PENGKOMBINASIAN BAKTERI Bacillus polymyxa, Corynebacterium kutscheri DAN Bacillus coagulan DALAM MENDEGRADASI TAN (Total Ammonia Nitrogen)

(1)

ABSTRACT

COMBINATION OF Bacillus polymyxa, Corynebacterium kutscheri AND Bacillus coagulan BACTERIA IN DEGRADING TAN

(Total Ammonia Nitrogen) By

UTAMI WIJAYA

Bacillus polymyxa, Corynebacterium kutscheri and Bacillus coagulan were indigenous bacteria obtained from traditional tiger shrimp ponds in the Mulyosari village, district of Pasir Sakti, Regency of Lampung Timur, Province of Lampung was known to lower the TAN in in vivo and in vitro. These three bacteria are not pathogenic for vannamei shrimp larvae. The combination of the three bacteria isolates was done in order to be applied in ponds as bioremediator. This study was conducted to determine the best combination of indegenous bacteria namely Bacillus polymyxa, Corynebacterium kutscheri and Bacillus coagulan in degrading TAN. The capability of combination bacteria to degrade TAN combination was tested using a completely randomized design (CDR) with 5 treatments, those were 4 combinations of three indigeneous bacteria and without indigenous bacteria. The density of bacteria combination was 106 CFU/mL inoculated into the medium with concentration of 1 mg/L TAN, then TAN value was analyzed. TAN the results showed that all combination of bacteria were capable of degrading TAN. The best combination bacteria degrading TAN was Bacillus polymyxa combinated with Corynebacterium kutscheri with degradation of TAN of 0,218 mg/L or decreased by 92,11% over the 5 days.

Keywords : Bioremediation, Bacillus polymyxa, Corynebacterium kutscheri, Bacillus coagulan, TAN (Total Ammonia Nitrogen)


(2)

ABSTRAK

PENGKOMBINASIAN BAKTERI Bacillus polymyxa,

Corynebacterium kutscheri DAN Bacillus coagulan DALAM MENDEGRADASI TAN (Total Ammonia Nitrogen)

Oleh

UTAMI WIJAYA

Bacillus polymyxa, Corynebacterium kutscheri dan Bacillus coagulan adalah bakteri lokal yang didapat dari tambak tradisional udang windu di Desa Mulyosari, Kecamatan Pasir Sakti, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung diketahui dapat menurunkan TAN secara in vivo maupun in vitro. Ketiga isolat bakteri tersebut tidak bersifat patogen terhadap larva udang vannamei. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kombinasi terbaik dari bakteri lokal yaitu Bacillus polymyxa, Corynebacterium kutscheri dan Bacillus coagulan dalam kemampuannya mendegradasi TAN. Uji kemampuan kombinasi bakteri dalam mendegradasi TAN dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan yaitu 4 kombinasi bakteri dari 3 bakteri lokal dan tanpa pemberian kombinasi bakteri lokal. Kepadatan kombinasi bakteri sebanyak 106 CFU/mL kemudian dimasukkan ke dalam media TAN dengan konsentrasi 1 mg/L selanjutnya dilakukan analisis nilai TAN. Hasil pengujian nilai TAN menunjukkan bahwa semua kombinasi bakteri mampu dalam mendegradasi TAN. Kombinasi yang paling baik dalam mendegradasi TAN adalah kombinasi bakteri kombinasi bakteri Bacillus polymyxa dengan Corynebacterium kutscheri dengan penurunan TAN sebesar 0,218 mg/L atau mengalami penurunan sebesar 92,11 % selama 5 hari.

Kata kunci : Bioremediasi, Bacillus polymyxa, Corynebacterium kutscheri, Bacillus coagulan, TAN (Total Ammonia Nitrogen)


(3)

PENGKOMBINASIAN BAKTERI Bacillus polymyxa,

Corynebacterium kutscheri DAN Bacillus coagulan DALAM MENDEGRADASI TAN (Total Ammonia Nitrogen)

(Skripsi)

Oleh

UTAMI WIJAYA

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2016


(4)

ABSTRACT

COMBINATION OF Bacillus polymyxa, Corynebacterium kutscheri AND Bacillus coagulan BACTERIA IN DEGRADING TAN

(Total Ammonia Nitrogen) By

UTAMI WIJAYA

Bacillus polymyxa, Corynebacterium kutscheri and Bacillus coagulan were indigenous bacteria obtained from traditional tiger shrimp ponds in the Mulyosari village, district of Pasir Sakti, Regency of Lampung Timur, Province of Lampung was known to lower the TAN in in vivo and in vitro. These three bacteria are not pathogenic for vannamei shrimp larvae. The combination of the three bacteria isolates was done in order to be applied in ponds as bioremediator. This study was conducted to determine the best combination of indegenous bacteria namely Bacillus polymyxa, Corynebacterium kutscheri and Bacillus coagulan in degrading TAN. The capability of combination bacteria to degrade TAN combination was tested using a completely randomized design (CDR) with 5 treatments, those were 4 combinations of three indigeneous bacteria and without indigenous bacteria. The density of bacteria combination was 106 CFU/mL inoculated into the medium with concentration of 1 mg/L TAN, then TAN value was analyzed. TAN the results showed that all combination of bacteria were capable of degrading TAN. The best combination bacteria degrading TAN was Bacillus polymyxa combinated with Corynebacterium kutscheri with degradation of TAN of 0,218 mg/L or decreased by 92,11% over the 5 days.

Keywords : Bioremediation, Bacillus polymyxa, Corynebacterium kutscheri, Bacillus coagulan, TAN (Total Ammonia Nitrogen)


(5)

ABSTRAK

PENGKOMBINASIAN BAKTERI Bacillus polymyxa,

Corynebacterium kutscheri DAN Bacillus coagulan DALAM MENDEGRADASI TAN (Total Ammonia Nitrogen)

Oleh

UTAMI WIJAYA

Bacillus polymyxa, Corynebacterium kutscheri dan Bacillus coagulan adalah bakteri lokal yang didapat dari tambak tradisional udang windu di Desa Mulyosari, Kecamatan Pasir Sakti, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung diketahui dapat menurunkan TAN secara in vivo maupun in vitro. Ketiga isolat bakteri tersebut tidak bersifat patogen terhadap larva udang vannamei. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kombinasi terbaik dari bakteri lokal yaitu Bacillus polymyxa, Corynebacterium kutscheri dan Bacillus coagulan dalam kemampuannya mendegradasi TAN. Uji kemampuan kombinasi bakteri dalam mendegradasi TAN dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan yaitu 4 kombinasi bakteri dari 3 bakteri lokal dan tanpa pemberian kombinasi bakteri lokal. Kepadatan kombinasi bakteri sebanyak 106 CFU/mL kemudian dimasukkan ke dalam media TAN dengan konsentrasi 1 mg/L selanjutnya dilakukan analisis nilai TAN. Hasil pengujian nilai TAN menunjukkan bahwa semua kombinasi bakteri mampu dalam mendegradasi TAN. Kombinasi yang paling baik dalam mendegradasi TAN adalah kombinasi bakteri kombinasi bakteri Bacillus polymyxa dengan Corynebacterium kutscheri dengan penurunan TAN sebesar 0,218 mg/L atau mengalami penurunan sebesar 92,11 % selama 5 hari.

Kata kunci : Bioremediasi, Bacillus polymyxa, Corynebacterium kutscheri, Bacillus coagulan, TAN (Total Ammonia Nitrogen)


(6)

PENGKOMBINASIAN BAKTERI Bacillus polymyxa,

Corynebacterium kutscheri DAN Bacillus coagulan DALAM MENDEGRADASI TAN (Total Ammonia Nitrogen)

Oleh

UTAMI WIJAYA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PERIKANAN

Pada

Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2016


(7)

(8)

(9)

(10)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 14 Oktober 1993 sebagai anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Mardiran AP dan Ibu Budiyati.

Pendidikan yang ditempuh penulis dimulai dari Taman Kanak-Kanak Kartika II – 31 yang diselesaikan pada tahun 1999, Sekolah Dasar Kartika II – 6 yang diselesaikan pada tahun 2005, Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun pada tahun 2008, dan Sekolah Menengah Atas Negeri 16 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2011. Selanjutnya, penulis diterima di Program Studi Budidaya Perairan/Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada tahun 2011 melalui jalur Seleksi Masuk Bersama Perguruan Tinggi Negeri (SMBPTN).

Selama masa kuliah penulis aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Budidaya Perairan UNILA (HIDRILA) sebagai anggota bidang Penelitian dan Pengembangan pada tahun 2012 – 2013 dan 2013 – 2014. Pada tahun 2014, penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) di Loka Pemeriksaan Penyakit Ikan

dan Lingkungan (LP2IL) Serang, Banten dengan judul “Pengujian Kandungan

Logam Berat (Pb2+, Cd2+ dan Hg2+) pada Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) di loka Pemeriksaan Penyakit dan Lingkungan (LP2IL)

Serang, Banten”. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Pasar Batang, Kecamatan Penawar Aji, Kabupaten Tulang Bawang pada tahun 2015.

Penulis pernah menjadi asisten praktikum pada mata kuliah Biologi Perikanan, Limnologi, Genetika dan Pemuliaan Ikan, Manajemen Kesehatan Ikan dan Mikrobiologi Akuatik. Penulis menyelesaikan tugas akhir pada tahun 2016

dengan menulis skripsi yang berjudul “Pengkombinasian Bakteri

Bacillus polymyxa, Corynebacterium kutscheri dan Bacillus coagulan dalam Mendegradasi TAN (Total Ammonia Nitrogen)”.


(11)

(12)

(13)

SANWACANA

Puji syukur kepada Allah SWT, karena atas limpahan karunia, rahmat serta hidayah-Nya yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Pengkombinasian Bakteri Bacillus polymyxa, Corynebacterium kutscheri dan Bacillus coagulan dalam Mendegradasi TAN (Total Ammonia Nitrogen)” yang dilakukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Program Studi Budidaya Perairan, Universitas Lampung. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua dan adikku yang telah mencurahkan kasih sayang, do’a, dukungan, dan perhatian kepada penulis sehingga dapat tetap berjuang sampai detik ini.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung;

3. Ibu Ir. Siti Hudaidah, M.Sc., selaku Ketua Program Studi Budidaya Perairan;

4. Ibu Esti Harpeni, S.T., MAppSc., selaku Pembimbing Utama atas kesediannya dalam memberikan bimbingan, dukungan, saran serta kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini;

5. Bapak Dr. Supono, S.Pi., M.Si., selaku Pembimbing Akademik dan Pembimbing Kedua atas kesediannya dalam memberikan bimbingan, dukungan, saran serta kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini;

6. Bapak Eko Effendi, S.T., M.Si., selaku Penguji yang telah memberikan masukkan dan saran untuk perbaikan skripsi ini;

7. Seluruh dosen dan staf Program Studi Budidaya Perairan Universitas Lampung;


(14)

8. Keluargaku baik di Lampung dan yang di Jawa, terimakasih atas do’a serta dukungan kalian. Didik, Om Sugeng dan Om Supri terimakasih sudah menjadi tempat curhat, temen begadang dan lawan berantemanku.

9. Teman-teman satu perjuangan (Ahjussi, Mba Ncim, Ana, Mba Euis dan yang lainnya) yang telah saling menyemangati dan membantu baik selama penelitian maupun dalam penyelesaian skripsi;

10. Melinda, Mba Indah, Mba Bene, Ahjumma, Novi, Kiky, Anggun, Ibum, Nainai, Nenek, Ika, Ayu, Syoib, Anggita, Bembeng, Fajri, Ardhi dan Nhana terimakasih atas bantuannya baik tenaga, semangat dan dukungan sehingga penelitian dan skripsi ini dapat terselesaikan;

11. Keluarga Besar Budidaya Perairan Unila angkatan 2009 – 2014 (terkhusus angkatan 2011) yang telah membantu baik secara langsung dan tidak langsung; serta

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan pada skripsi sehingga sangat diharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, Februari 2016 Penulis


(15)

i DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... iv

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2.Tujuan ... 2

1.3.Manfaat ... 2

1.4.Kerangka Pemikiran ... 3

1.5.Hipotesis ... 6

II. METODE PENELITIAN ... 8

2.1.Waktu dan Tempat Penelitian ... 8

2.2. Alat dan Bahan Penelitian ... 8

2.3.Rancangan Percobaan ... 8

2.4.Prosedur Penelitian ... 9

2.4.1. Persiapan Penelitian ... 9

2.4.1.1. Persiapan Bakteri Uji Bacillus polymyxa, Corynebacterium kutscheri dan Bacillus coagulan ... 9

2.4.1.2. Persiapan Media Pengujian... 9

2.4.2. Pelaksanaan Penelitian ... 9

2.4.3. Parameter Pengamatan ... 10

2.4.3.1. Analisis TAN (Total Ammonia Nitrogen) ... 10

2.4.3.2. Kualitas Air ... 11

2.5.Analisis Data ... 11

III. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 12

IV.KESIMPULAN DAN SARAN ... 19

4.1. Kesimpulan ... 19

4.2. Saran ... 19

DAFTAR PUSTAKA ... 20 LAMPIRAN


(16)

ii DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Hasil Pengujian TAN selama 48 Jam LC-50 ke Beberapa Spesies Udang ... 4 2. Rata-rata Pengurangan Nilai TAN Perhari ... 13 3. Rata-rata Kualitas Air selama Uji Degradasi TAN ... 18


(17)

iii DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 6

2. Tata Letak Unit Percobaan ... 9

3. Nilai TAN dari Setiap Perlakuan ... 14


(18)

iv DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Road-Map Penelitian ... 25

2. Pembuatan Bahan ... 26

3. Rerata Nilai TAN selama Penelitian dari Setiap Perlakuan ... 28


(19)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Peningkatan hasil produksi budidaya udang dilakukan dalam rangka pemenuhan permintaan yang terus meningkat. Produksi budidaya udang pada tahun 2012 sebesar 415.703 ton dan mengalami peningkatan sebesar 55,39 % pada tahun 2013 menjadi 645.955 ton (Nainggolan et al., 2014). Salah satu masalah yang masih mempengaruhi adalah masalah limbah budidaya. Limbah budidaya yang dihasilkan berupa bahan padatan yaitu sisa pakan, feses serta koloni bakteri; dan bahan terlarut yaitu ammonia, urea, karbon dioksida, fosfor dan hidrogen sulfida (Nur, 2011).

Limbah budidaya dapat menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air karena terjadinya akumulasi bahan organik pada tambak. Hal tersebut merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kegagalan produksi. Akibat dari akumulasi bahan organik pada kisaran tertentu dapat menyebabkan kematian pada udang. Garno (2004) menjelaskan bahwa pencemaran di luar sistem tambak bukan merupakan faktor penyebab kegagalan budidaya udang melainkan akibat limbah organik yang terakumulasi di dalam sistem tambak.

Banyak metode yang telah dilakukan dalam penanganan limbah yang dihasilkan, salah satunya bioremediasi. Bioremediasi merupakan salah satu metode yang digunakan untuk meningkatkan kualitas air serta menjaga kesehatan dan stabilitas sistem akuakultur (Antony dan Philip, 2006). Bioremediasi adalah penggunaan mikroorganisme yang telah dipilih untuk ditumbuhkan pada polutan tertentu sehingga kadar polutan tersebut turun. Pada prosesnya, mikroorganisme memproduksi enzim-enzim yang akan memodifikasi struktur polutan beracun menjadi tidak kompleks dan hasilnya metabolit yang tidak beracun dan berbahaya (Priadie, 2012).

Biodegradasi merupakan salah satu bentuk dari bioremediasi, dimana kandungan bahan pencemar akan dihilangkan dengan memanfaatkan kemampuan bakteri. Biodegradasi melibatkan bahan yang digunakan sebagai pencemar, oksigen terlarut dan mikroba tertentu (Juarna, 1997). Dalam aplikasinya,


(20)

2 biodegradasi dapat dilakukan dengan menggunakan bakteri indigenous (lokal). Bakteri indegenous merupakan bakteri yang diperoleh dari hasil isolasi bakteri lalu dipilih biodegradasi dapat dilakukan dengan menggunakan bakteri indigenous (lokal). Bakteri indegenous merupakan bakteri yang diperoleh dari hasil isolasi bakteri lalu dipilih isolat terbaik sehingga dapat dikombinasikan dalam suatu konsorsium (Priadie, 2012). Bakteri indigenous yang ditemukan pada tambak tradisional udang windu di Desa Mulyosari, Kecamatan Pasir Sakti, Lampung Timur memiliki potensi sebagai agen biodegradasi mampu mengurangi kandungan TAN (Total Ammonia Nitrogen). Hasil identifikasi secara morfologi dan biokimia yang telah dilakukan Susanti et al. (2014), menunjukkan ketiga isolat bakteri pendegradasi TAN dengan kode TI6, TI1 dan TII5. Kode TI6

merupakan bakteri Corynebacterium kutscheri, TI1 merupakan bakteri

Bacillus polymyxa dan TII5 merupakan bakteri Bacillus coagulan.

Uji patogenisitas dan kemampuan masing-masing bakteri dalam mendegradasi TAN dalam skala laboratorium yang dilakukan Noviantina (2014) menunjukkan ketiga bakteri tersebut tidak bersifat patogen dan mampu menurunkan kandungan TAN. Ketiga bakteri tersebut dapat dikembangkan sebagai bioremediator supaya dapat diaplikasikan ke tambak udang, sehingga perlu dilakukan pengkombinasian bakteri. Pengkombinasian bakteri bertujuan untuk mengetahui keefektifan bakteri dalam mendegradasi TAN.

1.2. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kombinasi terbaik dari bakteri Bacillus polymyxa, Corynebacterium kutscheri dan Bacillus coagulan dalam kemampuannya mendegradasi TAN (Total Ammonia Nitrogen).

1.3. Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi tentang potensi

dari pengkombinasian bakteri indigenous Bacillus polymyxa,

Corynebacterium kutscheri dan Bacillus coagulan dalam mendegradasi TAN (Total Ammonia Nitrogen) pada tambak udang untuk mendukung sistem akuakultur berkelanjutan.


(21)

3

1.4. Kerangka Pemikiran

Usaha perikanan yang berkembang di Provinsi Lampung salah satunya adalah budidaya udang. Pada tahun 2012 luas budidaya tambak di Provinsi Lampung sebesar 23.819 Ha dengan hasil produksi udang sebesar 43.102 ton (Pusat Data Statistik dan Informasi Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2013). Akibat dari laju pertumbuhan penduduk yang meningkat, terjadi peningkatan permintaan udang sehingga perlu adanya peningkatan produksi udang. Sistem budidaya intensif dengan padat penebaran yang tinggi dilakukan sebagai solusi peningkatan produksi.

Peningkatan produksi tambak menimbulkan dampak negatif antara lain akumulasi limbah organik dalam sistem budidaya merupakan salah satu faktor menurunnya hasil produksi. Akumulasi limbah organik yang tinggi dapat

menyebabkan meningkatnya pertumbuhan mikroorganisme heterotrofik dan

bakteri patogen, eutrofikasi, terbentuknya senyawa toksik serta penurunan konsentrasi oksigen terlarut (Widiyanto, 2006). Senyawa toksik yang dihasilkan salah satunya adalah TAN (Total Ammonia Nitrogen). TAN merupakan bentuk keseluruhan dari ammonium (NH4+) dan amoniak (NH3). Amoniak di perairan alami berada dalam bentuk gas dan membentuk kesetimbangan dengan gas amonium pada suhu dan tekanan normal. Persamaan reaksi kesetimbangan antara amonia dan amonium sebagai berikut (Effendi, 2003):

NH3 + H2O ↔ NH4++ OH

-Amoniak lebih bersifat toksik daripada TAN, sehingga toksisitas TAN tergantung pada besar persentase amoniak dalam konsentrasi TAN (Timmons et al. 2002). Proporsi TAN bertambah dalam bentuk toksik (NH3) dipengaruhi oleh suhu dan pH. Setiap unit penambahan pH, akan meningkatkan konsentrasi amoniak yang tidak terionisasi sebanyak 10 kali (Durborow et al, 1997). Persentase amoniak meningkat seiring dengan meningkatnya nilai pH dan suhu perairan. Amoniak bersifat toksik terhadap organisme akuatik. Amoniak pada wilayah anoksik (tanpa oksigen) biasanya pada dasar perairan memiliki kadar yang tinggi (Effendi, 2003).


(22)

4 Berdasarkan SNI 01-7246-2006 (2006), konsentrasi TAN untuk pemeliharaan udang vannamei maksimal 0,01 mg/L. TAN bersifat toksik terhadap udang dalam 48 jam median lethal concentrations (LC-50) ke spesies udang yang berbeda (Tabel 1), dari kisaran 30 dan 110 mg/L TAN dalam air laut konsentrasi tinggi bergantung pada ukuran dan umur (Boardman et al., 2008). Amoniak pada konsentrasi diatas 0,1 mg/L dapat mempengaruhi laju pertumbuhan udang dan konsentrasi 1 mg/L dapat menyebabkan kematian pada udang (Boyd, 1990). Amonium dapat bersifat toksik apabila terjadi penurunan pH dan ditemukan dalam konsentrasi tinggi (Armstrong et al, 1978).

Tabel 1. Hasil Pengujian TAN selama 48 Jam LC-50 ke Beberapa Spesies Udang

Spesies Umur Ukuran

(g)

Suhu (ºC)

pH 48 Jam LC-50

(mg/L TAN) P. monodon Juvenile 4,87 ± 1,4 24,5 7,57 88a P. chinesis PL 0,36 ± 0,06 26 7,94 51,1b P. paulensis Juvenile 5,45 ± 0,4 25 7,78 43,1c P. semisulcatus PL 0,0275 ± 0,0014 25 8,2 32,49d L. vannamei Juvenile 0,99 ± 0,01 26 8,8 92,5e L. vannamei Juvenile 3,8 ± 0,38 23 7,7 110,6e

Sumber: a. Chen et al. (1990a) b.Chen et al. (1990b)

c. Ostrensky dan Wasielesky (1995) d. Kir dan Kumlu (2006)

e. Frias-Espericueta et al. (1999)

Beberapa cara yang biasanya dilakukan dalam pengelolaan kualitas air untuk menurunkan konsentrasi amoniak oleh petani tambak yaitu dengan melakukan teknik sedimentasi, pemakaian kincir air, dan penggunaan bahan kimia. Hasil yang diberikan masih kurang optimal dalam meningkatkan hasil produksi udang (Badjoeri dan Widiyanto, 2008). Lingkungan juga memiliki kemampuan dalam mendegradasi senyawa pencemar namun, beban pencemaran lebih besar dari kecepatan proses degradasi (Nugroho, 2006). Oleh karena itu, diperlukan suatu cara yang dapat membantu untuk mempercepat proses degradasi TAN. Bioremediasi merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk membantu proses degradasi TAN.


(23)

5 Bioremediasi adalah mikroorganisme yang dipilih untuk menurunkan kadar polutan dengan menumbuhkannya pada polutan tersebut. Saat berlangsungnya proses, enzim-enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi struktur polutan beracun menjadi tidak komplek sehingga menjadi metabolit yang tidak beracun dan berbahaya (Priadie, 2012). Metode dalam bioremediasi adalah biodegradasi yang merupakan pemanfaatan kemampuan menguraikan limbah secara biologi yang dilakukan oleh mikroba. Safitri et al. (2015) menyatakan bahwa lamanya waktu degradasi dan tingginya populasi bakteri yang mendegradasi membuat bioremediasi lebih efektif. Proses degradasi dapat berhasil karena pengaruh karateristik bahan organik, kemampuan mikroba dan kondisi lingkungan yang mendukung aktivitas mikroba (Komarawidjaja, 2004).

Bakteri yang digunakan untuk biodegradasi salah satunya adalah bakteri indigenous. Bakteri indigenous merupakan bakteri penghuni asli yang memiliki habitat pada daerah tersebut. Munawar dan Elfita (2015) menjelaskan bahwa bakteri memiliki potensi dalam menggunakan material yang terdapat pada habitatnya sebagai sumber nutrien dengan cara memetabolismenya, termasuk material yang berupa bahan pencemar.

Bakteri indigenous yang ditemukan pada tambak tradisional udang windu di Desa Mulyosari, Kecamatan Pasir Sakti, Lampung Timur adalah bakteri Bacillus polymyxa, Corynebacterium kutscheri dan Bacillus coagulan. Ketiga jenis bakteri ini berpotensi dalam menurunkan TAN baik secara in vitro maupun in vivo. Bakteri tersebut juga tidak bersifat patogen terhadap larva udang

vannamei (Noviantina, 2014). Oleh karena itu, perlu dilakukannya

pengkombinasian bakteri agar dapat diketahui efektivitas bakteri dalam menurunkan TAN sehingga dapat diaplikasikan ke tambak oleh para pembudidaya udang. Kemampuan kombinasi bakteri dalam menurunkan TAN dilakukan dengan metode bioaugmentasi yaitu dengan menambahkan kombinasi bakteri ke dalam media yang telah mengandung TAN.

Berbagai upaya peningkatan produksi dalam budidaya udang menyebabkan peningkatan padat penebaran. Dampak dari tingkat penebaran yang tinggi adalah bertambahnya sisa pakan dan feses yang terakumulasi di dalam tambak sehingga


(24)

6 TAN ikut meningkat. Peningkatan TAN dapat menyebabkan kematian pada udang sehingga konsentrasi TAN yang tinggi dapat bersifat toksik bagi udang. Upaya yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan memberikan kombinasi dari bakteri Bacillus polymyxa, Corynebacterium kutscheri dan Bacillus coagulan dengan harapan adanya penurunan konsentrasi TAN. Kombinasi terbaik dari ketiga bakteri tersebut akan diperoleh berdasarkan hasil penurunan nilai konsentrasi TAN tertinggi (Gambar 1).

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian

1.5. Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

H0 = σ = 0, Tidak ada pengaruh penambahan kombinasi bakteri biodegredasi

Bacillus polymyxa, Corynebacterium kutscheri dan Bacillus coagulan terhadap nilai TAN.

Peningkatan produksi budidaya udang

Padat tebar tinggi

Sisa pakan dan feses meningkat

Akumulasi TAN (Total Ammonia Nitrogen)

Toksik untuk udang

Penanganan dengan memberikan kombinasi dari bakteri Bacillus polymyxa, Corynebacterium kutscheri dan

Bacillus coagulan

Kombinasi terbaik dari bakteri Bacillus polymyxa, Corynebacterium kutscheri dan Bacillus coagulan yang dapat


(25)

7 H1 = σ ≠ 0, Ada pengaruh penambahan kombinasi bakteri biodegredasi

Bacillus polymyxa, Corynebacterium kutscheri dan Bacillus coagulan terhadap nilai TAN.


(26)

II. METODE PENELITIAN

2.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada Maret – Juli 2015 di Laboratorium Budidaya Perikanan, Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

2.2. Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu toples plastik ukuran 10 liter, instalansi aerasi, timbangan digital, thermometer, DO meter, pH paper, autoklaf, hot plate stirrer, spektrofotometer (Thermo Scientific Genesys 20), labu erlenmeyer, tabung reaksi, jarum ose, aluminium foil, sprayer, shaker (Boeco Germany PSU-15i), dan laminar air flow (Nuaire, Model No. NU-1264DDE). Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu air laut steril, akuades, alkohol 70%, media TSA (Tryptone Soy Agar) (Oxoid), media TSB (Tryptone Soy Borth) (Oxoid), larutan MnSO4, larutan hipoklorit, larutan sodium phenate, larutan standar TAN (Total Ammonia Nitrogen) 1 mg/L, isolat Bacillus polymyxa,

Corynebacterium kutscheri dan Bacillus coagulan.

2.3. Rancangan Percobaan

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dengan 4 kali ulangan. Perlakuan yang dilakukan yaitu 1) tanpa pemberian kombinasi bakteri; 2) pemberian sebanyak 106 CFU/mL kombinasi bakteri Bacillus polymyxa dengan Corynebacterium kutscheri; 3) pemberian

sebanyak 106 CFU/mL kombinasi bakteri Bacillus polymyxa dengan

Bacillus coagulan; 4) pemberian sebanyak 106 CFU/mL kombinasi bakteri

Corynebacterium kutscheri dengan Bacillus coagulan; dan 5) pemberian sebanyak

106 CFU/mL kombinasi bakteri Bacillus polymyxa dengan

Corynebacterium kutscheri dan Bacillus coagulan. Tata letak unit percobaan ditentukan secara acak (Gambar 2).


(27)

9 Gambar 2. Tata Letak Unit Percobaan

Keterangan:

P1: Tanpa pemberian kombinasi bakteri

P2: Pemberian 106 CFU/mL kombinasi bakteri Bacillus polymyxa dengan Corynebacterium kutscheri

P3: Pemberian 106 CFU/mL kombinasi bakteri Bacillus polymyxa dengan Bacillus coagulan

P4: Pemberian 106 CFU/mL kombinasi bakteri Corynebacterium kutscheri dengan Bacillus coagulan

P5: Pemberian 106 CFU/mL kombinasi bakteri Bacillus polymyxa dengan Corynebacterium kutscheri dan

Bacillus coagulan

U (1; 2; 3; 4): Ulangan

2.4. Prosedur Penelitian

2.4.1.Persiapan Penelitian

2.4.1.1. Persiapan Bakteri Uji Bacillus polymyxa, Corynebacterium kutscheri

dan Bacillus coagulan

Bakteri uji dipersiapkan dengan mengkultur kembali isolat bakteri

Bacillus polymyxa, Corynebacterium kutscheri dan Bacillus coagulan

menggunakan media TSA 70% air laut.

2.4.1.2. Persiapan Media Pengujian

Wadah yang akan digunakan berupa toples plastik berukuran 10 liter dengan jumlah 20 unit. Sebelum digunakan, toples dibersihkan kemudian diisi air laut sebanyak 3 liter, yang diendapkan selama 24 jam. Larutan standar TAN ditambahkan sebanyak 1 mg/L ke dalam air laut.

2.4.2.Pelaksanaan Penelitian

Pengujian kemampuan bakteri dalam mendegradasi TAN skala laboratorium dilakukan dengan memberikan larutan standar TAN sebanyak 1 mg/L sebagai sumber TAN lalu dimasukkan sebanyak 106 CFU/mL dari setiap kombinasi

P3U4 P1U2 P4U2 P5U4 P3U3 P5U3 P1U3 P2U4 P1U4 P3U2


(28)

10 bakteri ke dalam wadah pengujian. Terdapat 5 perlakuan dalam pengujian yaitu 4 kombinasi bakteri berbeda dengan kepadatan sebesar 106 CFU/mL dan tanpa penambahan kombinasi bakteri dengan pengulangan sebanyak 4 kali. Pengamatan parameter nilai TAN dilakukan setiap hari selama 7 hari penelitian.

2.4.3.Parameter Pengamatan

2.4.3.1. Analisis TAN (Total Ammonia Nitrogen)

 Air sampel disaring sebanyak 25 – 50 mL menggunakan kertas saring Whatman Cellulose Nirate nomor 7140104 tipe WCN dengan mess size 0,45 µm dan diameter 45 mm.

 Air sampel yang telah disaring diambil 10 mL dan dimasukkan ke

dalam gelas piala. Blanko dibuat dari akuades sebanyak 10 mL.

 Larutan standar (Lampiran 2d) disiapkan sebanyak 5 konsentrasi yaitu 0,1; 0,2; 0,4; 0,6; dan 0,8 mg/L. Selanjutnya masing-masing konsentrasi diambil sebanyak 10 mL.

 Sampel, blanko dan larutan standar ditambahkan 1 tetes larutan MnSO4 (Lampiran 2e), 0,5 mL chlorox (oxidizing solution) (Lampiran 1f) dan 0,6 mL phenate (Lampiran 2g). Penambahan phenate dilakukan dengan segera menggunakan pipet tetes yang sudah dikalibrasi. Selama ± 15 menit didiamkan sampai warna stabil (warna akan tetap stabil sampai beberapa jam).

 Sampel, blanko dan larutan standar diukur menggunakan

spektrofotometer dengan panjang gelombang 630 nm, selanjutnya nilai absorbance dihitung nilai TAN menggunakan persamaan. Persamaan untuk menghitung nilai konsentrasi ammonia-N total (TAN) yaitu

TAN (mg/L) = × Cst Keterangan:

Cst : konsentrasi larutan standar (0,6 mg/L) Ast : nilai absorbansi larutan standar

As : nilai absorbansi air sampel As


(29)

11

2.4.3.2. Kualitas Air

Kualitas air diukur pada awal, tengah dan akhir penelitian meliputi pengukuran suhu, DO (Dissolved Oxygen), pH, dan salinitas sebagai parameter untuk melihat kondisi media pengujian mendukung bakteri heterotrof untuk hidup.

2.5. Analisis Data

Selisih dari nilai TAN pada hari kedua dengan hari terakhir pengamatan dianalisis menggunakan uji statistik ANOVA pada tingkat kepercayaan 95%. Jika varian data tidak berdistribusi normal dan tidak homogen maka data akan dianalisis secara non parametrik. Parameter kualitas air akan dianalisis secara deskriptif.


(30)

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Semua kombinasi bakteri mampu mendegradasi TAN dengan kombinasi yang paling baik adalah kombinasi bakteri Bacillus polymyxa dengan Corynebacterium kutscheri.

4.2. Saran

1. Perlu dilakukan uji lanjut untuk mengetahui sifat zoonosis dan patogen dari bakteri Corynebacterium kutscheri.

2. Perlu dilakukan uji lanjut untuk mengetahui fase pertumbuhan bakteri pada kondisi kualitas air yang berbeda.

3. Perlu dilakukan penelitian lanjut dengan mengaplikasikan penggunaan bakteri dalam budidaya tambak.


(31)

DAFTAR PUSTAKA

Antony, S. P. dan R. Philip. (2006). Bioremediation in Shrimp Culture System. NAGA, WorldFish center Quarterly, 29 (3 & 4): 62 – 66.

Armstrong, D. A., D. Chippendale, A. W. Knight dan J. E. Colt. (1978). Interaction of Ionized and Un-Ionized Ammonia on Short-Term Survival and Growth of Prawn Larvae, Macrobrachium rosenbergii. Biol. Bull., 154: 15 – 31.

Badjoeri, M. dan T. Widiyanto. (2008). Penggunaan Bakteri Nitrifikasi untuk Bioremediasi dan Pengaruhnya terhadap Konsentrasi Amonia dan Nitrit di Tambak Udang. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia, 34 (2): 261 – 268. Bernard, K. (2012). The Genus Corynebacterium and Other Medically Relevant

Coryneform-Like Bacteria. Journal of Clinical Microbiology, 50 (10): 3152 – 3158.

Boardman, G., A. Dietrich, S. Smith. (2008). Acute Toxicity of Ammonia and Nitrite to White Shrimp (L. vannamei) at Low Salinities. Tesis. Virginia : Virginia Polytechnic Institute and State University.

Boyd, C. E. (1990). Water Quality in Ponds for Aquaculture. Alabama : Birmingham Publishing Co.

Chen, J.-C., P.-C. Liu dan S.-C. Lei. (1990a). Toxicities of Ammonia and Nitrite to Penaeus monodon adolescents. Aquaculture, 89 (1990): 127 – 137. Chen, J.-C., Y.-Y. Ting, J.-N. Lin dan M.-N. Lin. (1990b). Lethal Effects of

Ammonia and Nitrite on Penaeus chinensis juveniles. Marine Biology, 107: 427 – 431.

De Vecchi, E. dan L. Drago. (2006). Lactobacillus sporogenes or Bacillus coagulans: Misidentification or Mislabelling?. International

Journal of Probiotics and Prebiotics, 1 (1): 3 – 10.

Durborow, R.M., D. M. Crosby, and M. W. Brunson. (1997). Ammonia in Fish Ponds. SRAC Publication No. 463.

Ebeling, J. M., M. B. Timmons dan J. J. Bisogni. (2006). Engineering Analysis of The Stoichiometry of Photoautotrophi, Autotrophi, and Heterotrophic Removal of Ammonia-Nitrogen in Aquaculture System. Aquaculture, 257 (2006): 346 – 358.


(32)

21 Effendi, H. (2003). Telaah Kualitas Air, Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan

Lingkungan Perairan. Yogyakarta : Penerbit Kanisius. 258 pp.

Frias-Espericueta, M. G., M. Harfush-Melendez, J. I. Osuna-Lopez dan F. Paez-Osuna. (1999). Acute Toxicity of Ammonia to Juvenile Shrimp Penaeus vannamei Boone. Bulletin of Enviromental Contamination and Toxicology, 62: 646 – 652.

Garno, Y. Soetrisno. (2004). Biomanipulasi, Paradigma Baru dalam Pengandalian Limbah Organik Budidaya Perikanan di Waduk dan Tambak. Jakarta. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.

Hamoda, M. F. (1995). Biotreatment of Wastewaters Using Aerated Submerged Fixed-film Reactors. Kluwer Academic Publishers, 431 – 449.

Jory, D. E. (1998). Use of Probiotics in Penaeid Shrimp Growout. Aquaculture Magazine, 24 (1): 62 – 67.

Juarna, A. (1997). Penyelesaian Numerik Masalah Nilai Awal Sistem PDB Biodegradasi Pencemar Air Tanah dengan Menggunakan Paket VODPK. Tesis. Depok : Universitas Indonesia.

Kir, M. dan M. Kumlu. (2006). Acute Toxicity of Ammonia to Penaeus semisulcatus Postlarvae in Relation to Salinity. Journal of The

World Aquaculture Society, 37 (2): 231 – 235.

Komarawidjaja, W. (2004). Penelitian Pengaruh Pemanfaatan Konsorsium Mikroba Penitrifikasi dalam Budidaya Udang. Jurnal Teknologi Lingkungan, 5 (1): 25 – 29.

Kurusu, K. dan K. Ohba. (1987). New Peptide Antibiotis LI-F03, F04, F05, F07, and F08, Produced by Bacillus polymyxa. The Journal of Antibiotics, XL (11): 1506 – 1514.

Munawar dan Elfita. (2015). Biodiversitas Bakteri Indigen dan Kontribusinya dalam Pengelolaan Lingkungan Tercemar : Studi Kasus Beberapa Wilayah di Indonesia. Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon, 1 (6): 1359 – 1363.

Nainggolan, H., K. F. Rahmantya, A. D. Asianto, D. Wibowo, T. Wahyudi, dan W. A. Somad. (2014). Kelautan dan Perikanan Dalam Angka 2014. Jakarta : Pusat Data Statistik dan Informasi.

Nakamura, L. K. (1987). Bacillus polymyxa (Prazmowski) Mace 1889 Deoxyribonucleic Acid Relatedness and Base Composition. International Journal of Systematic Bacteriology, 37 (4): 391 – 397.


(33)

22 Noviantina, J. (2014). Uji Patogenesitas Bakteri Campylobacter sp. TI6,

Listeria sp. TI1, dan Nitrosococcus sp. TII5 pada Pemeliharaan Udang Vanname (Litopenaeus vannamei) serta Kemampuannya dalam Mendregradasi TAN (Total Ammonia Nitrogen). Skripsi. Bandar Lampung : Universitas Lampung.

Nur, A. (2011). Manajemen Pemeliharaan Udang Vaname. Jakarta : Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan.

Nugroho, A. (2006). Biodegrasasi Sludge Minyak Bumi dalam Skala Mikrokosmos: Simulasi Sederhana sebagai Kajian Awal Bioremediasi Land Treatment. Makara, Teknologi, 10 (2): 82 – 89.

Ostrensky, A., W. Wasielesky Jr. (1995). Acute Toxicity of Ammonia to Various Life Stages of the Sao Paulo Shrimp, Penaeus paulensis Perez-Farfante, 1967. Aquaculture, 132 (1995): 339 – 347.

Priadie, B. (2012). Teknik Bioremediasi sebagai Alternatif dalam Upaya Pengendalian Pencemaran Air. Jurnal Ilmu Lingkungan, 10 (1): 38 – 48. Pusat Data Statistik dan Informasi Kementrian Kelautan. (2013). Buku Statistik

Kelautan dan Perikanan 2012. Jakarta : Pusat Data Statistik dan Informasi Kementrian Kelautan.

Rheinheimer, G. (1985). Aquatic Microbiology, 3rd edition. John Wiley & Sons Ltd. Chichester. 257 pp.

Safitri, R., B. Priadie, dan D. Indah Permatasari. (2015). The Performance of Bacterial Consortium in Various Carriers on The Bioremediation of River Water Polluted by Domestic Sewage. Environmental Engineering, Vol. IV: 120 – 126.

Sharma, R. 1999. Probiotics: A New Horizon in Aquaculture. Fisheries World, 8 – 1.

SNI 01-7246-2006. (2006). Produksi Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) di Tambak dengan Teknologi Intensif. Jakarta : Badan Standarisasi Nasional. Supriyadi, Sudaryanto dan S. Hartati. (2012). Dinamika Populasi Bakteri

Heterotrof dan Nitrifikasi pada Sistem Agroforestri di Sub-DAS Keduang, Daerah Bengawan Solo Hulu. The 5th International Seminar of Indonesian Society for Microbiology (ISISM), 20 – 22 September 2012.


(34)

23 Susanti, E., E. Harpeni, A. Setiawan, dan B. Putri. (2014). Penapisan Bakteri

Pendegradasi Total Ammonia Nitrogen dari Sedimen Tambak Tradisional Udang Windu (Penaeus monodon). Aquasains (Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan), 2 (2): 145 – 148.

Timmons, M.B., J.M. Ebeling, F.W. Wheaton, S.T. Summerfelt and B.J. Vinci. (2002). Recirculating Aquaculture Systems, 2nd Edition. USA : NRAC Publication.

Widiyanto, T. (2006). Seleksi Bakteri Nitrifikasi dan Denitrifikasi untuk Bioremediasi di Tambak Udang. Disertasi. Bogor : Institut Pertanian Bogor.


(1)

11 2.4.3.2. Kualitas Air

Kualitas air diukur pada awal, tengah dan akhir penelitian meliputi pengukuran suhu, DO (Dissolved Oxygen), pH, dan salinitas sebagai parameter untuk melihat kondisi media pengujian mendukung bakteri heterotrof untuk hidup.

2.5. Analisis Data

Selisih dari nilai TAN pada hari kedua dengan hari terakhir pengamatan dianalisis menggunakan uji statistik ANOVA pada tingkat kepercayaan 95%. Jika varian data tidak berdistribusi normal dan tidak homogen maka data akan dianalisis secara non parametrik. Parameter kualitas air akan dianalisis secara deskriptif.


(2)

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Semua kombinasi bakteri mampu mendegradasi TAN dengan kombinasi yang paling baik adalah kombinasi bakteri Bacillus polymyxa dengan Corynebacterium kutscheri.

4.2. Saran

1. Perlu dilakukan uji lanjut untuk mengetahui sifat zoonosis dan patogen dari bakteri Corynebacterium kutscheri.

2. Perlu dilakukan uji lanjut untuk mengetahui fase pertumbuhan bakteri pada kondisi kualitas air yang berbeda.

3. Perlu dilakukan penelitian lanjut dengan mengaplikasikan penggunaan bakteri dalam budidaya tambak.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Antony, S. P. dan R. Philip. (2006). Bioremediation in Shrimp Culture System. NAGA, WorldFish center Quarterly, 29 (3 & 4): 62 – 66.

Armstrong, D. A., D. Chippendale, A. W. Knight dan J. E. Colt. (1978). Interaction of Ionized and Un-Ionized Ammonia on Short-Term Survival and Growth of Prawn Larvae, Macrobrachium rosenbergii. Biol. Bull., 154: 15 – 31.

Badjoeri, M. dan T. Widiyanto. (2008). Penggunaan Bakteri Nitrifikasi untuk Bioremediasi dan Pengaruhnya terhadap Konsentrasi Amonia dan Nitrit di Tambak Udang. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia, 34 (2): 261 – 268. Bernard, K. (2012). The Genus Corynebacterium and Other Medically Relevant

Coryneform-Like Bacteria. Journal of Clinical Microbiology, 50 (10): 3152 – 3158.

Boardman, G., A. Dietrich, S. Smith. (2008). Acute Toxicity of Ammonia and Nitrite to White Shrimp (L. vannamei) at Low Salinities. Tesis. Virginia : Virginia Polytechnic Institute and State University.

Boyd, C. E. (1990). Water Quality in Ponds for Aquaculture. Alabama : Birmingham Publishing Co.

Chen, J.-C., P.-C. Liu dan S.-C. Lei. (1990a). Toxicities of Ammonia and Nitrite to Penaeus monodon adolescents. Aquaculture, 89 (1990): 127 – 137. Chen, J.-C., Y.-Y. Ting, J.-N. Lin dan M.-N. Lin. (1990b). Lethal Effects of

Ammonia and Nitrite on Penaeus chinensis juveniles. Marine Biology, 107: 427 – 431.

De Vecchi, E. dan L. Drago. (2006). Lactobacillus sporogenes or Bacillus coagulans: Misidentification or Mislabelling?. International

Journal of Probiotics and Prebiotics, 1 (1): 3 – 10.

Durborow, R.M., D. M. Crosby, and M. W. Brunson. (1997). Ammonia in Fish Ponds. SRAC Publication No. 463.

Ebeling, J. M., M. B. Timmons dan J. J. Bisogni. (2006). Engineering Analysis of The Stoichiometry of Photoautotrophi, Autotrophi, and Heterotrophic Removal of Ammonia-Nitrogen in Aquaculture System. Aquaculture, 257 (2006): 346 – 358.


(4)

21 Effendi, H. (2003). Telaah Kualitas Air, Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan

Lingkungan Perairan. Yogyakarta : Penerbit Kanisius. 258 pp.

Frias-Espericueta, M. G., M. Harfush-Melendez, J. I. Osuna-Lopez dan F. Paez-Osuna. (1999). Acute Toxicity of Ammonia to Juvenile Shrimp Penaeus vannamei Boone. Bulletin of Enviromental Contamination and Toxicology, 62: 646 – 652.

Garno, Y. Soetrisno. (2004). Biomanipulasi, Paradigma Baru dalam

Pengandalian Limbah Organik Budidaya Perikanan di Waduk dan Tambak. Jakarta. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.

Hamoda, M. F. (1995). Biotreatment of Wastewaters Using Aerated Submerged Fixed-film Reactors. Kluwer Academic Publishers, 431 – 449.

Jory, D. E. (1998). Use of Probiotics in Penaeid Shrimp Growout. Aquaculture Magazine, 24 (1): 62 – 67.

Juarna, A. (1997). Penyelesaian Numerik Masalah Nilai Awal Sistem PDB Biodegradasi Pencemar Air Tanah dengan Menggunakan Paket VODPK. Tesis. Depok : Universitas Indonesia.

Kir, M. dan M. Kumlu. (2006). Acute Toxicity of Ammonia to Penaeus semisulcatus Postlarvae in Relation to Salinity. Journal of The

World Aquaculture Society, 37 (2): 231 – 235.

Komarawidjaja, W. (2004). Penelitian Pengaruh Pemanfaatan Konsorsium

Mikroba Penitrifikasi dalam Budidaya Udang. Jurnal Teknologi

Lingkungan, 5 (1): 25 – 29.

Kurusu, K. dan K. Ohba. (1987). New Peptide Antibiotis LI-F03, F04, F05, F07, and F08, Produced by Bacillus polymyxa. The Journal of Antibiotics, XL (11): 1506 – 1514.

Munawar dan Elfita. (2015). Biodiversitas Bakteri Indigen dan Kontribusinya dalam Pengelolaan Lingkungan Tercemar : Studi Kasus Beberapa Wilayah di Indonesia. Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon, 1 (6): 1359 – 1363.

Nainggolan, H., K. F. Rahmantya, A. D. Asianto, D. Wibowo, T. Wahyudi, dan W. A. Somad. (2014). Kelautan dan Perikanan Dalam Angka 2014. Jakarta : Pusat Data Statistik dan Informasi.

Nakamura, L. K. (1987). Bacillus polymyxa (Prazmowski) Mace 1889

Deoxyribonucleic Acid Relatedness and Base Composition. International Journal of Systematic Bacteriology, 37 (4): 391 – 397.


(5)

22 Noviantina, J. (2014). Uji Patogenesitas Bakteri Campylobacter sp. TI6,

Listeria sp. TI1, dan Nitrosococcus sp. TII5 pada Pemeliharaan Udang

Vanname (Litopenaeus vannamei) serta Kemampuannya dalam

Mendregradasi TAN (Total Ammonia Nitrogen). Skripsi. Bandar Lampung : Universitas Lampung.

Nur, A. (2011). Manajemen Pemeliharaan Udang Vaname. Jakarta : Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan.

Nugroho, A. (2006). Biodegrasasi Sludge Minyak Bumi dalam Skala Mikrokosmos: Simulasi Sederhana sebagai Kajian Awal Bioremediasi Land Treatment. Makara, Teknologi, 10 (2): 82 – 89.

Ostrensky, A., W. Wasielesky Jr. (1995). Acute Toxicity of Ammonia to Various Life Stages of the Sao Paulo Shrimp, Penaeus paulensis Perez-Farfante, 1967. Aquaculture, 132 (1995): 339 – 347.

Priadie, B. (2012). Teknik Bioremediasi sebagai Alternatif dalam Upaya Pengendalian Pencemaran Air. Jurnal Ilmu Lingkungan, 10 (1): 38 – 48. Pusat Data Statistik dan Informasi Kementrian Kelautan. (2013). Buku Statistik

Kelautan dan Perikanan 2012. Jakarta : Pusat Data Statistik dan Informasi Kementrian Kelautan.

Rheinheimer, G. (1985). Aquatic Microbiology, 3rd edition. John Wiley & Sons Ltd. Chichester. 257 pp.

Safitri, R., B. Priadie, dan D. Indah Permatasari. (2015). The Performance of Bacterial Consortium in Various Carriers on The Bioremediation of River Water Polluted by Domestic Sewage. Environmental Engineering, Vol. IV: 120 – 126.

Sharma, R. 1999. Probiotics: A New Horizon in Aquaculture. Fisheries World, 8 – 1.

SNI 01-7246-2006. (2006). Produksi Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) di Tambak dengan Teknologi Intensif. Jakarta : Badan Standarisasi Nasional. Supriyadi, Sudaryanto dan S. Hartati. (2012). Dinamika Populasi Bakteri

Heterotrof dan Nitrifikasi pada Sistem Agroforestri di Sub-DAS Keduang, Daerah Bengawan Solo Hulu. The 5th International Seminar of Indonesian Society for Microbiology (ISISM), 20 – 22 September 2012.


(6)

23 Susanti, E., E. Harpeni, A. Setiawan, dan B. Putri. (2014). Penapisan Bakteri

Pendegradasi Total Ammonia Nitrogen dari Sedimen Tambak Tradisional

Udang Windu (Penaeus monodon). Aquasains (Jurnal Ilmu Perikanan dan

Sumberdaya Perairan), 2 (2): 145 – 148.

Timmons, M.B., J.M. Ebeling, F.W. Wheaton, S.T. Summerfelt and B.J. Vinci. (2002). Recirculating Aquaculture Systems, 2nd Edition. USA : NRAC Publication.

Widiyanto, T. (2006). Seleksi Bakteri Nitrifikasi dan Denitrifikasi untuk Bioremediasi di Tambak Udang. Disertasi. Bogor : Institut Pertanian Bogor.