11
11
Identifikasi adanya senyawa flavonoid dapat dilihat dengan penambahan serbuk Mg dan HCl pekat, jika terbentuk larutan warna jingga maka positif mengandung
flavonoida.reaksinya dapat ditunjukkan pada gambar 2.5
Gambar 2.5 Reaksi Flavonoid dengan Mg dan HCI Setyowati et al, 2014
2.2.3 Terpenoid
Terpenoid mempunyai beberapa fungsi yang berbeda bagi tumbuhan itu sendiri, antara lain sebagai pengatur tumbuh; dua kelompok regulator
pertumbuhan yang penting ialah seskuiterpenoid absisin dan diterpenoid giberelin. Terpenoid adalah senyawa alam yang terbentuk dengan proses biosintesis,
terdistribusi luas dalam dunia tumbuhan dan hewan. Terpenoid ditemui tidak saja pada tumbuhan tingkat tinggi namun juga pada terumbu karang dan mikroba.
Struktur terpenoiddibangun oleh molekul isoprene, CH
2
=CCH
3
-CH=CH
2
, kerangka terpenoid terbentuk dari dua atau lebih banyak satuan unit isoprene
C5. Senyawa terpenoid berkisar dari senyawa yang volatile, yakni komponen minyak atsiri, yang merupakan mono dan sesquiterpen C10 dan C15, senyawa
yang kurang volatil, yakni diterpen C20, sampai senyawa yang nonvolatile seperti triterpenoid dan sterol C30 serta pigmen karotenoid. Baik pada tumbuhan
ataupun hewan yang menjadi senyawa dasar untuk biosintesis terpenoid adalah isopentenil pirophosfat.
Universitas Sumatera Utara
12
12
Karotenoid mempunyai peran penting sebagai senyawa warna tumbuhan dan hampir semua terpenoid C40 juga berperan sebagai pigmen biosintesis Sirait,
2007. Identifikasi adanya senyawa terpenoid dapat dilihat dengan penambahan CeSO
4
1 dalam H
2
SO
4
10. Jika terbentuk endapan warna merah kecokelatan maka positif mengandung terpenoida. Reaksinya dapat ditunjukkan pada gambar
2.6
Gambar 2.6 Reaksi Terpenoid dengan pereaksi CeSO
4
dalam H
2
SO
4
10 Setyowati et al, 2014
2.2.4 Saponin
Saponin adalah glikosida yang setelah dihidrolisis akan menghasilkan gula glikon dan sapogenin aglikon. Sapogenin merupakan derivate non gula dari
system polisiklik. Selain itu saponin juga merupakan kelompok glikosida triterpenoid dan sterol yang telah terdeteksi lebih dari 90 famili tumbuhan dan
banyak ditemukan dalam tumbuhan tingkat tinggi. Senyawa aktif permukaan dari saponin bersifat sabun dan dideteksi berdasarkan kemampuan membentuk busa
pada pengocokan dan memiliki rasa pahit yang mempunyai efek menurunkan tegangan permukaan sehingga merusak membran sel dan menginaktifkan enzim
sel serta merusak protein sel. Kemampuan menurunkan tegangan permukaan ini disebabkan molekul saponin terdiri dari hidrofor dan hidrofil. Bagian hidrofob
adala aglikonnya, bagian hidrofil adalah glikonnya. Rasanya pahit atau getir.
Universitas Sumatera Utara
13
13
Dapat mengiritasi membran mukosa. Saponin dapat membentuk senyawa kompleks dengan kolesterol. Sebagian besar saponin bereaksi netral larut dalam
air, beberapa ada yang bereaksi asam sukar larut dalam air, sebagian kecil ada yang bereaksi basa. Aglikon dari saponin disebut sapogenin. Sapogenin sukar
larut dalam air. Saponin dapat berupa senyawa yang mempunyai satu rantai gula atau dua
rantai gula yang sebagian besar bercabang. Saponin menyebabkan stimulasi pada jaringan tertentu misalnya, pada epitel hidung, bronkus, ginjal, dan sebagainya.
Stimulasi pada ginjal diperkirakan menimbulkan efek diuretika. Sifat menurunkan tegangan muka yang ditimbulkan oleh saponin dapat dihubungkan dengan daya
ekspektoransia. Dengan sifat ini lendir akan dilunakkan atau dicairkan. Saponin dapat mempertinggi resorpsi berbagai zat oleh aktivitas permukaan. Saponin juga
dapat meregang partikel tak larut dan menjadikan partikel tersebut tersebar dan terbagi halus dalam larutan Sirait, 2007 . Saponin telah dapat diaplikasikan
secara industrial maupun secara komersial, seperti digunakan untuk soft drink, shampoo
, pemadam kebakaran, sabun dan hormon steroid sintesis karena aglikonnya bersifat non polar. Aglikon pada saponin dikenal sebagai sapogenin
sedangkan pada steroid sapogenin disebut saraponin Widodo, 2005. Identifikasi adanya saponin menggunakan uji Forth, dengan terbentuknya
busa stabil, menunjukkan adanya glikosida yang mempunyai kemampuan membentuk buih dalam air yang terhidrolisis menjadi glukosa dan senyawa
lainnya dengan reaksi yang ditunjukkan pada gambar 2.5.
Gambar 2.7 Reaksi Hidrolisis Saponin dalam Air Setyowati et al, 2014
Universitas Sumatera Utara
14
14
2.2.5 Tannin