan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan
suatu proses pembelajaran. 2.
Untuk para administrator termasuk kepala sekolah, silabus dijadikan rujukan dalam menentukan berbagai kebijakan sekolah dan
untuk menunjang keberhasilan guru menyelenggarakan pembelajaran dalam merencanakan program kegiatan yang berkaitan dengan
peningkatan kemampuan guru.
xli 3.
Untuk para pengawas, untuk melakukan supervisi sekolah, misalnya untuk memberikan layanan dan bantuan kepada guru yang
mengalami kesulitan atau untuk mengobservasi apakah pembelajaran yang dilakukan guru berada pada jalur yang sesuai.
Pengembangan silabus berbasis KTSP sepenuhnya diserahkan kepada guru, sehingga akan berbeda antara guru satu dengan guru yang lain.
Namun suatu silabus minimal memuat enam komponen utama, yaitu standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi standar, standar proses
KBM, dan standar penilaian. Adapun prinsip pengembangan silabus dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuwan.
2. Relevan
Cakupan kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial,
emosional, dan spiritual peserta didik. 3.
Sistematis Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam
mencapai kompetensi.
4. Konsisten
xlii Adanya hubungan yang konsisten ajek taat asas antara kompetensi dasar,
indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.
5. Memadai
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
6. Aktual dan konstektual
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memerhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni
mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi. 7.
Fleksibel Keseluruhan silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik,
pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.
8. Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotor.
Prosedur dalam pengembangan silabus berbasis KTSP meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mengisi kolom identitas
2. Mengkaji dan menganalisis standar kompetensi
3. Mengkaji dan menentukan kompetensi dasar
4. Mengidentifikasi materi standar
5. Mengembangkan pengalaman belajar
xliii 6.
Merumuskan indikator keberhasilan 7.
Menentukan penilaian standar penilaian 8.
Menentukan alokasi waktu 9.
Menentukan sumber belajar
3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP adalah program perencanaan yang disusun sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran untuk
setiap kegiatan proses pembelajaran. RPP dikembangkan berdasarkan silabus, yang pengembangannya dilakukan oleh guru. Sebagai guru yang profesional
harus mampu mengembangkan RPP secara baik, logis, dan sistematis karena pengembangan RPP bukan hanya rutinitas belaka, melainkan sebagai skenario
dalam pelaksanaan pembelajaran dan sebagai pertanggungjawaban kesesuain RPP dengan apa yang dilakukan di kelas.
Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri atas komponen-komponen yang saling berkaitan. Dalam RPP minimal ada lima
komponen pokok seperti yang digariskan Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 Pasal 20, yaitu:
1. Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran terdapat dalam standar isi dan standar kompetensi yang dirumuskan dalam bentuk kompetensi yang harus dicapai atau
dikuasai oleh siswa. 2.
Materiisi
xliv Materiisi pelajaran berkenaan dengan bahan pelajaran yang harus dikuasai
siswa dengan tujuan pembelajaran. 3.
Strategi dan metode pembelajaran Strategi adalah rancangan serangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan
tertentu, sedangkan metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan strategi. Dengan demikian, strategi dan metode
tidak bisa dipisahkan. Strategi dan metode pembelajaran ini harus dirancang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
4. Media dan sumber belajar
Media dalam proses pembelajaran diartikan sebagai alat bantu untuk mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran. Sedangkan sumber
belajar adalah segala sesuatu yang mengandung pesan yang harus dipelajari sesuai dengan materi pelajaran. Penentuan media dan sumber
belajar harus sesuai dengan karakteristik peserta didik dan daerah. 5.
Evaluasi Evaluasi dalam KTSP diarahkan bukan sekedar untuk mengukur
keberhasilan setiap siswa, tetapi juga untuk mengumpulkan informasi tentang proses pembelajaran yang dilakukan oleh setiap siswa.
Adapun langkah-langkah pengembangan RPP secara garis besar dijabarkan sebagai berikut:
1. Mengisi kolom identitas
2. Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk setiap pertemuan yang
telah ditetapkan
xlv 3.
Menentukan standar kompetensi, kompetensi dasar, serta indikator hasil belajar seperti yang termuat dalam silabus
4. Merumuskan tujuan pembelajaran
5. Mengidentifikasi materi standar berdasarkan materi pokok dalam silabus
6. Menentukan metode pembelajaran
7. Menentukan sumber belajar yang digunakan
8. Menyusun
kriteria penilaian,
lembar pengamatan, contoh soal, dan teknik penilaian.
4 Strategi dan Metode Pembelajaran
Strategi dan metode pembelajaran berbasis KTSP ini dirancang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan yang berhubungan dengan
bidang kognitif berbeda strategi dan metodenya dengan tujuan dalam bidang afektif dan psikomotor. Demikian juga materi yang diajarkan dalam KTSP
berupa data dan fakta harus berbeda strategi dan metode yang digunakan dengan mengajarkan konsep atau prinsip. Satu hal yang perlu diperhatikan
dalam menentukan strategi dan metode pembelajaran adalah, bahwa strategi dan metode itu harus dapat mendorong siswa untuk beraktivitas sesuai dengan
gaya belajarnya. Seperti sejumlah prinsip yang dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 adalah bahwa proses pembelajaran harus
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, memberikan ruang yang cukup untuk bagi pengembangan prakarsa, kreativitas sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik. Wina Sanjaya 2008: 173 - 176
xlvi
5 Penilaian dan Evaluasi dalam KTSP
Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran berbasis KTSP mencakup tiga hal yaitu pre test, pembentukan kompetensi, dan post test.
Adapun penilaian hasil belajar dalam KTSP meliputi penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh pendidik, oleh satuan pendidikan, dan oleh pemerintah.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil
dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Penilaian ini digunakan untuk:
1 Menilai pencapaian kompetensi peserta didik,
2 Bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan
3 Memperbaiki proses pembelajaran.
Penilaian hasil belajar untuk Mata Pelajaran Matematika termasuk dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang diukur
melalui ulangan, penugasan, danatau bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik materi yang dinilai.
Penilaian belajar oleh satuan pendidikan bertujuan menilai pencapaian standar kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran. Penilaian
hasil belajar untuk semua mata pelajaran pada kelompok ilmu pengetahuan dan teknologi dilakukan melalui ujian sekolahmadrasah untuk menentukan
kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Untuk Mata Pelajaran Matematika tidak diadakan penilaian oleh satuan pendidikan karena penentuan
kelulusan dilakukan oleh pemerintah melalui ujian nasional. Penilaian yang dilakukan pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan
secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilakukan dalam bentuk ujian nasional.
xlvii Sehingga dapat disimpulkan bahwa penilaian dan evaluasi dalam
KTSP diarahkan bukan hanya sekadar untuk mengukur keberhasilan setiap siswa dalam pencapaian hasil belajar, tetapi juga untuk mengumpulkan
informasi tentang proses pembelajaran yang dilakukan setiap siswa. Oleh sebab itu, dalam RPP setiap guru tidak hanya menentukan tes sebagai alat
evaluasi akan tetapi juga menggunakan nontes dalam bentuk tugas, wawancara, dan lain sebagainya.
2. Pembelajaran Matematika
a. Pengertian Matematika
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2002: 723 disebutkan bahwa matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antara
bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan.
Purwoto 2003: 12 mengemukakan bahwa matematika adalah pengetahuan tentang pola keteraturan pengembangan tentang struktur yang
terorganisasikan mulai dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan ke unsur yang didefinisikan ke aksioma dan postulat dan akhirnya ke dalil.
Purwoto 1998: 4 mengemukakan bahwa matematika adalah pengetahuan tentang pola keteraturan, pengetahuan tentang struktur
terorganisasikan, mulai dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan ke unsur - unsur yang didefinisikan ke aksioma dan postulat dan akhirnya ke dalil. Ciri
utama matematika adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep atau suatu pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran
sebelumnya sehingga kaitan antar konsep atau pernyataan dalam matematika bersifat konsisten.
xlviii Menurut Heruman 2007: 1 yang dikutip dari Russefendi 1991
matematika adalah bahasa simbol, ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang
terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil.
Sedangkan Soedjadi 2000: 11 mengemukakan beberapa definisi mengenai matematika yaitu:
1. Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara
sistematik. 2.
Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi. 3.
Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk.
Menurut Alexander Khait 2005:137-159, mengatakan bahwa matematika merupakan ilmu bahasa yang penting yang didirikan dengan
gabungan kata-kata yang tepat maknanya. Menurut Taylor dan Francis 2010, mengungkapkan bahwa
“Mathematics is pervading every study and technique in our modern world, bringing ever more sharply into focus the responsibilities laid upon those
whose task it is to teach it.” Maksud dari pendapat tersebut bahwa matematika itu pengetahuan yang meliputi setiap studi dan teknik di dunia modern, bahkan
membawa fokus yang lebih tajam terhadap tanggungjawab yang tugasnya untuk mengajarkan pengetahuan tersebut.
Menurut Alen Leung 2009, mengatakan bahwa “Mathematics is often reffered to as the science of pattern. Mathematics pattern can be
interpreted as invariant structures concerning numbers or shapes that emerge when the situation in considering undergoes variation.” Maksudnya bahwa
matematika itu ilmu pasti, yang mana dapat diungkapkan sebagai struktur
xlix invariant mengenai angka atau bentuk yang muncul pada situasi yang
beragam. Dari beberapa pendapat di atas secara garis besar dapat
disimpulkan bahwa Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak tentang bilangan yang terorganisir secara sistematik yang dikembangkan
melalui penalaran deduktif.
b. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu usaha yang disengaja yang melibatkan interaksi antara guru dan siswa serta menggunakan kemampuan profesional
guru untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan atau pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan
profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum. Dalam proses pembelajaran situasi dan suasana yang kondusif harus dikembangkan
oleh guru sehingga menciptakan proses belajar mengajar yang nyaman dan menyenangkan. Hal ini yang menjadi tugas guru sebagai fasilitator
pembelajaran.
c. Pembelajaran Matematika
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika merupakan usaha yang disengaja yang melibatkan
interaksi antara guru dan siswa serta menggunakan kemampuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum dalam mata pelajaran
matematika.
3. Optimalisasi Kinerja Guru
l Optimalisasi didefinisikan sebagai suatu cara untuk menjadikan
paling baik Depdiknas, 2003: 456. Menurut Depdiknas 2002: 800,” Optimalisasi didefinisikan sebagai ‘proses, cara, perbuatan mengoptimalkan
menjadikan paling baik, paling tinggi, dan sebagainya’. Optimal adalah terbaik, tertinggi, paling menguntungkan Depdiknas, 1996.
Menurut Depdiknas 2002: 570,” Kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, kemampuan kerja tentang peralatan”.
Kinerja adalah tingkat keberhasilan seseorang atau kelompok orang dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya serta kemampuan untuk
mencapai tujuan dan standar yang telah ditetapkan Sulistyorini, 2001. Sedangkan Ahli lain berpendapat bahwa Kinerja merupakan hasil dari fungsi
pekerjaan atau kegiatan tertentu yang di dalamnya terdiri dari tiga aspek yaitu: Kejelasan tugas atau pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya; Kejelasan
hasil yang diharapkan dari suatu pekerjaan atau fungsi; Kejelasan waktu yang diperlukan untuk menyelesikan suatu pekerjaan agar hasil yang diharapkan
dapat terwujud Tempe, A Dale, 1992. Fatah 1996 Menegaskan bahwa kinerja diartikan sebagai ungkapan kemajuan yang didasari oleh pengetahuan,
sikap dan motivasi dalam menghasilkan sesuatu pekerjaan. Dari beberapa penjelasan tentang pengertian kinerja di atas dapat
disimpulkan bahwa Kinerja guru adalah kemampuan yang ditunjukkan oleh guru dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya. Kinerja dikatakan baik
dan memuaskan apabila tujuan yang dicapai sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Menurut Wina Sanjaya 2008: 197,” Guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran”.
Tanpa guru, bagaimanapun bagus dan idealnya suatu strategi, maka strategi itu tidak mungkin dapat diaplikasikan. Guru adalah orang yang pekerjaannya
mata pencahariannya, profesinya mengajar Depdiknas 1996: 330. Guru
li adalah pendidik yang mempunyai tugas mengajar, membimbing, dan melatih
anak didik Undang-Undang No. 20 Tahun 2003. Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik agar dapat
meningkatkan mutu pendidikan maka guru harus memiliki kompetensi yang harus dikuasai sebagai suatu jabatan profesional. Kompetensi guru tersebut
meliputi : a.
Menguasai bahan ajar. b.
Menguasai landasan-landasan kependidikan. c.
Mampu mengelola program belajar mengajar. d.
Mampu mengelola kelas. e.
Mampu menggunakan mediasumber belajar. f.
Mampu menilaik prestasi peserta didik untuk kepentingan pengajaran. g.
Mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan. h.
Mengenal penyelenggaraan administrasi sekolah. i.
Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengejaran.
Dari ketiga pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa optimalisasi kinerja guru adalah suatu caraprosesperbuatan yang dilakukan
guru sebagai pengajar untuk mendidik anak didiknya sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai atau yang diperlihatkan dengan prestasi dari anak didiknya.
Pada penelitian optimalisasi kinerja guru ini, terdapat indikator- indikatoraspek-aspek yang akan diteliti.
Indikatoraspek optimalisasi kinerja guru tersebut antara lain :
a. Kemampuan membuat perencanaan dan persiapan mengajar.
lii b.
Penguasaan materi yang akan diajarkan kepada siswa. c.
Penguasaan metode dan strategi mengajar. d.
Pemberian tugas-tugas kepada siswa. e.
Kemampuan mengelola kelas. f.
Kemampuan melakukan penilaian dan evaluasi. http:www.google.co.idsearch?hl=idq=profesionalisme
+ kinerja + guru + menyongsong + masa + depanbtn G=T.
Beberapa faktor yang mempengaruhi optimalisasi kinerja guru yang dapat diungkap tersebut antara lain :
1. Kepribadian dan dedikasi
Setiap guru memiliki pribadi masing-masing sesuai ciri-ciri pribadi yang mereka miliki. Ciri-ciri inilah yang membedakan seorang
guru dari guru lainnya. Kepribadian sebenarnya adalah suatu masalah abstrak, yang hanya dapat dilihat dari penampilan, tindakan, ucapan, cara
berpakaian dan dalam menghadapi setiap persoalan. “Kepribadian adalah keseluruhan dari individu yang terdiri dari unsur psikis dan fisik, artinya
seluruh sikap dan perbuatan seseorang merupakan suatu gambaran dari kepribadian orang itu, dengan kata lain baik tidaknya citra seseorang
ditentukan oleh kepribadiannya”. 2.
Pengembangan profesi Profesi guru kian hari menjadi perhatian seiring dengan perubahan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang menuntut kesiapan agar tidak ketinggalan. Menurut Pidarta 1999 bahwa Profesi ialah suatu jabatan
atau pekerjaan biasa seperti halnya dengan pekerjaan-pekerjaan lain. Pembinaan dan pengembangan profesi guru bertujuan untuk meningkatkan
liii kinerja dan dilakukan secara terus menerus sehingga mampu menciptakan
kinerja sesuai dengan persyaratan yang diinginkan, disamping itu pembinaan harus sesuai arah dan tugasfungsi yang bersangkutan dalam
sekolah. 3.
Kemampuan mengajar Untuk melaksanakan tugas-tugas dengan baik, guru memerlukan
kemampuan. Kemampuan tersebut adalah kemampuan merencanakan pengajaran, menuliskan tujuan pengajaran, menyajikan bahan pelajaran,
memberikan pertanyaan
kepada siswa,
mengajarkan konsep,
berkomunikasi dengan siswa, mengamati kelas, dan mengevaluasi hasil belajar. Kompetensi guru adalah kemampuan atau kesanggupan guru
dalam mengelola pembelajaran. Titik tekannya adalah kemampuan guru dalam pembelajaran bukanlah apa yang harus dipelajari learning what to
be learnt, guru dituntut mampu menciptakan dan menggunakan keadaan positif untuk membawa mereka ke dalam pembelajaran agar anak dapat
mengembangkan kompetensinya. 4.
Antar hubungan dan komunikasi Kinerja guru akan meningkat seiring adanya kondisi hubungan
dan komunikasi yang sehat di antara komponen sekolah sebab dengan pola hubungan dan komunikasi yang lancar dan baik mendorong pribadi
seseorang untuk melakukan tugas dengan baik. Komunikasi digunakan untuk memahami dan menukarkan pesan verbal maupun non verbal antara
pengirim informasi dengan penerima informasi untuk mengubah tingkah laku.
5. Hubungan dengan masyarakat
Hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan bentuk hubungan komunikasi ekstern yang dilaksanakan atas dasar kesamaan
liv tanggung jawab dan tujuan. Masyarakat merupakan kelompok individu–
individu yang berusaha menyelenggarakan pendidikan atau membantu usaha-usaha pendidikan. Dalam masyarakat terdapat lembaga-lembaga
penyelenggaran pendidikan, lembaga keagamaan, kepramukaan, politik, sosial, olah raga, kesenian yang bergerak dalam usaha pendidikan. Dalam
masyarakat juga terdapat individu-individu atau pribadi-pribadi yang bersimpati terhadap pendidikan di sekolah. Hubungan ini diibaratkan pisau
bermata dua, yaitu mata yang pertama adalah menjaga kelestarian nilai- nilai positif yang ada dalam masyarakat, agar pewarisan nilai-nilai
masyarakat berlangsung dengan baik. Mata yang kedua adalah sebagai lembaga yang mendorong perubahan nilai dan tradisi sesuai dengan
kemajuan dan tuntutan kehidupan serta pembangunan. 6.
Kedisiplinan Disiplin adalah suatu keadaan tertib di mana orang-orang yang
tergabung dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada dengan rasa senang. Tujuan disiplin menurut Arikunto, S.
1993 yaitu agar kegiatan sekolah dapat berlangsung secara efektif dalam suasana tenang, tentram dan setiap guru beserta karyawan dalam
organisasi sekolah merasa puas karena terpenuhi kebutuhannya. 7.
Kesejahteraan Faktor kesejahteraan menjadi salah satu yang berpengaruh
terhadap kinerja guru di dalam meningkatkan kualitasnya sebab semakin sejahteranya seseorang makin tinggi kemungkinan untuk meningkatkan
kerjanya. Mulyasa 2002 menegaskan bahwa terpenuhinya berbagai macam kebutuhan manusia, akan menimbulkan kepuasan dalam
melaksanakan apapun tugasnya. 8.
Iklim kerja
lv Iklim mempengaruhi kinerja guru. Iklim sebagai pengaruh
subyektif yang dapat dirasakan dari sistem formal, gaya informal pemimpin dan faktor-faktor lingkungan penting lainnya, yang menyangkut
sikapkeyakinan dan kemampuan memotivasi orang-orang yang bekerja pada organisasi tersebut.
http:www.google.co.idsearch?hl=idq=profesionalisme + kinerja +
guru + menyongsong + masa + depanbtn G=T.
B. Kerangka Berpikir
Dalam proses belajar mengajar diperlukan suatu keterpaduan antara berbagai komponen, komponen tersebut antara lain kurikulum, proses
pembelajaran, dan guru dengan tujuan agar tercapai tujuan dari pembelajaran tersebut.
Kurikulum merupakan suatu pedoman dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, yang mana kurikulum ini terus mengalami
penyempurnaan yang telah disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta peserta didik. Guru sebagai komponen
sekolah mempunyai arti penting dalam melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Kurikulum ibarat senjata, sedangkan guru adalah
orang yang menggunakannya. Sebaik apapun kurikulum yang dibuat bila tidak diimbangi dengan kesiapan dan dedikasi yang baik dari guru maka kurikulum
yang telah dibuat tidak akan tepat sasaran dan tidak akan diperoleh hasil yang memuaskan.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP merupakan penyempurnaan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK. Yang mana
dalam KTSP ini pembelajaran matematika lebih dipusatkan kepada siswa dan guru bertindak sebagai fasilitator pembelajaran yang memberikan kemudahan
bagi siswa dalam belajar. Mengingat dalam pembelajaran matematika
lvi pemahaman tentang konsep dan prosedur penyelesaian masalah tidak bisa
didapatkan secara optimal apabila pembelajaran berpusat pada guru, maka pembelajaran yang dilakukan harus melibatkan peserta didik secara optimal
pula. Sehingga guru harus mempersiapkan secara matang sebelum pembelajaran maupun pada saat pembelajaran berlangsung. Persiapan yang
dimaksud adalah menyusun silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP.
Mengingat tugas, peran dan beban guru tersebut maka guru matematika harus memahami tentang KTSP. Mengenai segala bentuk yang
terkait dengan KTSP, meliputi pengertian KTSP, karakteristik KTSP, tujuan KTSP, penyusunan KTSP, pengembangan KTSP, dan komponen KTSP.
Dalam KTSP guru matematika dituntut untuk berfikir kreatif, berinovasi, dan berkreasi untuk menciptakan sesuatu hal yang baru yang dapat mendukung
siswa belajar aktif. Namun, setiap guru memiliki ciri dan karakter yang berbeda dalam menghadapi masalah pendidikan. Sehingga dalam KTSP ini
guru dituntut untuk bersikap kritis dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah pendidikan, khususnya dalam masalah pembelajaran.
Oleh sebab itu, penulis merasa perlu untuk melaksanakan evaluasi tentang optimalisasi kinerja guru matematika SMP Negeri 1 Gondangrejo
dalam pelaksanaan KTSP mengenai pemahaman materi, penguasaan metode dan strategi, perencanaan dan kesiapan, penilaian dan evaluasi, pengelolaan
kelas, sikap dan tanggapan serta kendala-kendala yang dihadapi dalam Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP dan juga cara
mengatasi kendala-kendala tersebut.
lvii
lviii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian