20
Kecepata total perjalanan dan kecepatan perjalanan bergerak dapat diperoleh dari persamaan berikut :
K = . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
dimana : K = kecepatan perjalanan kpj
J = panjang ruteseksi km W = waktu tempuh menit
Selanjutnya kecepatan rata-rata ruang dapat diperoleh dari persamaan berikut :
K =
∑
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .6
dimana : K = kecepatan perjalanan kpj
J = panjang ruteseksi km Ew= jumlah waktu tempuh untuk semua sampel kendaraan menit
N = jumlah sampel kendaraan Persamaan untuk mendapatkan kecepatan kendaraan bergerak diperoleh dengan
mengganti total perjalanan dengan perjalanan bergerak pada persamaan di atas.
II.7 Populasi dan sampel II.7.1 Populasi
Menurut sugiarto 2003, populasi merupakan keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang akan diteliti. Populasi penelitian ini adalah masyarakat
Simpang Limun yang melakukan perjalanan ke Universitas Sumatera Utara.
II.7.2 Sampel
Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampel. purposive sampel adalah teknik penentuan sampel untuk tujuan tertentu Sugioni, 1998.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
21
Didasarkan atas pertimbangan roscoe dalam sugiyono,2003 yang mengatakan ukuran sampel yang layak digunakan dalam penelitian sosial adalah antara 30 sampai
dengan 500. Adapun kriteria sampel didasarkan atas ketentuan sebagai berikut:
1. Responden yang dipilih adalah penduduk atau masyarakat Simpang Limun
yang menetap atau tinggal di daerah tersebut. 2.
Karakteristik responden adalah pelaku perjalanan dari Simpang Limun menuju Universitas Sumatera Utara.
II.8 Pengenalan Metode Travel Time Reliability Dalam Penentuan Waktu Perjalanan
II.8.1 Umum
Hampir semua orang berusaha untuk mencapai tujuan mereka tepat pada waktunya, sayangnya pergerakan itu dilakukan hampir pada saat yang bersamaan,
biasanya selama jam puncak, pelaku perjalanan umumnya sudah terbiasa dengan
kemacetan tiap harinya dan sudah mempersiapkan untuk hal tersebut.
Karena setiap orang menginginkan satu satuan waktu yang tetap, yang mereka gunakan dalam perancanaan perjalanan mereka yaitu waktu yang tetap dari hari ke
hari atau dari waktu ke waktu dalam satu hari. Dengan kata lain, setiap orang menginginkan suatu perjalanan yang jika hari ini memakan waktu setengah jam,
setengah jam besok, dan seterusnya, maka perlu sebuah ukuran yang dapat diandalkan. Sehingga masalah – masalah seperti di atas tidak terjadi.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
22
Variasi Waktu Tempuh dari Hari ke Hari
Yang Dialami Pelaku Perjalanan
Dec. Yang Pelaku Perjalanan Ingat
Rata-Rata Tahunan
Waktu Tempuh
July Jan.
Dec. July
Waktu Tempuh
Gambaran Kondisi Lalu Lintas
Jan Pelaku perjalanan kurang mentolerir terhadap tundaan yang tidak terduga
unexpected delays dikarenakan tundaan ini memiliki konsekuensi yang lebih besar dibandingkan dengan kemacetan tiap harinya. Pelaku perjalanan juga cenderung
untuk mengingat beberapa hari terburuk yang mereka habiskan di lalu lintas, dibanding waktu rata-rata dalam setahun.
Gambar 2.4. Perhitungan waktu tempuh rata-rata didapat data yang kurang lengkap.
Reliability merupakan suatu ukuran yang dapat dipercaya atau ukuran yang dapat diandalkan untuk melakukan sesuatu. Namun untuk Travel Time Reliability
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
23
Waktu Tempuh
Sebelum Sesudah
Hari terburuk dalam sebulan
Perbedaan Besar dalam Waktu Tempuh Keandalan
Waktu Tempuh
Sebelum Sesudah
Rata-Rata Harian tujuannya adalah untuk mencari waktu keandalan dalam melakukan suatu perjalanan
untuk suatu alasan ataupun pekerjaan dari suatu zona menuju zona lain pada rute tertentu. Reliability Travel Time sangat erat kaitannya dengan masalah kemacetan,
dimana terdapat berbagai macam gangguan atau tundaan yang dapat mengakibatkan keterlambatan atau kehilangan waktu perjalanan setiap hari, dimana bila ini terjadi
dalam skala besar maka sangat besar pengaruhnya terhadap tingkat perekonomian.
Gambar 2.5. Pengukuran waktu tempuh keandalan
Perbedaan Kecil dalam Waktu Tempuh Rata-rata
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
24
II.8.2 Skema Umum Penggunaan Reliability
Mengukur waktu keandalan perjalanan relatif baru, tetapi beberapa pengukuran telah terbukti efektif, beberapa cara pengukuran metode pengukuran keandalan
waktu perjalanan yang paling efektif adalah : 1.
Persentile ke-95. Persentile ke-95 adalah waktu perjalanan yang di anggap paling sibuk pada arus lalulintas TTI, 2006. Perhitungan nilai percentile
ke-95 didapat dari data waktu perjalanan pada pengamatanpenelitian.
Rumus Persentil:
100 1
1 1
+ =
N P
... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
P1 = Persentil 1 N= Jumlah perjalanan
Travel Time Window = Waktu Rata-Rata Perjalanan ± Standard Deviasi
Buffer Indek =
Buffer Time = Buffer Indek x Waktu Rata-Rata Perjalanan
Planning time indeks =
Free flow time = Planning Time = Planning Time Indeks x Free Flow Time
2. Rumus Lomax dan Van Lint
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
25
Karena Reliability didefinisikan terhadap bagaimana perjalanan berubah-ubah setiap harinya, maka sangat penting untuk mempertimbangkan variabilitas yang ada.
Dengan menghitung total waktu rata-rata perjalanan dan total waktu tambahan yang dibutuhkan bagi para pengguna jalan untuk memastikan berapa jumlah waktu yang
agar para pengguna jalan bisa sampai ke tujuan tepat waktu. Yang termasuk dalam perhitungan Reliability Lomax dan Van Lint adalah:
• Statistical Range menunjukkan waktu tempuh tersering dialami, umumnya
statistik dari deviasi standar untuk menunjukkan perkiraan dari kondisi transportasi yang mungkin dialami oleh pelaku perjalanan. Pengukuran ini
umumnya menggambarkan pengukuran variabilitas. o
Travel Time Window Deviasi standar dari waktu tempuh yang dikombinasikan dengan
waktu tempuh rata-rata dari sejumlah pengukuran untuk menciptakan pengukuran keandalan dan variasi. Penjumlahan dan
pengurangan dari waktu tempuh rata-rata akan memberikan sebesar mana nilai waktu tempuh akan bervariasi. Penggunaan standar
deviasi akan meliputi 68 data yang dianalisa. o
Percent Variation Ini merupakan bentuk dari pengukuran statistik untuk mendapatkan
nilai koefisien variasi, menganalisa data waktu tempuh berdasarkan koefisien variasi memberi gambaran yang lebih jelas terhadap
karakteristik performa dibandingkan dengan deviasi standar dengan cara menghilangkan jarak tempuh dari perhitungan. Umumnya
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
26
semakin tinggi nilai percent variation maka semakin kurang keandalannya.
o Variability Index
Digunakan untuk melihat keandalan yang teraplikasi lebih dari satu pengukuran. indeksnya dihitung sebagai sebuah rasio dari
perbedaan dari selang kepercayaan diatas dan dibawah 95 dari periode sibuk dan tidak sibuk. Perbedaan interval mewakili 2
deviasi standar diatas dan dibawah rata-rata dalam periode sibuk umumnya lebih besar dari periode tidak sibuk sehingga variability
index memiliki nilai rasio lebih besar dari 1.
• Buffer Time Measures menunjukkan efek dari kondisi perjalanan yang
tidak beraturan dimana harus diberi waktu tambahan agar pelaku perjalanan bisa mencapai tempat tujuannya tepat waktu dalam tingkat persentase yang
tinggi. Atau praktisnya ”saya harus memberikan waktu yang cukup supaya saya bisa mencapai tempat tujuan dalam persen tepat pada waktunya”.
Pengukuran ini umumnya menggambarkan pengukuran reliability. o
Buffer Time Besarnya waktu ekstra dalam menit yang dibutuhkan oleh seorang
pelaku perjalanan agar tiba sampai ke tempat tujuannya tepat pada waktunya.
o Buffer Index
Dimaksudkan adalah besarnya persentase waktu ekstra yang dibutuhkan terhadap berbagai hambatan yang terjadi dalam
perjalanan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
27
o Planning Time Index
Disebut sebagai perhitungan waktu tempuh rencana, agar perjalanan bisa sampai tujuan tepat pada waktunya.
• Tardy Trip Indicators menjawab pertanyaan ”seberapa sering pelaku
perjalanan tidak menerima keterlambatan?” pengukuran waktunya bisa dari persentase waktu perjalanan, peningkatan waktu dalam menit diatas rata-
rata atau nilai mutlak dalam menit. Pengukuran ini umumnya menggambarakan pengukuran reliability.
o Florida Reliability Index
Merupakan pengukuran menggunakan persentase dari puncak waktu tempuh rata-rata untuk memperkirakan batas dari waktu
tempuh tambahan yang masih diizinkan, jumlah dari waktu tempuh tambahan dan waktu rata-rata menunjukkan waktu perkiraan.
Waktu perkiraan tambahan itu sendiri yaitu 5, 10, 15, dan 20 dari waktu tempuh rata-rata.
o On Time Arrival
Persentase dari ambang batas keterlambatan yang mengindikasikan bahwa waktu tempuh masih dapat disebut andal.
o Misery Index
Aspek negatif dari keandalan perjalanan bisa diperiksa dari menit rata-rata perjalanan terburuk melebihi rata-rata waktu tempuh. Hal
ini bisa dikalkulasikan dengan cara mengambil data terburuk sebanyak 20, dimana penggunaan angka 20 menunjukkan hari
terburuk dalam satu minggu.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
28
• Probabilistic Measures menunujukkan probabilitas dari perjalanan asal-
tujuan bisa berhasil dengan pemberian waktu interval dan berada pada level servis yang spesifik. Pada pengukuran ini diberi batas ambang untuk
membedakan waktu tempuh andal dan tidak andal.
• Skew and Width Measures percobaan untuk mengukur skew dan width dari
distribusi waktu tempuh perjalanan menggunakan persentil. Skew yang besar menunjukkan probabilitas dari waktu tempuh yang ekstrim relatif ke
nilai tengah tinggi, sedangkan width yang besar mengindikasikan lebar data atau width atau distribusi waktu tempuh relatif besar ke nilai
tengahnya. o
λ
var
dan λ
skew
λskew ≈ 1 dan λvar ≤ 0.1 maka didapatkan kondisi arus bebas terjadi, waktu tempuh termasuk andal. untuk λskew 1 dan λvar
0.1 padat, waktu tempuh yang lebih lama akan didapat dan semakin besar nilai λvar waktu tempuh semakin tidak bisa
diandalkan. untuk λskew 1 dan λvar ≥ 0.1, kepadatan bisa terjadi dan bisa tidak, maksudnya waktu bebas dan waktu tempuh besar
bisa saja terjadi. Semakin besar nilai λskew, waktu bisa disebut semakin tidak andal.
o UI
r
Menunjukkan besar indeks ketidakandalan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
29
Tabel 2.2 Perhitungan waktu tempuh keandalan berdasar rumus Lomax dan Van Lint Kategori
Nama Rumus
Statistical Range
Travel Time Window
average travel time ± standard deviation Percent
Variation standard deviation
average travel time 3 100
Variability Indeks
:;==?= ;? A=BC − A=;E: E?;:=?= ;?F=GBH :;==?= ;? E − A=BC − A=;E: E?;:=?= ;?F=GBH
Buffer time measures
Buffer Time 95
th
percent travel time – average travel time Buffer
Indeks 95 A==?F FBG=H F;Q= − average travel time
average travel time 3 100
Planning Time Indeks
95
th
percentile travel time indeks
Tardy Trip Indicators
Florida Realibility
Indeks 100 - percent of trips with travel times greater than expected
On-time arrival
100 - percent of travel rates greater than 110 of the average travel rate
Misery Indeks
average ofthe travel rates for the longest 20 of the trips − average travel rates for all trips
average travel rate
Probabilistic
Probabilistic Prtravel time [.travel time threshold
Skew and width
measures
λ
var
90
_
percentile travel time – 10
_
percentile travel time 50Fℎ A==?F;H= FBG=H F;Q=
λ
skew
90
_
percentile travel time – 50
_
percentile travel time 50
_
A==?F;H= FBG=H F;Q= − 10
_
A==?F;H= FBG=H F;Q= UI
r
λ
bcd
lnλ
efgh
FBG=H F;Q= A= i?;F H=?jFℎ
sumber : Seungkyu Ryu, Investigating Travel Time Reliability Measures in Toll Design
Problem, EASTS, 2011
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
30
Gambar 2.6.
Distribusi Waktu Tempuh dan Pengukuran Keandalannya
II.9 Penelitian – Penelitian Terdahulu Tentang Keandalan Waktu Perjalanan dan Pemilihan Rute.
Akito higatani, 2009. Melakukan analisa keandalan waktu perjalanan di area Hanshin Expressway Network, menunjukkan bahwa pada pagi hari waktu perjalanan
relatif stabil sedangkan, pada waktu siang hari diperlukan tambahan 10 menit dari rata – rata waktu Perjalanan kemudian secara berangsur-angsur turun, dan naik
tajam pada sore hari. Penemuan ini hampir bisa dipastikan karena tidak stabilnya waktu perjalanan.
Susilawati Susilawati 2010. Melakukan analisa keandalan waktu pada beberapa ruas jalan di kota metropolitan Adelaide. Semaphore Road adalah koridor
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
31
terpendek sedangkan Port Road adalah koridor terpanjang. Berdasarkan waktu tempuh rata-rata didapat koridor South Road dan Port Road adalah jalan terpadat,
Hasil analisa dari data waktu perjalanan di daerah tersebut selama 8 tahun ditunjukkan oleh tabel dibawah ini
Tabel 2.3 Data waktu tempuh untuk beberapa jalan di Adelaide
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Umum
Studi ini dimulai dengan melakukan pengumpulan bahan literatur dan data-data sekunder yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Dalam pelaksanaan
survei di lapangan, data primer yang dikumpulkan melalui, yaitu : 1.
Survei dengan teknik wawancara langsung kepada pengguna jaringan jalan tersebut, mengenai waktu pergerakan yang biasa dilewati dari tempat asal ke
tempat tujuan. 2.
Waktu pergerakan yang persentasinya paling sering dilewati di survey keandalan waktu perjalanannya.
3. Alasan pemilihan waktu pergerakan tersebut.
4. Data waktu rata-rata yang diperlukan untuk melewati satu jaringan jalan
tersebut. 5.
Data survey dilakukan pada hari senin-jum’at pada pukul 07.00-09.00 dan 12.00-14.00.
Bentuk pertanyaan formulir angket yang akan disurvei meliputi dua hal, yaitu :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA