Busana dan Aksesoris Penari Putri

Menurut Amri 2013: 175 manajemen kelas yang mengorientasikan siswa ke arah kepasifan dan kepatuhan dengan peraturan yang ketat dapat merusak keterlibatan mereka dalam pembelajaran yang aktif, tingkat pemikiran yang lebih tinggi, dan kontruksi sosial penegtahuan. Uno dan Mohamad 2011: 10 mengatakan bahwa, dalam suasana pembelajaran yang aktif tersebut, siswa tidak terbebani secara perseorangan dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam belajar, tetapi mereka dapat saling bertanya dan berdiskusi sehingga beban belajar bagi mereka sama sekali tidak terjadi. Strategi pembelajaran yang aktif ini diharapkan akan tumbuh dan berkembang segala potensi yang mereka miliki sehingga pada akhirnya dapat mengoptimalkan hasil belajar mereka.

2.4.2. Pembelajaran yang Inovatif

Uno dan Mohamad 2011: 11 mengemukakan dalam bukunya bahwa, “pembelajarn inovatif juga merupakan strategi pembelajaran yang mendorong aktivitas belajar. Maksud inovatif di sini adalah dalam kegiatan pembelajaran itu terjadi hal-hal yang baru, baik oleh guru maupun siswa. ” Shoimin 2014: 21 menjelaskan dalam bukunya bahwa kemauan guru untuk mencoba menemukan, menggali dan mencari berbagai terobosan, pendekatan, metode, dan strategi pembelajaran merupakan salah satu penunjang munculnya berbagai inovasi- inovasi baru. Menurut Uno dan Mohamad 2011: 11 dalam strategi pembelajaran yang inovatif ini, guru tidak saja tergantung dari materi pembelajaran yang ada pada buku, tetapi dapat mengimplementasikan hal-hal baru yang menurut guru sangat cocok dan relevan dengan masalah yang sedang dipelajari siswa. Demikian pula siswa, melalui aktivitas belajar yang dibangun melalui strategi ini, siswa dapat menemukan caranya sendiri untuk memperdalam hal-hal yang sedang ia pelajari. Pembelajaran yang inovatif bagi guru dapat digunakan untuk menerapkan temuan-temuan terbaru dalam pembelajaran, terlebih lagi jika temuan itu merupakan temuan guru yang pernah ditemukan dalam penelitian tindakan kelas atau sejumlah pengalaman yang telah ditemukan selama menjadi guru. Melalui pembelajaran yang inovatif ini, siswa tidak akan buta tentang teknologi dan mereka bisa mengikuti perkembangan teknologi yang ada sekarang ini. Uno dan Mohamad 2011: 11 dengan demikian pembelajaran diwarnai oleh hal- hal baru sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Jika pembelajaran inovatif ini berjalan dengan baik di sekolah, maka dapat dipastikan bahwa semboyan sekolah sebagai pusat pengembangan kebudayaan benar-benar terwujud.

2.4.3. Pembelajaran yang Menggunakan Lingkungan

Uno dan Mohamad 2011: 11 berpendapat bahwa, strategi pembelajaran yang menggunakan lingkungan adalah salah satu strategi yang mendorong siswa agar belajar tidak tergantung dari apa yang ada dalam buku atau kitab yang merupakan pegangan guru. Konsep pembelajaran ini berangkat dari belajar kontekstual dengan lebih mengedepankan bahwa hal yang perlu dipelajari terlebih dahulu oleh siswa adalah apa yang ada pada lingkungannya. Uno dan Mohamad 2011: 11 memberikan contoh dalam bukunya misalnya, siswa yang sekolahannya berada di kompleks perkantoran, maka bagaimana memanfaatkan hal-hal yanga ada di kota itu menjadi sumber belajar siswa. Mengetahui lingkungan yang ada di sekitarnya, maka kelak siswa setelah selesai belajar, dia akan berusaha memanfaatkan lingkungan ini sebgai sumber daya yang akan dikelolanya sebagai sumber yang dapat memberikan nilai tambah baginya. Sebagai contoh ketika mengenalkan alat- alat transportasi kepada siswa, sebaiknya berikan contoh transportasi yang ada di kota atau di desa di mana siswa belajar. Jangan memberikan contoh transportasi “kereta api” bagi siswa yang ada di Sulawesi, Maluku, dan Irian, sebab alat transportasi “kereta api” tidak ada di tiga pulau itu. Mungkin cocok bagi mereka diberikan contoh dokar dan sepeda motor ada di Sulawesi, Maluku, dan Irian. Pendek kata memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran merupakan salah satu upaya untuk mengoptimalkan pembelajaran dan meningkatkan hasil pembelajaran. Menurut Hosnan 2014: 443 yang dimaksud dengan lingkungan di sini adalah lingkungan fisik berupa tempat dan ruang pembelajaran. Lingkungan ini amat penting dan perlu untuk dibina, dan dikembangkan oleh guru, karena bukan hanya memberikan energi, tetapi juga suasana hati. Lingkungan dapat meliputi suasana psikologis disekitar kita, memberikan rangsangan yang kuat, serta meminimalisir sindrom ruang yang tidak sehat.