56
3.2.5.2 Pengujian Hipotesis
Rancangan pengujian hipotesis ini dinilai dengan penetapan hipotesis nol dan hipotesis alternatif, penelitian uji statistik dan perhitungan nilai uji statistik,
perhitungan hipotesis, penetapan tingkat signifikan dan penarikan kesimpulan. Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan ada
tidaknya dampak variabel bebas terhadap variabel terikat. Hipotesis nol H
o
tidak terdapat dampak yang signifikan dan Hipotesis alternatif H
a
menunjukkan adanya dampak antara variabel bebas dan variabel terikat.
Rancangan pengujian hipotesis penelitian ini untuk menguji ada tidaknya pengaruh antara variabel independent X yaituPrice Earning Ratio PER X
1
dan Debt to EquityRatio DER X
2
terhadap harga saham perusahaan sektor periklanan, percetakan, dan media yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,
hipotesis Y yang diuji dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Pengujian Hipotesis Secara Parsial Uji Statistik t.
Untuk menguji apakah ada hubungan signifikan dari variabel-variabel bebas X berdampak terhadap variabel terikat Y.
2. Pengujian Hipotesis Secara Simultan Uji Statistik F Untuk menguji adanya hubungan antara variabel bebas X secara
simultan berdampak terhadap variabel terikat Y Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan.
57
Gambar 3.1 Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis
3. Penarikan Kesimpulan Daerah yang diarsir merupakan daerah penolakan, dan berlaku
sebaliknya. Jika t hitung jatuh di daerah penolakan penerimaan, maka Ho ditolak diterima dan Ha diterima ditolak. Artinya koefisian regresi signifikan tidak
signifikan. Kesimpulannya, Price Earning Ratio PER dan Debt to Equity Ratio DER berpengaruh atau tidak berpengaruh terhadap harga saham. Tingkat
signifikannya yaitu 5 α = 0,05, artinya jika hipotesis nol ditolak diterima
dengan tingkat kepercayaan 95, maka kemungkinan bahwa hasil dari penarikan kesimpulan mempunyai kebenaran 95 dan hal ini menunjukan adanya tidak
adanya pengaruh yang meyakinkan signifikan antara dua variabel tersebut.
58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1.1 Sejarah Bursa Efek Indonesia
Pasar Modal Indonesia telah ada sejak zaman pemerintahan Hindia Belanda, tepatnya pada tanggal 14 Desember 1912 di Batavia, namun
perkembangannya mengalami masa pasang-surut akibat beberapa faktor, mulai dari Perang Dunia I dan II hingga perpindahan kekuasaan dari pemerintah
kolonial kepada Pemerintah Republik Indonesia RI. Selanjutnya, pihak Pemerintah RI melakukan pembentukan ulang Pasar Modal Indonesia melalui
Undang-Undang Darurat No. 13 tahun 1951 yang kemudian dipertegas oleh Undang-Undang Republik Indonesia No. 15 tahun 1952.
Dalam dua dasawarsa selanjutnya, perkembangan Pasar Modal Indonesia mengalami stagnasi sehubungan dengan dihentikannya kegiatan Pasar Modal
sepanjang dekade 1960-an hingga akhir pertengahan 1970-an. Pada tahun 1977, Pemerintah menghidupkan kembali Pasar Modal Indonesia dengan mencatatkan
saham 13 perusahaan Penanaman Modal Asing PMA. Namun, dunia Pasar Modal Indonesia baru benar-benar mengalami perkembangan pada sekitar akhir
dekade 1980-an, yang antara lain ditandai dengan pendirian PT Bursa Efek Surabaya BES pada tahun 1989 dan swastanisasi PT Bursa Efek Jakarta BEJ
pada tahun 1992.