6 2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Candimas
Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan pada mata pelajaran matematika melalui metode kerja kelompok tahun pelajaran 20112012?
G. Manfaat Penelitian
Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan antara lain: 1. Bagi siswa, meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar melalui
metode kerja kelompok pada mata pelajaran matematika. 2. Bagi guru, dapat memperluas wawasan dan pengetahuan guru di Sekolah
Dasar mengenai
metode-metode pembelajaran
sehingga dapat
meningkatkan kemampuan kompetensi guru dalam mencapai tujuan pendidikan.
3. Bagi sekolah, dapat memberikan sumbangan yang berguna dalam meningkatkan mutu pendidikan ke arah yang lebih baik lagi di SDN 2
Candimas, khususnya dalam pembelajaran matematika. 4. Bagi peneliti, sebagai syarat penyelesaian tugas akhir TA guna
memperoleh gelar sarjana pendidikan.
H. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Metode kerja kelompok adalah suatu cara mengajar, di mana siswa di
dalam kelas dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5 atau 7 siswa, mereka
bekerja bersama dalam memecahkan masalah, atau melaksanakan tugas
7 tertentu, dan berusaha mencapai tujuan pengajaran yang telah ditentukan
pula oleh guru. 2. Aktivitas Belajar, adalah segala bentuk kegiatan belajar siswa yang
menghasilkan suatu perubahan. Dalam kegiatan belajar siswa melakukan aktivitas, tanpa aktivitas, belajar tidak mungkin berjalan dengan baik.
3. Hasil belajar yaitu sesuatu yang diperoleh setelah melakukan usaha belajar.
4. Siswa yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 2 Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.
5. Mata pelajaran dalam penelitian ini adalah matematika dengan pokok bahasan jaring-jaring kubus dan balok
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar 1. Pengertian Belajar
Belajar pada hakikatnya merupakan salah satu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan perilaku yang relatif
dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik, yang diperoleh melalui interaksi individu dengan lingkungannya Kurnia: 2007.
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
Cronbach dalam Djamarah 2008 berpendapat bahwa learning is shown by change in behavior as a result of experience. Belajar sebagai
suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor.
2. Aktivitas Belajar
9 Belajar pada hakikatnya merupakan suatu proses yang aktif yang
melibatkan pancaindra atau fisik dan psikis kita. Menurut teori Gagne dan Berliner Hernawan: 2009 aktivitas belajar adalah kondisi jiwa dan raga
seseorang yang aktif dalam menerima informasimateri, dan melakukan pengolahan dan transformasi.
Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Aktivitas siswa
merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang
mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa
bekerjasama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.
Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Kalaulah
dalam pengajaran tradisional asas aktifitas juga dilaksanakan namun aktifitas tersebut bersifat semu aktivitas semu. Pengajaran moderen tidak
menolak seluruh pendapat tersebut namun lebih menitik beratkan pada aktivitas sejati. Siswa belajar sambil bekerja. Dengan bekerja mereka
memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan aspek aspek tingkah laku lainnya, serta mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup
di masyarakat Hamalik: 2004. Belajar bukanlah berproses dalam kehampaan. Tidak pula pernah
sepi dari berbagai aktivitas. Tidak pernah terlihat orang belajar tanpa
10 melibatkan aktivitas raganya. Menurut D. Dierich dalam Hamalik: 2004,
jenis jenis aktivitas dibagi dalam delapan kelompok sebagai berikut: a. Kegiatan kegiatan visual
Membaca, melihat
gambar gambar, mengamati
eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja dan bermain.
b. Kegiatan kegiatan lisan oral Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu
kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi.
c. Kegiatan kegiatan mendengarkan Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau
diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.
d. Kegiatan kegiatan menulis Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan bahan
kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes dan mengisi angket. e. Kegiatan kegiatan menggambar
Menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola. f.
Kegiatan kegiatan metrik Melakukan percobaan, memilih alat alat, melaksanakan pameran,
membuat model, menyelenggarakan permainan, mencari dan berkebun.
g. Kegiatan kegiatan mental Merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor
faktor, melihat hubungan hubungan dan membuat keputusan.
11 h. Kegiatan kegiatan emosional
Minat, membedakan, berani, tenang dan lain lain. Dari pengertian pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
aktivitas belajar adalah kegiatan kegiatan yang terjadi yang dilakukan secara fisik ataupun non fisik sebagai suatu proses perubahan tingkah laku
individu melalui interaksi dengan lingkungan sebagai hasil belajar mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
3. Pengertian Hasil Belajar
Ketika siswa melakukan belajar, maka akan timbul perubahan yang terjadi pada diri siswa berupa penguasaan ilmu pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh melalui usaha sungguh sungguh dilakukan dalam satu waktu tertentu atau dalam waktu yang relatif lama dan bukan
merupakan proses pertumbuhan.
kemampuan yang diperoleh s belajar mengacu pada segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai
akibat dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Lihat Hernawan, dkk. 2008.
Sementara itu Bloom dalam Nashar: 2004 membuat klasifikasi hasil belajar menjadi tiga ranah, kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ranah
kognitif berkaitan dengan kemampuan intelektual seseorang seperti kemampuan mengingat, memahami, menerapkan, menganalisa sintesis dan
evaluasi. Ranah afektif berkaitan dengan kemampuan yang berkenaan dengan sikap dan nilai perasaan. Ranah psikomotorik, berkaitan dengan
kemampuan menggerakkan otot-otot.
12 Gagne dalam Slameto: 2003 menyatakan, segala sesuatu yang
dipelajari manusia dapat dibagi menjadi 5 kategori, yaitu: a. Keterampilan motoris
Kemampuan berbagai gerakan badan, misalnya melempar bola, mengetik huruf dan sebagainya.
b. Informasi verbal Orang dapat menjelaskan sesuatu dengan berbicara, menulis,
menggambar, dalam hal ini perlu dimengerti bahwa untuk mengatakan sesuatu perlu inteligensi.
c. Kemampuan intelektual Manusia
mengadakan interaksi
dengan dunia
luar dengan
menggunakan simbol simbol. d. Strategi kognitif
Ini merupakan organisasi keterampilan yang internal yang perlu untuk belajar mengingat dan berpikir dan tidak dapat dipelajari hanya dengan
berbuat satu kali serta memerlukan perbaikan secara terus menerus. e. Sikap
Sikap ini sangat penting dalam proses belajar, tanpa kemampuan ini belajar tidak akan berhasil dengan baik.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat dipahami bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan dua
unsur, yaitu jiwa dan raga dan mendapatkan perubahan jiwa yang mempengaruhi tingkah laku seseorang dengan masuknya kesan kesan
baru sebagai hasil dari proses belajar yang meliputi tiga aspek, ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.
13
4. Ciri ciri Belajar
Di dalam rangkaian kegiatan belajar mempunyai ciri ciri tertentu. Djamarah 2008 mengemukakan ciri ciri belajar sebagai berikut:
a. Perubahan yang terjadi secara sadar. Ini berarti individu akan menyadari terjadinya perubahan dalam dirinya, misalnya pengetahuan
bertambah, kecakapan bertambah dan kebiasaan bertambah. b. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional. Perubahan ini
berlangsung terus menerus dalam diri individu dan tidak statis. Misalnya seorang anak yang belajar menulis maka ia akan mengalami
perubahan dari tidak bisa menulis menjadi dapat menulis. c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif. Perubahan ini akan
membuat individu memperoleh sesuatu yang lebih baik dari
sebelumnya. d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara. Hal ini dapat
dicontohkan misalnya seorang anak yang belajar memainkan piano maka selamanya keterampilan bermain piano tidak akan hilang jika
terus dilatih dan dipergunakan. e. Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah. Misalnya seseorang
yang belajar mengetik, sebelumnya sudah menetapkan apa yang mungkin dicapainya dengan belajar mengetik atau tingkat kecakapan
mana yang ingin dicapainya. f.
Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah
laku secara menyeluruh dalam sikap kebiasaan, keterampilan, pengetahuan dan sebagainya.
14 Berdasarkan beberapa ciri tersebut dapat diketahui ciri ciri
perubahan yang merupakan perilaku dalam belajar adalah sebagai berikut: a.
Bahwa perubahan itu intensional dalam arti pengalaman, praktik atau latihan dengan disengaja dan disadari, dilakukannya, disukai secara
kebetulan. Dengan demikian perubahan dengan kematangan, kelebihan atau karena penyakit tidak dapat dikatakan sebagai perubahan dari
belajar. b. Perubahan itu positif dalam arti sesuai dengan diharapkan atau kriteria
keberhasilan. c. Perubahan itu efektif dalam arti mempunyai pengaruh dan makna
tertentu bagi yang bersangkutan serta fungsional dalam arti perubahan hasil belajar itu relatif tetap dan setiap saat diperlukan dapat
direproduksikan seperti pada pemecahan masalah, baik dalam ujian, ulangan, tes dan sebagainya.
5. Faktor faktor yang Mempengaruhi Aktivitas dan Hasil Belajar .
Menurut Slameto 2003 proses dan hasil belajar terbentuk dan dipengaruhi oleh beberapa faktor meliputi faktor internal dan eksternal.
a. Faktor yang berasal dari diri sendiri internal 1 Faktor jasmaniah fisiologi baik yang bersifat bawaan maupun
yang diperoleh karena sesuatu hal, yang termasuk faktor ini adalah pancaindera yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, seperti
mengalami sakit, cacat tubuh, atau perkembangan yang tidak
15 sempurna, tidak berfungsinya kelenjar tubuh yang dapat membawa
kelainan tingkah laku. 2 Faktor kejiwaan psikologis baik yang bersifat bawaan maupun
yang diperoleh karena sesuatu, meliputi inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.
3 Faktor kelelahan adalah faktor kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam
yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. b. Faktor yang berasal dari luar diri eksternal
1 Faktor Keluarga, yaitu faktor berpengaruh terhadap diri siswa yang berasal dari keluarga, berupa cara orang tua mendidik anak,
relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan.
2 Faktor Sekolah, yaitu faktor yang mencakup metode mengajar guru, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan
siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas
rumah. 3 Faktor Masyarakat, yaitu faktor yang berpengaruh terhadap siswa
yang berasal dari lingkungan seperti kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan
masyarakat. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan
dan tidak setiap perubahan adalah sebagai hasil belajar.
16
B. Metode Kerja Kelompok 1. Pengertian Metode Pembelajaran
Secara etimologi, metode berasal dari kata method yang berarti suatu cara kerja yang sistematis untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan
dalam mencapai suatu tujuan. Apabila kata metode disandingkan dengan kata pembelajaran, maka berarti suatu cara atau sistem yang digunakan
dalam pembelajaran yang bertujuan agar anak didik dapat mengetahui, memahami, mempergunakan, menguasai bahan pelajaran tertentu
Daradjat 2001 dalam Nasih dan Kholidah: 2009. Sedangkan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya Slameto: 2003. Menurut Riyan
pembelajaran adalah seperangkat komponen yang telah dikombinasikan
Menurut Robert L. Cilstrap dan William R. Martin dalam Roestiyah 2008 memberikan pengertian kerja kelompok sebagai kegiatan
sekelompok siswa yang biasanya berjumlah kecil, yang diorganisir untuk kepentingan belajar. Keberhasilan kerja kelompok ini menuntut kegiatan
yang kooperatif dari beberapa individu tersebut. Sedangkan Sagala mengatakan dalam Abimanyu 2009, yang dimaksud dengan metode kerja
kelompok adalah cara pembelajaran dimana siswa dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, dimana setiap kelompok dipandang sebagai
17 satu kesatuan tersendiri untuk mempelajari materi pembelajaran yang telah
ditetapkan untuk diselesaikan secara bersama-sama. Metode ini sebagai salah satu strategi belajar mengajar di mana
siswa di dalam kelas dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5 atau 7 siswa,
mereka bekerja bersama dalam memecahkan masalah, atau melaksanakan tugas tertentu, dan berusaha mencapai tujuan pengajaran yang telah
ditentukan pula oleh guru Roestiyah: 2008 Adapun menurut Roestiyah 2008 pengelompokan itu biasanya
didasarkan pada: a. Adanya alat pelajaran yang tidak mencukupi jumlahnya
Agar penggunaannya lebih efisien dan efektif, maka siswa perlu dijadikan kelompok-kelompok kecil. Karena bila seluruh siswa
sekaligus menggunakan alat-alat itu tidak mungkin. Dengan pembagian kelompok mereka dapat memanfaatkan alat-alat yang
terbatas itu sebaik mungkin tanpa saling menunggu giliran. b. Kemampuan belajar siswa
Di dalam kelas kemampuan belajar siswa tidak sama. Siswa yang pandai dalam bahasa Inggris, belum tentu sama pandainya dalam
pelajaran bahasa Indonesia. Dengan adanya perbedaan kemampuan belajar itu, maka perlu dibentuk kelompok menurut kemampuan
belajar masing-masing, agar setiap siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuannya.
c. Minat khusus
18 Setiap individu memiliki minat khusus yang perlu dikembangkan,
hal mana yang satu pasti berbeda dengan yang lain. Tetapi tidak menutup kemungkinan ada anak yang minat khususnya sama,
sehingga memungkinkan dibentuknya kelompok, agar mereka dapat dibina dan mengembangkan bersama minat khusus tersebut.
d. Memperbesar partisipasi siswa Di sekolah pada tiap kelas biasanya jumlah siswa terlalu besar dan
kita tahu bahwa jumlah jam pelajaran yang sedang berlangsung sukar sekali untuk guru akan mengikutsertakan setiap murid dalam
kegiatan itu. Bila itu terjadi siswa yang ditunjuk guru akan aktif, yang tidak disuruh akan tetap pasif saja. Karena itulah bila
berkelompok, dan diberikan tugas yang sama pada masing-masing kelompok, maka banyak kemungkinan setiap siswa ikut serta
melaksanakan dan memecahkan masalahnya. e. Pembagian tugas atau pekerjaan
Di dalam kelas bila guru menghadapi suatu masalah yang meliputi berbagai persoalan, maka perlu tugas membahas masing-masing
persoalan pada kelompok, sesuai dengan jumlah persoalan yang akan dibahas. Dengan demikian masing-masing kelompok harus
membahas tugas yang diberikan itu. f.
Kerja sama yang efektif Dalam kelompok siswa harus bisa bekerja sama, mampu
menyesuaikan diri, menyeimbangkan pikiran, pendapat atau tenaga untuk kepentingan bersama, sehingga mencapai suatu tujuan
bersama pula.
19
2. Keuntungan dan Kelemahan Metode Kerja Kelompok dalam KBM
Keuntungan dan kelemahan metode kerja kelompok, yaitu sebagai berikut:
a. Keuntungan metode kerja kelompok: 1 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan
keterampilan bertanya dan membahas sesuatu masalah. 2 Siswa dapat lebih intensif mengadakan penyelidikan mengenai
suatu kasus atau masalah. 3 Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan
keterampilan berdiskusi. 4 Memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai
individu serta kebutuhan belajar. 5 Para siswa lebih aktif tergabung dalam pelajaran mereka dan aktif
berpartisipasi dalam diskusi. 6 Dapat memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan
rasa menghargai, dan menghormati pribadi teman-temannya. b. Kelemahan metode kerja kelompok yaitu sebagai berikut:
1 Kerja kelompok biasanya didominasi oleh siswa yang pintar dan cakap memimpin dan mengarahkan siswa lain yang kurang pintar.
2 Metode ini kadang-kadang menuntut pengaturan tempat duduk yang berbeda-beda dan gaya mengajar yang berbeda pula.
Keberhasilan metode kerja kelompok ini tergantung kepada kemampuan siswa memimpin kelompok atau untuk bekerja sendiri
3. Langkah-Langkah Penerapan Metode Kerja Kelompok di SD .
20 Salah satu cara yang dapat diterapkan untuk mengaktifkan kegiatan
synergetic teaching -
langkah sebagai berikut: a. Bagi kelas menjadi 4 atau beberapa kelompok.
b. Bagikan tugas belajar masing-masing kelompok untuk menyelesaikan suatu permasalahan
c. Setelah masing-masing kelompok menyelesaikan tugasnya, salah satu wakil dari kelompok melaporkan hasil kerja kelompok, kelompok lain
menanggapi. d. Setelah selesai semua kelompok melaporkan hasil kerja kelompok
masing-masing. Siswa dan guru membahas hasil kerja kelompok siswa satu persatu. Dilanjutkan dengan penilaian dan pengakuan tim
dan pemberian penghargaan untuk memotivasi tim agar terus berprestasi dan membangkitkan motivasi tim lain untuk meningkatkan
prestasi mereka Marno: 2009.
C. Pembelajaran Matematika 1.
Pengertian Matematika
Matematika adalah ilmu tentang bilangan, hubungan antar bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian
masalah mengenai bilangan Depdiknas: 2007 Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema
yang berarti belajar atau hal yang dipelajari. Matematika dalam bahasa Belanda disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya
berkaitan dengan
penalaran. Ciri
utama matematika
adalah
21 penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep atau pernyataan
diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga kaitan antar konsep atau pernyataan dalam matematika bersifat
konsisten. Dapat disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu yang
mempelajari dan mengkaji tentang bilangan, hubungan antar bilangan, prosedur operasional dalam penyelesaian masalah yang berkenaan dalam
kehidupan sehari-hari yang bersifat konsisten.
2. Pembelajaran Matematika SD
Matematika merupakan
ilmu universal
yang mendasari
perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia Mendiknas: 2006.
Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori
bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan
matematika yang kuat sejak dini. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta
didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta
kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan
memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
22 Standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika dalam
dokumen ini
disusun sebagai
landasan pembelajaran
untuk mengembangkan kemampuan tersebut di atas. Selain itu dimaksudkan
pula untuk mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan
menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lain. Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam
pembelajaran matematika yang mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak tunggal, dan masalah dengan
berbagai cara
penyelesaian. Untuk
meningkatkan kemampuan
memecahkan masalah perlu dikembangkan keterampilan memahami masalah, membuat model matematika, menyelesaikan masalah, dan
menafsirkan solusinya. Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya
dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi contextual problem. Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta
didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika. Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah diharapkan
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi seperti komputer, alat peraga, atau media lainnya.
3. Tujuan
Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
23 a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep
dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh
d. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam
pemecahan masalah.
4. Pelaksanaan Pembelajaran Matematika di SD melalui Metode Demonstrasi
Bila guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar diharapkan akan mengandung makna bahwa guru tersebut mempunyai aktivitas mengatur
kelas dengan sebaik-baiknya dan menciptakan kondisi yang kondusif sehingga siswa dapat belajar dengan baik.
Menurut Estiningsih dalam Sukayati: belajar mengajar matematika dapat digambarkan sebagai 3 kejadian yang
berurutan sebagai berikut: a. Input, merupakan kejadian pertama yang menggambarkan siswa yang
memiliki sejumlah materi prasyarat dari konsep yang dipelajari, sikap dan motivasi belajar. Sedangkan dari pihak guru merupakan persiapan
yang harus direncanakan dengan baik meliputi pengetahuan prasyarat yang telah dimiliki siswa, pendekatanstrategimetodeteknik dan sarana
belajar.
24 b. Proses, merupakan kegiatan kedua yang menggambarkan proses
belajar mengajar. Guru harus berusaha maksimal mungkin agar siswa merasa siap, senang dan termotivasi untuk belajar. Saat terjadi proses
belajar mengajar matematika kegiatan yang terjadi dapat digolongkan menjadi 3 macam yaitu, penanaman konsep matematika, pemahaman
konsep, dan pembinaan keterampilan.
c. Output, kejadian ketiga merupakan hasil dari proses belajar yang dapat
Uraian di atas diterapkan dalam penelitian tindakan kelas sebagai berikut:
a. Perencanaan 1
Menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dijadikan tujuan pembelajaran
2 Membuat silabus dan RPP serta penggunaan media pembelajaran
b. Tindakan 1
Kegiatan Awal a Apersepsi, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan mengenai
materi yang akan disampaikan untuk menguji kemampuan awal siswa.
b Motivasi, guru memberikan beberapa pesan atau kalimat- kalimat yang dapat memotivasi siswa dalam kegiatan belajar
mengajar. c Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan metode kerja
kelompok secara rinci kepada siswa. d Membentuk siswa dalam kelompok-kelompok kerja
2 Kegiatan Inti
25 a Penanaman konsep, guru menyajikan materi kepada siswa
dengan cara dan bahasa yang menarik perhatian dan minat siswa.
b Pemahaman konsep, guru meminta beberapa siswa mengerjakan soal matematika di depan kelas dan dibimbing oleh guru.
c Pembinaan keterampilan, guru memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan di dalam kelompok. Setelah tugas selesai
dikerjakan oleh masing-masing kelompok, guru meminta perwakilan siswa untuk mempresentasikan hasil jawaban di
depan kelas kemudian didiskusikan bersama kelompok lain. Guru meluruskan jawaban siswa.
3 Evaluasi hasil belajar siswa, dilakukan tes hasil belajar untuk
mengetahui bagaimana peningkatan hasil belajar siswa setelah dilakukan tindakan.
c. Pengamatan 1
Observasi aktivitas belajar siswa, dilakukan untuk mengamati aktivitas belajar siswa selama kegiatan belajar mengajar
berlangsung. 2
Observasi aktivitas kinerja guru, observer menilai kemampuan guru dalam kegiatan belajar mengajar.
3 Pengamatan ini dilakukan oleh teman sejawat yang bertindak
sebagai observer. d. Refleksi
Peneliti bersama observer menganalisis hasil observasi aktivitas belajar dan hasil belajar siswa serta kinerja guru. Peneliti bersama observer
26 menyimpulkan hasil analisis kelebihan dan kekurangannya serta
merencanakan tindakan pada siklus selanjutnya.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka di atas dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas sebagai berikut: jika dalam pembelajaran matematika
menggunakan metode kerja kelompok secara efektif dan maksimal maka aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian