Pengaruh Price Earning Ratio dan Debt To Equity Ratio Terhadap Harga Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Yang Tergabung dalam Grup Astra yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

(1)

DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP HARGA SAHAM

(Studi Kasus Pada Perusahaan Yang Tergabung dalam Grup Astra yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

THE INFLUENCE OF PRICE EARNING RASIO AND

DEBT TO EQUITY RATIO ON STOCK PRICE

(Case Study In The Company Incorporated in Astra Group Listed On The Indonesia Stock Exchange)

AGHNIA NUR HADZAMIE

21110059

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat ujian sidang guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

v LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN MOTO

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 9

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 9

1.2.2 Rumusan Masalah ... 10

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 10

1.3.1 Maksud Penelitian ... 10

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 11

1.4 Kegunaan Penelitian... 11

1.4.1 Kegunaan Praktis (Applied Research) ... 11


(3)

vi

1.5.1 Lokasi Penelitian ... 13

1.5.2 Waktu Penelitian ... 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 15

2.1.1 Price Earning Ratio (PER) ... 15

2.1.1.1Pengertian Price Earning Ratio (PER) ... 15

2.1.1.2Pendekatan Price Earning Ratio (PER) ... 16

2.1.1.3Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio (PER) ... 17

2.1.2 Debt to Equity Ratio (DER) ... 17

2.1.2.1Pengertian Debt to Equity Ratio (DER) ... 17

2.1.2.2Faktor-Faktor yang Perlu Diperhatikan dalam Menginterpretasikan Debt to Equity Ratio (DER) .... 20

2.1.3 Harga Saham ... 21

2.1.3.1Pengertian Harga Saham ... 22

2.1.3.2Faktor-faktor yang mempengaruhi Harga Saham ... 23

2.2 Kerangka Pemikiran ... 24

2.2.1 Hasil PenelitianTerdahulu ... 27

2.2.2 Keterkaitan Price Earning Ratio (PER) Terhadap Harga Saham ... 30 2.2.3 Keterkaitan Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Harga


(4)

vii

2.3 Hipotesis ... 32

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 34

3.2 Metode Penelitian... 34

3.2.1 Desain Penelitian ... 36

3.2.2 Operasionalisasi Variabel... 40

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 43

3.2.3.1Sumber Data ... 43

3.2.3.2Teknik Penentuan Data ... 44

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 48

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 48

3.2.5.1Rancangan Analisis ... 48

3.2.5.2Pengujian Hipotesis ... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 58

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 58

4.1.2.3Sejarah Bursa Efek Indonesia ... 58

4.1.2.4Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia ... 59

4.1.2.5Uraian Tugas (Job Description) Bursa Efek Indonesia ... 61


(5)

viii

4.1.2.1Analisis Perkembangan Price Earning Ratio (PER) Pada Perusahaan yang Tergabung dalam Grup Astra Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

2008-2013 ... 75 4.1.2.2Analisis Perkembangan Debt to Equity Ratio (DER)

Pada Perusahaan yang Tergabung dalam Grup Astra Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

2008-2013 ... 82 4.1.2.3Analisis Perkembangan Harga Saham Pada

Perusahaan yang Tergabung dalam Grup Astra Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

2008-2013 ... 88 4.1.3 Analisis Verifikatif ... 94

4.1.3.1Pengaruh Price Earning Ratio Terhadap Harga Saham Secara Parsial pada Perusahaan yang Tergabung dalam Grup Astra Periode Tahun

2008-2013 ... 102 4.1.3.2Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Harga

Saham Secara Parsial pada Perusahaan yang Tergabung dalam Grup Astra Periode Tahun

2008-2013 ... 107 4.1.3.3Pengaruh Price Earning Ratio dan Debt to Equity


(6)

ix

pada Perusahaan yang Tergabung dalam Grup

Astra Periode Tahun 2008-2013 ... 112 4.2 Pembahasan ... 117

4.2.1 Analisis Pengaruh Price Earning Ratio Terhadap Harga

Saham Secara Parsial ... 117 4.2.2 Analisis Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Harga

Saham Secara Parsial ... 119 4.2.3 Analisis Pengaruh Price Earning Ratio dan Debt to

Equity Ratio Terhadap Harga Saham Secara Simultan ... 122

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan... 124 5.2 Saran ... 125

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP


(7)

x

Tabel 1.1 Debt to Equity Ratio (DER) dan Harga Saham pada Perusahaan yang Tergabung dalam Grup Astra yang

Terdaftar di BEI pada tahun 2008-2013... 6

Tabel 1.2 Waktu Penelitian ... 14

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 28

Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 39

Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel... 42

Tabel 3.3 Daftar Perusahaan yang dijadikan Populasi ... 45

Tabel 3.4 Daftar Perusahaan yang dijadikan Sampel ... 47

Tabel 3.5 Interprestasi Koefisien Korelasi ... 55

Tabel 4.1 Perhitungan dan Perkembangan Price Earning Ratio (PER) pada Perusahaan yang Tergabung dalam Grup Astra yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2013 ... 76

Tabel 4.2 Price Earning Ratio (PER) pada Perusahaan yang Tergabung dalam Grup Astra yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2013 ... 77

Tabel 4.3 Perhitungan dan Perkembangan Debt to Equity Ratio (DER) pada Perusahaan yang Tergabung dalam Grup Astra yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2013 ... 83 Tabel 4.4 Debt to Equity Ratio (DER) pada Perusahaan yang Tergabung


(8)

xi

Tabel 4.5 Perkembangan Harga Saham pada Perusahaan yang Tergabung dalam Grup Astra yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Periode 2008-2013 ... 89

Tabel 4.6 Harga Saham pada Perusahaan yang Tergabung dalam Grup Astra yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2013 ... 90

Tabel 4.7 Hasil Pengujian Asumsi Normalitas ... 95

Tabel 4.8 Hasil Pengujian Asumsi Multikolinieritas ... 97

Tabel 4.9 Hasil Pengujian Asumsi Heteroskedastisitas ... 98

Tabel 4.10 Hasil Pengujian Asumsi Autokorelasi ... 100

Tabel 4.11 Hasil Perhiungan Model Regresi Linier Berganda ... 102

Tabel 4.12 Hasil Pengujian Koefisien Korelasi Parsial Antara Price Earning Ratio dengan Harga Saham ... 103

Tabel 4.13 Hasil Pengujian Pengaruh Price Earning Ratio Terhadap Harga Saham Secara Parsial (Uji Statistik t)... 106

Tabel 4.14 Hasil Pengujian Koefisien Korelasi Parsial Antara Debt to Equity Ratio dengan Harga Saham ... 107

Tabel 4.15 Hasil Pengujian Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Harga Saham Secara Parsial (Uji Statistik t)... 110

Tabel 4.16 Hasil Pengujian Koefisien Korelasi Simultan ... 112

Tabel 4.17 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi Simultan ... 113 Tabel 4.18 Hasil Pengujian Model Regresi Secara Simultan (Uji Statistik F) 115


(9)

xii

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 27 Gambar 2.2 Paradigma Penelitian ... 32 Gambar 3.1 Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis ... 57 Gambar 4.1 Grafik Price Earning Ratio pada Perusahaan yang Tergabung

dalam Grup Astra Periode 2008-2013 ... 78 Gambar 4.2 Grafik Rata-rata Price Earning Ratio pada Perusahaan

yang Tergabung dalam Grup Astra Periode 2008-2013 ... 81 Gambar 4.3 Grafik Debt to Equity Ratio pada Perusahaan yang Tergabung

dalam Grup Astra Periode 2008-2013 ... 85 Gambar 4.4 Grafik Rata-rata Debt to Equity Ratio pada Perusahaan

yang Tergabung dalam Grup Astra Periode 2008-2013 ... 88 Gambar 4.5 Grafik Harga Saham pada Perusahaan yang Tergabung

dalam Grup Astra Periode 2008-2013 ... 91 Gambar 4.6 Grafik Rata-rata Harga Saham pada Perusahaan yang

Tergabung dalam Grup Astra Periode 2008-2013 ... 94 Gambar 4.7 Grafik Uji Normalitas Regresi ... 96 Gambar 4.8 Penggambaran Tabel Durbin-Watson pada Hasil Pengujian

Asumsi Autokorelasi ... 101 Gambar 4.9 Gambar Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 pada Hasil

Pengujian Pengaruh Price Earning Ratio Terhadap Harga


(10)

xiii

Pengujian Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Harga

Saham Secara Parsial (Uji Statistik t) ... 111 Gambar 4.11 Gambar Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 pada Hasil


(11)

xiv

LAMPIRAN 1 SURAT PERMOHONAN PENELITIAN LAMPIRAN 2 SURAT PERSETUJUAN PENELITIAN LAMPIRAN 3 BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

LAMPIRAN 4 STRUKTUR ORGANISASI BURSA EFEK INDONESIA LAMPIRAN 5 LAPORAN KEUANGAN PT ASTRA AGRO LESTARI TBK.

(AALI)

LAMPIRAN 6 LAPORAN KEUANGAN PT ASTRA GRAPHIA TBK. (ASGR)

LAMPIRAN 7 LAPORAN KEUANGAN PT ASTRA INTERNASIONAL TBK. (ASII)

LAMPIRAN 8 LAPORAN KEUANGAN PT ASTRA OTOPARTS TBK. (AUTO)

LAMPIRAN 9 LAPORAN KEUANGAN PT UNITED TRACTORS TBK. (UNTR)

LAMPIRAN 10 HARGA SAHAM AKHIR TAHUN YANG DIGUNAKAN SEBAGAI SALAH SATU INDIKATOR PRICE EARNING

RATIO PADA PERUSAHAAN YANG TERGABUNG

DALAM GRUP ASTRA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

LAMPIRAN 11 HARGA SAHAM (Y) YANG DIGUNAKAN PADA PERUSAHAAN YANG TERGABUNG DALAM GRUP ASTRA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA


(12)

xv

LAMPIRAN 13 LEMBAR REVISI PENGUJI 2


(13)

Abied Luthfi Safitri. 2013. Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Return On Asset, Debt To Equity Ratio DanMarket Value Added dalam Kelompok Jakarta Islamic Index. Management Analysis Journal 2 (2).

Andi Supangat. 2010. Statistik Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi, dan Nonparametrik. Jakarta. Kencana Prenada Media Group.

Ali Arifin. 2004. Membaca Saham. Yogyakarta: Andi.

Arief Sugiono. 2009. Manajemen Keuangan untuk Praktisi Keuangan. Jakarta : Grasindo.

Arikunto Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Cipta.

Bambang Wahyudiono. 2014. Mudah Membaca Laporan Keuangan. Jakarta : Penerbit Raih Asa Sukses.

Bijan Vasigh, Ken Fleming, dan Liam Mackay. 2010. Foundations of Airline Finance, Methodology and Practice. Burlington : Ashigate.

Brigham Eugene. F. dan J. F. Housten. 2010. Fundamental of Financial Statement : Dasar – Dasar Manajemen Keuangan, Edisi Sebelas. Terjemahan Ali Akbar Yulianto. Jakarta. Salemba Empat.

Didit Herlianto. 2013. Manajemen Investasi Plus Jurus Mendeteksi Investasi Bodong. Yogyakarta : Gosyen Publishing.

Eduardus Tandelilin. 2010. Portofolio dan Investasi, Edisi Pertama. Yogyakarta : Kanisius.

Fakhruddin dan Hadianto Sopian. 2001. Perangkat dan Model Analisis Investasi di Pasar Saham. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Freddy Rangkuti. 2011. SWOT Balanced Scorecard, Teknik Menyusun Strategi Korporat yang Efektif plus Cara Mengelola Kinerja dan Risiko. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.


(14)

Yogyakarta : Penerbit Indonesia Cerdas.

Gujarati Damodar. 2003. Ekonometrika Dasar, Edisi Keenam. Jakarta : Erlangga. Handono Mardiyanto. 2009. Inti Sari Manajemen Keuangan. Jakarta : Grasindo. Hidayat Taufik. 2010. Buku Pintar Investasi : Reksadana, Saham, Stock Option,

Valas Emas. Cetakan Pertama. Jakarta : Media Kita.

Higgins C. Robbert. 2009. Analysis for Financial Management. New York : McGraw-Hill.

Irham Fahmi dan Yovi Lavianti Hadi. 2009. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Bandung: Alfabeta.

Jack Guinan. 2010. INVESTOPEDIA : Cara Mudah Memahami Istilah Investasi, Cetakan I. Jakarta : Hikmah.

Jogiyanto Hartono. 2011. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketujuh. Yogyakarta. BPFE Yogyakarta.

John R. Graham dan Scott B. Smart. 2012. Introduction to Corporate Finance, Third Edition. South-Western : Cengage Learning.

Jonni Manurung dan Adler Haymans. 2009. Ekonomi Keuangan dan Kebijakan Moneter. Jakarta : Salemba Empat.

Jopie Jusuf. 2007. Analisis Kredit untuk Account Officer, Cetakan Kedelapan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Joseph F. Hair, William C. Black, Barry J. Babin, Rolph E., Anderson, dan Ronald L. Tatham. 2006. Multivariate Data Analysis, Sixth Edition. New Jersey : Pearson Eucation.

Kuswandi. 2006. Memahani Rasio-Rasio Keuangan Bagi Orang Awam. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.


(15)

Saham PT Bank Mandiri Tbk di Bursa Efek Indonesia. ASSETS Volume 2 Nomor 2.

Moh. Nazir. 2009. Metoe Penelitian. Jakarta. Ghalia Indonesia.

Mohamad Samsul. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Surabaya : Erlangga.

Muhammad Nauman Khan. 2012. Determinants Of Share Prices At Karachi Stock. Internatinal Journal of Bussines and Management Studies Vol 4, No 1, ISSN: 1309-8047.

Munawir. 2001. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.

Nidhi Malhotra. 2013. Determinants of Stock Prices: Empirical Evidence from NSE 100 Companies. IRACST- International Journal of Research in Management & Technology. (IJRMT), ISSN: 2249-9563 Vol. 3, No.3.

Prastowo Dwi. (2002). Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Kedua. Yogyakarta : UPP AMP YKPN.

Pearce John A. dan Richard B. Robinson. 2008. Manajemen Strategis – Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian, Edisi Sepuluh Buku 1. Jakarta : Salemba Empat.

Putu Dina Aristya Dewi dan I.G.N.A. Suaryana. 2013. Pengaruh EPS, DER, dan PBV terhadap Harga Saham. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udaya 4.1, 215-229 ISSN : 2302-8556.

Robert Ang. 1997. Buku Pintar : Pasar Modal Indonesia. Jakarta : Mediasoft Indonesia.

Sapto Rahardjo. 2006. Kiat Membangun Asset Kekayaan. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.

Saptadi Anung. 2007. Pengaruh Return On Investment (ROI), Price Earnings Ratio (PER), dan Earnings Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta. Penelitian. Semarang: Universitas Negeri Semarang.


(16)

Media Komputindo.

Sri Ratna Hadi. 2013. Sukses Membeli Saham Tanpa Modal Secara Otodidak. Jakarta : Laskar Askara.

Sri Zuliami. 2012. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Mining and Mining Service Di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal Aplikasi Bisnis Vol. 3 No.1.

Stella. 2009. Pengaruh Price to Earning Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Asset, dan Price to Book Value terhadap Harga Pasar Saham. Jurnal Bisnis dan akuntansi Vol. 11 No. 2.

Suad Husnan. 2003. Dasar-Dasar Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi Ketiga. Yogyakarta : UPP AMP YKPN.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Sunariyah. 2010. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Edisi Keenam. Yogyakarta : UPP STIM YKPN.

Thomas Athanasius. 2012. Panduan Cerdas Berinvestasi. Jakarta : PT Elex Media Kopotindo.

Uma Sekaran. 2009. Research Methode For Business (Metode Penelitian untuk Bisnis). Jakarta : Salemba Empat.

Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini, Linna Ismawati. 2010. Penulisan Karya Ilmiah: Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir Aplikasi Pada Fakultas Ekonomi UNIKOM. Bekasi. Genesis.

Uwalomwa Uwuigbe, Olowe Olusegun, Agu Godswill. 2012. An Assessment of Determinants of Share Price in Nigeria : A Study of Selected Listed Firms. AUDCE, Vol. 8, No. 6.


(17)

DasarManajemenKeuangan. Terjemahan Alfonsus Sirait. Jakarta : Erlangga. Zalmi Zubir. 2011. Manajemen Portofolio : Penerapannya dalam Investasi Saham.

Jakarta : Salemba Empat. www.idx.co.id

www. duniainvestasi.com/bei www.bisnis.news.viva.co.id


(18)

iii Assalamu’alaikum Wr.Wb.,

Alhamdulillahirabbil’alamin, dengan segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas izin rahmat serta hidayan-Nya, penulisan Skripsi Penelitian yang berjudul “Pengaruh Price Earning Ratio (PER) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Harga Saham” (Studi Kasus Pada Perusahaan yang Tergabung dalam Grup Astra yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia) dapat diselesaikan.

Penulisan Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat Program Studi Strata I pada Program Studi Akuntansi di Universitas Komputer Indonesia Bandung.

Peneliti menyadari penyajian Skripsi ini masih belum mendekati kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan koreksi dan saran yang sifatnya membangun sebagai bahan masukan yang bermanfaat demi perbaikan dan peningkatan diri dalam bidang ilmu pengetahuan.

Pada kesempatan kali ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak:

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M. Sc., Selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia Bandung.

2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., S.Pec., Lic, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung.

3. Dr. Surtikanti, SE., M.Si., Ak., Selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung.


(19)

iv

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung.

5. Sri Dewi Anggadini, SE., M.Si. Selaku Dosen Pembimbing yang selalu memberikan arahan dan dukungan selama proses penyusunan skripsi ini. 6. Yang Tercinta Kedua Orang Tua KH. Idad Anwar Musaddad dan Hj.

Naila Atiyah serta seluruh kakak-kakak, Subhan Saepul Malik dan Mia Nur Khuzaimi, dan Dicky Yohana yang selalu memberikan motivasi, dukungan dan nasehat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 7. Untuk sahabat-sahabat terbaik saya, Sari Fitriani Sundari, Aji Umar Hadi,

Gishela Sucianalasari, Fariz Ahmad F., Gilang Rhamdani, Marisa Hardi, Bagus Sukma Julianto, Azzahra Fadhila, Irfan Fahrizal, Dinni Khairunnisa, Dini Andriani, Ecep Randi, Mulyani, yang telah memberikan semangat dalam segala hal, terimakasih atas kebersamaan selama ini. 8. Serta teman-teman AK-2 yang telah memberikan dukungan. Kenangan

bersama kalian tidak akan pernah hilang dalam ingatan.

Akhir kata semoga Skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan sumbangsih pemikiran untuk perkembangan pengetahuan bagi penulis maupun bagi pihak yang berkepentingan.

Wasalamu’alaikum Wr.Wb.,

Bandung, Juli 2014

Penulis,

Aghnia Nur Hadzamie 21110059


(20)

1 BAB I PENDAHULAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Setiap Negara yang ingin mencapai kemajuan seperti yang telah dialami oleh Negara maju harus memahami cara-cara yang telah ditempuh oleh Negara maju. Setiap Negara berkembang akan saling berlomba mendapatkan investor internasional untuk mencapai kemajuan yang diidamkan (Mohamad Samsul, 2006:5).

Kekuatan ekonomi suatu bangsa tercermin dari kelengkapan dan efektivitas lembaga pasar yang dimilikinya. Lembaga pasar tersebut, meliputi pasar uang, pasar komoditas, pasar modal, dan pasar berjangka. Sebagian masyarakat membutuhkan uang dan barang, sementara sebagian lain kelebihan uang dan barang. Sifat kelebihan dan kebutuhan tersebut dapat berupa jangka pendek maupun jangka panjang. Kelebihan dan kebutuhan uang jangka pendek ditampung oleh lembaga pasar modal. Disisi lain, kelebihan dan kebutuhan barang jangka pendek ditampung oleh lembaga pasar komoditas (Mohamad Samsul, 2006:40).

Secara umum, pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari satu tahun. Hukum mendefinisikan pasar modal sebagai, “kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik


(21)

yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.” (Mohamad Samsul, 2006:43)

Pasar modal Indonesia memiliki peran besar bagi perekonomian Negara. Dengan adanya pasar modal (capital market) investor sebagai pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dananya pada berbagai sekuritas dengan harapan memperoleh imbalan (return). Sedangkan perusahaan sebagai pihak yang memerlukan dana dapat memanfaatkan dana tersebut untuk mengembangkan proyek-proyeknya. Dengan alternatif pendanaan dari pasar modal, perusahaan dapat beroperasi dan mengembangkan bisnisnya dan pemerintah dapat membiayai berbagai kegiatannya sehingga meningkatkan kegiatan perekonomian Negara dan kemakmuran masyarakat luas (Eduardus Tandelilin, 2010:61).

Bentuk instrumen di pasar modal disebut efek, yaitu surat berharga yang berupa saham, obligasi, bukti right, bukti waran, dan produk turunan atau biasa disebut derivative (Mohamad Samsul, 2006:45). Setiap investor yang melakukan investasi saham memiliki tujuan yang sama, yaitu mendapatkan capital gain, yaitu selisih positif antara harga jual dan harga beli saham, dan deviden tunai yang diterima dari emiten karena perusahaan memperoleh keuntungan. Selain memiliki tujuan yang sama, investor juga memiliki tujuan investasi yang berbeda, yaitu untuk mendapatkan keuntungan jangka pendek dan keuntungan jangka panjang (Mohamad Samsul, 2006:161).

Saham adalah sekuritas kepemilikan dalam suatu bisnis atau perusahaan, yaitu klaim terhadap pendapatan dan aset bisnis atau perusahaan. Jumlah


(22)

perolehan danamelalui penerbitan atau penjualan saham baru perusahaan ditentukan oleh harga saham. Semakin tinggi harga saham suatu perusahaan maka jumlah dana yang dapat diperoleh melalui penjualan saham akan semakin tinggi, dan tambahan perolehan dana tersebut dapat digunakan untuk membiayai peningkatan aktivitas perusahaan (Jonni dan Adler, 2009:5)

Menurut Zalmi Zubir (2011), pada hakikatnya, harga saham perusahaan ditentukan oleh prospek perusahaan tersebut di masa mendatang. Harga saham adalah cerminan dari pengelolaan perusahaan yang baik oleh manajemen untuk menciptakan dan memanfaatkan prospek usaha, sehingga memperoleh keuntungan dan mampu memenuhi tanggung jawabnya terhadap pemilik, karyawan, masyarakat, dan pemerintah. Pergerakan harga saham atau naik turun harga saham dapat mendatangkan keuntungan dan kerugian bagi investor. Pergerakan harga saham tersebut dapat disebabkan oleh perubahan kondisi fundamental perusahaan, lingkungan usaha, indikator ekonomi lainnya (seperti tingkat bunga), serta permintaan dan penawaran saham di bursa.

Harga saham merupakan harga yang dibentuk dari interaksi para penjual dan pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh harapan terhadap profit perusahaan. Dalam aktivitas di pasar modal, harga saham merupakan faktor yang sangat penting dan harus diperhatikan oleh investor dalam melaksanakan investasi, karena harga saham menunjukkan nilai suatu perusahaan. Semakin tinggi nilai harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut dan juga sebaliknya. Harga saham di bursa ditentukan oleh kekuatan pasar, yang berarti harga saham tergantung dari kekuatan permintaan dan penawaran. Kondisi


(23)

permintaan atau penawaran atas saham yang fluktuatif tiap harinya akan membawa pola harga saham yang fluktuatif juga. Pada kondisi dimana permintaan saham lebih besar, maka harga saham akan cenderung naik, sedangkan pada kondisi dimana penawaran saham lebih banyak maka harga saham akan menurun (Saptadi, 2007).

Dalam melakukan analisis saham terdapat dua pendekatan dasar, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dan mengestimasi faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang dan menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham (Suad Husnan, 2003:303). Analisis rasio-rasio keuangan membantu investor mengetahui kinerja perusahaan baik secara keseluruhan, maupun mendetail dari waktu ke waktu. Analisis rasio adalah cara menganalisis dengan menggunakan perhitungan-perhitungan perbandingan atas data kuantitatif yang ditunjukan dalam Neraca atau Laporan Laba Rugi (Kuswandi, 2006:2). Rasio keuangan dapat dikelompokan menjadi rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, dan rasio nilai pasar (Handono Mardiyanto, 2009:66).

Rasio nilai pasar (market value ratio), bertujuan untuk mengetahui prospek investasi pada suatu perusahaan. Hasil analisis rasio ini akan memudahkan investor dalam membandingkan antara kinerja saham suatu perusahaan dan perusahaan lainnya, sehingga rasio ini penting bagi investor ketika menganalisis


(24)

informasi tentang perusahaan, salah satu jenis analisis rasio ini adalah Price Earning Ratio (PER) (Sapto Rahardjo, 2006:113).

Price Earning Ratio (PER) menunjukan jumlah yang rela dibayarkan oleh investor untuk setiap dolar laba yang dilaporkan (Brigham dan Houston, 2010:150). Price Earning Ratio (PER) sebagai cara penilaian untuk mengetahui nilai saham yang sesungguhnya dari suatu perusahaan. PER ini digunakan untuk menganalisis harga saham yang menunjukan harga yang tidak wajar (Bambang Wahyudiono, 2014:123). Informasi PER mengidentifikasikan besarnya rupiah yang harus dibayarkan investor untuk memperoleh satu rupiah earning perusahaan. Dengan kata lain, PER menunjukan besarnya harga setiap satu rupiah earning perusahaan. Di samping itu, PER juga merupakan ukuran harga relatif dari sebuah saham perusahaan (Eduardus Tandelilin, 2010:375).

Leverage Rasio atau Solvability Ratio bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang. Ukuran yang dipakai untuk mengetahui leverage perusahaan adalah dengan menggunakan Debt to Equity Ratio (Freddy Rangkuti, 2011:184).

Debt to Equity Ratio (DER) yaitu perbandingan antara total kewajiban (total utang) dengan total modal sendiri (equity). Rasio ini menunjukan sejauh mana modal sendiri menjamin seluruh utang. Rasio ini juga dapat dibaca sebagai perbandingan antara dana pihak luar dan dana pemilik perusahaan yang dimasukan ke perusahaan (Freddy Rangkuti, 2011:184). Jika nilai DER mengecil, artinya tingkat keamanan dana yang ditempatkan oleh kreditor dalam bisnis ini


(25)

akan semakin terjamin, karena perusahaan memiliki tingkat risiko keuangan yang semakin baik (Freddy Rangkuti, 2011:185).

Grup Astra merupakan salah satu grup usaha terbesar nasional saat ini, Astra telah mampu membangun reputasi yang baik serta menjadi bagian dari keseharian dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di tanah air. Grup Astra merupakan termasuk dalam kategori emiten saham terbaik yang pernah meraih Capital Market Awards pada tahun 2011 yang diberikan oleh Bursa Efek Indonesia, Kliring Peminjaman Efek Indonesia (KPEI), dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Pada pemberitaan Jumat, 27 Agustus 2010 yang dilansir oleh salah satu media online yaitu VIVAnews, bahwa saham-saham yang melemah paling besar diantaranya dikuasai oleh Grup Astra, seperti PT Astra Internasional Tbk. (ASII) PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI), dan PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO). Kenaikan dan penurunan harga saham perusahaan tersebut dapat dianalisis melalui indikator-indikator yang membentuknya, salah satunya melalui beberapa analisis rasio yaitu Price Earning Ratio (PER) dan Debt to Equity Ratio (DER).

Tabel 1.1

Debt to Equity Ratio (DER) dan Harga Saham pada Perusahaan yang Tergabung dalam Grup Astra yang Terdaftar di BEI

pada tahun 2008-2013

No. Perusahaan Tahun DER

(X) Ket

Harga Saham

(T+1) Ket

1.

PT Astra Agro Lestari Tbk.

[AALI]

2008 0,23 Rp 12.300

2009 0,18 Rp 24.700 2010 0,19 Rp 22.250 2011 0,21 Rp 22.200 2012 0,33 Rp 18.350


(26)

2. PT Astra Graphia Tbk. [ASGR]

2008 1,53 Rp 230

2009 1,03 Rp 345 2010 1,10 Rp 640 2011 1,02 Rp 1.050 2012 0,96 Rp 1.630 2013 0,97 Rp 1.840

3.

PT Astra Internasional Tbk.

[ASII]

2008 1,21 Rp 1.130

2009 1,00 Rp 3.625 2010 1,10 Rp 5.205 2011 1,02 Rp 6.980 2012 1,03 Rp 7.950 2013 1,02 Rp 6.950

4. PT Astra Otoparts Tbk. [AUTO]

2008 0,45 Rp 566

2009 0,39 Rp 1.227 2010 0,38 Rp 2.417 2011 0,47 Rp 3.284 2012 0,62 Rp 3.668 2013 0,32 Rp 3.745

5. PT United Tractors Tbk. [UNTR]

2008 1,05 Rp 5.144

2009 0,76 Rp 16.633 2010 0,84 Rp 22.305 2011 0,69 Rp 29.200 2012 0,56 Rp 19.000 2013 0,61 Rp 18.475

Sumber :www.idx.co.id (Data telah dilakukan pengolahan) Keterangan :

Nilai Variabel Mengalami Kenaikan Nilai Variabel Mengalami Penurunan Terjadi Fenomena

Berdasarkan Tabel 1.1 maka dapat terlihat kenaikan atau pun penurunan dari variabel Debt to Equity Ratio (DER) dan Harga Saham yang berfluktuasi pada setiap tahun, sejak periode 2008 hingga 2013.

Pada tahun 2014, harga saham PT Astra Internasional Tbk (ASII) setelahpublikasi laporan keuangan menurun dari harga saham tahun sebelumnya yaitu 2013. Pada tahun 2014 tersebut harga saham PT Astra Internasional Tbk


(27)

(ASII) yaitu sebesar Rp 6.950, menurun dari Rp 7.950 pada tahun sebelumnya yaitu tahun 2013. Namun, penurunan harga saham tersebut sejalan dengan penurunan pada variabel Debt to Equity Ratio (DER) di tahun 2013, disaat seharusnya ketika harga saham turun, DER perusahaan meningkat. Angka untuk variabel Debt to Equity Ratio (DER) pada 2013 yaitu sebesar 1,02, angka tersebut menurun dari 1,03 di tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2012.

Selain itu, pada tahun 2013, harga saham PT United Tractors Tbk. (UNTR) juga mengalami penurunan harga saham, dari harga Rp 29.200,- di tahun 2012, menjadi Rp 19.700,- pada tahun berikutnya yaitu 2013. Sama halnya dengan PT Astra Internasional Tbk. (ASII), penurunan harga saham yang terjadi pada PT United Tractors Tbk. (UNTR) pun tidak bersamaan dengan kenaikan variabel Debt to Equity Ratio, yang sebaliknya variabel Debt to Equity Ratio perusahaan mengalami penurunan dari angka 0,69x pada tahun 2011, menjadi 0,56x pada tahun 2012.

Penurunan harga saham yang tidak diikuti dengan meningkatnya variabel DER tersebut diindikasikan karena terjadi penurunan pada variabel PER. Investor tidak menjadikan pertimbangan utama resiko yang akan didapat apabila jumlah hutang pada perusahaan terus mengalami kenaikan dibandingkan dengan jumlah modal pemegang sahamnya, namun investor diduga lebih melihat keuntungan yang di dapat perusahaan yang tercermin dari setiap kenaikan atau penurunan variabel PER dalam perusahaan.

Berdasarkan yang telah diuraikan dalam latar belakang penelitian besertauraian fenomena yang terjadi, maka peneliti tertarik untuk melakukan


(28)

penelitian dengan judul “Pengaruh Price Earning Ratio (PER) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Harga Saham” (Studi Kasus pada Perusahaan yang Tergabung dalam Grup Astra yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Dari berbagai uraian fenomena yang terjadi pada perusahaan yang tergabung dalam Grup Astra yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2008-2013, dapat diambil beberapa identifikasi masalah sebagai berikut :

1. Pada tahun 2014, harga saham PT Astra Internasional Tbk. (ASII) mengalami penurunan dari tahun sebelumnya pada tahun 2013, namun penurunan harga saham tersebut tidak diikuti dengan kenaikan variabel Debt to Equity Ratio (DER), sebaliknya Debt to Equity Ratio (DER) pada PT Astra Internasional Tbk. (ASII) mengalami penurunan. Penurunan harga saham tersebut diindikasikan karena varibel Price Earning Ratio (PER) mengalami penurunan.

2. Penurunan harga saham terjadi pada PT United Tractors Tbk. (UNTR) pada tahun 2013, namun penurunan harga saham tersebut sejalan dengan penurunan variabel Debt to Equity Ratio pada PT United Tractors Tbk. (UNTR), disaat seharusnya Debt to Equity Ratio perusahaan mengalami kenaikan jika harga saham menurun. Diindikasikan penurunan harga saham tersebut terjadi karena variabel Price Earning Ratio (PER) mengalami penurunan.


(29)

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis mencoba merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Seberapa besar pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham pada perusahaan yang tergabung dalam Grup Astra yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

2. Seberapa besar pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga saham pada perusahaan yang tergabung dalam Grup Astra yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

3. Seberapa besar pengaruh Price Earning Ratio (PER) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga saham pada perusahaan yang tergabung dalam Grup Astra yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengukur pengaruh Price Earning Ratio (PER) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga saham pada perusahaan yang tergabung dalam Grup Astra yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(30)

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahuai besarnya pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham pada perusahaan yang tergabung dalam Grup Astra yang terdaftar di Bursa Efsek Indonesia.

2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga saham pada perusahaan yang tergabung dalam Grup Astra yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Price Earning Ratio (PER) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga saham pada perusahaan yang tergabung dalam Grup Astra yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak yang berhubungan dalam pelaksanaan penelitian ini secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Uma Sekaran (2009), kegunaan penelitian dapat dilakukan untuk dua tujuan berbeda. Berdasarkan tujuannya, penelitian dapat dibagi menjadi dua yaitu kegunaaan praktis (Applied Research) dan kegunaan akademis (Basic Research).

1.4.1 Kegunaan Praktis (Applied Research)

Kegunaan ini bertujuan untuk memecahkan masalah mutakhir yang dihadapi oleh manajer dalam konteks pekerjaan yang menuntut solusi tepat waktu.


(31)

Dari definisi diatas maka kegunaan penelitian berdasarkan penelitian terapan adalah untuk memecahkan masalah Price Earning Ratio (PER) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga saham, sehingga diperoleh kegunaan praktis yaitu :

1. Bagi Perusahaan

Bagi Perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman dan masukan bagi perusahaan, khususnya perusahaan yang tergabung dalam Grup Astra yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam meningkatkan lagi kinerja keuangan perusahaan dari segi Price Earning Ratio (PER) dan Debt to Equity Ratio (DER) sehingga dapat menarik minat para investor untuk berinvestasi di perusahaannya dan dapat menjaga kestabilan harga saham bank-bank tersebut.

2. Bagi Investor

Bagi Investor, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pengaruh Price Earning Ratio (PER) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga saham perusahaan sehingga investor dapat berinvestasi dengan aman pada perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik dan selalu meningkat.

1.4.2 Kegunaan Akademis (Basic Research)

Kegunaan akademis dilakukan untuk menghasilkan pokok pengetahuan dengan berusaha memahami bagaimana masalah tertentu yang terjadi dalam organisasi dapat diselesaikan


(32)

Dari uraian diatas maka kegunaan penelitian jika dilihat dari penelitian dasar adalah agar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk pengembangan ilmu akuntansi khususnya tentang pengaruh Price Earning Ratio (PER) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga saham dan dapat dijadikan masukan jika ada penelitian yang serupa berikutnya. Dari penjelasan diatas, maka dapat dikatakan bahwa kegunaan akademis penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Pengembangan Ilmu Akuntansi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi, referensi dan kemudahan bagi pengembangan pengetahuan ilmu akuntansi khususnya yang mengkaji tentang pengaruh Price Earning Ratio (PER) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga saham.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi atau masukan bagi peneliti selanjutnya, khususnya bagi yang mengkaji mengenai topik pengaruh Price Earning Ratio (PER) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga saham dan menambahkan variabel lain yang tidak diteliti.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang tergabung dalam Grup Astra yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan memperoleh data sekunder yang berasal dari Pusat Informasi Pasar Modal Kantor Perwakilan Bandung, www.idx.co.id, dan www.duniainvestasi.com.


(33)

1.5.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian yang dilakukan oleh peneliti akan digambarkan melalui tabel. Berikut penggambaran tabel yang dimaksud :

Tabel 1.2 Waktu Penelitian

No Kegiatan

Maret 2014 April 2014 Mei 2014 Juni 2014 Juli 2014 Agustus 2014 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1.

Pra Survei :

a. Persiapan Judul b. Persiapan Teori c. Pengajuan Judul d. Mencari Perusahaan 2. Usulan Penelitian: a. Penulisan UP

b. Bimbingan UP

c. Seminar UP

d. Revisi UP

3. Pengumpulan

Data

4. Pengolahan Data

5. Penyusunan Skripsi: a.Bimbingan Skripsi

b.Sidang Skripsi c.Revisi Skripsi d.Pengumpulan


(34)

15

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Price Earning Ratio (PER)

2.1.1.1Pengertian Price Earning Ratio (PER) Menurut Didit Herlianto (2013:114), bahwa :

“Rasio Harga Pendapatan (Price Earning Ratio/PER) menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan (Harga saham dibagi dengan Earning).”

Menurut Robbert C. Higgins (2009:58), Price Earning Ratio yaitu sebagai berikut :

“The P/E ratio is the price of one dollar of current earnings and is a means of normalizing stock prices for different earnings level across companies.” Artinya, P/E ratio adalah harga untuk satu dolar dari pendapatan saat ini dan merupakan sarana normalisasi harga saham untuk tingkat pendapatan yang berbeda di seluruh perusahaan.

Selain itu, menurut Irham Fahmi (2009:78), Price Earning Ratio (PER) adalah perbandingan antara market price pershare (harga pasar perlembar saham) dengan earning pershare (laba perlembar saham). Menurut Pearce dan Robinson (2008:245), bahwa perusahaan dengan peluang tingkat pertumbuhan tinggi biasanya mempunyai price earning ratio yang tinggi pula. Hal ini menunjukkan


(35)

bahwa pasar mengharapkan pertumbuhan laba di masa mendatang. Nilai price earning ratio tidaklah tetap, namun selalu berubah mengikuti pergerakan saham. Oleh karena itu, para analis saham biasanya memasukan pertimbangan beli atau jual sebuah saham karena nilai price earning ratio sudah terlalu rendah atau tinggi (Gregorius Sihombing. 2008 : hal 88).

Menurut Eduardus Tandelilin (2010:320) pengertian price earning ratio (PER) yaitu:

“PER adalah rasio atau perbandingan antara harga saham terhadap earning perusahaan.Investor akan menghitung berapa kali nilai earning yang tercermin dalam harga suatu saham”.

Dari berbagai pengertian diatas dapat diambil kesimpulan, bahwa Price Earning Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur harga pasar saham untuk setiap lembar saham yang dibandingkan dengan laba per lembar saham itu sendiri.

2.1.1.2Pendekatan Price Earning Ratio (PER)

Pendekatan PER dikenal dalam metode penilaian saham berdasar analisis fundamental. Pendekatan ini merupakan pendekatan yang lebih populer dipakai oleh kalangan analis saham dan para praktisi. Dalam pendekatan PER atau disebut juga pendekatan multiplier, investor akan menghitung berapa kali (multiplier) nilai earning yang tercermin dalam harga suatu saham. Dengan kata lain, PER menggambarkan rasio atau perbandingan antara harga saham terhadap earning perusahaan. Misalkan, PER suatu saham sebanyak 3 kali, berarti harga saham tersebut sama dengan 3 kali nilai earning perusahaan tersebut. PER ini juga akan


(36)

memberikan informasi berapa rupiah harga yang harus dibayar investor untuk memperoleh setiap RP 1,- earning perusahaan (Eduardus Tandelilin, 2010:320).

2.1.1.3Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio (PER)

Eduardus Tandelilin (2010:321) Variabel-variabel yang mempengaruhi PER atau disebut juga faktor-faktor multiplier earning adalah sebagai berikut :

1. Rasio pembayaran deviden (Devidend Payout Ratio/DPR)

2. Tingkat return yang disyaratkan investor dari saham bersangkutan. 3. Tingkat pertumbuhan dividen yang diharapkan dari saham tersebut.

Menurut Irham Fahmi (2009:78), Price Earning Ratio dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Keterangan :

PER = Price Earning Ratio

MPS = Market Price Pershare (harga pasar perlembar saham) EPS = Earning Pershare (laba perlembar saham)

2.1.2 Debt to Equity Ratio (DER)

2.1.2.1Pengertian Debt to Equity Ratio (DER)

Menurut Kasmir (2012:157), menyatakan bahwa :

Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang

dengan ekuitas”.

PER =


(37)

Sedangkan menurut Arief Sugiono (2009:71), Debt to Equity Ratio (DER) ini menunjukan perbandingan utang dan modal. Rasio ini merupakan satu rasio yang penting karena berkaitan dengan masalah trading on equity, yang dapat memberikan pengaruh positif dan negatif terhadap rentabilitas modal sendiri dari perusahaan tersebut.

Bijan Vasigh, Ken Fleming, dan Liam Mackay (2010:178) menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) sebagai berikut :

“The debt to equity ratio, determines the proportion of the company’s capital structure that is composed of equity. It helps determine where the funding for company exists, and how heavily weighted the company is to either debt financing or equity financing. The debt to equity structure of a company can also indicate the variability of future earnings, as more heavily debt financed companies will incur larger swings in profitability as a result of increased interest expenses. Additionally, the resultant financial structure of a company helps determine the cost of capital, an important metric used in financial decision making.”

Artinya bahwa DER, menentukan proporsi struktur modal perusahaan yang terdiri dari ekuitas. Ini membantu menentukan di mana dana untuk perusahaan tersedia, dan bagaimana berat tertimbang perusahaan, baik pada pembiayaan utang atau pembiayaan ekuitas. Struktur DER dalam perusahaan juga dapat mengindikasi perubahan laba di masa depan, apabila lebih banyak perusahaan yang didanai oleh utang maka akan mendatangkangoncangan yang lebih besar terhadap profitabilitas sebagai akibat dari peningkatan beban bunga. Selain itu, struktur keuangan yang dihasilkan perusahaan membantu menentukan biaya modal, yang merupakan metrik penting yang digunakan dalam pengambilan keputusan keuangan.


(38)

Selanjutnya menurut Jack Guinan (2009:82) bahwa ukuran leverage keuangan perusahaan, dihitung dengan membagi total kewajiban (liabilities) dengan total ekuitas, ini mengindikasi proporsi saham dan utang dalam pembiayaan asset perusahaan. DER yang tinggi berarti sebuah perusahaan telah melaksanakan pembiayaan yang agresif sehingga perusahaan tumbuh bersamaan dengan utangnya. Ini akan menimbulkan volatilisas keuntungan sebagai hasil adanya tambahan biaya bunga. Jika utang dalam jumlah besar digunakan untuk peningkatan operasional (utang tinggi dibandingkan ekuitas), perusahaan akan mampu menciptakan pendapatan lebih banyak dibandingkan jika tidak menggunakan pembiayaan dari luar. Jika peningkatan pendapatan lebih tinggi dibandingkan pertambahan biaya utang (bunga), pemegang saham akan mendapatkan pendapatan lebih dan ini akan dibagikan ke seluruh pemegang saham. Namun, ketika ongkos pembiayaan utang melebihi keuntungan yang mampu diciptakan perusahaan melalui utang, ini akan menimbulkan masalah dalam perusahaan, bias mengarah padakebangkrutan, dan ini membuat pemegang saham todak menerima apa-apa dari perusahaan. DER juga bergantung pada jenis industri perusahaan. Contoh : industri padat modal seperti otomotif berkeinginan memiliki DER diatas 2, sementara perusahaan computer personal ingin DER nya dibawah 0,5.

Dari berbagai pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa rasio Debt to Equity Ratio (DER) ini menunjukan perbandingan antara total kewajiban perusahaan dengan total ekuitas perusahaan itu sendiri.


(39)

2.1.2.2Faktor-Faktor yang Perlu Diperhatikan dalam Menginterpretasikan Debt to Equity Ratio (DER)

Menurut (Jopie Jusuf, 2007:56), secara umum dapat dikatakan bahwa semakin tinggi rasio ini maka resiko kreditur (termasuk bank) semakin besar karena DER yang tinggi berarti semakin rendah tingkat kemanan dana yang ditempatkan oleh kreditor dalam bisnis tersebut.

Walaupun demikian, untuk memperoleh analisis yang lebih tajam, dalam menginterpretasikan rasio ini kita perlu memperhatikan beberapa hal :

1. Sifat (karakteristik) dari industri yang bersangkutan.

Bisnis perbankan misalnya, memiliki leverage yang sangat tinggi karena dalam bisnis perbankan sebagian besar aktivitas bisnis dibiayai oleh dana pihak ketiga, yaitu tabungan, deposito, dan lain-lain. Untuk industry ini, malah leverage yang rendah merupakan keanehan. Hal yang sebaliknya berlaku untuk industri konsultan perkawinan misalnya. Untuk industri ini seharusnya leverage adalah rendah karena dalam aktivitas bisnis mereka tidak perlu memperoleh banyak pinjaman (paling-paling untuk investasi ruang praktek).

2. Sifat dari utang perusahaan.

Setiap utang memiliki sifatnya masing-masing yang dapat berbeda-beda. Utang pajak misalnya, memiliki kekuatan “memaksa” yang lebih kuat dibandingkan utang dagang karena utang pajak merupakan utang yang tidak dapat ditunda pembayarannya. Sementara itu, utang


(40)

pada pemegang saham (Shareholder’s Loan) mungkin memiliki

“tekanan” yang lebih kecil dibandingkan utang dagang.

3. Komposisi utang jangka panjang (Long Term Debt) dengan utang jangka pendek (Short Term Debt).

Bila sebagian besar utang adalah jangka pendek, risiko bisnis adalah lebih besar dibandingkan bila sebagian besar utang adalah jangka panjang.

Rumus yang digunakan untuk menghitung Debt to Equity Ratio (DER) menurut Menurut Kasmir (2012:157), yaitu sebagai berikut:

Keterangan :

DER = Debt to Equity Ratio

Total Liabilities = Total Kewajiban Total Equity = Total Ekuitas

2.1.3 Harga Saham

Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan. Perusahaan dapat menerbitkan dua jenis saham yaitu sahan preferen dan saham biasa (Thomas Athanasius, 2012:14). Setiap saham yang dikeluarkan oleh perusahaan memiliki harga. Harga nominal saham adalah harga yang tercantum pada lembar saham yang diterbitkan. Harga ini akan digunakan untuk tujuan akuntansi yaitu mencatat modal disetor penuh (Hidayat, 2010:103)

DER =


(41)

2.1.3.1Pengertian Harga Saham

Menurut Jogiyanto (2011:143) bahwa harga saham yaitu sebagai berikut :

“Harga saham merupakan harga yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu dan harga saham tersebut ditentukan oleh pelaku pasar. Tinggi rendahnya harga saham ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham tersebut di

pasar modal”.

Sedangkan, Sri Ratna Hadi (2013:179) mendefinisikan harga saham sebagai berikut :

“Harga saham adalah nilai saham dalam rupiah yang terbentuk akibat

terjadinya aksi pembelian dan penawaran saham di bursa efek oleh sesame

anggota bursa.”

Adapun pengertian lain yang dikemukakan oleh Sawidji Widoatmodjo (2005:56), bahwa harga saham adalah harga jual saham dari investor yang satu kepada investor yang lain setelah saham tersebut dicatatkan di bursa, baik bursa utama maupun OTC (Over the counter market).

Selain itu, menurut Sunariyah (2010:128) mendefinisikan harga saham adalah harga selembar saham yang berlaku dalam pasar saat ini di bursa efek.

Dari beberapa pengertian mengenai harga saham diatas dapat disimpulkan bahwa harga saham merupakan harga selembar saham yang berlaku di pasar bursa pada saat tertentu yang besaran nilai saham tersebut ditentukan oleh permintaan dan penawaran dari saham itu sendiri yang terjadi di pasar modal.


(42)

2.1.3.2Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham

Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham menurut Weston dan Brigham (2001:26) adalah :

1. Laba per lembar saham

Jumlah pendapatan atau keuntungan bersih dikurangi saham biasa untuk setiaplembar sahamyang beredar saat menjalankan operasinya dalam suatu periode.

2. Tingkat Bunga

a. Mempengaruhi persaingan di pasar modal antara saham danganobligasi. Apabila tingkat bunga naik maka investor akan menjualsahamnya ditukar dengan obligasi. Ini akan menurunkan harga saham.

b. Mempengaruhi laba perusahaan, bunga adalah biaya, semakin tinggisuku bunga maka semakin rendah laba perusahaan. Suku bunga juga mempengaruhi kegiatan ekonomi yang akan mempengaruhi labaperusahaan.

3. Jumlah Kas Deviden yang Diberikan

Pembagian deviden dibagi menjadi dua, yaitu sebagian dalam bentukdeviden dan sebagian lagi sebagai laba ditahan. Peningkatan deviden merupakan salah satu cara untuk pemegang saham lebih percaya. Karena jumlah kas deviden yang besar sangat diinginkan pemegang saham sehingga harga saham mereka naik.


(43)

Pada umumnya, investor melakukan investasi pada perusahaan yang mempunyai profit yang cukup baik, karena menunjukkan prospek yang baik sehingga investor tertarik berinvestasi.

Martono dan Agus Harjito (2007:373) mengungkapkan bahwa :

“Harga saham sebagai komoditas perdagangan, tentu dipengaruhi oleh penawaran dan permintaan. Pada gilirannya, permintaan dan penawaran

merupakan manifestasi dari kondisi psikologi pemodal.”

Selain itu, menurut Ali Arifin (2004:116) bahwa faktor yang menentukan perubahan harga saham yaitu kondisi fundamental emiten, permintaan dan penawaran, tingkat suku bunga, valuta asing, dana asing, indeks harga saham gabungan dan rumors.

2.2 Kerangka Pemikiran

Di negara berkembang, keberadaan pasar modal khususnya bursa efek mempunyai peranan penting bagi masyarakat. Secara umum, pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari satu tahun (Mohamad Samsul, 2006:43).

Keterlibatan pasar modal sebagai lembaga penghimpun dana dan sarana investasi bagi masyarakat dinilai mampu membantu mempertemukan pihak yang membutuhkan dana (perusahaan) dengan pihak yang kelebihan dana (investor). Sifat kelebihan dan kebutuhan tersebut dapat berupa jangka pendek maupun jangka panjang oleh lembaga pasar modal (Mohamad Samsul, 2006:40). Bagi pihak yang kekurangan dana pasar modal merupakan sarana untuk mendapatkan


(44)

pendanaan jangka menengah maupun jangka panjang. Sedangkan dengan adanya pasar modal (capital market) investor sebagai pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dananya pada berbagai sekuritas dengan harapan memperoleh imbalan (return) (Eduardus Tandelilin, 2010:61).

Eduardus Tendelilin (2010:2) mengemukakan bahwa:

“Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya

lainnya yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan untuk memperoleh keutungan di masa datang”.

Setiap investor yang melakukan investasi saham memiliki tujuan yang sama, yaitu mendapatkan capital gain, yaitu selisih positif antara harga jual dan harga beli saham, dan deviden tunai yang diterima dari emiten karena perusahaan memperoleh keuntungan. Selain memiliki tujuan yang sama, investor juga memiliki tujuan investasi yang berbeda, yaitu untuk mendapatkan keuntungan jangka pendek dan keuntungan jangka panjang (Mohamad Samsul, 2006:161).

Setiap investasi yang dilakukan memiliki unsur ketidakpastian dan risiko dari return yang akan diperoleh. Maka dari itu, untuk meminimalisir tingkat resiko dan ketidakpastian return yang akan diperoleh, para investor akan melakukan analisis laporan keuangan emiten terlebih dahulu sebelum melakukan investasi. Dengan melakukan analisis laporan keuangan diharapkan akan menghasilkan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan, khususnya untuk melakukan investasi pada suatu perusahaan bagi investor. Dalam melakukan analisis saham terdapat dua pendekatan dasar, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental mencoba memperkirakan


(45)

harga saham di masa yang akan datang dan mengestimasi faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang dan menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham (Suad Husnan, 2003:303).

Pengertian rasio menurut Munawir (2001:64) adalah

“Suatu hubungan atau perimbangan antara jumlah tertentu dengan

jumlahyang lain dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapatmenjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya posisi keuangan suatu terutama apabila angka-angka tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar“.

Price Earning Ratio (PER) merupakan rasio yang menunjukkan perbandingan antara harga saham di pasar perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan yang diterima. Price Earning Ratio (PER) sebagai cara penilaian untuk mengetahui nilai saham yang sesungguhnya dari suatu perusahaan. PER ini digunakan untuk menganalisis harga saham yang menunjukan harga yang tidak wajar (Bambang Wahyudiono, 2014:123).

Investor tidak hanya berorientasi terhadap laba, namun memperhitungkan tingkat risiko yang dimiliki oleh perusahaan, apabila investor memutuskan menginvestasikan modal yang dimilikinya di perusahaan tersebut. Tingkat risiko perusahaan tercermin dari rasio DER yang menunjukan seberapa besar modal sendiri yang dimiliki oleh perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban perusahaan. Setiap investor menghindari berinvestasi pada perusahaan yang memiliki angka Debt to Equity Ratio (DER) yang tinggi karena mencerminkan tingkat resiko yang tinggi pula. Hal ini akan mempengaruhi penilaian investor sehingga harga saham mengalami penurunan (Putu Dina dan Suaryana, 2013).


(46)

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

2.2.1 Hasil Penelitian Terdahulu

Tabel dibawah ini merupakan uraian hasil dari penelitian terdahulu mengenai pengaruh Price Earning Ratio (PER) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga saham.

Jenis Rasio yang Digunakan

Price Earning Ratio (PER) Debt to Equity Ratio (DER)

Harga Saham

Investor Saham

Kinerja Keuangan Perusahaan

Analisis Fundamental Analisis Laporan Keuangan

Rasio


(47)

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Peneliti Tahun Judul Penelitian Hasil Penelitian

Sri Zuliarni Vol. 3 No. 1, Oktober 2012

Pengaruh Kinerja Keuangan

Terhadap Harga Saham pada Perusahaan

Mining and

Mining Service Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel PER bertanda positif yang artinya PER mempunyai hubungan yang searah dengan harga saham.

Selain itu, terdapat pengaruh yang signifikan antara PER dan harga saham.

Hasil dari pengujian hipotesis ini mengindikasikan bahwa PER secara nyata dapat mempengaruhi harga saham pada perusahaan mining and mining service. Nidhi Malhotra IRACST- International Journal of Research in Management & Technology (IJRMT), ISSN: 2249-9563 Vol. 3, No.3,June 2013

Determinants of Stock Prices: Empirical

Evidence from

NSE 100

Companies

The findings of the study for the

period 2007-12 revealed that

firms’ book value,

earning per share and price-earnings ratio are

having a significant positive

association with firm’s

stock price. Abied Luthfi Safitri Management Analysis Journal 2 (2) (2013)

Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Return On Asset, Debt To Equity Ratio dan Market Value Added dalam Kelompok Jakarta Islamic Index

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa secara parsial, PER berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham.


(48)

Muhammad Nauman Khan Internatinal Journal of Bussines and Management Studies Vol 4, No 1, 2012 ISSN: 1309-8047

Determinants Of Share Prices At Karachi Stock Exchange

The result show that P/E ratio will leads to rise

in share prices.

It has been concluded that P/E Ratio has positive and significant

relationship with share prices.

Putu Dina Aristya Dewi, dan I.G.N.A. Suaryana E-Jurnal Akuntansi Universitas Udaya 4.1 (2013) :

215-229 ISSN : 2302-8556

Pengaruh EPS, DER, dan PBV terhadap Harga Saham

Hasil dari penelitian ini yaitu bahwa DER berpengaruh signifikan negatif bagi harga saham perusahaan emiten bidang Food and Beverage yang teregister di BEI pada tahun pengamatan 2009-2011.

Stella

Jurnal Bisnis dan akuntansi

Vol. 11 No. 2, Agustus

2009

Pengaruh Price to Earning Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Asset, dan Price to Book Value terhadap Harga Pasar Saham

Kesimpulan dari penelitian ini ditemukan hasil bahwa variable Debt to Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap harga pasar saham.

Uwalomwa Uwuigbe, Olowe Olusegun, Agu Godswill AUDCE, Vol. 8, No. 6,

2012

An Assessment of Determinants of Share Price in Nigeria : A Study of Selected Listed Firms

This result further indicates that firm’s financial leverage proxied by debt to equty ratio is a significant determinan of share price for the sampled listed firms in Nigeria.

Maryam Nadir ASSETS Volume 2 Nomor 2 Tahun 2012 Analisis Fundamental Kinerja Keuangan terhadap Harga Saham PT Bank Mandiri Tbk di Bursa Efek Indonesia

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Debt to Equty Ratio mempunyai pengaruh yang nyata atau signifikan terhadap variable dependen harga saham.


(49)

2.2.2 Keterkaitan Price Earning Ratio (PER) Terhadap Harga Saham Menurut Prastowo (2002:96) menyatakan bahwa :

“Kegunaan price earning ratio adalah untuk melihat bagaimana pasar menghargai kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh earning per share nya. price earning ratio menunjukkan hubungan antara pasar saham biasa dengan earning per share. Makin besar price earning ratio suatu saham maka harga saham tersebut akan semakin mahal terhadap pendapatan bersih per sahamnya. Angka rasio ini biasanya digunakan investor untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dimasa yang akan datang.”

Eduardus Tandelilin (2010:320) menyatakan bahwa Price Earning Ratioadalah rasio yang memperbandingkan antara harga saham terhadap earningperusahaan. Investor akan menghitung berapa kali (multiplier) nilai earning yangtercermin dalam harga suatu saham, dengan demikian, semakin tinggi Price Earning Ratio meningkatkan daya tarik investor, sehinggaharga saham meningkat.

Dapat diambil kesimpulan bahwa beberapa teori diatas menjelaskan bahwa Price Earning Ratio (PER) berpengaruh terhadap harga saham, hal tersebut sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sri Zuliarni (2012), Nidhi Malhotra (2013), Abied Luthfi Safitri (2013), Muhammad Nauman Khan (2012). Dari keempat peneliti tersebut menyatakan bahwa variabel Price Earning Abied

Luthfi Safitri

Management Analysis Journal 2 (2) (2013)

Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Return On Asset, Debt To Equity Ratio dan Market Value Added dalam Kelompok Jakarta Islamic Index

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara simultan EPS, PER, ROA, DER, dan MVA berpengaruh terhadap harga saham.


(50)

Ratio (PER) secara parsial memiliki pengaruh positif dan juga berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, sehingga semakin besar nilai Price Earning Ratio (PER) maka diikuti dengan semakin besar pula harga saham.

2.2.3 Keterkaitan Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Harga Saham Menurut Suad Husnan (2003:303) menyatakan bahwa tinggi rendahnya rasio hutang pada modal (DER) secara tidak langsung dapat mempengaruhi harga saham dimasa yang akandatang.

Selain itu, menurut Fakhruddin dan Hadianto (2001:61), bahwa :

Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio utang yang diukur dari perbandingan utang danekuitas (modal sendiri). Semakin tinggi Rasio Hutang Terhadap Modal (Debt to Equity Ratio) berarti modal sendiri semakin sedikit dibanding hutangnya. Semakin kecil Rasio Hutang Terhadap Modal (Debt to Equity Ratio) semakin baik bagi perusahaan dan akan meningkatkan harga

saham.”

Teori lainnya mengatakan bahwa (Robert Ang, 1997:18-35) menjelaskan semakin tinggi DER menunjukan komposisi total hutang (jangka pendek dan jangka panjang) semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar (kreditur). Meningkatnya beban terhadap kreditur menunjukan sumber modal perusahaan sangat tergantung dengan pihak luar, sehingga mengurangi minat investor dalam menanamkan dananya dalam perusahaan. Minat investor berdampak pada penurunan harga saham perusahaan, sehingga harga saham semakin turun.

Teori diatas berarti bahwa variabel Debt to Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh terhadap harga saham. Teori tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putu Dina Aristya Dewi, dan I.G.N.A. Suaryana (2013), Stella (2009), Uwalomwa Uwuigbe, Olowe Olusegun, Agu Godswill (2012), dan


(51)

Maryam Nadir (2012), hasil dari keempat penelitian tersebut mengatakan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh negatif dan juga berpengaruh signifikan terhadap harga saham, artinya keempat penelitian ini mengatakan bahwa semakin kecil nilai variabel Debt to Equity Ratio (DER), maka akan meningkatkan harga saham.

Dari berbagai teori keterkaitan antara Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham, dan Debt to Equity Ratio (DER) diatas dapat digambarkan paradigma penelitian sebagai berikut :

 Eduardus Tandelilin (2010:320)

 Sri Zuliarni (2012), Nidhi Malhotra (2013), Abied Luthfi Safitri (2013), Muhammad Nauman Khan (2012)

 Suad Husnan (2003:303)

 Putu Dina Aristya Dewi, dan I.G.N.A. Suaryana (2013), Stella (2009), Uwalomwa Uwuigbe, Olowe Olusegun, Agu Godswill (2012), dan Maryam Nadir (2012)

Gambar 2.2 Paradigma Penelitian

2.3 Hipotesis

Sugiyono (2010:64) mendefinisikan bahwa hipotesis sebagai berikut:

“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan.”

Price Earning Ratio (PER)

( X 1 )

Debt to Equity Ratio (DER)

( X 2 )

Harga Saham ( Y )


(52)

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan diatas, maka penelitimengambil dugaan atau hipotesis sementara, yaitu sebagai berikut :

H1 : Price Earning Ratio (PER) berpengaruh terhadap harga saham. H2 : Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap harga saham. H3 : Price Earning Ratio (PER) dan Debt to Equity Ratio (DER)


(53)

34 BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:38).

Menurut Sugiono (2010:41) sebelum peneliti memilih variabel yang akan diteliti, penulis perlu melakukan studi pendahuluan terlebih dahulu pada objek yang akan yang diteliti. Sehingga pembuatan rancangan penelitian jangan sampai dilakukan tanpa mengetahui terlebih dahulu permasalahan yang ada di objek penelitian.

Berdasarkan pengertian di atas, objek yang diambil pada penelitian ini adalah Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER) dan Harga Saham pada perusahaan yang tergabung dalam Grup Astra yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3.2 Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:2), metode penelitian pada dasarnya, yaitu :

“Cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan

tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian ini didasarkan pada ciri-ciri

keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis”.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah suatu teknik atau cara untuk mencari, memperoleh, mengumpulkan, mencatat


(54)

data, baik primer maupun sekunder yang berguna untuk memenuhin keperluan menyusun karya ilmiah dan kemudian menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok permasalahan sehingga akan didapat suatu kebenaran atau data yang diperoleh.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan metode verifikatif dengan pendekatan kuantitatif agar dapat diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.

Pengertian metode deskriptif analisis, yaitu statistika yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya (Sugiyono, 2010:14).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif merupakan metode yang bertujuan menggambarkan secara sistematis dan faktual tentang fakta-fakta serta hubungan antar variabel yang diselidiki dengan cara mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, dan menginterpretasi data dalam pengujian hipotesis statistik.

Sedangkan Metode Verifikatif menurut Sugiyono (2010:13) yaitu sebagai berikut :

“Metode verifikatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah


(55)

Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik. Penelitian ini digunakan untuk menguji perubahan variabel X1, X2 terhadap Y yang diteliti. Verifikatif berarti menguji teori yang dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.

Dalam penelitian ini objek yang akan diuji dan diambil hipotesis apakah diterima atau ditolak dengan menggunakan motede deskriptif dan metode verifikatif yaitu pengaruh Price Earning Ratio (PER) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga saham perusahaan yang tergabung dalam Grup Astra yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3.2.1 Desain Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian diperlukan perencanaan penelitian agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, sistematis serta efektif.

Menurut Moh. Nazir (2009:84) mendefinisikan desain penelitian sebagai

berikut: “Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam

perencanaan dan pelaksanaan penelitian”.

Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati, dkk. (2010:30) adalah sebagai berikut:.

1. Menetapkan rumusan masalah. 2. Menetapkan tujuan penelitian.


(56)

3. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori.

4. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang digunakan.

5. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data.

6. Melakukan analisis data.

7. Melakukan pelaporan hasil penelitian.

Berdasarkan pengertian di atas, maka terdapat sembilan langkah dalam desain penelitian yang dapat duraikan sebagai berikut :

1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian, selanjutnya menetapkan judul penelitian.

Permasalahan yang terjadi yaitu adanya perbedaan antara teori-teori dan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dengan kenyataan yang terjadi.

2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi.

Mencari faktor-faktor yang kemungkinan mengakibatkan permasalahan yang terjadi. Dalam penelitian ini faktor yg diduga mempengaruhi harga saham adalah Price Earning Ratio (PER) dan Debt to Equity Ratio (DER).

3. Menetapkan rumusan masalah.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh Price Earning Ratio (PER) dan Debt to Equity Ratio (DER)


(57)

terhadap harga saham perusahaan yang tergabung dalam Grup Astra yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4. Menetapkan tujuan penelitian.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya pengaruh Price Earning Ratio (PER) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga saham perusahaan yang tergabung dalam Grup Astra yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah Price Earning Ratio (PER) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga saham perusahaan yang tergabung dalam Grup Astra yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian

yang digunakan.

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas yaitu Price Earning Ratio (PER) dan Debt to Equity Ratio (DER), sedangkan variabel terikatnya adalah Harga Saham perusahaan yang tergabung dalam Grup Astra yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data.

Sumber datanya adalah data sekunder dengan teknik penentuan sampel menggunakan purposive sampling, dan teknik pengumpulan data melalui observasi dan dokumentasi.


(58)

8. Melakukan analisis data.

Analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.

9. Melakukan pelaporan hasil penelitian.

Berikut ini merupakan penjelasan mengenai desain penelitian dan digambarkan dalam bentuk tabel.

Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian Desain Penelitian Jenis Penelitian Metode Yang Digunakan Unit Analisis Time Horizon T – 1 Descriptive &

Verifikatif

Decriptive Survey dan Explanatory

Perusahaan Go Public

Time Series T – 2 Descriptive &

Verifikatif

Decriptive Survey dan Explanatory

Perusahaan Go Public

Time Series T – 3 Descriptive &

Verifikatif

Decriptive Survey dan Explanatory

Perusahaan Go Public

Time Series Sumber: Umi Narimawati (2010:31)

Dari tabel diatas maka peneliti menguraikan sebagai berikut:

1. Tujuan penelitian pertama yaitu untuk menganalisis besaran pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham secara parsial, melalui unit analisis yaitu perusahaan yang tergabung dalam Grup Astra yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Tujuan penelitian kedua adalah untuk menganalisis besaran pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga saham secara parsial, melalui unit analisis yaitu perusahaan yang tergabung dalam Grup Astra yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(59)

3. Tujuan penelitian kedua adalah untuk menganalisis besaran pengaruh Price Earning Ratio (PER) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga saham secara simultan, melalui unit analisis yaitu perusahaan yang tergabung dalam Grup Astra yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis indikator serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian. Sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai dengan judul penelitian.

Menurut Sugiyono (2010:38), mendefinisikan bahwa :

“Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Berdasarkan judul usulan penelitian yang telah dikemukakan diatas yaitu pengaruh Price Earning Ratio (PER) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga saham, maka variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Bebas atau Independent (Variabel X1 dan X2)

Definisi Variabel Bebas menurut Sugiyono (2010: 33) adalah sebagai berikut:

“Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependen)”.

Variabel bebas merupakan variabel stimulus atau variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas merupakan variabel yang diukur,


(60)

dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Price Earning Ratio (PER), sebagai variabel X1 dan Debt to Equity Ratio (DER), sebagai variabel X2.

2. Variabel Terikat atau Dependent (Variabel Y)

Definisi Variabel Terikat menurut Sugiyono (2010:39) adalah sebagai berikut :

“Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”.

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen atau variabel terikat (Y) adalah Harga Saham, Indikator yang digunakan adalah harga saham perusahaan pada saat closing price setelah pengumuman laporan keuangan. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio, berikut ini penjelasan mengenai rasio.

Moh. Nazir (2009:132) mendefinisikan ukuran rasio sebagai berikut :

“Ukuran rasio adalah ukuran yang mencakup semua ukuran yang memberikan keterangan tentang nilai absolute dari objek yang diukur”.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa skala rasio adalah angka nol yang mempunyai makna, sehingga angka nol dalam skala ini diperlukan sebagai dasar dalam perhitungan dan pengukuran terhadap objek yang diteliti.

Maka dengan demikian, operasionalisasi variabel merupakan definisi yang dinyatakan dengan cara menentukan pemikiran atau gagasan berupa


(1)

perusahaan dengan anggapan perusahaan dapat bersaing di pasar modal dengan tingkat pencapaian Price Earning Ratio yang tinggi.

b. Selain itu perusahaan yang tergabung dalam Grup Astra pun perlu mengurangi kecenderungan dalam ketergantungan pada pihak luar dengan cara menghindari kemungkinan bertambahnya komposisi hutang perusahaan, lalu mengoptimalkan tingkat penjualan sehingga dapat menghasilkan pendapatan yang tinggi agar dapat memenuhi beban-beban akibat kewajiban yang dimiliki perusahaan tersebut, dan meningkatkan jumlah modal, sehingga dapat menghasilkan Debt to Equity Ratio yang rendah. Dengan meminimalisir hutang perusahaan maka laba bersih yang dihasilkan pun akan dapat meningkat sehingga investor dapat merasa aman dan akan terus berinvestasi di perusahaan dengan anggapan perusahaan berada dalam posisi yang aman dan dapat bersaing di pasar modal dengan tingkat Debt to Equity Ratio yang rendah.

c. Bagi investor, sebaiknya memperhatikan informasi mengenai harga saham, pendapatan per lembar saham, total kewajiban, dan total ekuitas pemegang saham yang tercermin dalam variabel Price Earning Ratio dan Debt to Equity Ratio sebuah perusahaan dikarenakan berdasarkan hasil penelitian ini kedua variabel tersebut memiliki dampak yang signifikan terhadap harga saham sesuai dengan uraian yang telah dibahas sebelumnya.

2. Kegunaan Secara Akademis

a. Bagi pengembangan ilmu akuntansi, sebaiknya untuk penelitian berkaitan dengan harga saham selanjutnya, sebaiknya tidak hanya menggunakan variabel Price Earning Ratio dan Debt to Equity Ratio saja, tetapi dapat juga digunakan variabel lain seperti Devidend Payout Ratio, Return On Equity, Earning Per Share, dan lain sebagainya, dengan menambah jumlah perusahaan dan periode penelitian agar dapat menghasilkan penelitian yang lebih akurat dalam mengetahui variabel apa saja yang dapat berpengaruh terhadap harga saham, baik secara parsial maupun secara simultan.


(2)

b. Bagi civitas akademik, diharapkan penelitian ini dapat memberi informasi tambahan pemikiran dan kajian dalam penelitian selanjutnya berkaitan dengan Price Earning Ratio, Debt to Equity Ratio, dan harga saham.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Abied Luthfi Safitri. 2013. Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Return On Asset, Debt To Equity Ratio DanMarket Value Added dalam Kelompok Jakarta Islamic Index. Management Analysis Journal 2 (2).

Ali Arifin. 2004. Membaca Saham. Yogyakarta: Andi.

Bambang Wahyudiono. 2014. Mudah Membaca Laporan Keuangan. Jakarta : Penerbit Raih Asa Sukses.

Bijan Vasigh, Ken Fleming, dan Liam Mackay. 2010. Foundations of Airline Finance, Methodology and Practice. Burlington : Ashigate.

Brigham Eugene. F. dan J. F. Housten. 2010. Fundamental of Financial Statement : Dasar – Dasar Manajemen Keuangan, Edisi Sebelas. Terjemahan Ali Akbar Yulianto. Jakarta. Salemba Empat.

Didit Herlianto. 2013. Manajemen Investasi Plus Jurus Mendeteksi Investasi Bodong. Yogyakarta : Gosyen Publishing.

Eduardus Tandelilin. 2010. Portofolio dan Investasi, Edisi Pertama. Yogyakarta : Kanisius. Fakhruddin dan Hadianto Sopian. 2001. Perangkat dan Model Analisis Investasi di Pasar Saham.

Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Freddy Rangkuti. 2011. SWOT Balanced Scorecard, Teknik Menyusun Strategi Korporat yang Efektif plus Cara Mengelola Kinerja dan Risiko. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.


(4)

Irham Fahmi dan Yovi Lavianti Hadi. 2009. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Bandung: Alfabeta.

Jack Guinan. 2010. INVESTOPEDIA : Cara Mudah Memahami Istilah Investasi, Cetakan I. Jakarta : Hikmah.

Jogiyanto Hartono. 2011. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketujuh. Yogyakarta. BPFE Yogyakarta.

Jopie Jusuf. 2007. Analisis Kredit untuk Account Officer, Cetakan Kedelapan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Kuswandi. 2006. Memahani Rasio-Rasio Keuangan Bagi Orang Awam. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.

Martono dan Agus Harjito. 2007. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekonisia.

Maryam Nadir. 2012. Analisis Fundamental Kinerja Keuangan terhadap Harga Saham PT Bank Mandiri Tbk di Bursa Efek Indonesia. ASSETS Volume 2 Nomor 2.

Mohamad Samsul. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Surabaya : Erlangga.

Muhammad Nauman Khan. 2012. Determinants Of Share Prices At Karachi Stock. Internatinal Journal of Bussines and Management Studies Vol 4, No 1, ISSN: 1309-8047.

Nidhi Malhotra. 2013. Determinants of Stock Prices: Empirical Evidence from NSE 100 Companies. IRACST- International Journal of Research in Management & Technology. (IJRMT), ISSN: 2249-9563 Vol. 3, No.3.


(5)

Prastowo Dwi. (2002). Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Kedua. Yogyakarta : UPP AMP YKPN.

Putu Dina Aristya Dewi dan I.G.N.A. Suaryana. 2013. Pengaruh EPS, DER, dan PBV terhadap Harga Saham. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udaya 4.1, 215-229 ISSN : 2302-8556. Saptadi Anung. 2007. Pengaruh Return On Investment (ROI), Price Earnings Ratio (PER), dan

Earnings Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta. Penelitian. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Sri Ratna Hadi. 2013. Sukses Membeli Saham Tanpa Modal Secara Otodidak. Jakarta : Laskar

Askara.

Sri Zuliami. 2012. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Mining and Mining Service Di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal Aplikasi Bisnis Vol. 3 No.1. Stella. 2009. Pengaruh Price to Earning Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Asset, dan Price

to Book Value terhadap Harga Pasar Saham. Jurnal Bisnis dan akuntansi Vol. 11 No. 2. Suad Husnan. 2003. Dasar-Dasar Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi Ketiga. Yogyakarta :

UPP AMP YKPN.

Sunariyah. 2010. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Edisi Keenam. Yogyakarta : UPP STIM YKPN.

Uma Sekaran. 2009. Research Methode For Business (Metode Penelitian untuk Bisnis). Jakarta : Salemba Empat.

Uwalomwa Uwuigbe, Olowe Olusegun, Agu Godswill. 2012. An Assessment of Determinants of Share Price in Nigeria : A Study of Selected Listed Firms. AUDCE, Vol. 8, No. 6.


(6)

Weston J. F dan E. F. Brigham. 2001. Fundamental of Finincial Statement :Dasar DasarManajemenKeuangan. Terjemahan Alfonsus Sirait. Jakarta : Erlangga.

Zalmi Zubir. 2011. Manajemen Portofolio : Penerapannya dalam Investasi Saham. Jakarta : Salemba Empat.

www.idx.co.id

www. duniainvestasi.com/bei www.bisnis.news.viva.co.id


Dokumen yang terkait

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Ukuran Perusahaan dan Momentum Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

9 197 83

Pengaruh Debt To Equity Ratio, Ukuran Perusahaan, Dan Leverage Operasi Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

5 106 104

Pengaruh Return On Asset, Debt To Equity Ratio, Ukuran Perusahaan Dan Status Kepemilikan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 53 116

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on Investment dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sektor Farmasi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 73 97

Pengaruh Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Assets Terhadap Kebijakan Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2009

0 40 86

Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham Dengan Price Earning Ratio Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 40 121

Pengaruh Capital Adequacy Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 36 81

Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Dan Deviden Kas Terhadap Growth Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 18 73

Analisis faktor fundamental perusahaan terhadap Price Earning Ratio (PER) sebagai dasar penilaian saham perusahaan berbasis syariah yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2013

0 6 168

Analisis Pengaruh Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Price to Book Value (PBV) dan Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap Price Earning Ratio (PER) Sebagai Dasar Penilaian Saham Perusahaan yang Tergabung Dalam LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia

0 15 112