Perlakuan Penambahan Minyak Ikan Waktu Pengamatan Brachionus plicatilis Pengamatan dan Penghitungan Pertambahan Jumlah Individu Populasi

digantungkandicelupkan ke dalam stoples yang berisi air kolam, lalu masing-masing stoples ditutup dengan kain striminkasa untuk mencegah masuknya serangga atau hewan lain Sihombing, 2009. Selanjutnya dilakukan proses inkubasi selama 7 hari Isnansetyo Kurniastuty, 1985. Shasmand 1986, menjelaskan bahwa dengan melakukan pemupukan berarti akan merubah konsentrasi zat hara sehingga akan mempengaruhi zooplankton dalam hal ini B. plicatilis. Selanjutnya Mudjiman 1998, juga menjelaskan tujuan pemupukan pada media kultur B. plicatilis adalah untuk menumbuhkan jasad-jasad renik fitoplankton yang merupakan makanan B. plicatilis. Setelah 7 hari dimasukkan bibit B. plicatilis dari media aklimasi ke dalam masing-masing media perlakuan sebanyak 26 individu. Kemudian stoples media ditutup kembali dengan kain striminkasa. Selanjutnya stoples media dimasukkan ke dalam rak lemari yang tertutup dan diberi lampu TL 20 watt agar temperatur ruangan berkisar antara 28-29 C dengan jarak sekitar 20 cm dari permukaan stoples media perlakuan Sihombing, 2009. Kemudian dilakukan pengamatan terhadap kondisi sifat fisik air media, seperti suhu dan pH diperiksa setiap 2 hari. Untuk suhu di ukur dengan alat termometer dan pH diukur dengan pH meter. Kemudian masing-masing perlakuan diberi aerasi setiap hari selama 3 menit dengan menggunakan aerator agar kandungan O 2 terlarut tidak terlalu rendah Isnansetyo Kurniastuty, 1985.

3.5 Perlakuan Penambahan Minyak Ikan

Perlakuan penambahan minyak ikan dilakukan setelah proses penginokulasian bibit B. plicatilis ke dalam stoples. Dosisnya disesuaikan dengan komposisi perlakuan dan dilakukan setiap hari, hal ini berdasarkan referensi dari Frikardo 2009, yang menyatakan bahwa teknik pengkayaan rotifera dapat dilakukan setiap 24 jam.

3.6 Waktu Pengamatan Brachionus plicatilis

O. F. Muller

Pengamatan dan penghitungan laju pertumbuhan populasi dilakukan setiap 2 hari sekali selama 10 hari 5 kali pengamatan, dimana setiap satu ulangan media perlakuan dilakukan pengulangan penghitungan sebanyak 6 kali. H1 = hari ke-2 Universitas Sumatera Utara H2 = hari ke-4 H3 = hari ke-6 H4 = hari ke-8 ` H5 = hari ke-10 Hal ini berdasarkan lama hidup B. plicatilis menurut Hyman 1951, yaitu selama 12-19 hari. Dan juga merujuk pada hasil penelitian yang dilakukan Jayanthi 2010, bahwasanya laju pertumbuhan maksimum populasi B. plicatilis terjadi pada hari ke-8 atau pada saat pengamatan ke-4.

3.7 Pengamatan dan Penghitungan Pertambahan Jumlah Individu Populasi

Brachionus plicatilis O. F. Muller Pengamatan dan penghitungan pertambahan jumlah individu populasi B. plicatilis dilakukan 2 hari sekali seperti yang telah dijelaskan pada perlakuan waktu pengamatan. Sebelum dilakukan pengambilan B. plicatilis, air media terlebih dahulu diaduk perlahan-lahan dengan menggunakan batang pengaduk kaca agar B. plicatilis yang terdapat dalam media tersebar merata, sehingga individu yang tertangkap didalam pipet serologi dapat mewakili semua B. plicatilis yang ada di dalam stoples. Selanjutnya B. plicatilis yang terdapat di dalam pipet serologi 20 ml B. plicatilis yang terdapat di dalam pipet serologi diterawang pada sinar lampu, kemudian dihitung jumlahnya dengan kasat mata. Cara ini sesuai dengan yang dilakukan oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut Serang, serta Isnansetyo Kurniastuty 1995. Penghitungan pertumbuhan populasi dilakukan setiap 2 hari sekali selama 10 hari 5 kali pengamatan, dimana setiap satu ulangan media perlakuan dilakukan pengulangan penghitungan sebanyak 6 kali. Setelah dilakukan penghitungan maka B. plicatilis dimasukkan kembali ke dalam stoples. Pengamatan ini dilakukan sampai dengan pengamatan hari ke-10 Jayanthi 2010. Universitas Sumatera Utara

3.8 Analisis Data

Dokumen yang terkait

Pengaru Pemberian Beberapa Variasi Pupuk TSP Pada Komposisi Media Kotoran Ayam Dengan Pupuk Urea Terhadap Laju Pertumbuhan Populasi Rotifera (Brochionus Plicatilis)

1 71 50

Laju Pertumbuhan Populasi Brachionus plicatilis O. F. Muller Dengan Penambahan Vitamin C Pada Media Cakap

1 24 61

Laju Pertumbuhan Populasi Brachionus plicatilis Dengan Penambahan Vitamin B1 Pada Media Cakap

0 35 53

Laju Pertumbuhan Populasi Rotifera (Brachionus Plicatilis) Pada Media Kombinasi Kotoran Ayam, Pupuk Ures Dan Pupuk Tsp, Serta Penambahan Beberapa Variasi Ragi Roti

3 34 60

Pengaruh Berat Umbi Bibit Dan Dosis Pupuk Kcl Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Kentang (Solanum tuberosum L.)

0 29 80

Pengaruh Dosis Pupuk Nitrogen dan Kalium terhadap Produksi dan Mutu Umbi Kentang (Solanum tuberosum L.) yang Diinduksi dengan Sitokinin

0 33 81

Pengaruh Dosis alfa-Tokoferol yang Berbeda terhadap Pertumbuhan Populasi Brachionus plicatilis

0 3 160

Laju Pertumbuhan Populasi Brachionus plicatilis O. F. Muller Diperkaya Beberapa Variasi Dosis Scott’s Emulsion Pada Kombinasi Kotoran Ayam Broiler, Pupuk Urea Dan TSP

0 0 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Brachionus plicatilis O. F. Muller - Laju Pertumbuhan Populasi Brachionus plicatilis O. F. Muller Diperkaya Beberapa Variasi Dosis Scott’s Emulsion Pada Kombinasi Kotoran Ayam Broiler, Pupuk Urea Dan TSP

0 1 7

Laju Pertumbuhan Populasi Brachionus plicatilis O. F. Muller Diperkaya Beberapa Variasi Dosis Scott’s Emulsion Pada Kombinasi Kotoran Ayam Broiler, Pupuk Urea Dan TSP

0 0 12