Penilaian Beban Kerja Berdasarkan Jumlah Kebutuhan Kalori Penilaian Beban Kerja Berdasarkan Denyut Nadi

secara subjektif dapat melalui perubahan fisiologis dan perubahan perilaku. Secara singkat faktor internal meliputi : a. Faktor somatic jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, kondisi kesehatan, kondisi kesehatan. b. Faktor psikis motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan, kepuasan, dan lain-lain..

3.5.2. Penilaian Beban Kerja Berdasarkan Jumlah Kebutuhan Kalori

6 Salah satu kebutuhan utama dalam pergerakan otot adalah kebutuhan akan oksigen yang dibawa oleh darah ke otot untuk pembakaran zat dalam menghasilkan energi. Sehingga jumlah oksigen yang dipergunakan oleh tubuh merupakan salah satu indikator pembebanan selama bekerja. Dengan demikian setiap aktivitas pekerjaan memerlukan energi yang dihasilkan dari proses pembakaran. Berdasarkan hal tersebut maka kebutuhan kalori dapat digunakan sebagai indikator untuk menentukan besar ringannya beban kerja. Menteri Tenaga Kerja melalui keputusan No. 51 tahun 1999 menetapkan kebutuhan kalori untuk menentukan berat ringannya pekerjaan yaitu sebagai berikut: 1. Beban kerja ringan : 100-200 Kilo kalorijam 2. Beban kerja sedang : 200-350 Kilo kalori jam 3. Beban kerja berat : 350-500 Kilo kalori jam Kebutuhan kalori dapat dinyatakan dalam kalori yang dapat diukur secara tidak langsung dengan menentukan kebutuhan oksigen. Setiap kebutuhan oksigen 6 Ibid., h. 98-100 Universitas Sumatera Utara sebanyak 1 liter akan memberikan 4,8 kilokalori Suma’mun, 1989. Sebagai dasar perhitungan dalam menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan oleh seseorang dalam melakukan aktivitas pekerjannya, dapat dilakukan melalui pendekatan atau taksiran kebutuhan kalori menurut aktivitasnya. Menurut Grandjean 1993 bahwa kebutuhan kalori seorang pekerja selama 24 jam ditentukan oleh tiga hal: 1. Kebutuhan kalori untuk metabolisme basal, dipengaruhi oleh jenis kelamin dan usia. 2. Kebutuhan kalori untuk kerja, kebutuhan kalori sangat ditentukan dengan jenis aktivitasnya, berat atau ringan. 3. Kebutuhan kalori untuk aktivitas lain-lain di luar jam kerja.

3.5.3. Penilaian Beban Kerja Berdasarkan Denyut Nadi

7 Manuaba Vanwonterghem 1996 menentukan klasifikasi beban kerja berdasakan peningkatan denyut nadi kerja yang dibandingkan dengan denyut nadi maskimum karena beban kardiovaskuler cardiovasiculair = CVL yang dihitung berdasarkan rumus di bawah ini : istirahat nadi Denyut maksimum nadi Denyut istirahat nadi Denyut kerja nadi Denyut 100 CVL − − × = Di mana denyut nadi maksimum adalah 220-umur untuk laki-laki dan 200-umur untuk wanita. Dari perhitungan CVL kemudian akan dibandingkan dengan klasifikasi yang telah ditetapkan sebagai berikut : 7 Ibid., h.100-102 Universitas Sumatera Utara 30 = Tidak terjadi kelelahan 30 − 60 = Diperlukan perbaikan 60 − 80 = Kerja dalam waktu singkat 80 − 100 = Diperlukan tindakan segera 100 = Tidak diperbolehkan beraktivitas Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular adalah suatu sistem organ yang berfungsi memindahkan zat ked an dari sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi suhu dan pH tubuh. Sistem ini menjamin kelangsungan hidup organisme, didukung oleh metabolism setiap sel dalam tubuh dan mempertahankan sifat kimia dan fisiologis cairan tubuh. Selain cara tersebut di atas, Kilbon 1992 mengusulkan bahwa cardiovasculair strain dapat diestimasi dengan menggunakan denyut nadi pemulihan hearth rate recover atau dikenal dengan metode ‘Brouha’. Keuntungan dari metode ini adalah sama sekali tidak mengganggu atau menghentikan aktivitas kegiatan selama bekerja. Denyut nadi pemulihan P dihitung pada akhir 30 detik pada menit pertama, ke dua, dan ke tiga. P 1 , P 2 , P 3 adalah rata-rata dari ketiga nilai tersebut dan dihubungkan dengan total cardiac cost dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Jika P 1 − P 3 ≥ 10, atau P 1 , P 2 , P 3 seluruhnya 90, nadi pemulihan normal. 2. Jika rata-rata P 1 tercatat ≤ 110, dan P 1 – P 3 ≥ 10, maka beban kerja tidak berlebihan. 3. Jika P 1 – P 3 10, dan jika P 3 90 perlu redesign pekerjaan. Universitas Sumatera Utara Laju pemulihan denyut nadi dipengaruhi oleh nilai absolut denyut nadi pada ketergantungan pekerjaan the interruption of work, tingkat kebugaran individual fitness, dan pemaparan panas lingkungan. Jika nadi pemulihan tidak segera tercapai maka diperluakan redesign pekerjaan untuk mengurangi tekanan fisik. Redesign tersebut dapat berupa variabel tunggal maupun keseluruhan dari variabel bebas tasks, organisasi kerja, dan lingkungan kerja yang menyebabkan beban tugas tambahan.

3.6. REBA