merata. Hal ini sesuai literatur Fachrul 2007 yang mengklasifikasikan sebagai berikut :
E = 0, kemerataan antara spesies rendah, artinya kekayaan individu yang dimiliki masing-masing spesies sangat jauh berbeda.
E = 1, kemerataan antara spesies relatif merata atau jumlah individu masing- masing spesies relatif sama.
Pengukuran Faktor Fisika dan Kimia Perairan
a. Suhu
Pengukuran suhu dapat dilihat pada Tabel 7 bahwa suhu air pada tiga stasiun penelitian berkisar antara 27-29,3
ᴼC. Suhu pada ketiga stasiun tersebut relatif sama, tidak mengalami fluktuasi, karena adanya cuaca pada saat
pengukuran suhu relatif sama, sehingga suhu tidak mengalami perubahan yang signifikan. Secara umum kisaran suhu tersebut merupakan kisaran yang tidak
normal bagi laju pertumbuhan makrozoobenthos. Hal ini sesuai literatur Barus 2004 yang menyatakan bahwa laju pertumbuhan pada benthos umumnya akan
berlangsung selama 3 minggu pada suhu 15 ᴼC, sedangkan pada suhu 24ᴼC
berlangsung hanya waktu 1 minggu saja. Kenaikan suhu air dengan demikian akan berakibat pada percepatan masa perkembangan benthos sampai 3 kali lipat,
sesuai dengan hukum Van’t Hoffs. Berdasarkan PP No. 82 Tahun 2001, nilai suhu diperairan Estuari Percut Sei Tuan termasuk kedalam kelas dua yaitu air yang
peruntukanya dapat digunakan untuk prasaranasarana rekreasi air, peternakan dan layak untuk digunakan sebagai kegiatan perikanan tambak karena masih
mencakup batas tolerir.
Universitas Sumatera Utara
b. Salinitas
Kadar salinitas yang didapat pada ketiga stasiun penelitian berkisar 2,6 ‰ – 3,6 ‰. Salinitas yang diukur dari setiap stasiun tergolong sangat rendah. Hal ini
dipengaruhi oleh kurangnya masuk air laut atau pasang surut di estuari kemudian juga kedalaman air juga sangat mempengaruhi kadar salinitas yang ada di estuari
tersebut. Hal ini sesuai literatur Aziz 2007 yang menyatakan bahwa distribusi
salinitas di perairan estuari sangat dipengaruhi oleh kedalaman, arus pasut, aliran permukaan, penguapan dan sumbangan jumlah air tawar yang masuk ke perairan
laut
c. Penetrasi Cahaya
Penetrasi cahaya atau kecerahan yang didapat pada ketiga stasiun yang berkisar 15,6-22 cm. Hal ini dikarenakan perairan tersebut dipengaruhi oleh
partikel yang tersuspensi secara tidak langsung kedalaman kemudian tingkat kecerahan perairan tersebut dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan fauna
benthos yang hidup didalamnya hal ini dikarenakan berkurangnya proses fotosintesis di perairan tersebut. Sesuai literatur
Nybakken 1988 yang menyatakan bahwa kecerahan perairan dipengaruhi langsung oleh partikel yang
tersuspensi didalamnya, semakin kurang partikel yang tersuspensi maka kecerahan air akan semakin tinggi. Selanjutnya dijelaskan bahwa penetrasi cahaya
semakin rendah, karena meningkatnya kedalaman, sehingga cahaya yang dibutuhkan untuk proses fotosintesis oleh tumbuhan air berkurang. Oleh karena
itu, secara tidak langsung kedalaman akan mempengaruhi pertumbuhan fauna benthos yang hidup didalamnya. Disamping itu kedalaman suatu perairan akan
membatasi kelarutan oksigen yang dibutuhkan untuk respirasi.
Universitas Sumatera Utara
d. pH Potential of Hydrogen