Alat tulis p. Termometer

Lampiran 9. Lanjutan

m. Pipet tetes n. Plastik 5 kg

o. Alat tulis p. Termometer

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA Arief, A. M. P. 2003. Hutan Mangrove Fungsi dan Manfaatnya. Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Asriani, W,O., Emiarti dan E. Ishak. 2013. Studi Kualitas Lingkungan Disekitar Pelabuhan Bongkar Muat Nikel Ni dan Hubungannya Dengan Struktur Komunitas Makrozoobenthos di Perairan Desa Motui Kabupaten Konawe Utara. Jurnal Mina Laut Indonesia. Universitas Halu Oleo, Kendari. Vol, 3 12 : 22-35 ISSN 2303-3959. Aziz, M. F. 2007. Tipe Estuari Binuangeun Banten Berdasarkan Distribusi Suhu dan Salinitas Perairan. Jurnal Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI. Vol, 33 : 97-110, ISSN 0125-9830. Barus, T. A. 2004. Pengantar Limnologi Studi Tentang Ekosistem Air Daratan. Universitas Sumatera Utara, Press, Medan. Fachrul, M. F. 2007. Metode Sampling Bioekotognologi. Bumi Aksara, Jakarta. Fadli, N., I, Setiawan dan N. Fadhila. 2012. Keanegaragaman Makrozoobenthos di Perairan Kuala Gigieng Kabupaten Aceh Besar.Jurnal Kelautan dan Perikanan. Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Vol, 1 1 : 45-52 ISSN 2089-7790. Fikri, N. 2014. Keanekaragaman dan Kelimpahan Makrozoobenthos di Pantai Kartika Jaya Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal. Program Studi Pendidikan Biologi. Universitas Muhammadiya Surakarta, Surakarta. Gosner, K. L. 1971. Guide to Identification of Marine and Estuarine Invertebrates. Jhon Wiley and Sons, Inc.New York. Kamal, E dan M. L. Suardi. 2004. Potensi Estuari Kabupaten Pasaman Barat Sumatera Barat. Jurnal Pusat Kajian Mangrove dan Kawasan Pesisir. Universitas Bung Hatta, Padang. Koesoebiono. 1987. Ekologi Perairan. Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor. Bogor. Matahelemual, B. 2007. Penentuan Status Mutu Air dengan Sistem Storet di Kecamatan Bantar Gebang. Jurnal Geologi Indonesi, Vol. 2 2 :113 -118. Monoarfa, W. 2002. Dampak Pembangunan Bagi Kualitas Air Dikawasan Dipesisir Pantai Losari, Makasar. Staf Pengajar Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hassanuddin. Vol 3 3 : 37- 44. ISSN 1411-4674. Nybaken, J. W. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Pt. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Indonesia. Universitas Sumatera Utara Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001. Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Jakarta. Patty, S. I. 2013. Distribusi Suhu, Salinitas dan Oksigen terlarut di Perairan Kema, Sulawesi Utara. Jurnal Ilmiah Platax. Universitas Sam Ratulangi, Sulawesi Utara. Vol 1 3 ISSN 2302 – 3589. Sastrawijaya, A. T. 2000. Pencemaran Lingkungan. Edisi Kedua. Rineka Cipta. Jakarta. Sugiyono. 2005. Statistik untuk Penelitian. Penerbit Alfabet. Bandung. Suin, N. M. 2002. Metoda Ekologi. Universitas Andalas, Padang. Sudaryanto, A. 2007. Struktur Komunitas Makrozoobenthos dan Kondisi Fisika Kimiawi Sedeimen di Perairan Donan, Cilacap Jawa Tengah. Jurnal Teknologi Lingkungan. Vol 2 2 : 119-123. Surbakti, H. 2012. Karakteristik Pasang Surut dan Pola Arus di Muara Sungai Musi, Sumatera Selatan. Jurnal Penelitian Sains. Universitas Sriwijaya. Sumatera Selatan Indonesia. Vol. 15 1 : 15108-35. Suryanti, N. K dan Eko, P. 2012. Struktur Komunitas Makrozoobenthos di Estuari Sungai Banyuasin Sumatera Selatan. Jurnal Widyariset. Vol 15 2. Syamsurisal. 2011. Studi Beberapa Indeks Komunitas Makrozoobenthos di Hutan Mangrove Kelurahan Coppo Kabupaten Baru. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hassanuddin. Makasar. Sembel, L. 2012. Analisis Beban Pencemar dan Kapasitas Asimilasi di Estuari Sungai Belau Teluk Lampung. Jurnal Maspari. Universitas Negeri Papua, Papua. Vol, 4 2 : 178-183, ISSN: 2087-0558. Taqwa, A. 2010. Analisis Produktivitas Primer Fitoplankton dan Struktur Komunitas Fauna Makrobenthos Berdasarkan Kerapatan Mangrove di Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan Kota Tarakan, Kalimantan Timur. Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Universitas Diponegoro, Semarang. Trihendradi, C. 2005. SPSS 13 Step by Step Analisis Data Statistik. Penerbit Andi, Yogyakarta. Wargadinata, E. L.1995. Makrozoobenthos Sebagai Indikator Ekologi di Sungai Percut. Tesis. Program Pasca Sarjana Ilmu Pengetahuan Sumber Daya Alam dan Lingkungan USU. Medan. Zahid. A., C. P. H Simanjuntak., M. F. Rahardjo dan Sulistiono. 2011. Iktiofauna Ekosistem Estuari Mayang, Jawa Barat. Jurnal Iktiologi. Institut Pertanian Bogor, Bandung. Vol, 111 : 77- 85 Universitas Sumatera Utara METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2016 sampai April 2016 di Estuari Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Pengambilan sampel akan dilakukan sebanyak 3 tiga kali dengan memperhatikan kondisi perairan pada saat normal, pasang dan surut. Analisis laboraturium dilaksanakan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit BTKLPP Kelas I Medan dan Laboraturium Riset dan Teknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ember kapasitas 5 liter, surber net, botol film, keping Secchi, tali plastik, lakban, kertas label, botol sampel, Global Positioning System GPS, kamera digital, plastik 5 kg, pipet tetes, cool box , spuit, alat tulis dan peralatan analisa kualitas air seperti termometer, refraktometer, pH meter, seccidisk, labu Erlenmeyer 125 ml, Beaker glass dan gelas ukur. Sedangkan bahan yang digunakan diantaranya adalah KOH-KI, MnSO 4 , H 2 SO 4 , amilum, dan Na 2 S 2 O 3 , alkohol 70, es dan akuades. Metode Pengambilan Sampel Pengambilan sampel makrozobenthos dilakukan menggunakan Metode Purposive Random Sampling, yang merupakan teknik pengambilan sampel dengan memperhatikan pertimbangan-pertimbangan yang dibuat oleh peneliti Universitas Sumatera Utara dengan menentukan 3 stasiun. Pengambilan sampel makrozoobenthos dilakukan 3 kali pengulangan pada setiap stasiun dengan penejelasan sebagai berikut, yaitu stasiun 1 merupakan daerah muara dan terdapat mangrove di sekitar perairan, stasiun 2 merupakah daerah yang terdapat berbagai aktivitas masyarakat dan aktivitas wisata, stasiun 3 merupakan daerah yang terdapat adanya perkebunan sawit. Lokasi penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2. Sumber : Arcgis Versi 9,3 Gambar 2. Lokasi Penelitian Pengambilan sampel makrozoobenthos diambil dengan surber net, karena lokasi pengambilan sampel tidak cukup dalam. Pengambilan sampel dengan surber net dilakukan dengan cara mengeruk tanah atau substrat sebanyak tiga kali kemudian sampel yang didapat disortir menggunakan tangan untuk sampel yang berukuran besar dan metode penggaraman untuk sampel yang berukuran kecil Universitas Sumatera Utara yang tidak bisa disortir. Benthos yang sudah berada didalam botol sampel diawetkan dengan alkohol 70 dan diberi label berisi data tentang lokasi dan waktu pengambilan kemudian didentifikasi dengan menggunakan buku acuan Gosner 1971. Deskripsi Setiap Stasiun Pengamatan a. Stasiun 1 Lokasi stasiun 3 terletak di muara estuari didesa Bagan Percut Kabupaten Deli Serdang dengan posisi titik koordinat 3°4322.10 LU dan 98°4731.12 BT. Lokasi ini merupakan daerah muara estuari yang langsung berhubungan dengan laut lepas. Bagian samping kiri dan kanan muara terdapat pohon mangrove dan bagian kanan muara hanya terdapat lahan kosong. Daerah ini pula merupakan tempat warga mencari ikan dan kekerangan serta menjadi tempat alur kapal menangkap ikan dan kapal wisatawan. Foto lokasi stasiun 1 dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Foto Lokasi Stasiun I Universitas Sumatera Utara

b. Stasiun 2