Peranan Pupuk Urea dan Pupuk TSP dalam Pembudidaya Peranan Minyak Ikan dalam Pembudidayaan Brachionus plicatilis O. F.

unsur hara yang bekerja secara perlahan-lahan dalam jangka waktu yang lama Rafnida, 1986. Bahkan dari hasil penelitian Anindiastuti 1989, menunjukkan bahwa pemupukan dengan menggunakan kotoran ayam cenderung memberikan kandungan unsur hara yang lebih lengkap sehingga meningkatkan produktivitas primer perairan. Rachmawati 2000, menjelaskan bahwa kotoran ayam broiler memiliki komposisi unsur nitrogen dan sulfida. Pada saat penumpukan kotoran atau penyimpanan akan terjadi proses dekomposisi oleh mikroorganisme yang akan membentuk gas amonia, nitrit, nitrat serta gas sulfida. Lingga Sutejo 1995, menyatakan komposisi kotoran ayam broiler terdiri dari sisa pakan diantaranya protein, karbohidrat, lemak dan senyawa organik lainnya. Kandungan protein pada kotoran ayam merupakan sumber nitrogen.

2.6 Peranan Pupuk Urea dan Pupuk TSP dalam Pembudidaya

Brachionus plicatilis O. F. Muller Kadarini 1997, mengatakan pupuk anorganik atau pupuk buatan, yaitu pupuk yang merupakan hasil industri pabrik-pabrik pembuat pupuk, misalnya pupuk urea, TSP Tri Super Phospat , DAP Diamonium Phospat, dan sebagainya. Menurut Dahril 1996, fitoplankton secara umum dapat mempengaruhi pertumbuhan rotifera, karena dengan meningkatnya jumlah fitoplankton di suatu perairan maka akan meningkatkan pula pertumbuhan pertumbuhan rotifera B. plicatilis. Unsur hara esensial yang harus ada di perairan dan merupakan faktor pembatas untuk pertumbuhan fitoplankton adalah unsur fosfor dan nitrogen. Menurut Sutejo 1995, pupuk yang paling banyak digunakan baik dalam usaha pembudidayaan tanaman maupun perikanan adalah pupuk urea dan TSP, karena kandungan unsur hara kedua pupuk ini tinggi dan termasuk pupuk tunggal yaitu pupuk yang hanya mengandung satu macam unsur saja, dimana pupuk urea hanya mengandung nitrogen dan pupuk TSP hanya mengandung fosfor. Urea terbuat dari gas amoniak dan gas asam arang yang mengandung zat N 46 ℅. Sedangkan TSP berupa bubuk berwarna abu-abu dan mengandung zat P 14-20 ℅ Lingga Sutejo, 1995. Universitas Sumatera Utara

2.7 Peranan Minyak Ikan dalam Pembudidayaan Brachionus plicatilis O. F.

Muller Dewasa ini minyak ikan banyak diminati karena kandungan asam lemak tak jenuhnya yang dominan. Omega-3, omega-6 dan omega-9 tergolong dalam jenis asam-asam lemak tak jenuh yang banyak terdapat pada minyak ikan, dan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Penggunaan minyak ikan secara luas juga telah diterapkan pada kegiatan pembudidayaan rotifera sebagai pakan ikan. Dimana larva ikan membutuhkan asam lemak tak jenuh berantai karbon panjang rantai karbon -20 dari n-3 group n-3 HUFA khususnya eicosapentaenoic acid EPA, 20:5n-3 dan docosahexaenoic acid DHA, 22:6n-3 untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidupnya Ketaren, 1986. Dan sampai saat ini, pakan alami masih merupakan pakan utama untuk larva ikan dan belum dapat digantikan secara total oleh pakan buatan Ismail et al., 1999. Rotifer tipe S, B. plicatilis telah lama dan secara luas digunakan sebagai pakan alami untuk larva-larva ikan yang baru menetas karena teknologi produksi massalnya sudah dikuasai dan terus dikembangkan Rusdi Melianawati, 2000. Kegunaan minyak ikan yang berasal dari laut dapat meningkatkan n-3 HUFA pada rotifera. Lemak disamping berfungsi sebagai sumber energi, juga penting sebagai sumber asam lemak esensial Watanabe, 1998. Sementara itu Kompyang Ilyas 1988, menyatakan bahwa kekurangan asam lemak esensial dalam pakan akan menyebabkan pertumbuhan yang rendah. Larva ikan sangat membutuhkan beberapa kandungan EPA dan DHA, sedangkan kandungan EPA dan DHA dalam tubuh rotifera biasanya kurang memadai untuk mendukung pertumbuhan larva. Mengingat sumber EPA dan DHA adalah minyak ikan, maka berbagai jenis minyak ikan yang ada di pasaran mengandung komposisi asam lemak sehingga dapat dan sering digunakan untuk memperkaya jasad pakan. Minyak ikan adalah salah satu zat gizi yang mengandung asam lemak kaya manfaat, karena mengandung sekitar 25 asam lemak jenuh dan 75 asam lemak tidak jenuh. Minyak ikan juga mengandung vitamin A dan vitamin D Frikardo, 2009. Henderson Sargent 1985, menemukan bahwa kebutuhan n-3 HUFA meningkat pada stadia awal perkembangan larva, karena banyak digunakan untuk pembentukan membran Watanabe, 1998. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 BAHAN DAN METODE

Dokumen yang terkait

Pengaru Pemberian Beberapa Variasi Pupuk TSP Pada Komposisi Media Kotoran Ayam Dengan Pupuk Urea Terhadap Laju Pertumbuhan Populasi Rotifera (Brochionus Plicatilis)

1 71 50

Laju Pertumbuhan Populasi Brachionus plicatilis O. F. Muller Dengan Penambahan Vitamin C Pada Media Cakap

1 24 61

Laju Pertumbuhan Populasi Brachionus plicatilis Dengan Penambahan Vitamin B1 Pada Media Cakap

0 35 53

Laju Pertumbuhan Populasi Rotifera (Brachionus Plicatilis) Pada Media Kombinasi Kotoran Ayam, Pupuk Ures Dan Pupuk Tsp, Serta Penambahan Beberapa Variasi Ragi Roti

3 34 60

Pengaruh Berat Umbi Bibit Dan Dosis Pupuk Kcl Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Kentang (Solanum tuberosum L.)

0 29 80

Pengaruh Dosis Pupuk Nitrogen dan Kalium terhadap Produksi dan Mutu Umbi Kentang (Solanum tuberosum L.) yang Diinduksi dengan Sitokinin

0 33 81

Pengaruh Dosis alfa-Tokoferol yang Berbeda terhadap Pertumbuhan Populasi Brachionus plicatilis

0 3 160

Laju Pertumbuhan Populasi Brachionus plicatilis O. F. Muller Diperkaya Beberapa Variasi Dosis Scott’s Emulsion Pada Kombinasi Kotoran Ayam Broiler, Pupuk Urea Dan TSP

0 0 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Brachionus plicatilis O. F. Muller - Laju Pertumbuhan Populasi Brachionus plicatilis O. F. Muller Diperkaya Beberapa Variasi Dosis Scott’s Emulsion Pada Kombinasi Kotoran Ayam Broiler, Pupuk Urea Dan TSP

0 1 7

Laju Pertumbuhan Populasi Brachionus plicatilis O. F. Muller Diperkaya Beberapa Variasi Dosis Scott’s Emulsion Pada Kombinasi Kotoran Ayam Broiler, Pupuk Urea Dan TSP

0 0 12