3.4. Uji Keseragaman dan Kecukupan Data
4
Pengujian keseragaman data adalah suatu pengujian yang berguna untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan berasal dari satu sistem yang sama.
Melalui pengujian ini dapat dideteksi adanya perbedaan-perbedaan dan data-data yang di luar batas kendali out of control yang dapat digambarkan pada peta
kontrol. Data-data yang demikian dibuang dan tidak dipergunakan dalam perhitungan selanjutnya. Untuk membuat peta kontrol, terlebih dahulu ditentukan
batas-batas kontrolnya dengan memakai rumus sebagai berikut:
Keterangan: : Waktu rata-rata
: Simpangan baku : Batas Kontrol Atas
: Batas Kontrol Bawah : Tingkat ketelitian
Pengujian kecukupan data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari pengamata mencukupi untuk dilakukan perhitungan.
4
Budi Ariwibowo. 2011. Uji Keseragaman Data. http:etd.eprints.ums.ac.id14 499 4B AB_I.
pdf .
Universitas Sumatera Utara
∑ ∑
∑
− =
t t
t N
s z
N
2 2
Syarat: N’ N, maka pengamatan perlu ditambah N’
≤ N, maka pengamatan cukup Keterangan: z : Tingkat kepercayaan
s : Tingkat ketelitian N : Jumlah data awal
N’: Jumlah data minimal yang diperlukan t : Waktu pengukuran
3.5. Beban Kerja
3.5.1. Faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja
5
Menurut Rodahl 1989, Adiputro 2000 dan Manuaba 2000 bahwa secara umum sehubungan dengan beban kerja dan kapasitas kerja dipengaruhi
oleh berbagai faktor yang sangat kompleks, baik faktor eksternal dan internal. 1.
Beban kerja karena faktor eksternal Faktor eksternal adalah beban kerja yang berasal dari luar tubuh pekerja,
yang termasuk beban kerja eksternal adalah tugas task itu sendiri, organisasi dan lingkungan kerja. Ketiga faktor tersebut disebut stressor.
a. Tugas-tugas tasks yang dilakukan baik yang bersifat fisik, seperti stasiun kerja, kondisi atau medan, sikap kerja, dan lain-lain. Sedangkan
5
Tarwaka, dkk. 2004. Ergonomi untuk Keselamatan Kesehatan Kerja, dan Produktivitas. h. 95-96
Universitas Sumatera Utara
tugas-tugas yang bersifat mental seperti kompleksitas pekerjaan, atau tingkat kesulitan pekerjaan yang mempengaruhi tingkat emosi pekerja,
tanggung pekerja, dan lain-lain. b. Organisasi kerja yang dapat mempengaruhi beban kerja seperti lamanya
waktu kerja, waktu istirahat, kerja bergilir, kerja malam, sistem pengupahan, sistem kerja, musik kerja, pelimpahan dan wewenang kerja,
dan lain-lain. c. Lingkungan kerja yang dapat memberikan beban tambahan kepada
pekerja adalah : 1
Lingkungan kerja fisik seperti: mikroklimat, intensitas kebisingan, intensitas cahaya, vibrasi mekanis, dan tekanan udara
2 Lingkungan kerja kimiawi seperti debu, gas-gas pencemar udara,
dan lain-lain. 3
Lingkungan kerja biologis, seperti bakteri, virus, parasit, dan lain- lain.
4 Lingkungan kerja fisiologis seperti penempatan dan pemilihan
karyawan, hubungan sesama pekerja, pekerja dengan atasan, pekerja dengan lingkungan sosial, dan lain-lain.
2. Beban kerja karena faktor internal
Faktor internal beban kerja adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh itu sendiri sebagai akibat adanya reaksi dari beban kerja eksternal. Reaksi
tersebut disebut strain, besar kecilnya strain dapat dinilai baik secara objektif maupun subjektif. Secara objektif yaitu melalui perubahan reaksi fisiologis,
Universitas Sumatera Utara
secara subjektif dapat melalui perubahan fisiologis dan perubahan perilaku. Secara singkat faktor internal meliputi :
a. Faktor somatic jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, kondisi kesehatan,
kondisi kesehatan. b.
Faktor psikis motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan, kepuasan, dan lain-lain..
3.5.2. Penilaian Beban Kerja Berdasarkan Jumlah Kebutuhan Kalori
6
Salah satu kebutuhan utama dalam pergerakan otot adalah kebutuhan akan oksigen yang dibawa oleh darah ke otot untuk pembakaran zat dalam
menghasilkan energi. Sehingga jumlah oksigen yang dipergunakan oleh tubuh merupakan salah satu indikator pembebanan selama bekerja. Dengan demikian
setiap aktivitas pekerjaan memerlukan energi yang dihasilkan dari proses pembakaran. Berdasarkan hal tersebut maka kebutuhan kalori dapat digunakan
sebagai indikator untuk menentukan besar ringannya beban kerja. Menteri Tenaga Kerja melalui keputusan No. 51 tahun 1999 menetapkan
kebutuhan kalori untuk menentukan berat ringannya pekerjaan yaitu sebagai berikut:
1. Beban kerja ringan
: 100-200 Kilo kalorijam 2.
Beban kerja sedang : 200-350 Kilo kalori jam
3. Beban kerja berat
: 350-500 Kilo kalori jam Kebutuhan kalori dapat dinyatakan dalam kalori yang dapat diukur secara
tidak langsung dengan menentukan kebutuhan oksigen. Setiap kebutuhan oksigen
6
Ibid., h. 98-100
Universitas Sumatera Utara
sebanyak 1 liter akan memberikan 4,8 kilokalori Suma’mun, 1989. Sebagai dasar perhitungan dalam menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan oleh
seseorang dalam melakukan aktivitas pekerjannya, dapat dilakukan melalui pendekatan atau taksiran kebutuhan kalori menurut aktivitasnya.
Menurut Grandjean 1993 bahwa kebutuhan kalori seorang pekerja selama 24 jam ditentukan oleh tiga hal:
1. Kebutuhan kalori untuk metabolisme basal, dipengaruhi oleh jenis kelamin
dan usia. 2.
Kebutuhan kalori untuk kerja, kebutuhan kalori sangat ditentukan dengan jenis aktivitasnya, berat atau ringan.
3. Kebutuhan kalori untuk aktivitas lain-lain di luar jam kerja.
3.5.3. Penilaian Beban Kerja Berdasarkan Denyut Nadi
7
Manuaba Vanwonterghem 1996 menentukan klasifikasi beban kerja berdasakan peningkatan denyut nadi kerja yang dibandingkan dengan denyut nadi
maskimum karena beban kardiovaskuler cardiovasiculair = CVL yang dihitung berdasarkan rumus di bawah ini :
istirahat nadi
Denyut maksimum
nadi Denyut
istirahat nadi
Denyut kerja
nadi Denyut
100 CVL
− −
× =
Di mana denyut nadi maksimum adalah 220-umur untuk laki-laki dan 200-umur untuk wanita. Dari perhitungan CVL kemudian akan dibandingkan
dengan klasifikasi yang telah ditetapkan sebagai berikut :
7
Ibid., h.100-102
Universitas Sumatera Utara
30 = Tidak terjadi kelelahan
30 − 60 = Diperlukan perbaikan
60 − 80
= Kerja dalam waktu singkat 80
− 100 = Diperlukan tindakan segera 100
= Tidak diperbolehkan beraktivitas Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular adalah suatu sistem
organ yang berfungsi memindahkan zat ked an dari sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi suhu dan pH tubuh. Sistem ini menjamin kelangsungan hidup
organisme, didukung oleh metabolism setiap sel dalam tubuh dan mempertahankan sifat kimia dan fisiologis cairan tubuh.
Selain cara tersebut di atas, Kilbon 1992 mengusulkan bahwa cardiovasculair strain dapat diestimasi dengan menggunakan denyut nadi
pemulihan hearth rate recover atau dikenal dengan metode ‘Brouha’. Keuntungan dari metode ini adalah sama sekali tidak mengganggu atau
menghentikan aktivitas kegiatan selama bekerja. Denyut nadi pemulihan P dihitung pada akhir 30 detik pada menit pertama, ke dua, dan ke tiga. P
1
, P
2
, P
3
adalah rata-rata dari ketiga nilai tersebut dan dihubungkan dengan total cardiac cost dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Jika P
1
− P
3
≥ 10, atau P
1
, P
2
, P
3
seluruhnya 90, nadi pemulihan normal. 2.
Jika rata-rata P
1
tercatat ≤ 110, dan P
1
– P
3
≥ 10, maka beban kerja tidak berlebihan.
3. Jika P
1
– P
3
10, dan jika P
3
90 perlu redesign pekerjaan.
Universitas Sumatera Utara
Laju pemulihan denyut nadi dipengaruhi oleh nilai absolut denyut nadi pada ketergantungan pekerjaan the interruption of work, tingkat kebugaran
individual fitness, dan pemaparan panas lingkungan. Jika nadi pemulihan tidak segera tercapai maka diperluakan redesign pekerjaan untuk mengurangi tekanan
fisik. Redesign tersebut dapat berupa variabel tunggal maupun keseluruhan dari variabel bebas tasks, organisasi kerja, dan lingkungan kerja yang menyebabkan
beban tugas tambahan.
3.6. REBA
Rapid Entire Body Assesment
8
REBA dirancang oleh Lynn Mc Atemney dan Sue Hignett 2000 sebagai sebuah metode penilaian postur kerja untuk menilai faktor resiko gangguan tubuh
secara keseluruhan. Data yang dikumpulkan adalah data mengenai postur tubuh, kekuatan yang digunakan, jenis pergerakan atau aksi, pengulangan atau pegangan.
Skor akhir REBA dihasilkan untuk memberikan sebuah indikasi tingkat risiko dan tingkat keutamaan dari sebuah tindakan yang harus diambil.
Faktor postur tubuh yang dinilai dibagi atas dua kelompok utama atau grup yaitu grup A yang terdiri atas postur tubuh kanan dan kiri batang tubuh
Atrunk, leher neck dan kaki legs. Sedangkan grup B terdiri atas postur tubuh kanan dan kiri dari lengan atas upper arm, lengan bawah lower arm, dan
pergelangan tangan wrist. Pada masing-masing grup, diberikan suatu skala
8
Stanton, Naville, Handbook of Human Factors and Ergonomics Methods, New York: CRC Press LLC, 2005, h. 76-85.
Universitas Sumatera Utara
postur tubuh dan suatu pernyataan tambahan. Diberikan juga factor bebankekuatan dan pegangan coupling.
REBA dapat digunakan ketika penilaian postur kerja diperlukan dan dalam sebuah pekerjaan:
1. Keseluruhan bagian badan digunakan.
2. Postur tubuh statis, dinamis, cepat berubah atau tidak stabil.
3. Melakukan sebuah pembebanan seperti mengangkat benda baik secara rutin
ataupun sesekali. 4.
Perubahan dari tempat kerja, peralatan, atau pelatihan pekerja sedang dilakukan dan diawasi sebelum atau sesudah perubahan.
1. Batang tubuh trunk
Tabel 3.1. Skor Batang Tubuh REBA Pergerakan
Skor Skor Perubahan
Posisi normal 1
+1 jika batang tubuh berputarbengkokbungkuk
0-20 ke depan dan
belakang 2
-20 atau 20-60
3 60
4
2. Leher neck
Tabel 3.2. Skor Leher REBA Pergerakan
Skor Skor Perubahan
0-20 1
+1 jika leher berputarbengkok 20
-ekstensi 2
Universitas Sumatera Utara
3. Kaki legs
Tabel 3.3. Skor Kaki REBA Pergerakan
Skor Skor Perubahan
Posisi normalseimbang berjalanduduk 1
+1 jika lutut antara 30-60 +2 jika lutut 60
Bertumpu pada satu kaki lurus 2
4. Beban load
Tabel 3.4. Skor Beban REBA Pergerakan Skor
Skor Pergerakan
5 kg +1 jika kekuatan cepat
5-10 kg 1
10 kg 2
5. Lengan atas upper arm
Tabel 3.5. Skor Lengan Atas REBA Pergerakan
Skor Skor Perubahan
20 ke depan dan belakang
1 +1 jika bahu naik
20 ke belakang atau 20-45
2 +1 jika lengan berputarbengkok
45-90 3
-1 miring, menyangga berat lengan 90
4
6. Lengan bawah lower arm
Tabel 3.6. Skor Lengan Bawah REBA Pergerakan
Skor
60-100 1
60 atau 100
2
Universitas Sumatera Utara
7. Pergelangan tangan wrist
Tabel 3.7. Skor Pergelangan Tangan REBA Pergerakan
Skor Skor Perubahan
0-15 ke atas dan bawah
1 +1 jika pergelangan tangan putaran
menjauhi sisi tengah 15
ke atas dan bawah 2
8. Coupling
Tabel 3.8. Coupling
Coupling Skor
Keterangan
Baik Kekuatan pegangan baik
Sedang 1
Pegangan bagus tapi tidak ideal atau kopling cocok dengan bagian tubuh
Kurang baik 2
Pegangan tangan tidak sesuai walaupun mungkin Tidak dapat
diterima 3
Kaku, pegangan tangan tidak nyaman, tidak ada pegangan atau kopling tidak sesuai dengan bagian
tubuh
Skor yang didapat dari grup A tidak termasuk beban dimasukkan ke dalam Tabel 3.9.
Tabel 3.9. Skor Grup A Neck Legs
Trunk 1 2 3 4 5
1 1
1 2 2 3 4 2
2 3 4 5 6 3
3 4 5 6 7 4
4 5 6 7 8 2
1 1 3 4 5 6
2 2 4 5 6 7
3 3 5 6 7 8
4 4 6 7 8 9
3 1
3 4 5 6 7 2
3 5 6 7 8 3
5 6 7 8 9 4
6 7 8 9 9
Universitas Sumatera Utara
Skor yang didapat dari grup B tidak termasuk coupling dimasukkan kedalam Tabel 3.10.
Tabel 3.10. Skor Grup B Lower Arm Wrist
Upper Arm
1 2 3 4 5 6 1
1 1 1 3 4 5 7
2 1 2 4 5 7 8
3 2 3 5 5 8 8
2 1
1 2 4 5 7 3 2
2 3 5 5 8 9 3
3 4 5 7 8 9
Skor grup A ditambah dengan beban akan menjadi skor grup A yang akan digunakan pada Tabel 3.11. Skor grup B ditambah dengan coupling akan menjadi
skor grup B yang akan digunakan pada Tabel 3.11.
Tabel 3.11. Skor Akhir Skor
Grup B Skor Grup A
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
1 1
1 2
3 4
6 7
8 9
10 11
12 2
1 2
3 4
4 6
7 8
9 10
11 12
3 1
2 3
4 4
6 7
8 9
10 11
12 4
2 3
3 4
5 7
8 9
10 11
11 12
5 3
4 4
5 6
8 9
10 10
11 12
12 6
3 4
5 6
7 8
9 10
10 11
12 12
7 4
5 6
7 8
9 9
10 11
11 12
12 8
5 6
7 8
8 9
10 10
11 12
12 12
9 6
6 7
8 9
10 10
10 11
12 12
12 10
7 7
8 9
9 10
11 11
12 12
12 12
11 7
7 8
9 9
10 11
11 12
12 12
12 12
7 8
8 9
9 10
11 11
12 12
12 12
Universitas Sumatera Utara
Skor yang diperoleh dari Tabel 3.12. ditambah dengan skor aktivitas yang akan menjadi skor REBA.
Tabel 3.12. Skor Aktivitas Aktivitas
Skor Keterangan
Postur statik +1
1 atau lebih bagian tubuh statisdiam Pengulangan
+1 Tindakan berulang-ulang
Ketidakstabilan +1 Tindakan menyebabkan jarak yang besar dan cepat
pada postur atau tubuh tidak stabil
Diperlukan tambahan data apakah menggunakan tubuh bagian kiri atau kanan. Untuk menentukan level tindakan maka diperlukan skor REBA.
Tabel 3.13. Nilai Level Tindakan REBA Skor REBA
Level Resiko Level Tindakan
Tindakan
1 Dapat diabaikan
Tidak diperlukan 2-3
Kecil 1
Mungkin diperlukan 4-7
Sedang 2
Perlu 8-10
Tinggi 3
Segera 11-15
Sangat tinggi 4
Sekarang juga
3.7. Antropometri