57
D. Langkah- langkah penyelesaian kredit bermasalah
Saat ini istilah kredit bukan istilah yang asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Pada masa ini kredit dipandang sebagai suatu pendorong untuk
kelancaran usaha yang dilakukan oleh masyarakat baik dalam perdagangan, perindustrian, jasa dan juga konsumsi yang mempengaruhi peningkatan taraf
hidup dalam masyarakat. Pemberian kredit yang diberikan dari pihak kreditur baik dari lembaga bank
maupun non bank kepada pihak debitur sebagai penerima pinjaman kadang tidak berjalan lancar ataupun menghadapi masalah di dalam prosesnya. Debitur
yang telah memperoleh fasilitas kredit tidak seluruhnya dapat mengembalikan uang yang dipinjamnya dengan baik dan tepat waktu sesuai dengan yang
diperjanjikan dalam perjanjian kredit, akibatnya kredit terhenti ataupun macet. Sebenarnya kredit macet itu merupakan salah satu dari penggolongan kredit
bermasalah. Istilah kredit penggolongan kredit bermasalah merupakan istilah yang dipakai untuk menunjukkan penggolongan kolektibilitas kredit yang
menggambarkan kualitas dari kredit itu sendiri.
54
Jadi, untuk menentukan apakah suatu kredit dikatakan bermasalah didasarkan pada kolektibilitasnya
kreditnya. Kolektibilitas adalah keadaan pembayaran pokok atau angsuran dan bunga kredit oleh debitur serta tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana
tersebut.
55
Kemudian pengertian kredit macet ialah kredit yang telah jatuh tempo, namun belum dilunasi dan tunggakan angsuran lebih dari 270 hari atau
9 bulan. Kemudian dapat dikatakan kredit macet ialah debitur tidak mampu
54
Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia, Penerbit PT. Cipta Aditya Bakti, Bandung: 1996, hal.427.
55
Rachmadi Usman, Op.Cit , hal.251.
Universitas Sumatera Utara
58
lagi untuk mengangsur hutang pokoknya dan bunganya dari hasil usaha yang dimodali dengan fasilitas kredit.
56
Pengaturan penggolongan kolektibilitas kredit terdapat dalam Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor: 2368KEPDIR Tentang
Penggolongan Kolektibilitas Aktiva Produktif dan pembentukan Cadangan atas Aktiva.
57
Peraturan tersebut telah beberapa kali diubah, yaitu dengan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor : 2622KEPDIR tanggal 23 Mei
1993 Tentang Kualitas Aktiva Produktif dan Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif,
kemudian diubah dengan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor : 30267KEPDIR tanggal 27 Februari 1998
Tentang Kualitas Aktiva Produktif, kemudian diubah dengan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor : 31147KEPDIR tanggal 12 November 1998
Tentang Kualitas Aktiva Produktif. Kolektibilitas kredit terdiri dari 5 lima golongan, yaitu :
1. Lancar pass, kredit digolongkan lancar apabila memenuhi kriteria
dibawah ini : a.
Pembayaran tepat waktu, perkembangan rekening baik dan tidak ada tunggakan serta sesuai dengan persyaratan kredit;
b. Hubungan debitor dengan bank baik dan debitor selalu menyampaikan
informasi keuangan secara teratur dan akurat; c.
Dokumentasi kredit lengkap dan pengikatan agunan kuat. 2.
Dalam perhatian khusus special mention, kredit digolongkan dalam
56
Mantayborbir, S., dkk., Hukum Piutang dan Lelang Negara di Indonesia, Penerbit Pustaka Bangsa, Medan: 2002, hal.23.
57
Muhammad Djumhana, Op.Cit, hal.430.
Universitas Sumatera Utara
59
perhatian khusus apabila memenuhi kriteria di bawah ini : a.
Terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga sampai 90 sembilan puluh hari;
b. Jarang mengalami cerukan;
c. Hubungan debitur dengan bank baik dan debitur selalu
menyampaikan informasi keuangan secara teratur dan masih akurat; d.
Dokumentasi kredit lengkap dan pengikatan agunan kuat; e.
Pelanggaran perjanjian kredit tidak prinsipil. 3.
Kurang lancar substandard, kredit digolongkan kurang lancar apabila memenuhi kriteria di bawah ini :
a. Terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga yang telah
melampaui 90 sembilan puluh hari sampai dengan 180 seratus delapan puluh hari;
b. Terdapat cerukan yang berulang kali khususnya untuk menutupi
kerugian operasional dan kekurangan arus kas; c.
Hubungan debitur dengan bank memburuk dan informasi keuangan tidak dapat dipercaya;
d. Dokumentasi kredit kurang lengkap dan pengikatan agunan lemah;
e. Pelanggaran terhadap persyaratan pokok kredit;
f. Perpanjangan kredit untuk menyembunyikan kesulitan keuangan.
4. Diragukan doubtful, kredit digolongkan diragukan apabila memenuhi
kriteria di bawah ini : a.
Terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga yang telah
Universitas Sumatera Utara
60
melampaui 180 seratus delapan puluh hari sampai dengan 270 dua ratus tujuh puluh hari;
b. Terjadi cerukan yang bersifat permanen khususnya untuk menutupi
kerugian operasional dan kekurangan arus kas; c.
Hubungan debitur dengan bank semakin memburuk dan informasi keuangan tidak bersedia atau tidak dapat dipercaya;
d. Dokumentasi kredit tidak lengkap dan pengikatan agunan yang
lemah; e.
Pelanggaran yang prinsipil terhadap persyaratan pokok dalam perjanjian kredit.
5. Macet loss, kredit digolongkan macet apabila memenuhi kriteria di
bawah ini : a.
Terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 270 dua ratus tujuh puluh hari;
b. Dokumentasi kredit dan atau pengikatan agunan tidak ada.
Perubahan yang terakhir yaitu Peraturan Bank Indonesia Nomor : 72PBI2005 Tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum, penetapan kualitas kredit
dilakukan dengan melakukan analisis terhadap faktor penilaian sebagai berikut: 1.
Prospek usaha, meliputi: a.
Potensi pertumbuhan usaha; b.
Kondisi pasar dan posisi debitur dalam persaingan; c.
Kualitas dan manajemen dan permasalahan tenaga kerja; d.
Dukungan dari grup; dan
Universitas Sumatera Utara
61
e. Upaya yang dilakukan debitur dalam rangka memelihara lingkungan
hidup. 2.
Kinerja performance debitur dan kemampuan membayar, meliputi: a.
perolehan laba; b.
struktur permodalan; c.
arus kas; dan d.
sensitivitas terhadap risiko pasar. 3.
Kemampuan membayar, meliputi: a.
Ketepatan pembayaran pokok dan bunga; b.
Ketersediaan dan keakuratan informasi keuangan debitur; c.
Kelengkapan dokumentasi kredit; d.
Kepatuhan terhadap perjanjian kredit; e.
Kesesuaian penggunaan dana; dan f.
Kewajaran sumber pembayaran kewajiban. Penetapan kualitas kredit dilakukan dengan mempertimbangkan signifikasi
dan materialitas dari setiap faktor penilaian dan komponen serta relevansi dari faktor penilaian dan komponen terhadap debitur yang bersangkutan.
Kualitas kredit ditetapkan menjadi : a.
Lancar; b.
Dalam perhatian khusus; c.
Kurang lancar; d.
Diragukan; atau e.
Macet.
Universitas Sumatera Utara
62
Ditinjau dari KUH Perdata, maka yang dimaksud dengan macet adalah tidak memenuhi kewajiban dalam suatu perjanjian, dalam hal ini perjanjian kredit.
Apa yang menjadi motif dari ingkar janji wanprestasi itu tidak dipersoalkan. Untuk perjanjian timbal balik, maka hak kreditur terhadap debitur adalah
menuntut agar pinjaman itu dikembalikan dengan seluruh persyaratan yang terdapat di dalam perjanjian kredit itu Pasal 1243 KUH Perdata dan
seterusnya.
58
Bentuk wanprestasi antara lain adalah
59
: a. Debitur Tidak Berprestasi
Pengertiannya ialah bahwa debitur sama sekali tidak memberikan prestasi. Penyebabnya timbul karena debitur memang tidak mau berprestasi atau bisa
juga disebabkan karena memang kreditur obyektif tidak mungkin berprestasi lagi atau secara subyektif tidak ada gunanya lagi untuk berprestasi.
b. Debitur keliru berprestasi Debitur disini memang dalam pikirannya telah memberikan prestasinya,
tetapi dalam kenyataannya yang diterima kreditur, prestasi itu lain atau berbeda dengan apa yang diperjanjikan. Misalnya, kreditur membeli bawang putih,
ternyata yang dikirim bawang merah, dalam hal demikian kita tetap beranggapan bahwa debitur tidak berprestasi. Pada sub bagian ini jadi tidak
berprestasi termasuk “penyerahan prestasi yang tidak sebagaimana mestinya” dalam arti tidak sesuai dengan yang diperjanjikan.
c. Debitur terlambat berprestasi
58
Mariam Darus Badrulzaman, Op.Cit, hal.107.
59
Abdul Kadir Muhammad, Op.Cit h.21
Universitas Sumatera Utara
63
Berbeda dengan ketentuan di atas, dalam hal ini debitur telah berprestasi, serta obyek prestasinya sesuai dengan yang ada dalam perjanjian, tetapi waktu
pemenuhan prestasinya tidak sesuai dengan sebagaimana yang telah diperjanjikan.
Mengenai kredit bermasalah dapat dilakukan penyelesaian secara administrasi perkreditan yaitu antara lain sebagai berikut:
60
1. Penjadwalan kembali rescheduling, yaitu perubahan syarat kredit yang
menyangkut jadwal pembayaran dan atau jangka waktu termasuk masa tenggang, baik meliputi perubahan besarnya angsuran maupun tidak;
2. Persyaratan kembali reconditioning, yaitu perubahan sebagian atau
seluruh syarat-syarat kredit yang tidak terbatas pada perubahan jadwal pembayaran, jangka waktu, dan atau persyaratan lainnya sepanjang tidak
menyangkut perubahan maksimum saldo kredit dan konversi seluruh atau sebagian dari pinjaman menjadi penyertaan bank;
3. Penataan kembali restructuring, yaitu perubahan syarat-syarat kredit
berupa penambahan dana bank; danatau konversi seluruh atau sebagian tunggakan bunga menjadi pokok kredit baru, danatau konversi seluruh
atau sebagian dari kredit menjadi penyertaan dalam perusahaan. Terhadap kredit yang sudah pada tahap kredit macet maka penanganannya
lebih ditekankan melalui beberapa upaya yang lebih bersifat pemakaian kelembagaan hukum penyelesaian melalui jalur hukum, yaitu antara lain :
1. Melalui Panitia Urusan Piutang Negara;
60
http:m.hukumonline.comklinikdetaillt50294244defeelangkah-langkah- penyelesaian -kredit-macet Diakses pada tanggal 2 Desember 2014.
Universitas Sumatera Utara
64
2. Melalui badan peradilan;
3. Melalui arbitrase atau Badan Alternatif Penyelesaian Sengketa
E. Aspek hukum jaminan pada perjanjian kredit