iklan Jurnal Visi Vol.2 No.1 Maret 2013
                                                                                56
Jurnal Visioner  Strategis Muhammad Diah
yang ditawarkan baik itu merupakan produk baru maupun  produk  lama  dengan  tampilankemasan
baru  sehingga  diharapkan  mampu  mendongkrak penjualan dengan jumlah yang signiikan. Selain
itu, dengan promosi penjualan juga memungkin- kan  perusahaan  membuat  hubungan  yang  lebih
erat dengan pelanggan maupun pengecer.
Menurut  Kotler  dan  Amstrong  2001,  pro- mosi penjualan mempunyai 3 sifat khusus, yaitu:
•  Sarana promosi penjualannya menarik dan ko- munikatif. Dengan menariknya Promosi pen-
jualan maka diharapkan akan mampu menarik perhatian  konsumen  serta  memberi  infor-
masi  yang  memperkenalkan  pelanggan  pada produk.
•  Sarana promosi penjualan dapat menciptakan rangsangan  untuk  membeli  bagi  konsumen,
serta  dapat  memberikan  keistimewaan  dan rangsangan yang bernilai bagi pelanggan.
•  Sarana  promosi  penjualan  dapat  menja- di  undangan.  Artinya  dapat  mengundang
masyarakat untuk membeli saat itu juga.
Berdasarkan  tujuan  yang  ingin  dicapai,  Pro- mosi  penjualan  dapat  dikelompokkan  sebagai
berikut: •  Customer promotion, yaitu promosi penjualan
yang bertujuan untuk merangsang mendorong pelanggan untuk membeli.
•  Trade  promotion,  yaitu  promosi  penjualan yang bertujuan untuk mendorong merangsang
pedagang grosir, pengecer, eksportir, dan im- portir  untuk  memperdagangkan  barang  jasa
dari sponsor.
•  Sales  force  promotion,  yaitu  promosi  yang bertujuan untuk memotivasi armada penjual.
•  Business promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk memperoleh pelanggan
baru,  mempertahanan  kontak  hubungan  den- gan pelanggan memperkenalkan produk baru,
menjual lebih banyak kepada pelanggan lama dan mendidik pelanggan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen
Tujuan  kegiatan  pemasaran  adalah  mempen- garuhi pembeli agar bersedia membeli barang dan
jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Faktor-fak- tor yang mempengaruhi keputusan membeli ber-
beda-beda  bagi  setiap  konsumen.  Menurut  Basu Swastha 2002:111 Faktor-faktor tersebut adalah:
1.  Lokasi penjual yang strategis Dari segi lokasi, pembeli akan memilih lokasi
yang benar-benar strategis dan tidak membu- tuhkan terlalu banyak waktu, tenaga, dan biaya
seperti mudah dijangkau, dekat dengan fasili- tas-fasilitas umum lainnya.
2.  Pelayanan yang baik Bagi  konsumen  yang  ingin  membeli  suatu
produk,  pelayanan  yang  diberikan  oleh  pen- jual  sangat  berpengaruh  terhadap  keputusan
pembelian  yang  dilakukan  oleh  konsumen. Pela-yanan yang kurang baik akan menimbul-
kan rasa tidak puas bagi konsumen sehingga konsumen cenderung membelinya kembali.
3.  Kemampuan tenaga penjualnya Dalam suatu kegiatan usaha, tidak terlepas dari
tenaga kerja baik tenaga kerja mesin maupun tenaga kerja manusia. Tenaga kerja merupakan
faktor dalam perusahaan sehingga tenaga kerja yang professional mutlak diperlukan agar da-
pat mendongkrak penjualan.
4.  Iklan dan promosi Iklan dan promosi merupakan salah satu faktor
penentu keberhasilan suatu program pemasa- ran.  Karena  iklan  dan  promosi  merupakan
upaya memperkenalkan produk yang ada ke- pada masyarakat konsumen. Sehingga dengan
promosi masyaraka tahu keberadaan dan man- faat dari produk yang ditawarkan.
Merujuk  kepada  berbagai  pengertian  dan maanfaat  dari  promosi  baik  yang  berbentuk
iklan,  personal selling,  publisitas,  maupun  sales promotion
sejauh  ini  Limun  66  Dardanilla  tidak membuat  menampilkan  iklan  dalam  bentuk
apapun  untuk  memperkenalkan  produknya  ke- pada masyarakat luas. Jangankan iklan di media
elektronik  seperti  di  radio  dan  televisi,  bahkan masyarakat  belum  pernah  melihat,  mendengar
maupun membaca  iklan tentang produk limun 66 baik yang berbentuk brosur, poster maupun bal-
iho. Hal ini cukup kontras dibandingkan dengan apa  yang  sudah  dilakukan  perusahaan  minuman
produksi  luar  negeri  seperti  Coca-Cola,  Sprite, Fanta, dan Pepsi yang menampilkan iklan cukup
Mengapa Produk Lokal Seperti Limun 66 Bireuen Tidak Mampu Bersaing Dengan Produk Luar
Volume 2, Nomor 1, Maret 2013
57
banyak dan intens di media elektronik seperti ra- dio,  televisi  dan  Internet.  Tidak  hanya  di  media
elektronik,  iklan  tentang  produk  ini  juga  dapat dijumpai  oleh  masyarakat  dalam  bentuk  brosur,
poster  dan  baliho  yang  terpampang  diberbagai sudut jalan yang setiap saat dapat dilihat dan di-
baca oleh konsumen.
KesiMPulAn:
Dari kenyataan dan analisa diatas dapat diam- bil beberapa kesimpulan yang antara lain adalah:
1.  Ditinjau  dari  segi  rasa  dan  kwalitas,  produk lokal memiliki rasa yang hampir sama dengan
dengan  produk  sejenis  yang  diproduksi  oleh perusahaan luar negeri
2.  Ketidakmampuan perusahaan lokal dalam ber- saing  dengan  perusahaan  luar  negeri  dalam
menguasai  pangsa  pasarnya  disebabkan  oleh beberapa faktor kunci:
a.  Menajemen  perusahaan  limun  66  Darda-
nilla  sangat  minim  dalam  kegaiatan  pro- mosi  dan  iklan  bahkan  dapat  dikatakan
hampir  tidak  membuat  kegiatan  promosi apapun untuk memperkenalkan produknya
ke  konsumen.  Kenyataan  ini  terbukti  de- ngan  tidak  dijumpainya  iklan  atau  baliho
disepanjang jalan dari Banda Aceh sampai ke Medan. Ironisnya lagi bahkan didaerah
tempat  diproduksinya  limun  66  Darda- nilla yaitu di Bireuen pun kita tidak meli-
hat  adanya  spanduk  atau  baliho  produk ini  terpasang.  Keadaan  ini  sayang  berto-
lak  belakang  dengan  apa  yang  dilakukan oleh manajemen The Coca-cola company
dimana  mereka  tetap  melakukan  promosi yang sangat gencar terutama iklan-iklan di
media elektronik seperti telivisi dan radio meskipun  mereka  telah  menguasai  seba-
gian besar pangsa pasar miniman bersoda.
b.  Manajemen  perusahaan  lokal  limun  66 Dardanilla  tidak  pernah  membuat  peru-
bahan bentuk kemasan yang dalam hal ini adalah botolnya. Kemasan limun 66 Darda-
nilla  memiliki  bentuk  yang  masih  tetap sama  dari waktu pertama sekali di produk-
si hingga kini yaitu botol yang sama tarik kembali dari ritel dan konsumen akhir lalu
diisi  ulang.  Cara  ini  masih  terus  diperta- hankan hingga kini tanpa sekalipun dilaku-
kan perubahan bentuk maupun bahannya. Kenyataan  ini  menyebabkan  timbulnya
kebosanan  konsumen  terhadap  produk ini.  Berbeda  dengan  apa  yang  dilakukan
oleh produk luar negeri seperti Coca-Cola, Fanta dan Pepsi, mereka telah melakukan
beberapa  kali  perubahan  bentuk  kemasan sehingga berkesan seolah-olah produknya
selalu  baru  dan  tidak  membosankan  kon- sumen.
c.  Minimnya upaya seperti menyusun strategi yang  mampu  mewujudkan  visi  dan  misi
perusahaan.  Langkah-langkah  seperti  tar- get  pasar,  segmentasi  pasar  dan  evalu-
asi keinginan dan harapan konsumen tidak pernah dilakukang sehingga mereka tidak
pernah  tahu  bagaimana  perubahan  selera, sikap,  dan  harapan  konsumen  dalam  me-
menuhi kebutuhannya yang semakin kom- pleks.
3.  Kurangnya  pengetahuan  dan  pemahaman mengenai  manajemen  bisnis  dan  pemasaran
oleh  manajemen  sehingga  mereka  tidak  per- nah melakukan upaya apapun yang berdampak
signiikan terhadap kemajuan produknya.
sArAn
Bagi manajemen perusahaan: 1.  Hendaknya  melakukan  evaluasi  pasar  untuk
mengetahui perubahan kebutuhan dan harapan konsumen sehingga mereka dapat mengambil
langkah-langkah  dalam  uapaya  untuk  untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya.
2.  Membuat iklan dan promosi yang gencar agar masyarakat  terutama  didaerah-daerah  yang
jauh dari kota dimana Limun 66 di produksi mengetahui keberadaan produk mereka
3.  Memperhatikan  betapa  pentingnya  perema- jaan produk termasuk kemasannya agar tidak
menimbulkan kebosanan konsumen. 4.  Membentuk divisi Research and Development
RD  agar  mudah  dalam  mengembangkan perusahaannya  kearah  yang  lebih  baik  yang
siap bersaing dengan produk merk luar negeri.
                                            
                