Sumber Dana Pinjaman Bergulir Pelaksanaan Kegiatan Pinjaman Bergulir

85 f Belum pernah mendapat pelayanan dari lembaga keuangan yang ada. Proses pembentukan KSM Peminjam mengacu kepada proses pembentukan KSM pada umumnya, hanya tujuan KSM Peminjam disini adalah untuk memperoleh pinjaman bergulir dari UPK.

7. Sumber Dana Pinjaman Bergulir

Sumber dana untuk kegiatan pinjaman bergulir, dapat berasal dari: a. Dana Bantuan Langsung Masyarakat BLM, yang merupakan sumber dana utama b. Dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD c. Dana yang berasal dari pihak Swasta yaitu Bank Dunia d. Dana dari swadaya masyarakat e. Dana dari sumber lainnya Dana dari sumber lain berupa channeling atau pinjaman dari Lembaga Keuangan formal baik bank maupun koperasi di sekitar lokasi LKM berada. Tujuan dana chanelling atau pinjaman tersebut adalah untuk menyediakan akses pinjaman bagi KSM yang sudah memenuhi batas maksimal pemberian pinjaman baik dari sisi jumlah pinjaman telah mencapai Rp 2.000.000,00 atau dari sisi frekuensi peminjaman sudah mencapai 4 kali pinjam. Diharapkan dengan dana channeling maupun pinjaman dari Lembaga Keuangan formal tersebut nantinya KSM dan anggotanya dapat memperoleh akses pinjaman lebih lanjut dari lembaga tersebut.

8. Pelaksanaan Kegiatan Pinjaman Bergulir

a. Skim Pinjaman Bergulir Universitas Sumatera Utara 86 Skim Pinjaman yang diatur dalam Pinjaman Bergulir antara lain : 80 1 Peminjam adalah KSM dan anggotanya yang memenuhi kriteria yang dipersyaratkan. 2 Tujuan penggunaan pinjaman adalah untuk membiayai kegiatan usaha produktif yang sudah ada maupun untuk menciptakan peluang usaha. 3 Besar Pinjaman pertama kali maksimal Rp 500.000,00 namun disesuaikan dengan usaha peminjam. Pinjaman selanjutnya maksimal Rp 2.000.000,00 Diluar jumlah maksimal tersebut peminjam dapat diberikan pinjaman dengan pola channeling dengan Lembaga keuangan bank lainnya. Frekuensi peminjaman maksimal 4 kali. 4 Jangka waktu pinjaman 3-12 bulan, tergantung dari perputaran usaha peminjam. 5 Angsuran pinjaman maksimal bulanan, tanpa grace periode tenggang waktu. 6 Jasa pinjaman 1,5 sd 3 per bulan, dihitung dari pokok pinjaman semula. Jasa pinjaman minimal harus dapat menutup seluruh biaya operasional UPK. b. Tanggung Renteng Tanggung Renteng adalah suatu cara pembayaran kredit yang pembayarannya ditanggung oleh semua anggota penerima kredit. Cara ini digunakan untuk mengantisipasi bilamana terjadi tunggakan angsuran anggota. Tanggung renteng ini digunakan untuk peminjam yang telah membentuk kelompok yang terdiri dari beberapa peminjam, sehingga bila ada salah satu anggota ada yang 80 Pedoman Pelaksanaan Pinjaman Bergulir, Op.Cit, hal.15. Universitas Sumatera Utara 87 bermasalah dalam pembayaran pinjaman maka semua anggota wajib menanggung masalah bersama-sama untuk membayar pinjaman itu. c. Tahapan Pemberian Pinjaman Bergulir Dalam pemberian pinjaman bergulir, diatur kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan dalam setiap tahapan sebagai berikut: 81 1 Tahap Pengajuan Pinjaman Calon peminjam mempersiapkan segala keperluan yang dipersyaratkan untuk memperoleh pinjaman, baik pelatihan pembentukan simpanan, maupun kelengkapan dokumen dan pengisian blanko pengajuan pinjaman. Pada tahap pengajuan, petugas UPK wajib menjelaskan ketentuan Pinjaman bergulir termasuk bahwa pinjaman ini sifatnya adalah hutang yang harus dibayar kembali, bukan hibah. 2 Tahap Pemeriksaan Pinjaman Petugas pinjaman UPK memeriksa dokumen pengajuan pinjaman yang diajukan KSM beserta anggotanya baik secara administratif maupun kunjungan lapangan menganalisis dan membuat usulan atau rekomendasi kepada Manajer UPK atas permohonan pinjaman dimaksud. 3 Tahap Putusan Pinjaman Manajer UPK memberikan persetujuan atau penolakan atas pengajuan pinjaman yang dilakukan oleh KSM didasarkan pada hasil analisis petugas pinjaman UPK. 4 Tahap Realisasi Pinjaman 81 Ibid. Universitas Sumatera Utara 88 Permohonan pinjaman KSM yang telah disetujui oleh Manajer UPK disiapkan dokumen untuk pencairan,kemudian direalisasikan atau dicairkan pembayarannya kepada KSM dan anggotanya. Pada tahap realisasi petugas UPK juga wajib kembali menegaskan dan menjelaskan semua ketentuan pinjaman bergulir termasuk ketentuan bahwa pinjaman bergulir adalah hutang yang wajib dibayar kembali dan bukan hibah. 82 5 Tahap Pembinaan Pinjaman Minimal 1 bulan setelah pinjaman direalisasi petugas UPK wajib memantau keadaan peminjam, perkembangan usaha dan penggunaan pinjaman apakah digunakan sesuai tujuan semula. Pada tahapan ini petugas juga wajib mengingatkan peminjam tentang kewajiban angsuran yang harus dilakukan dan juga mengingatkan kembali bahwa pinjaman ini adalah hutang bukan hibah. 83 6 Tahap Pembayaran Kembali Pinjaman Peminjam melakukan pembayaran kembali atas pinjamannya. Agar tidak sampai terjadi keterlambatan atau tunggakan, maka petugas UPK beberapa hari sebelum waktu pembayaran wajib mengingatkan peminjam atas kewajibannya. Dalam melaksanakan tugas ini petugas UPK dapat dibantu oleh relawan, aparat kelurahandesa, tokoh masyarakat maupun Pengawas UPK. 84 82 Ibid. 83 Ibid. 84 Ibid. Universitas Sumatera Utara 89 BAB IV TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH DALAM PINJAMAN DANA BERGULIR DITINJAU DARI ASPEK HUKUM PERDATA D. Proses Pelaksanaan Pemberian Pinjaman Dana Bergulir Pada PNPM Mandiri Perkotaan di Kota Medan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan Kota Medan di Provinsi Sumatera Utara dimulai pada tahun 2006 dari kegiatan ekonomi diwujudkan dengan kegiatan pinjaman dana bergulir. Di Kota Medan terdapat 149 kelurahan dan 21 kecamatan. Pinjaman dana bergulir yang menyediakan sumberdaya keuangan melalui dana bergulir dan kredit mikro untuk mengembangkan kegiatan ekonomi masyarakat miskin. Pinjaman Bergulir harus dimanfaatkan untuk kepentingan produktif yang dapat meningkatkan pendapatan dan atau kesejahteraan mereka. Beragamnya jenis usaha, menyebabkan beragam pula kebutuhan akan dana dan kemampuan dalam mengembangkan usaha juga berbeda dalam setiap Kelompok Swadaya Masyarakat KSM. 85 Dalam pemberian pinjamankredit bergulir ini, perjanjian kredit menjadi hal yang penting dan mendasar. Sebelum melakukan perjanjian kredit, terlebih dahulu dilakukan perjanjian, karena perjanjian tersebut merupakan persetujuan yang mengikat kedua belah pihak atau lebih yang diatur menurut undang- 85 Wawancara Nimmi D, Op.Cit. Universitas Sumatera Utara 90 undang yang berlaku, sehingga disebut perikatan, yang di dalamnya harus dijalankan atau dipenuhi prestasi oleh pihak yang berhutang. 86 Perjanjian kredit merupakan perjanjian konsensuil antara debitur dengan kreditur yang melahirkan hubungan hutang piutang, dimana debitur berkewajiban membayar kembali pinjaman yang diberikan oleh kreditur dengan berdasarkan syarat dan kondisi yang telah disepakati oleh para pihak. 87 Oleh karena itu dengan adanya perjanjian kredit bergulir antara BKMUPK dengan KSM ini maka timbullah perikatan yang menimbulkan konsekuensi ataupun hubungan hukum yang dibuat oleh para pihak sehingga mempunyai akibat hukum berupa hak dan kewajiban sebagai hasil kesepakatan yang akan mengikat pada pihak BKMUPK yang memberikan pinjaman dan KSM sebagai peminjam. Sebagaimana perjanjian pinjamankredit dana bergulir ini mengakibatkan kewajiban pengembalian pinjaman dalam bentuk angsuran yang dihasilkan dari usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dari kelompok KSM dengan jangka waktu yang telah ditentukan agar dapat digulirkan kepada kelompok KSM lain yang mengajukan permohonan pinjaman kepada BKMUPK. Perjanjian yang sah artinya perjanjian yang memenuhi syarat yang telah ditentukan undang-undang, sehingga diakui oleh hukum. Dalam pasal 1320 KUHPerdata, disebutkan ketentuan tentang syarat-syarat sahnya perjanjian yaitu sebagai berikut : 88 86 Mantay Borbir, Op.Cit, Hukum Piutang dan Lelang Negara di Indonesia, hal.77. 87 Gazali S Djoni, Op.Cit, hal.1. 88 Subekti, Op.Cit, Pokok-Pokok Hukum Perdata, hal.17. Universitas Sumatera Utara 91 1. Ada persetujuan kehendakkesepakatan antara pihak-pihak yang membuat perjanjian consensus. 2. Ada kecakapan pihak-pihak untuk membuat perjanjian capacity. 3. Ada suatu hal tertentu a certain subject matter. 4. Ada suatu sebab yang halal. Perjanjian pinjaman antara KSM dan BKMUPK jika dikaji melalui syarat- syarat sahnya suatu perjanjian telah memenuhi unsur-unsur perjanjian yang terdapat dalam 1320KUH Perdata : 1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya Maksudnya ialah adanya kesepakatankonsensualisme. Perjanjian kredit dalam program PNPM didasarkan atas adanya kesepakatan antara kedua belah pihak yaitu BKM sebagai kreditur dengan anggota-anggota KSM sebagai debitur. 2. Cakap untuk membuat suatu perjanjian Kecakapan untuk membuat suatu perjanjian, atau tidak dalam pengawasan atau karena perundang-undangan tidak dilarang untuk membuat perjanjian. Kedua belah pihak yaitu BKM dan KSM dalam perjanjian ini tidak mempunyai halangan untuk melakukan perjanjian. Subjek-subjek dalam perjanjian ini yaitu debitur yakni KSM dan kreditur yakni BKM yang terikat dalam perjanjian ini telah sama-sama memiliki kecakapan hukum untuk melakukan suatu perbuatan hukum yaitu membuat suatu perjanjian serta tidak ada larangan dari pihak manapun bagi KSM dan BKM untuk melakukan perjanjian. 3. Suatu hal tertentu Universitas Sumatera Utara 92 Pada suatu perjanjian ialah objek prestasi perjanjian yaitu jelas, apa, berapa dan bagaimana. Perjanjian kredit ini yaitu suatu perjanjian antara kreditur KSM dan debitur BKM dilakukan secara jelas yaitu perjanjian yang mempunyai ketentuan antara lain jenis usaha yang jelas, dilakukan dengan proses dan prosedur yang jelas, jumlah kredit dalam nilai rupiah yang tercantum secara jelas, adanya cara pengembalian pinjaman yang menjadi kewajiban kredit dan lainnya. 4. Suatu sebab yang halal Tujuan perjanjian tidak dimaksudkan untuk rekayasa atau untuk kejahatan tertentu. Perjanjian antara KSM dan BKM ini mempunyai tujuan untuk membantu meningkatkan perekonomian masyarakat miskin, serta dipergunakan untuk keperluan yang bersifat tidak melanggar hukum bukan untuk kejahatan. Pada perjanjian kredit bergulir PNPM MP di dalam surat pernyataan KSM terdapat pula pernyataan mengenai kesanggupan tanggung renteng antara anggota-anggota KSM yang menyebutkan “sepakat untuk menerapkan tanggung renteng menanggung tunggakan anggota lainnnya jika tidak sanggup ataupun tidak punya itikad baik membayar angsuran kepada UPK, yang berarti berkaitan dengan dengan pemenuhan Pasal 1282 KUH Perdata yaitu “tiada perikatan dianggap tanggung-menanggung, melainkan jika hal itu dinyatakan secara tegas.” Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan Ibu Nimmi D selaku Asisten Manjemen Keuangan pada Koordinator Kota Medan PNPM Mandiri, Universitas Sumatera Utara 93 Tahapan pelaksanaan kegiatan pinjaman bergulir dibagi dalam tiga tahap yakni tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap terminasi. Dalam setiap tahap dilakukan kegiatan strategis untuk mendukung daripada kegiatan pinjaman bergulir itu sendiri, yaitu : 1. Tahap Persiapan Tahap persiapan pada dasarnya adalah menyiapkan para pelaku terkait agar memahami konsep pelaksanaan kegiatan pinjaman bergulir dalam P2KP. Tahap persiapan ini tidak berdiri sendiri melainkan paralel dan terintegrasi dengan langkah- langkah persiapan yang dilakukan oleh program: a. Dimulai dengan tentang bagaimana penyampaian konsep pelaksanaan pinjaman bergulir dalam berbagai lokakaryaorientasi, baik di tingkat nasional, propinsi, kabkota, maupun kecamatankelurahan. Hal ini bertujuan untuk tercapainya kesamaan persepsi pemahaman dari para pelaku dalam konsep program pinjaman bergulir. b. Kemudian mengidentifikasi kebutuhan pinjaman bergulir, pengujian kelayakan untuk LKMUPK, KSM, anggota. c. Setelah para pelaku telah memenuhi kriteria kelayakan maka dilakukan pelatihan orientasi program pinjaman bergulir untuk LKM untuk kesiapan dalam melaksanakan program pinjaman bergulir. d. Diadakan pelatihan dasar pinjaman bergulir pembukuan dan pengawasan untuk pengawas UPK, pelatihan dasar pengelolaan pinjaman bergulir bagi calon manajer UPK dan petugas UPK, serta pelatihan dasar Universitas Sumatera Utara 94 pinjaman bergulir serta pembukuan sederhana bagi KSM calon penerima pinjaman. 2. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan kegiatan pinjaman bergulir dapat dimulai setelah berbagai langkah strategis dalam tahap persiapan dilakukan. Proses kegiatan tahap pelaksanaan: a. Dimulai dengan bimbingan anggota- anggota KSM dalam mengidentifikasi dan mengembangkan rencana usaha. b. Bimbingan menyusun proposal berdasar rencana. c. Memotivasi dan memobilisasi tabungan anggota sesuai kemampuan dan menempatkannya di bank atau lembaga keuangan terdekat. d. Analisa kelayakan KSM dan proposal pinjaman KSM sesuai prinsip dan aturan dasar dalam pinjaman bergulir untuk mengetahui apakah pinjaman disetujui atau tidak, bagi pinjaman yang sudah disetujui berlanjut ke dalam tahap realisasi pinjaman terhadap KSM dengan surat perjanjian pinjaman. Pinjaman bergulir yang sudah dilaksanakan dipertanggungjawabkan oleh UPK melalui pembukuan dan pelaporan sesuai sistim akuntansi pinjaman bergulir diikuti dengan monitoring dan supervisi pemanfaatan pinjaman. Laporan perkembangan pelaksanaan pinjaman bergulir berkesinambungan dengan Konsultan Manajemen Wilayah dan Konsultan Manajemen Pusat. 3. Tahap Terminasi Tahap terminasi bukan berarti baru dilakukan menjelang program berakhir, Universitas Sumatera Utara 95 melainkan sudah merupakan satu strategi yang inheren dalam setiap langkah mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan dan menjelang akhir sebuah program. Proses kegiatan tahap terminasi terkait dengan pengembangan jaringan kerjasama dengan sumberdaya luar baik LSM, perguruan tinggi, individu, pengusaha, perbankan, dinas dan yang lainnya yang mempunyai kemampuan dan keperdulian dalam pengembangan usaha mikro, keuangan mikro, dan pinjaman bergulir. Pemberian dari pinjaman bergulir mempunyai sasaran utama rumah tangga miskin berpendapatan rendah di wilayah kelurahandesa LKMUPK berada. Yang menjadi indikator tercapainya sasaran tersebut meliputi : a. Peminjam berasal dari rumah tangga miskin yang telah diidentifikasi dalam Program Jangka Menengah Program Penanggulangan Kemiskinan. b. Minimal 30 peminjam adalah perempuan. c. Para peminjam dari rumah tangga tersebut telah tergabung dalam Kelompok Swadaya Masyarakat KSM yang beranggotakan minimal 5 orang. d. Akses pinjaman bagi KSM peminjam yang kinerja pengembaliannya baik terjamin keberlanjutannya baik melalui dana BLM maupun melalui dana hasil chanelling dengan kebijakan pinjaman yang jelas. Sesuai dengan prinsip pemberian kredit pada umumnya, dalam pemberian pinjamankredit bergulir UPK juga memeriksa kelayakan KSM, mencari informasi dan melakukan analisis pinjaman masing-masing anggota Universitas Sumatera Utara 96 KSM berdasarkan 5C Character, condition, capacity, capital, dan collateral 1. Character Karakter atau watak calon peminjam dengan meminta informasi kepada tetangga dan aparat kelurahan setempat. 2. Condition Kondisi usaha calon peminjam, apakah baru akan berdiri, atau sudah berjalan, bertentangan dengan UU, kesopanan dan kesusilaan atau tidak. Pesaingnya cukup kuat atau tidak. Kemungkinan kedepannya mampu bersaing atau tidak. Dengan demikian bisa dilihat kemungkinan kelanjutan usaha tersebut. 3. Capacity Kemampuan usaha dalam memperoleh laba. Bagaimana penjualannya, berapa harga pokoknya, berapa labakeuntungan yang diperoleh dalam satu siklus usaha, berapa biaya hidup keluarga, berapa keuntungan bersih, dan berapa persen rencana peningkatan usahanya. 4. Capital Berapa modal yang dimiliki, berapa hutang yang ditanggung, dan berapa modal bersih yang ada dalam usaha. 5. Collateral Dalam pinjaman dana bergulir ini tidak diperkenankan adanya agunan kebendaan, yang menjadi agunan hanya berupa tabungan tanggung renteng. Universitas Sumatera Utara 97 Sebagai sampel dari proses pinjaman dana bergulir, penulis melakukan penelitian pada salah satu kelurahan di Kota Medan yaitu di Kelurahan Karang Berombak Kecamatan Medan Barat. Proses pemberian pinjaman dana bergulir di Kelurahan Karang Berombak pertama kali dilaksanakan bulan Februari pada Tahun 2010. Proses sosialisasi pinjaman dana bergulir di Kelurahan Karang Berombak yang mempunyai total penduduk sebesar 20446 jiwa yang mana diantaranya 530 kepala keluarga miskin sebanyak 3300 jiwa dari 19 lingkungan pada awalnya dimulai dengan adanya himbauan dari Badan Keswadayaan Masyarakat BKM yang terdapat di kelurahan ini yaitu BKM Rose kepada masyarakat untuk membentuk kelompok agar dapat berpartisipasi dalam pinjaman dana bergulir sebagai kelompok peminjam yang disebut dengan Kelompok Swadaya Masyarakat KSM. Pelaksanaan kegiatan pinjaman bergulir diinformasikan bertujuan untuk menyediakan akses layanan keuangan kepada rumah tangga miskin dengan pinjaman mikro berbasis pasar dengan kegiatan yang menghasilkan pendapatan yang biasanya tidak memiliki akses ke sumber pinjaman lainnya, untuk memperbaiki kondisi ekonomi mereka yang mendukung tumbuhnya ekonomi dari perputaran usaha. Proses pemberian pinjaman dana bergulir di Kelurahan Karang Berombak melalui beberapa tahap sebagai berikut: 89 1. Membentuk kelompok sebagai peminjam yang disebut sebagai Kelompok Swadaya Masyarakat KSM yang terdiri dari 5 orang, kemudian menentukan siapa yang menjadi ketua, sekretaris, dan anggota. 89 Wawancara dengan Ibu Nora M, manajer Unit Pengelola Keuangan BKM Rose, Kel.Karang Berombak, 7 Januari 2015. Universitas Sumatera Utara 98 2. Tahap pengajuan pinjaman : Membawa persyaratan dokumen yang diperlukan ke Badan Keswadayaan Masyarakat BKM Rose yang diserahkan pada Unit Pengelola Keuangan UPK, yaitu : a. Fotokopi kartu keluarga b. Pas photo suami dan istri c. Fotokopi kartu tanda penduduk Calon peminjam KSM mengisi formulir yang terkait dengan kelengkapan dokumen dan pengisian blanko pengajuan pinjaman. Pada tahap pengajuan pinjaman, petugas UPK wajib menjelaskan ketentuan Pinjaman bergulir termasuk bahwa pinjaman ini sifatnya adalah hutang yang harus dibayar kembali, bukan hibah. 3. Tahap pemeriksaan pinjaman Petugas pinjaman UPK memeriksa dokumen pengajuan pinjaman yang diajukan KSM beserta anggotanya baik secara administratif maupun kunjungan lapangan didampingi oleh BKM untuk menganalisis dan membuat usulan atau rekomendasi kepada Manajer UPK atas permohonan pinjaman dimaksud. Dalam tahap ini kunjungan lapangan dilakukan untuk mengetahui kesesuaian keadaan calon peminjam dengan data yang sudah diajukan. 6. Tahap putusan pinjaman Universitas Sumatera Utara 99 Manajer UPK memberikan persetujuan atau penolakan atas pengajuan pinjaman yang dilakukan oleh KSM didasarkan pada hasil analisis petugas pinjaman UPK terkait dengan hasil dalam tahap pemeriksaan. 7. Tahap realisasi pinjaman Permohonan pinjaman KSM yang telah disetujui oleh Manajer UPK disiapkan dokumen untuk pencairan, kemudian direalisasikan atau dicairkan pembayarannya kepada KSM dan anggotanya. Besaran pinjaman pada awalnya ditentukan sebesar Rp 500.000,00 orang selama 10 bulan dengan frekuensi 4 kali pinjaman. Apabila dalam pinjaman yang pertama pengembalian pinjaman lancar maka kelompok KSM dapat mengajukan pinjaman kembali lebih cepat dari daftar tunggu KSM yang lain yang besaran pinjamannya dapat meningkat menjadi Rp 1.000.000,00 orang pada pinjaman kedua, Rp 1.500.000,00 pada pinjaman ketiga dan Rp 2.000.000,00 pada pinjaman keempat. Pemberian pinjaman mempunyai bunga jasa sebesar 1,5 perbulan dihitung dari pinjaman pokok dan setiap peminjam dikenakan 0,5 dana tanggung renteng perbulan untuk tabungan mereka. Sebagai contoh : jika pinjaman pokok sebesar Rp 500.000,00 orang maka pada awal pemberian pinjaman akan dipotong Rp 25.000,00 dana tanggung renteng dan biaya administrasi sebesar Rp 10.000,00 maka per orang menerima pinjaman sebesar Rp 465.000,00. Selama 10 bulan, masing masing anggota KSM melakukan pembayaran sebesar Rp 60.000,00 Rp 50.000,00 pinjaman pokok, Rp 7.500,00 jasa, dan Rp 2.500,00 tabungan tanggung renteng setiap bulannya9 bulan dan Universitas Sumatera Utara 100 pada bulan kesepuluh masing-masing anggota KSM hanya membayar sebesar Rp 10.000,00. Pinjaman diberikan untuk membantu kegiatan yang bersifat produktif dalam rangka menciptakan peluang usaha dan kesempatan kerja. Pinjaman dapat juga digunakan untuk memulai usaha baru yang tidak bertentangan dengan undang-undang, kesusilaan, kesopanan dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Di Kelurahan Karang Berombak, masyarakat mengajukan pinjaman dengan berbagai jenis usaha seperti usaha produksi perabotan, pembuatan sepatu, produksi coklat, berjualan bahan sembako, berjualan pulsa, usaha rantang dan berjualan makanan. Kredit bergulir ini merupakan kredit tanpa jaminan yang tertera dalam aturan dasar pedoman pelaksanaan mengenai analisis pinjaman. Dalam aturan pedoman pelaksanaan pemberian pinjaman harus didasarkan pada analisis pinjaman masing-masing anggota KSM berdasarkan 5C Character, condition, capacity, capital, dan collateral . Pada bagian collateral dikatakan bahwa agunan kebendaan tidak diperkenankan pada pinjaman ini, karena telah adanya sistem tanggung renteng. Tanggung renteng adalah suatu cara pembayaran kredit yang pembayarannya ditanggung oleh semua anggota penerima kredit. Cara ini untuk mengantisipasi bila terjadi tunggakan angsuran anggota, bila ada salah satu anggota ada yang bermasalah dalam pembayaran pinjaman maka semua anggota wajib menanggung masalah bersama-sama untuk membayar pinjaman itu. Universitas Sumatera Utara 101 Dalam pelaksanaannya di Kelurahan Karang Berombak pemberian pinjaman didasarkan pada rasa saling percaya, penerapan 5C Character, condition, capacity, capital, dan collateral juga tidak selalu berkesesuaian dalam pelaksanaannya, seperti yang disebutkan di atas bahwa tidak diperkenankan adanya agunan kebendaan tetapi dalam surat pernyataan KSM dalam kredit bergulir ini terdapat poin yang menyebutkan “menerapkan agunan jaminan pinjaman dalam bentuk barang dengan nilai nominal minimal sama dengan besar modal ditambah jasa pinjaman dan bersedia di tarik untuk di jual menutupi tunggakan” diikuti dengan tabel daftar agunan pinjaman dari masing- masing anggota KSM. E. Kendala yang dijumpai dalam proses pelaksanaan pemberian pinjaman dana bergulir pada PNPM Mandiri Perkotaan di Kota Medan Dalam proses pelaksanaan pinjaman dana bergulir kegiatan penyediaan sumberdaya keuangan melalui dana bergulir dan kredit mikro untuk mengembangkan kegiatan ekonomi masyarakat miskin, sangat besar dirasa manfaatnya dalam membantu kemajuan kehidupan perekonomian masyarakat di Kelurahan Karang Berombak ini, namun program ini tidak selalu dapat berjalan dengan lancar dan baik. Pada tahun 2010, pemberian pinjaman dana bergulir di Kelurahan Karang Berombak dilaksanakan pada bulan februari dengan dana yang digulirkan sebesar 49 juta rupiah dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Universitas Sumatera Utara 102 Daerah APBD yang digulirkan kepada 20 Kelompok Swadaya Masyarakat KSM. Dana yang digulirkan dapat digulirkan dengan baik dengan tingkat pengembalian yang lancar, hingga pada tahun 2011 sebanyak 37 KSM dan mendapat dana tambahan sebesar 15 juta rupiah dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD. Begitu juga dengan tahun 2012 mendapat tambahan dana sebesar 15 juta rupiah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD dengan 37 KSM. Tahun 2013 sebanyak 34 KSM, Tahun 2014 sebanyak 31 KSM dan Tahun 2015 sampai dengan bulan februari tercatat ada 5 KSM. 90 Tetapi pada tahun 2013, 3 KSM mengalami tunggakan dalam pengembalian pinjaman yang digolongkan sebagai kredit bermasalah. KSM tersebut mengalami tunggakan 3 bulan yang digolongkan dalam tingkat kolektibilitas kredit 2 yaitu perlu perhatian, bila peminjam menunggak kurang dari 3 bulan atau 3 kali angsuran. KSM 1 mendapat pinjaman Rp 5.000.000,00 mengalami tunggakan sebesar Rp 3.000.000,00 , KSM 2 mendapat pinjaman sebesar Rp 8.000.000,00 dan mengalami tunggakan sebesar Rp 2.400.000,00 , dan KSM 3 mendapat pinjaman Rp 5.000.000,00 mengalami tunggakan sebesar Rp 2.000.000,00. Kredit bermasalah dikarenakan dalam pelaksanaannya baik disengaja maupun tidak masyarakat penerima kredit selaku KSM Kelompok sewadaya masyarakat melakukan wanprestasi sehingga pihak PNPM mandiri mengalami kesulitan untuk meminta angsuran pengembalian kredit. Ketidakmampuan debitur yang dalam pinjaman bergulir ini adalah Kelompok Swadaya 90 Ibid. Universitas Sumatera Utara 103 Masyarakat KSM dalam menyelesaikan dan mengembalikan pinjamannya dapat digolongkan sebagai wanprestasi. Wanprestasi adalah suatu keadaan dimana seorang debitur berutang tidak memenuhi atau tidak melaksanakan prestasi sebagaimana telah ditetapkan dalam suatu perjanjian. 91 KSM di Kelurahan Karang Berombak wanprestasi yang disebabkan karena usaha debitur kurang lancar yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu karena usaha yang dilakukan tidak mendapatkan keuntungan yang cukup untuk mengembalikan pinjaman, terpakainya uang pinjaman untuk kebutuhan lain ataupun salah satu anggota KSM tidak melakukan pembayaran angsuran pinjaman. Berdasarkan pada perjanjian kredit dalam hal ini BKM tidak menerapkan analisis terhadap penilaian agunan kepada seluruh anggota KSM yang telah melakukan perjanjian kredit karena perjanjian kredit didasarkan atas kepercayaan dan pengenalan watak calon anggota KSM . Ini juga yang menjadi penyebab timbulnya kendala dalam pinjaman dana bergulir. Oleh karena itulah mayoritas pengguna kredit ini terikat perjanjian tanpa agunan, hal ini lah yang menimbulkan terjadinya wanprestasi. Pada perjanjian kredit yang ada dalam KSM ini telah dinyatakan dengan jelas yaitu ada pernyataan tanggung renteng secara tertulis antar anggota- anggota kelompok KSM, seperti yang disebutkan diatas bahwa tabungan tanggung renteng dianggap sebagai agunan dalam pinjaman dana bergulir ini, namun dalam hal KSM yang terbentuk dari bebagai jenis usaha yang berbeda 91 PNH Simanjutak., Pokok-Pokok Hukum Perdata Indonesia, Penerbit Djambatan, Jakarta, 1999, hal.139. Universitas Sumatera Utara 104 yang berdiri sendiri tanggung renteng memiliki pengertian yang berbeda, meskipun telah diperjanjikan tersendiri bahwa kredit tersebut merupakan perjanjian tanggung renteng antara anggota-anggota KSM. Namun pengertian yang ada dalam hal ini yaitu ketika salah satu anggota KSM melakukan wanprestasi maka anggota KSM lainnya dalam kelompok KSM terutama ketua kelompok KSM tersebut membantu mengingatkan dan menagih pemenuhan prestasi pada anggota KSM yang melakukan wanprestasi tersebut. Sehingga dalam pelaksanaannya jika terjadi kredit bermasalah tidak dapat diselesaikan dan hanya menunggu sampai KSM mampu melunasi pinjaman. Kenyataannya kelemahan pinjaman lewat program pemerintah tanpa menggunakan jaminan agunan membutuhkan pendampingan yang optimal, apalagi sasarannya adalah Rumah Tangga Miskin yang sebagian besar mempunyai tingkat SDM yang rendah sehingga mudah terpengaruh oleh isu informasi yang tidak benar, sebagai contoh banyak masyarakat yang terpengaruh oleh isu negatif sehingga mereka berprinsip bahwa pinjaman lewat PNPM adalah dana hibah oleh pemerintah dan tidak perlu dikembalikan. 92 Pinjaman yang tidak dapat dikembalikan dalam jangka waktu yang telah ditetapkan menyebabkan perguliran dana menjadi tidak lancar dan kelompok masyarakat yang ingin meminjam harus menunggu untuk mendapatkan pinjaman. Hal ini yang menjadi kendala umum dalam proses pelaksanaan pemberian pinjaman dana bergulir sehingga pinjaman kredit dana bergulir tersebut dikatakan sebagai pinjamankredit bermasalah. 92 Wawancara Nimmi D, Op.Cit. Universitas Sumatera Utara 105 F. Penyelesaian kredit bermasalah pada pinjaman dana bergulir PNPM MP pada PNPM Mandiri Perkotaan di Kota Medan ditinjau dari hukum perjanjian kredit dan hukum jaminan. Ketentuan penyelesaian jika terjadi pinjamankredit bermasalah telah diatur dalam pedoman pelaksanaan pinjaman bergulir yakni sebagai berikut : Penyelesaian pinjaman kredit bermasalah dapat diselesaikan melalui tiga pendekatan , yaitu :

1. Menagih tunggakan

Dokumen yang terkait

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan (studi kasus : Pinjaman Bergulir di Kelurahan Bantan Kecamatan Tembung)

4 79 75

Analisis Pengaruh Pemanfaatan Dana pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-MP) Kota Medan

0 36 199

Dampak Program Dana Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat di Kecamatan Medan Kota

0 95 100

Pengaruh Program Peluk Asa dalam Pemberdayaan Masyarakat terhadap Pengendalian Demam Berdarah di Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan Tahun 2012

4 45 105

Efektivitas Pelaksanaan Pinjaman Dana Bergulir Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Kelurahan Karang Berombak Kecamatan Medan Barat

9 74 97

Efektifitas Pelaksanaan Program Pinjaman Bergulir (PNPM Mandiri Perkotaan) di Kelurahan Karang Berombak Kecamatan Medan Barat Kota Medan

0 27 245

Pengaruh Pinjaman Bergulir Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (Pnpm-mp) Terhadap Konsumsi Rumah Tangga Di Kota Tasikmalaya.

0 0 17

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) PROGRAM PINJAMAN BERGULIR DI KELURAHAN SIWALAN KECAMATAN GAYAMSARI KOTA SEMARANG.

1 7 80

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Yuridis Terhadap Penyelesaian Kredit Bermasalah Dalam Pinjaman Dana Bergulir Ditinjau Dari Aspek Hukum Perdata ( Studi Pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakatmandiri Perkotaan (Pnpm-Mp) Di Kota Medan )

0 0 18

Tinjauan Yuridis Terhadap Penyelesaian Kredit Bermasalah Dalam Pinjaman Dana Bergulir Ditinjau Dari Aspek Hukum Perdata ( Studi Pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakatmandiri Perkotaan (Pnpm-Mp) Di Kota Medan )

0 0 11