Gambar 1 A. Ulser. B. Erosi
14
2.1.1 Ulser Aftosa Rekuren
Penyebab utama dari Ulser Aftosa Rekuren masih belum diketahui, tetapi penelitian terbaru menunjukkan bahwa respon imun memainkan peran utama dalam
patogenesis terjadinya ulser. Terdapat juga beberapa faktor predisposisi seperti trauma, alergi, genetik, gangguan endokrin, stres emosional, kekurangan hematologi,
dan AIDS.
11,15
Ulser Aftosa Rekuren memiliki tiga variasi gambaran klinis yaitu minor, mayor dan herpetiform ulser. Aftosa minor adalah bentuk yang paling umum,
ukuranya kecil dengan diameter 3-6 mm, sakit, ditutupi oleh membran putih kekuningan dan dikelilingi oleh lingkaran merah tipis. Lesi mungkin tunggal atau
ganda dua sampai enam, dan dapat sembuh tanpa bekas luka pada 7-12 hari. Aftosa mayor ditandai dengan adanya ulser yang dalam dan sakit, diameter 1-2 cm, yang
bertahan selama 3-6 minggu dan dapat menyebabkan bekas luka. Jumlah lesi bervariasi dari satu sampai lima. Aftosa herpetiform ditandai dengan ukuran yang
kecil, sakit, ulser dangkal, diameter 1-2 mm, dengan kecenderungan untuk menyatu menjadi ulser besar yang tidak teratur. Secara karakteristik, lesi yang multiple 10-
100, bertahan selama satu atau dua minggu, dan dapat sembuh tanpa bekas luka.
11
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Traumatik Ulser
Traumatik ulser adalah lesi yang paling sering terjadi pada jaringan lunak rongga mulut. Traumatik ulser dapat terjadi karena trauma fisik, termal ataupun
kimia, dan sumber trauma biasanya terlihat jelas di dekat lesi.
10
Traumatik ulser dapat disebabkan oleh gigi yang tajam atau rusak, tambalan yang kasar, instrumen dental,
tergigit, iritasi gigi tiruan, benda asing yang tajam, maupun piranti ortodonti cekat Gambar 2. Rata–rata traumatik ulser terjadi karena hasil dari trauma yang tidak
terduga dan umumnya muncul di daerah yang berhadapan dengan gigi seperti pada bibir, lidah, dan mukosa bukal.
4,11
Traumatik ulser bisa juga iatrogenik yaitu disebabkan secara tidak sengaja oleh seorang praktisi kesehatan melalui perawatan medis atau dengan prosedur
diagnostik yang salah. Manipulasi jaringan yang terlalu berlebihan atau terlalu berkonsentrasi dalam mengobati jaringan terutama keras dapat mengakibatkan
kecelakaan dan cedera yang sebenarnya bisa dihindari pada jaringan lunak. Traumatik ulser dapat disebabkan karena tidak menggunakan cotton rolls atau isolasi jaringan
yang kurang baik, tekanan negatif dari saliva ejector, atau dengan menusuk mukosa secara tidak sengaja dengan instrumen dental.
16
Secara klinis traumatik ulser memiliki ciri yang beragam, tetapi biasanya traumatik ulser memiliki ciri: tunggal, sakit, permukaannya berwarna merah muda
atau putih kekuning–kuningan dan dikelilingi oleh lapisan tipis eritematosa. Traumatik ulser umumnya lembut saat dipalpasi, dan sembuh tanpa bekas luka
dalam 6-10 hari, secara spontan atau setelah menghilangkan faktor penyebabnya. Traumatik ulser kronis secara klinis mirip seperti karsinoma. Traumatik ulser yang
masih terjadi lebih dari 10-12 hari, harus dilakukan biopsi untuk mencegah terjadinya kanker.
11
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2. Traumatik ulser pada pengguna piranti cekat
16
2.1.3 Pengaruh Pemakaian Piranti Ortodonti Cekat terhadap Terjadinya Traumatik Ulser