PENINGKATAN HASIL BELAJAR BUDAYA HIDUP SEHAT MELALUI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS 1 SDN 1 NEGARA SAKA KEC. NEGRIKATON KAB. PESAWARAN TP 2014-2015

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN BUDAYA HIDUP SEHAT MELALUI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS 1 SDN 1 NEGARA SAKA

KEC. NEGRIKATON KAB. PESAWARAN TP 2014-2015

Oleh

GRACE YUNITA LESTARI

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan Hasil Belajar Budaya Hidup Sehat Pada Siswa Kelas 1 SDN 1 Negara Saka Kec. Negrikaton Kab. Pesawaran Tahun Pelajaran 2014-2015 dengan menggunakan alat bantu berupa gambar,buku ajar dan video yang menunjang pembelajaran sehingga materi yang disampaikan lebih mudah diterima oleh siswa.

Metodelogi penelitian yang digunakana dalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau disebut juga CAR (Classroom Action Research), subjek penelitian yang digunakana adalah Kelas 1 SDN 1 Negara Saka Kec. Negrikaton Kab. Pesawaran Tahun Pelajaran 2014-2015 yang berjumlah 25 siswa.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan dan efektivitas hasil belajar siswa dideskripsikan melalui tiga siklus. Siklus pertama menghasilkan nilai rerata sebesar 54,4 dengan tingkat efektivitas 36 % Siklus kedua menghasilkan nilai rerata sebesar 71,6 dengan tingkat efektivitas 56 %. Siklus ketiga menghasilkan nilai rerata 92,4 dengan tingkat efektivitas 96 %. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pembelajaran dengan mengunakan video dapat merubah pola Budaya Hidup Sehat di banding dengan yang lain Pada Siswa Kelas 1 SDN 1 Negara Saka Kec. Negrikaton Kab. Pesawaran Tahun Pelajaran 2014-2015. Dari tiga alat bantu yang mendominasi peningkatan pembelajaran budaya hidup sehat adalah alat bantu gambar,buku ajar dan vidio.

Kata kunci : Penelitian Tindak Kelas (Classroom Action Research ), Siklus Penelitian, Video, Hidup Sehat


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Grace Yunita Lestari, dilahirkan di Hanura pada tanggal 11 Juni 1991 sebagai anak keempat dari empat bersaudara. Penulis dilahirkan dari pasangan Bapak Immanuel AS dan Ibu Yuliana Suharni

Pendidikan formal yang telah ditempuh penulisantara lain: Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 1 Negara Saka, selesai pada tahun 2003. Kemudian masuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) Xaverius Metro lulus pada tahun 2006. Kemudian masuk Sekolah Menengah Atas (SMA) Yadika Natar pada tahun 2006 dan selesai pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis diterima sebagai mahasiswa pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi melalui jalur Ujian Mandiri (UM). Pada tahun 2012 peneliti melaksanakan KKN dan PPL di SDN 2 Bandar Agung Lampung Timur. Demikianlah riwayat hidup penulis.


(7)

PERSEMBAHAN

Puji syukur penulis ucapakan kepada Tuhan YESUS atas semua anugerah yang telah diberikan kepadaku,karya tulis sederhana ini kupersembahkan kepada:

Ayahandaku Immanuel As dan Ibundaku Yuliana Suharni yang penulis sayangi, yang telah memberikan do’a dan dukungan kepada penulis serta kasih sayang dan kesabaran. Untuk Mbak Chris, mbak Novi, kakakku Daniel, keponakkanku Fahri,Pandu,Chereen dan

Keyla

yang selalu ku sayangi dan ku banggakan.

Untuk sahabat hidupku Muhamad Haydafur Devissara yang telah memberikan banyak pelajaran tentang arti perjuangan, pengorbanan dan kedewasaan, serta seluruh keluarga

besar, sahabat dan teman-teman yang telah membantu & mendoakan,

selalu mengharapkan hal yang terbaik

untukku.

Para guru dan dosen yang telah membimbingku dan mengajariku akan arti kehidupan Almamater–ku Tercinta FKIP UNILA,

Tempat yang telah mendewasakan penulis


(8)

MOTO

“Percobaan –

percobaan yang kamu alami ialah percobaan biasa,yang tidak

melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu ia tidak akan

membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai

ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat

menanggungnya”


(9)

Puji Syukur penulis haturkan kepada Tuhan YESUS atas semua anugerah yang telah diberikan, sehingga penulisan skripsi yang berjudul “PENINGKATAN BUDAYA HIDUP SEHAT MELALUI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS I SD NEGERI 1 NEGARA SAKA KEC. NEGERI KATON KAB. PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2014-2015” yang dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di

Universitas Lampung. Dalam proses penulisan skripsi ini terjadi banyak hambatan baik yang datang dari luar dan dari dalam diri penulis. Penulisan skripsi ini pun tidak lepas dari bimbingan dan bantuan serta petunjuk dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Dr. Riswanti Rini, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan dan segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung.

3. Drs. Ade Jubaedi, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Penjaskesrek yang telah mendukung dan memberikan motivasi dalam menyelesaikan penelitian ini. 4. Dr. Rahmat Hermawan, M.Kes.,selaku pembimbing I atas kesediaannya untuk

memberikan bimbingan, waktu, saran dan kritik kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.

5. Heru Sulistianta, S.Pd. M.Or., selakupembimbing II dalam penulisan skripsi ini yang telah memberikan pengarahan, semangat, motivasi, dan jiwa pantang menyerah, serta bimbingan dengan baik kepadapenulis.

6. Drs. Suranto, M.Kes selaku pembahas dalam penulisan skripsi ini yang telah memberikanpengarahan, saran dankritikkepadapenulis.

7. Kepala SD Negeri 1 Negara Saka beserta dewan guru yang telah membantu penulis dalam penyelesaian penelitian ini.


(10)

8. Bapak dan ibu dosen Penjaskesrek yang telah membantu dalam proses perkuliahan, pembimbingan, pembinaan dan atas segala ilmu yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Bapak dan Ibu di staf Tata Usaha FKIP Unilayang telah membantu proses terselesaikannya skripsi ini.

10. Kepada keluargaku tersayang ayah, bunda mbak, abang, ponakan, yang selalu menjadi motivatorku dalam setiap hal baik yang penulis kerjakan, serta menjadi penasihat terbaikku.

11. Kepada sahabat hidup muhamad haydafur devissara selalu mensupport, memotivasi dan membimbing sampai sejauh ini, terimakasih

12. Kepada keluarga besar angkatan 2009 yang selalu menemani penulisan ini dan terimakasih banyak.

13. Kepada sahabat ku nur, mifta, mona, ririn, sanitia, sherly,tobar,wita dan mambrol yang selalu memberi support dan motivasi terimakasih banyak. 14. Kepada rekan-rekan KKN dan PPL Sukadana Desa Bandar Agung Lampung

Timur

Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan akan tetapi penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, Januari 2015 Penulis


(11)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Angka Kecukupan Protein /Hari ... 17 2 Angka Kecukupan Zat Besi /Hari ... 23 3 Angka Kecukupan Calsium /Hari ... 24 4 Konversi Nilai Akhir ke Huruf Mutu Berdasarkan Penafsiran

Stuargg ... 46 5 Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Pembelajaran

Peningkatan Hasil Belajar Budaya Hidup Sehat ... 46

6 Deskripsi Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Pembelajaran

Peningkatan Hasil Belajar Budaya Hidup Sehat Siklus Pertama ... 47

7 Deskripsi Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Pembelajaran

Peningkatan Hasil Belajar Budaya Hidup Sehat Siklus Kedua ... 49

8 Deskripsi Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Pembelajaran

Peningkatan Hasil Belajar Budaya Hidup Sehat Siklus Ketiga ... 50

9 Deskripsi Efektivitas Pembelajaran Pada Setiap Siklus ... 51 .


(12)

ii DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

LAMPIRAN ... xvi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C.Rumusan Masalah ... 5

D.Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA A.Pembelajaran ... 7

B. Pendidikan Jasmani ... 8

C. Kesehatan ... 10

D. Pola Makan Sehat ... 14

E. Pola Minuman Sehat ... 25

F. Gizi Seimbang ... 25

G. Penyakit Menular Seksual (PMS) ... 27

H. Kerangka Pikir ... 29

I . Hipotesis ... 30

III. METODOLOGI PENELITIAN A.Metode Penelitian ... 31

B.Data Penelitian ... 35

C. Subyek Penelitian ... 35

D. Rancangan Penelitian ... 36

E. Tempat dan Waktu……….. 36

F. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ... 37

G. Instrumen Penelitian ... 37


(13)

ii V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 57 B. Saran ... 57 DAFTAR PUSTAKA


(14)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 : Surat Izin Penelitian ... 50 2 : Surat Izin Penelitian Penelitian... 60 3 : Surat Izin Penelitian Penelitian Keabsahan Angket

Penelitian... 61 4 : Langkah- Langkah Perhitungan Hasil Penelitian ... 62 5 : Hasil Pertemuan Awal Peningkatan Hasil Belajar

Budaya Hidup Sehat... 63

6 : Hasil Pertemuan Awal Peningkatan Hasil Belajar Budaya Hidup Sehat... 64 7 : Hasil Pertemuan Awal Peningkatan Hasil Belajar

Budaya Hidup Sehat... 64 8 : Hasil Pertemuan Awal Peningkatan Hasil Belajar

Budaya Hidup Sehat... 66 10 : Rencana Pengajaran Belajan Siswa ... 67 9 : Surat Izin Penelitian ... 68


(15)

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 : Menu akanan empat sehat lima sempurna, Roji (2007:206)

Roji (2007:206) ... 14 2 : Spiral Penelitian Tindakan Kelas. (Hopkins, 1993) dalam

buku (Arikunto 1991 : 105) ... 33

3 : Menu Makanan bergizi yang biasa disebut 4 sehat 5 sempurna, Roji (2007:206) ... 38 4 :Menu Makanan yang mengandung karbohidrat,

Roji (2007:206) ... 39 5 : Menu Makanan yang mengandung lemak, Roji (2007:206). .. 39 6 : MenuMakanan yang mengandung vitamin, Roji (2007:206).... 39

7 : Contoh brosur menu makanan yang mengandung vitamin

yang ditunjukan kepada siswa/i agar menarik perhatian ... 41 8 : Contoh brosur menu makanan yang mengandung vitamin

yang ditunjukan kepada siswa/i agar menarik perhatian ... 41 9 : Contoh brosur menu makanan yang mengandung vitamin

yang ditunjukan kepada siswa/i agar menarik perhatian ... 42 10 : Diagram Batang Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) Pembelajaran Peningkatan Hasil Belajar Budaya Hidup Sehat ... 47 11 : Diagram Batang Rekapitulasi Analisis Peningkatan Hasil


(16)

v

12 : Diagram Batang Rekapitulasi Analisis Peningkatan Hasil budaya hidup sehat Siklus kedua ... 49 13 : Diagram Batang Rekapitulasi Analisis Peningkatan Hasil

budaya hidup sehat Siklus ketiga ... 50 14 : Diagram Batang Perbandingan Presentase Ketuntasan Belajar

Pada Tes Awal, Siklus I, Siklus II dan Siklus III ... 51 15 : Foto –foto penelitian ... 70


(17)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya, salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi. Pembangunan di bidang pendidikan merupakan bagian dari upaya

mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,berkepribadian yang mantap, dan mandiri serta bertanggung jawab bermasyarakat dan bangsa.

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka pemerintah mendirikan fasilitas untuk menunjang proses pendidikan, baik pendidikan formal maupun non formal disesuaikan dengan kemampuan daerah itu sendiri. Salah satu pendidikan formal adalah melalui pendidikan jasmani, pada dasarnya pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian dari pendidikan, yang bertujuan untuk mengembangkan aspek-aspek kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, keterampilan gerak, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan yang bersih.


(18)

2

Di dalam intensifikasi penyelenggaraan pendidikan sebagai proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, peranan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sangat penting dalam memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat. Salah satu bagian dari pendidikan yaitu pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang merupakan bagian dari pendidikan nasional untuk menyiapkan manusia yang sehat jasmani dan rohani.

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan adalah proses seseorang sebagai perseorangan maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak. Bidang pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kesegaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas

emosional, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani, olahraga, dan kesehatan serta pengenalan lingkungan yang bersih dan sehat. Budaya hidup sehat merupakan hal yang perlu diperhatikan sejak dini, agar tercipta kehidupan yang sehat, nyaman sesuai dengan semboyan olahraga ”Mensana In Corporesano ” yang berarti di dalam jiwa yang sehat terdapat tubuh yang kuat.

Budaya hidup sehat yang merupakan salah satu materi pendidikan jasmani yang ada di sekolah dasar (SD) yang mencakup pola makan sehat,gizi seimbang, dan penyakit menular seksual (PMS). Tidaklah mudah bagi guru untuk membuat siswa/siswi memahami materi ini, jika seorang guru kurang kreatif untuk menyampaikan materi


(19)

ini siswa akan kurang tertarik untuk memperhatikan yang disampaikan. Kemasan materi yang menarik akan membuat siswa antusias memperhatikan yang

disampaikan, kecanggihan ilmu teknologi sekarang dapat digunakan sebagai alat pembelajaran yang tidak membosankan untuk menarik pusat perhatian anak untuk keseriusan belajar.

Bahasan materi budaya hidup sehat meliputi tiga bagia yaitu (1) Pola makan sehat, (2) Gizi seimbang, dan (3) penyakit menular seksual (PMS), Roji (2007:206). Unsur-unsur zat makanan sehat ini dibutuhkan agar tubuh kita dapat beraktivitas dengan normal, dengan kita mengkonsumsi makanan yang mengandung zat-zat seperti protein, lemak, kabohidrat, mineral, vitamin, air dengan takaran yang seimbang. Gizi seimbang dalam bahasan ini adalah susunan menu yang seimbang dengan kebutuhan tubuh artinya jumlah makanan harus sesuai dengan energi yang akan dikeluarkan, sebab apabila gizi tidak seimbang dengan jumlah energi yang dikeluarkan maka mengakibat datangnya penyakit dalam tubuh. Selain pola makanan dan gizi seimbang yang perlu kita perhatikan adalah kesehatan reproduksi dimana siswa wajib mengetahui penyakit menular seksual dengan harapan siswa dapat membatasi pergaulannya karena sudah mengerti akan bahaya seks bebas dilakukan sejak usia dini. Penyakit menular seksual merupakan penyakit yang ditularkan dari seseorang kepada orang lain melaluyi hubungan seksual, seseorang berisiko tinggi terkena PMS apabila melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan, Bahasan materi penyakit menular ini tidak lah suatu hal yang tabu untuk kita sampaikan pada siswa/siswi sekolah dasar (SD) sebab di usia itu siswa/siswi sedang memasuki pubertas, dan layaknya seorang guru harus mampu menjelaskan secara jelas bahayanya mencoba hubungan seksual diluar pernikahan. Selain tugas guru mengajar ada baiknya seorang gru juga mampu menjdi mediator siswa/siswi untuk menjadi teman konsultasi masalah remaja yang di alami pada usia pubertas.


(20)

4

Dilihat dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh sipeneliti di SDN 1 Negara Saka Kec. Negrikaton Kab. Pesawaran Tahun Pelajaran 2014-2015, bahwa rendahnya hasil belajar budaya hidup sehat diduga karena siswa belum mampu memahami materi yang disampaikan, kurangnya alat/media yang menarik untuk menyajikan materi juga diduga salah satu faktor yang membuat hasil belajar kurang maksimal, kurangnya sosialisasi oleh guru tentang pola makan sehat, gizi seimbang, dan penyakit menular seksual diduga membuat siswa kurang memahami materi tersebut yang akan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan uraian, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Peningkatan Budaya Hidup Sehat Melalui alat bantu Pada Siswa Kelas 1 SDN 1 Negara Saka Kec. Negrikaton Kab. Pesawaran Tahun Pelajaran 2014-2015”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah:

1. Rendahnya pemahaman siswa terhadap budaya hidup sehat

2. Kurang efektifnya media pembelajaran oleh guru serta alat media seperti video pembelajaran sebagai penunjang materi yang akan disampaikan.

3. Masih rendahnya kesedaran siswa akan tentang budaya hidup sehat 4. Rendahnya hasil belajar dalam materi budaya hidup sehat.

5. Pentingnya pengetahuan terhadap pola hidup sehat pada siswa secara terus menerus

6. Pentingnya pembelajaran secara langsung melalui tayangan vidio untuk menujang pola hidup sehat pada siswa SDN 1 Negara Saka


(21)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dideskripsikan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yakni “Apakah melaui alat bantu dapat meningkatan Belajar Budaya Hidup dapat meningkatan Hasil Belajar Budaya Hidup Sehat Pada Siswa Kelas 1 SDN 1 Negara Saka Kec. Negrikaton Kab. Pesawaran Tahun Pelajaran 2014-2015”.

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas dapat dirumuskan masalah penelitian tujuan penelitian ini adalah :

a. Untuk meningkatkan hasil belajar budaya hidup sehat pada Pada Siswa Kelas 1 SDN 1 Negara Saka Kec. Negrikaton Kab. Pesawaran Tahun Pelajaran 2014-2015.

b. Untuk memperbaiki hasil belajar budaya hidup sehat.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:  Manfaat Teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi di bidang ilmu

pengetahuannya pada umumnya, dan ilmu keolahragaan pada khususnya, mengenai peningkatan hasil belajar budaya hidup sehat.

 Manfaat Praktis

 Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi kepada guru pendidikan jasmani dan siswa dapat digunakan sebagai acuan dalam meningkatkan hasil belajar budaya hidup sehat.


(22)

6

 Penelitian ini dapat dijadikan salah satu sumber kepada guru untuk dapat menggunakan media dan berbagai sebagai alat atau media penunjang pembelajaran.

 Bagi peneliti lainnya menjadi bahan informasi peneliti untuk kepentingan penelitian berikutnya.


(23)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran

Pembelajaran dewasa ini mengalami perubahan dan perkembangan. Pembelajaran tidak hanya sekedar guru menyampaikan ilmu pengetahuan atau keterampilan kepada siswa, tetapi juga merupakan suatu proses agar siswa belajar sesuai dengan kemapuannya. Pembelajaran lebih berorientasi bagaimana seorang guru menciptakan lingkungan belajar yang baik, seperti penataan lingkungan, menyediakan alat dan sumber pembelajran dan hal – hal yang memungkinkan siswa merasa senang, sehingga dapat berkembang secara optimal sesuai dengan bakat, minat dan potensi yang dimiliki. Berkaitan dengan pembelajaran Anthony Robbins (2009;15), belajar adalah proses menciptakan hubungan antara sesuatu (pengetahuan) yang sudah dipahami dan sesuatu (pengetahuan) yang baru. Jerome Brunner dalam (

Rombert dan Kanput; 1999) yang dikutipTrianto (2009;15) bahwa “Belajar

sebagai seuatu proses aktif dimana siswa membangun pengetahuan baru berdasarkan pada pengalaman / pengetahuan yang sydah dimilikinya.

Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas berfikir yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa serta dapat meningkatkan kemampuan mengkontruksi


(24)

8

pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penggunaan yang baik terhadap materi pembelajaran. Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa dalam kegiatan pembelajaran ada dua kegiatan memilih, menetapkan dan mengembangkan model untuk mencapai hasil.

B. Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan total yang mencoba mencapai tujuan untuk mengembangkan kebugaram jasmani, mental, sosial, serta emosional bagi masyarakat, dengan wahana aktivitas jasmani (Sukintaka:2004). Pendidikan jasmani ini juga merupakan sarana untuk mencapai tujuan pendidikan yang objeknya mencakup usaha kearah tercapainya kesegaran jasmani. Oleh karena itu, pendidikan jasmani erat kaitanya dengan usaha-usaha pendidikan yang terencana dalam rangka membantu perkembangan dan kemampuan anak didik.

Arma dan Agus (1945:5) mengemukakan bahwa pengertian pendidikan

jasmani sebagai berikut : “pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan

seseorang baik sebagai perorangan ataupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui kegiatan jasmani yang intensif dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan keterampilan

jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak”.

Sukintaka (1998 : 24), mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan jasmani adalah suatu proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan melalui aktivitas jasmani yang dikelola secara sistematis untuk


(25)

membentuk manusia seutuhnya. Manusia Indonesia seutuhnya dapat diartikan sebagai manusia yang mempunyai kepibadian yang baik, kepribadian ini terdiri dari empat aspek, yaitu religius, sosial, psikis dan pisik.

Rusli Lutan (2000:1) mengemukakan bahwa pendidikan jasmani di sekolah merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan dan

mempunyai peranan yang penting dalam mencapai tujuan pendidikan. Dalam pelaksanaanya aktivitas jasmani dipakai sebagai wahana atau pengalaman belajar, dan melalui pengalaman itulah peserta didik tumbuh dan berkembang untuk mencapai pendidikan.

Sebagai mata pelajaran yang menitik beratkan perhatian pada materi jasmani dan psikomotor, tetapi tidak mengabaikan kognitif dan afektif saja,

pendidikan jasmani mencakup materi : (1) kesadaran akan tubuh dan gerak keterampilan motorik dasar, (2) kebugaran jasmani, seperti permainan,

gerakan ritmik dan tari, aquatic dan senam, (3) aktivitas pengkondisian tubuh, modifikasi permainan olahraga, (4) olahraga perorangan, berpasangan dan tim, (5) keterampilan hidup mandiri di alam terbuka, dan (6) gaya hidup aktifdan sportif.

Pendidikan jasmani adalah suatu pendidikan yang menjadikan anak didik menjadi manusia seutuhnya. Krool ( 1982) mengemkakan bahwa “physical education thorugh, and not of the physical”. Melalui pendidikan jasmani yang teratur, terencana, terarah, terbimbing diharapkan dapat dicapai tujuan yang meliputi pembentukan dan pembinaan bagi pertumbuhan dan


(26)

10

pertumbuhan dan perkembangan aspek jasmani, intelektual, emosional, sosial, dan moral.

Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Jasmani merupakan bagian yang tak dapat terpisahkan dalam kehidupan manusia khususnya dalam bidang pendidikan di mana Pendidikan Jasmani mengemban tugas dalam aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, berpikir kritis, keterampilan sosial, manajemen, inteligensi, stabilitas emosional, tindakan moral, pola hidup sehat serta pengenalan lingkungan bersih melalui berbagai kegiatan jasmani yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

C. Kesehatan

Istilah sehat dalam kehidupan sehari-hari sering dipakai untuk menyatakan bahwa sesuatu dapat bekerja secara normal, kebanyakan orang mengatakan sehat jika badannya merasa segar dan nyaman. Bahkan seorang dokterpun akan menyatakan pasiennya sehat manakala menurut hasil pemeriksaan yang dilakukannya

mendapatkan seluruh tubuh pasien berfungsi secara normal. Namun demikian, pengertian sehat yang sebenarnya tidaklah demikian. Pengertian sehat menurut UU Pokok Kesehatan No. 9 tahun 1960, Bab I Pasal 2 adalah keadaan yang meliputi kesehatan badan (jasmani), rohani (mental), dan sosial, serta bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan. Undang- Undang No. 23 Tahun 1992, kesehatan mencakup aspek fisik (badan), mental (jiwa), sosial, dan ekonomi. Pengertian kesehatan saat ini memang lebih luas dan dinamis, dibandingkan dengan batasan sebelumnya. Hal ini berarti bahwa kesehatan seseorang tidak hanya diukur


(27)

dari aspek fisik, mental, dan sosial saja, tetapi juga diukur dari produktivitasnya dalam arti mempunyai pekerjaan atau menghasilkan sesuatu secara ekonomi.

Dalam pengertian yang paling luas kesehatan merupakan suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektual, spiritual dan penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, social, dan ekonomi) dan merupakan sumber dari kesenangan, kenikmatan dan kebahagian yang tidak ternilai jika kita memiliki tubuh yang sehat, untuk mempertahankan hidup. (Indang Entjang, 1981:52)

Menurut WHO, sehat adalah sejahtera jasmani, rohani dan sosial, bukan hanya bebas dari penyakit, cacat ataupun kelemahan. Keadaan sehat yang dikemukakan adalah keadaan sehat sempurna, sehat ideal atau sehat yang diidam-idamkan. Akan tetapi keadaan sehat ideal sukar dijumpai, karena manusia dalam perjalanan hidupnya senantiasa dihadapkan pada berbagai macam ancaman bahaya yang bersifat, sebagai berikut:

 Biologis : Berbagai macam penyakit infeksi oleh virus, bakteri dan jamur, serta berbagai macam penyakit infestasi oleh parasit misalnya oleh cacing dan amoeba.

 Kimia : Berbagai macam penyakit alergi, keracunan obat-obatan, pestisida dan pencemaran lingkungan.

 Fisik : Penyakit hyperbaric (penyakit Caisson), penyakit radiasi, kecelakaan lalu lintas dan kecelakaan kerja.


(28)

12

Ancaman bahaya itu berlangsung sepanjang perjalanan hidup manusia dari sejak kehidupan dalam rahim sampai dengan usia lanjut, akibat dari adanya ancaman bahaya maka manusia dapat menderita berbagai macam penyakit, cacat maupun kelemahan yang dapat mengenai jasmani, rohani maupun sosial, secara tersendiri maupun bersama-sama, dengan tingkat atau derajat yang berbeda-beda dari mulai yang ringan sampai kepada yang berat. Dengan adanya ancaman bahaya dalam perjalanan kehidupan ini, maka sulit bahkan tidak ada orang yang dapat memenuhi batasan sehat WHO yang merupakan sehat sempurna.

Menurut Santoso Giri (1992:11), sehat sesungguhnya adalah bertingkat-tingkat, oleh karena itu lebih masuk akal untuk menyebut sehat dalam pengertian derajat sehat. Dengan istilah ini yang dilihat ialah berapa banyak kesehatan dimiliki manusia itu, sehingga dengan demikian maka

sesungguhnya semua orang memiliki derajat sehat tertentu, dengan demikian derajat sehat ialah sehat sempurna dikurangi oleh tingkat atau derajat

sakitnya. Namun demikian, pengertian derajat sehat yang bersumber pada batasan sehat WHO belum memberikan gambaran yang jelas akan hubungan derajat sehat itu dengan olahraga dan khususnya bagaimana mekanismenya maka olahraga itu dapat menyehatkan dan meningkatkan kebugaran jasmani.

Santosa Giri (1992:12) mengatakan bahwa pengertian sehat ditinjau dari sudut yang lain yaitu dari sudut ilmu faal, sehat menurut ilmu faal normalnya proses-proses fisiologi didalam tubuh, normalnya fungsi alat-alat tubuh, normalnya fungsi tubuh secara keseluruhan. Oleh karena itu fungsi alat-alat


(29)

tubuh berubah antara keadaan istirahat dan keadaan kerja, maka sehat menurut ilmu faal dibagi dalam dua tingkatan, yaitu:

Sehat statis : normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat.

Sehat dinamis : normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu kerja atau olahraga.

Orang yang sehat dinamis, pasti ia sehat statis, akan tetapi tidak pasti

sebaliknya. Contoh penyakit jantung angina pectoris; dyspnoe d’Effort pada penyakit jantung mitral stenosis. Pada keadaan istirahat mereka bisa sehat (bebas gejala), tetapi pada waktu bekerja atau berolahraga timbul gejala-gejala penyakitnya.

Sehat dinamis menurut Santosa Giri Wijoyo (1992:12) adalah sasaran yang harus dicapai melalui kegiatan olahraga, karena berolahraga atau

mengolahraga sesungguhnya adalah melatih alat-alat tubuh agar tetap berfungsi secara normal pada waktu bekerja atau berolahraga. Seseorang yang fungsi alat-alat tubuhnya hanya mampu melayani dan menyesuaikan diri dengan tuntutan kebutuhan jasmani pada saat istirahat saja, atau dikatakan pula hanya dalam keadaan sehat statis saja adalah sangat tidak produktif. Lain halnya pada seseorang yang keadaan sehat dinamis, akan dapat menyesuaikan dengan tuntutan jasmani. Karena tuntutan jasmani untuk kerja sangat

bervariasi antara kerja ringan sampai kerja berat, maka berarti sehat dinamis adalah merupakan pengertian yang relatif dan berubah-ubah anatara keadaan istirahat dan keadaan kerja maksimal seseorang.


(30)

14

D. Pola Makan Sehat

1. Pengertian Makanan Sehat

Makanan yang dikategorikan sebagai makanan yang sehat adalah makanan yang mengandung unsur-unsur zat yang dibutuhkan tubuh dan tidak

mengadung penyakit atau racun. Namun, makanan yang dikategorikan sehat ini sangat berhubungan dengan sikap dan pola makan dari setiap orang. Jadi makanan yang mengandung unsur bergizi harus disertai dengan upaya menjaga kebersihan dan kesehatan orang yang mau memakannya. (Roji, 2007:206)

2. Unsur-unsur Zat Makanan Sehat

Menurut Roji (2007:206) kita memerlukan zat makanan yang dibutuhkan agar tubuh dapat beraktivitas dengan normal, untuk itu tubu kita harus diberi makanan yang bergizi dan sehat. Unsur-unsur makanan sehat adalah makanan yang mengandung zat seperti protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin, air dengan takaran yang seimbang.


(31)

3. Protein

Nama ”Protein” berasal dari bahasa Yunani (Greek), ”Primary, holding first place” yang berarti menduduki tempat yang terutama. Mulcer, seorang ahli kimia belanda, mengisolasi susunan tubuh yang mengandung nitrogen dan menanamkannya protein terdiri dari satuan dasarnya yaitu asam amino (biasa disebut juga unit pembangun protein). Dalam proses pencernaan, protein akan dipecah menjadi satuan-satuan dasar kimia, kemudian diserap dan dibawa oleh aliran darah ke seluruh tubuh, di mana sel-sel jaringan mempunyai kemampuan untuk mengambil asam amino yang diperlukan untuk kebutuhan membangun dan memelihara kesehatan jaringan. Protein terbentuk dari unsur-unsur organik yang hampir sama dengan karbohidrat dan lemak yaitu terdiri dari unsur karbon, hidrogen dan oksigen akan tetapi ditambah dengan unsur lain yaitu nitrogen. Beberapa protein juga mengandung mineral yaitu fosfor, sulfur dan zat besi.

Dalam membentuk protein jaringan dibutuhkan sejumlah asam-asam amino tergantung pada macam asam amino, sesuai dengan jaringan yang akan dibentuk. Asam-asam amino ini didapat dari makanan sesudah diserap melalui darah dan sebagian disintesa dalam tubuh atau merupakan hasil katabolisme atau

perombakan dari protein jaringan yang sudah rusak. (Barida Yayuk dkk,

2004:58)  Fungsi Protein bagi tubuh manusia

Protein memiliki fungsi penting bagi tubuh manusia menurut Pudjiadi (2001:41) yaitu :


(32)

16

Protein sebagai zat pembangun, yaitu merupakan bahan pembangun jaringan baru. Tubuh yang menerima cukup makanan bergizi akan mempunyai simpanan-simpanan protein untuk digunakan dalam keadaan darurat, tetapi apabila keadaan tidak menerima menu seimbang atau mencukupi kebutuhan tubuh berlanjut terus, maka gejala-gejala kurang protein akan timbul. Protein sebagai

pembangun/pembentuk struktur tubuh terlihat dari gambaran susunan komposisi tubuh manusia.

Protein Sebagai Pengatur

Selain protein amat penting untuk pertumbuhan dan perbaikkan jaringan, protein juga turut memelihara serta mengatur proses-proses yang berlangsung dalam tubuh, hormon yang mengatur proses pencernaan dalam tubuh adalah terdiri dari protein. Protein membantu mengatur keluar masuknya cairan, nutrien (zat gizi) dalam metabolit dari jaringan masuk ke saluran darah. Pada saat orang

mengalami kekurangan plasma protein, maka keseimbangan cairan akan terganggu dan akan berakumulasi di sekitar jaringan, sehingga terjadi

pembengkakan (oedema) ”Nutritional Oedema” adalah salah satu gejala kimia yang terlihat pada penderita hypoprotein (rendah plasma protein).

Protein sebagai bahan bakar

Komposisi protein mengandung unsur karbon, maka protein dapat berfungsi sebagai bahan bakar sumber energi. Bila tubuh tidak menerima karbohidrat dan lemak dalam jumlah yang cukup memenuhi kebutuhan tubuh, maka untuk menyediakan energi bagi kelangsungan aktifasi tubuh, protein akan dibakar sebagai sumber energi. Angka Kecukupan protein/hari yang dianjurkan menurut Widyakarya Pangan dan Gizi (1988) dalam Sunita Almatsier (2004:302) adalah:


(33)

Tabel 1. Angka Kecukupan Protein/Hari. Golongan Umur (tahun) Pria (gram) Wanita (gram)

1-3 th 23 23

4-6 th 32 32

7-9 th 37 37

10-12 th 45 54

13-15 th 64 62

16-19 th 66 65

Sumber : Widya Karya Pangan dan Gizi 1988 dalam Almatsier (2004:302)

4. Lemak

Lemak adalah senyawa kimia yang dalam struktur molekulnya mengandung gugus asam lemak, secara alamiah lemak secara fisik didapatkan dalam dua bentuk yaitu : minyak, yang terdapat dalam bentuk cair seperti minyak kelapa, minyak kacang, dan sebagainya, dan gajih, yang terdapat dalam bentuk padat yang umumnya terdapat dalam makanan hewani. Berdasarkan sumbernya, minyak dan gajih dapat dibedakan menjadi lemak yang berasal dari hewan (gajih), lemak dari susu (mentega), lemak dari hewan laut (minyak ikan), lemak nabati baik yang berasal dari buah (minyak kelapa) atau yang berasal dari biji (minyak kacang). (Sjahmien Moehji, 2002:30)

Kebutuhan lemak tidak dinyatakan secara mutlak. WHO (1990) menganjurkan konsumsi lemak sebanyak 15-30%, kebutuhan energi total dianggap baik untuk kesehatan. Jumlah ini memenuhi kebutuhan akan asam lemak esensial dan untuk membantu penyerapan vitamin larut-lemak. (Almatsier, 1992:72)

Fungsi Lemak

Lemak memiliki fungsi penting bagi tubuh manusia menurut Irianto, (2007:11) yaitu:


(34)

18

 Sumber Energi, 1 gram lemak menghasilkan 9 kalori.

 Melarutkan vitamin sehingga dapat diserap usus.

Memberi Rasa Kenyang dan Kelezatan

Lemak memperlambat sekresi asam lambung dan memperlambat pengosong lambung, sehingga lemak memberi rasa kenyang lebih lama. Di samping itu lemak memberi tekstur yang disukai dan memberi kelezatan khusus pada makanan.

Sebagai Pelumas

Lemak merupakan pelumas dan membantu pengeluaran sisa pencernaan.  Memelihara Suhu Tubuh

Lapisan lemak di bawah kulit mengisolasi tubuh dan mencegah kehilangan panas tubuh secara cepat, dengan demikian lemak berfungsi juga dalam memelihara suhu tubuh.

Pelindung Organ Tubuh

Lapisan lemak yang menyelubungi organ-organ tubuh, seperti jantung, hati, dan ginjal membantu menahan organ-organ tersebut tetap ditempatnya dan

melindunginya terhadap benturan dan bahaya lain.

5. Karbohidrat

Di dalam tubuh, zat-zat makanan yang mengandung unsur-unsur karbon dapat dipergunakan sebagai bahan pembentuk energi yaitu karbohidrat, lemak, dan protein. Energi yang terbentuk dapat dipergunakan untuk melakukan


(35)

gerakan-gerakan tubuh baik disadari maupun yang tidak disadari, misalnya: gerakan-gerakan jantung, gerakan alat pernafasan (paru-paru), gerakan usus dan organ-organ lain dalam tubuh. Dalam menu makanan Asia Tenggara termasuk Indonesia,

umumnya kandungan karbohidrat cukup tinggi yaitu berkisar antara 70-80%. Bahan makanan sumber karbohidrat ini antara lain yaitu padi-padian (Serelia) contohnya: gandum, beras. Umbi-umbian contohnya: kentang, singkong, ubi jalar, yang lain gula yang dikonsumsi sehari-hari merupakan sumber-sumber kaya akan energi.

Segala jenis karbohidrat yang terdapat dalam makanan harus diubah menjadi satu bentuk yaitu glukosa, melalui proses pencernaan dan pekerjaan hati. Kemudian melalui peredaran darah, glukosa yang telah terbentuk diserap dan setelah melalui proses metabolisme karbohidrat gula tersebut akan dioksidasi sempurna, melalui siklus Kreb menjadi sumber tenaga yang dipergunakan untuk melakukan semua aktivitas tubuh. Terutama otak hanya dapat mempergunakan glukosa sebagai sumber energi, bila karbohidrat yang dimakan melebihi kebutuhannya akan disimpan sebagai cadangan energi yang siap pakai yaitu dalam bentuk glikogen yang disimpan dalam hati (Liver glycogen) dan otot (Muscle glycogen). Akan tetapi bila pemasukan karbohidrat terus meningkat, maka kelebihannya akan disimpan dalam bentuk lemak yang disimpan pada jaringan adiposa di bawah kulit. (Sjahmien Moehji, 2002:11).

Fungsi Karbohidrat

 Fungsi utamanya adalah menyediakan keperluan energi tubuh, selain itu karbohidrat juga mempunyai fungsi lain yaitu karbohidrat diperlukan bagi kelangsungan proses metabolisme lemak. Diketahui juga karbohidrat mengadakan suatu aksi penghematan terhadap protein, orang-orang yang


(36)

20

membatasi pemasukan kalori, akan membakar terlalu banyak asam amino (unit pembangun molekul protein) bersama dengan lemak akan dibakar untuk menghasilkan energi. Akibatnya orang tersebut akan mengalami kehilangan banyak asam amino yang berfungsi membangun jaringan tubuh, akan tetapi bila kebutuhan tenaga bisa dicukupi oleh karbohidrat, maka tubuh cukup

mengoksidasinya tanpa harus mempergunakan protein yang sebenarnya

mempunyai fungsi yang lebih penting sebagai zat pembangun. Dengan demikian akan menyelamatkan asam amino untuk fungsinya yang lain daripada sekedar penghasil energi. (Suhardjo, 1987:24) Fungsi karbohidrat yaitu:

 Karbohidrat Sebagai Sumber Energi Utama

Sel-sel tubuh manusia membutuhkan ketersediaan energi siap pakai yang konstan (selalu ada), terutama dalam bentuk glukosa serta hasil antaranya. Lemak juga merupakan sumber energi, tetapi cadangan lemaknya tidak dapat segera dipergunakan sebagai sumber energi siap pakai. 1 gram karbohidrat menyediakan 4 kalori, dan diketahui hanya 10 gram glukosa beredar dalam darah atau 70-100 milligram glukosa per 100 ml darah. Kadar (level) glukosa ini harus dapat dipertahankan.

Pengatur Metabolisme Lemak

Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna, bila energi tidak cukup tersedia maka akan mengakibatkan terjadinya peningkatkan katabolisme lemak, akibatnya terjadi penumpukan/akumulasi badan-badan keton, dan terjadi keasaman pada darah (Asidosis). Dalam hal ini karbohidrat

berfungsi sebagai ”Fat-Sparer”.

Penghemat Fungsi Protein (Protein Sparer)

Energi merupakan kebutuhan utama bagi tubuh, sehingga bila karbohidrat yang berasal dari makanan tidak mencukupi, maka protein akan dirombak untuk


(37)

menghasilkan panas dan sejumlah energi. Padahal protein mempunyai fungsi yang lebih utama yaitu sebagai zat pembangun dan memperbaiki jaringan, agar dapat dipergunakan sesuai fungsinya maka kebutuhan karbohidrat harus dipenuhi dalam susunan menu sehari-hari.

Karbohidrat Sebagai Sumber Energi Utama Otak dan Susunan Syaraf Otak dan susunan syaraf hanya dapat mempergunakan glukosa sebagai energi, sehingga ketersediaan glukosa yang konstan harus tetap terjaga bagi kesehatan jaringan tubuh/organ tersebut. Demikian juga kekurangan glukosa dan oksigen akan menyebabkan kerusakan otak/kelainan syaraf yang tidak dapat diperbaiki.

Simpanan Karbohidrat Sebagai Glikogen

Tidak seperti halnya dengan simpanan lemak dalam jaringan adiposa, glikogen menyediakan energi siap pakai. Lebih kurang 355 gram glikogen disimpan dalam hati dan otot, sehingga dalam tubuh orang dewasa, terdapat 365 gram karbohidrat (355 gram dalam bentuk glikogen dan 10 gram dalam bentuk glukosa) jumlah ini sanggup menyediakan energi untuk melakukan aktivitas sedang selama 3 jam. Berarti ketersediaan energi dari menu sehari-hari amatlah diperlukan.

Pengatur Peristaltik Usus dan Pemberi Muatan pada Sisa Makanan Sellulosa serat merupakan polisakharida yang tidak dapat dicerna, tetapi mempunyai fungsi yang penting bagi kesehatan yaitu mengatur peristaltik usus (memungkinkan terjadinya gerakan usus yang teratur) mencegah terjadinya konstipasi (sulit buang air besar), karena serat memberi muatan/pemberat pada sisa-sisa makanan pada bagian usus besar. Hemisellulosa, agar-agar serta pektin juga memberi funsi serupa yaitu memberi dan menyerap sejumalah air dalam kolon (bagian usus besar).


(38)

22

6. Vitamin

Vitamin adalah zat organik yang diperlukan tubuh dalam jumlah sedikit, tetapi penting untuk melakukan fungsi metabolik dan harus didapat dari makanan. Meskipun vitamin hanya diperlukan dalam jumlah sedikit, jika

kekurangan akan menimbulkan hal-hal yang merugikan (hipovitaminosis sampai avitaminosis jika terlihat tanda-tanda klinis yang nyata), beberapa vitamin akan memberikan pengaruh buruk, jika terdapat dalam jumlah terlalu banyak

(hiperavitaminosis). Secara umum fungsi vitamin antara lain yaitu, sebagai bagian dari suatu enzim atau pembantu enzim yang mengatur berbagai proses metabolisme, mempertahankan fungsi berbagai jaringan, mempengaruhi pertumbuhan dan pembentukan sel baru, membantu pembuatan zat tertentu dalam tubuh. (Barida Yayuk dkk, 2004:58)

7. Mineral

Mineral yang dibutuhkan oleh manusia diperoleh dari tanah. Sebagai

konsumen tingkat akhir, manusia memperoleh mineral dari pangan nabati dan hewani. Fungsi mineral dalam tubuh menurut Barida Yayuk dkk, (2004:58) sebagai berikut :

1) Memelihara keseimbangan asam tubuh dengan jalan penggunaan mineral pembentuk asam (klorin, fosfor, belerang) dan mineral pembentuk basa (kapur, besi, magnesium, kalium, natrium).

2) Mengkatalisasi reaksi yang bertalian dengan pemecahan karbohidrat, lemak, dan protein serta pembentukan lemak dan protein tubuh.


(39)

4) Membantu memelihara keseimbangan air tubuh (klorin, kalium, natrium).

5) Menolong dalam pengiriman isyarat ke seluruh tubuh (kalsium, kalium, natrium).

6) Sebagai bagian cairan usus (kalsium, magnesium, kalium, natrium).

7) Berperan dalam pertumbuhan dan pemeliharaan tulang, gigi dan jaringan tubuh lainnya.

Pada prinsipnya, mineral memang dibutuhkan sedikit, tetapi pada anak-anak sering dijumpai masukan makanan kurang dalam beberapa jenis mineral seperti zat besi (Fe), kalsium (Ca). Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan, di samping itu mineral berperan dalam sebagai factor dalam aktivitas enzim-enzim. Kebutuhan zat besi memegang peranan dalam sistem kekebalan tubuh, kehilangan Zat besi dapat terjadi karena

konsumsi makanan yang kurang seimbang atau gangguan absorbsi. Pada orang dewasa laki-laki kurang lebih 1 mg sehari zat besi yang hilang dari dalam tubuh, sedangkan pada perempuan melalui haid rata-rata 0,5 mg kehilangan zat besi. (Almatsier, 1992:249)

Berikut angka kecukupan Zat Besi (Fe) yang dianjurkan oleh Widyakarya Pangan dan Gizi untuk indonesia:


(40)

24

Tabel 2. Angka Kecukupan zat besi (Fe) Golongan Umur Fe (mg)

Bayi 3 – 5 mg

Balita 8 – 9 mg

Anak Sekolah 10 mg

Remaja Laki-laki 14 – 17 mg

Remaja Perempuan 14 – 25 mg

Dewasa laki-laki 13 mg

Dewasa Perempuan 14 – 26 mg

Ibu hamil +20 mg

Ibu Menyusui +2 mg

Sumber : Widya Karya Pangan dan Gizi 1988 dalam Kartasapoetra (2008:55)

Selain zat besi, Kalsium juga merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh dalam jaringan keras yaitu dalam tulang dan gigi. Sumber utama kalsium adalah susu dan hasil susu, seperti keju. Kebutuhan kalsium akan terpenuhi bila kita makan makanan yang seimbang tiap hari, berikut Angka Kecukupan Kalsium yang dianjurkan oleh Widyakarya pangan dan gizi:

Tabel 3. Angka Kecukupan kalsium (Ca)

Golongan Umur Ca (mg)

Bayi 300 – 400 mgs

anak-anak 500 mg

Remaja 600 - 700 mg

Dewasa 500 - 800 mg

Ibu hamil dan menyusui +400 mg

Sumber : Widya Karya Pangan dan Gizi 1988 dalam Almatsier (2004: 242)

8. Air

Air merupakan zat gizi yang sangat penting bagi tubuh, air merupakan komponen utama dari semua struktur sel dan merupakan media kelangsungan proses


(41)

yang terdapat dalam makanan cair maupun padat yang dioksidasi makanan. (Barida Yayuk dkk, 2004:58) Pengaturan suhu badan tergantung antara lain pada sifat air dalam mengantarkan panas ke seluruh bagian tubuh, bila suhu lingkungan rendah maka radiasi dan konduksi penting sebagai cara mengeluarkan panas.

E. Minuman Sehat

Air minum yang sehat adalah air minum yang cukup mengandung mineral yang dibutuhkan tubuh, air minum sehat juga berarti air minum yang bebas dari bibit penyakit dan racun. Memilih minuman memang tak lepas dari masalah selera, namun sebaiknya kita tidak melupakan segi kesehatan. Kita perlu mengetahui unsur-unsur apa saja yang terdapat dalam suatu jenis minuman. Menurut Roji, (2007:207) berikut ini ada beberapa syarat air yang bersih dan sehat.

1) Harus jernih tak berwarna, tak berbaudan tak berasa (asin, manis, pahit atau getir) atau disebut air yang memenuhi persyaratan fisis.

2) Tidak mengandung zat yang membahayakan kesehatan, seperti zat

tembaga, zat seng, zat racun, dan alkohol, atau disebut air yang memenuhi persyaratan khemis (kimiawi)

3) Tidak mengandung benih-benih penyakit, misalnya, penyakit typhus, dan dysentri.

4) Cukup mengandung mineral yang dibutuhkan tubuh.

F. Gizi Seimbang

Kita sudah membahas bersama tentang minuman yang bersih dan sehat, ada


(42)

26

dan lain sebagainya. Semua minuman bermanfaat bagi tubuh kita tetapi belum tentu semuanya dibutuhkan oleh tubuh kita. Karena itu kita perlu menjaga keseimbangan gizi, jika tidak ada kesimbangan gizi maka zat-zat yang kelebihan akan

menimbulkan penyakit baru. Misalnya, kita makan makanan yang bergizi tinggi tetapi tidak melakukan olahraga maka bisa mengakibatkan obesitas atau kegemukan yang berlebihan, lalu apa yang dimaksud dengan gizi seimbang? sebelum membahs gizi seimbang pengertian gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsikan secara normal melalui proses digesti, absorsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan tenaga. (Irianto, 2007:2)

Gizi seimbang adalah susunan menu seimbang yang dapat memberikan:  Cukup kaloi/energi, guna memenuhi pengeluaran energi setiap hari.

 Cukup protein, guna keperluan tubuh akan akan asam lemak tak jenuh dan untuk menggunakan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak.

 Cukup lemak, guna keperluan tubuh akan asam lemak tak jenuh dan untuk menggunakan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak.

 Cukup vitamin dan mineral.

Menu yang seimbang ini lebih lazim disebut hidangan empat sehat lima sempurna, yang terdiri atas:

 Makanan pokok (sumber hidrat arang)  Lauk-pauk (sumber protein dan lemak)  Sayuran (vitamin dan mineral)

 Buah-buahan (sumber vitamin)


(43)

G. Penyakit Menular Seksual (PMS)

Penyakit menular seksual (PMS) merupakan penyaki yang ditularkan dari seseorang kepada orang lain melalui hubungan seksual, seseorang berisiko tinggi terkena PMS bila melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan. Bila tidak terobati dengan benr, penyakit ini dapat berakibat serius bagi kesehatan reproduksi, seperti terjadinya kemandulan, kebutaan pada bayi yang baru lahir bahkan kematian.

Tanda dan Gejala PMS

Tanda dan gejala penyakit menular seksual mudah dikenali terutama pada laki-laki. Namun, tanda dan gejala ini agak susah dikenali pada wanita. Berikut beberapa tanda dan gejala penyakit menular seksual. Menurut Chandra Sodikin, (2010:167) tanda-tanda PMS pada laki-laki, antara lain:

 Berupa bintil-bintil berisi cairan

 Lecet atau borok pada alat kelamin (penis)

 Luka tidak sakit

 Keras dan bewarna merah pada alat kelamin

 Adanya kutil atau tumbuh daging seperti jengger ayam

 Rasa gatal yang hebat sepanjag alat kelamin

 Rasa sakit yang hebat pada saat kencing

 Kencing nanah atau darah yang berbau busuk

 Bengkak panas dan nyeri pada pangkal paha yang kemudian berubah

menjadi borok.

Roji, (2007:208) mengungkapkanTanda-tanda PMS pada wanita, antara lain.


(44)

28

 Rasa sakit atau nyeri pada saat kencing atau behubungan seksual

 Rasa nyeri pada perut bagian bawah

 Alat kelamin (vagina) mengeluarkan lendir

 Timbul keputihan biasanya berwarna putih susu, bergumpal, disertai rasa gatal dan kemerahan pada alat kelamin atau sekitarnya

 Keputihan yang berbusa, kehijauan, berbau busuk, dan gatal

 Timbul bercak-bercak daerah setelah berhubungan seksual

 Bintil-bintil berisi cairan

 Lecet atau borok pada alat kelamin

Jenis-Jenis Penyakit PMS

Adapun jenis-jenis penyakit PMS adalah sebagai berikut:

Gonore (GO)

Sifilis (raja singa)

 Herpes kelamin

Klamidia

Trikomoniasis

Kandidiasis vagina

 Kutil kelamin

 HIV/AIDS

Cara menghindari penyakit menular seksual dapat dengan mudah dihindari, apabila kita mengetahui begitu bahayanya PMS, maka kita akan segera untuk menghindarinya. Cara yang paling ampuh adalah menghindari


(45)

hubungan seksual bagi yang belum menikah, bagi yang telah menikah agar selalu setia dan tidak bergonta-ganti pasangan. Cara lainnya adalah

menghindari melakukan hubungan seksual yang tidak aman dan berisiko, selalu menjaga kebersihan alat reproduksi merupakan cara lain

menghindari penyakit menular seksual ini. Penilaian penelitian ini dijabarkan sebagai berikut dengan mengunakan prangkat pembelajaran (RPP) Siswa dibariskan membentuk 2 banjar, dilanjutkan masuk kelas

setelah itu berdo’a, lalu siswa dicek kehadirannya.

1. Peneliti memeriksa satu -persatu siswa mulai dari kebersihan kuku,gigi, rambut dan kerapian pakaian.

2. Setelah itu siswa diambil satu untuk memperaktikan bagaimana cara mereka memotong kuku, dan sikat gigi ketika dirumah. 3. Peneliti mengevaluasi gerakan siswa yang diperaktikan ke depan

kelas kemudian menjelasan mengenai budaya hidup bersih. 4. Setelah semua siswa dijelaskan, siswa diberikan diberikan

kesempatan bertanya tentang budaya hidup sehat.

5. Setelah peneliti memberikan angket pertanyaan tentang budaya hidup sehat,kemudian untuk pertemuan selanjutnya siswa

ditugaskan membawa cangkir gelas, sikat gigi dan potong kuku.

H. Kerangka Berpikir

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas, besar kemungkinan apabila siswa membudayai gaya hidup sehat, maka pembelajaran pendidikan jasmani pada materi budaya hidup sehat akan menjadi lebih baik. Di dalam kurikulum


(46)

30

khususnya pada pelajaran pendidikan jasmani, hidup sehat adalah suatu materi yang harus disampaikan atau diajarkan kepada siswa, terutama pada siswa SD di kelas – kelas kecil misalnya 1,2 dan 3 namun kenyataannya meskipun materi telah disampaikan oleh guru pendidikan jasmani, masih banyak yang kurang memahami arti hidup sehat yang dimulai dari sejak dini.

Sejalan dengan beberapa hal tersebut, maka penelitian ini menganalisa tentang pembelajaran peningkatan budaya hidup sehat yang diajarkan secara efektif, diharapkan akan lebih dapat dikuasai oleh siswa sehingga pada akhirnya hasil belajar siswa pada pelajaran pendidikan jasmani khususnya pada materi budaya hidup sehat akan lebih baik. Dapat dilihat di skema penelitian di bawah.

I. Hipotesis

Pengertian hipotesis tindakan hendaklah dipahami sebagai suatu dugaan yang akan terjadi jika suatu tindakan dilakukan.

“ Jika melalui alat bantu berupa gambar buku ajar, dan vidio terhadap pola hidup sehat Pada Siswa Kelas 1 SDN 1 Negara Saka Kec. Negrikaton Kab. Pesawaran Tahun Pelajaran 2014-2015 maka pola


(47)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Menurut Sukardi (2003 : 93), metode penelitian adalah cara yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan permasalahan yang hidup dan berguna bagi masyarakat, maupun bagi peneliti sendiri.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan karena penelitian ini dilakukan dengan metode kaji tindak dengan menggunakan pedoman penelitian tindakan kelas (Class room Action Research) CAR dari namanya sudah menunjukkaan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas atau lapangan.

Suharsimi (2002 : 58), menjelaskan PTK melalui paparan gabungan definisi dari tiga kata, Penelitian + Tindakan + Kelas, sebagai berikut.

1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang

bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti;


(48)

32

2. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan;

3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru;

Menurut Hopkins (1993 : 44), pengertian penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.

Secara ringkas, penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.

Tujuan PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan professional pendidik dalam menangani proses belajar mengajar. Tujuan ini dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternatif dalam menyelesaikan berbagai persoalan pembelajaran.

Dalam PTK bukan hanya peneliti yang merasakan hasil tindakan tetapi bila dilakukan pada responden maka responden dapat juga merasakan hasil perlakuan. (Suharsimi Arikunto, 2007 : 73), mengemukakan prinsip PTK, yaitu :


(49)

a. Tidak mengganggu proses pembelajaran; b. Harus dipersiapkan dengan rinci dan matang; c. Tindakan harus konsisten dengan rancangan; d. Masalah benar-benar ada dan dihadapi oleh guru;

(Irwan Agustian , 2009), menjabarkan ciri – ciri penelitian tindakan kelas, yaitu :

a. Praktis dan langsung relevan untuk situasi aktual, serta memperbaiki pembelajaran dari sebelumnya;

b. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah dan perkembangan-perkembangan yang lebih baik;

c. Dilakukan melalui putaran-putaran spiral;

Penelitian tindakan kelas dilakukan melalui putaran atau spiral dengan beberapa siklus yang terdiri dari merencanakan, tahap melakukan tindakan, pengamatan dan tahap refleksi. Yang dimaksud dengan penelitian yang dilakukan melalui putaran spiral adalah penelitian yang melalui siklus – siklus berikut :

Gambar 2 : Spiral Penelitian Tindakan Kelas. (Hopkins, 1993) dalam buku (Arikunto 1991 : 105 )


(50)

34

Keterangan gambar di atas : 1. Perencanaan (Planning)

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan, serta pada tahap perencanaan ini dipersiapkan skenario pembelajaran, fasilitas sarana pendukung yang diperlukan, dan juga instrumen untuk merekam data mengenai proses hasil tindakan. Pada perencanaan ini juga dilaksanakan simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk menguji keterlaksanaan rancangan. Dalam penelitian tindakan, masing-masing berdiri sebagai peneliti meskipun ketika menyusun rencana dilakukan bersama-sama.

2. Tindakan (Action)

Tindakan adalah pelaksaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.

3. Oberservasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat dalam suatu tindakan.

4. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan.


(51)

B. Data Penelitian

Data penelitian menurut sifatnya terbagi menjadi dua macam, yaitu : 1) Data kualitatif, adalah data yang berbentuk kategori atau atribut. 2) Data kuantitatif, adalah data yang berbentuk bilangan (angka).

Data penelitian menurut cara memperolehnya terbagi menjadi dua macam, yaitu :

1) Data primer, adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri atau organisasi dan diperoleh langsung dari sumbernya.

2) Data sekunder, adalah data yang diperoleh sudah jadi, contoh jumlah siswa pada suatu daerah, sekolah, dan lain-lain.

Data dalam penelitian ini merupakan data primer dengan teknik analisis deskriptif sederhana berupa data kuantitatif.

C. Subyek Penelitian

a. Untuk memperoleh data suatu penelitian diperlukan suatu sumber data yang terdiri suatu subyek penelitian, seperti yang diterangkan Suharsimi

(1991 : 102) ”: Subyek penelitian adalah keseluruhan obyek penyelidikan yaitu berisi seluruh siswa” subyek dalam penelitian ini adalah seluruh

Siswa Kelas 1 SDN 1 Negara Saka Kec. Negrikaton Kab. Pesawaran Tahun Pelajaran 2014-2015 yang berjumalah 25 siswa .


(52)

36

D. Rencana Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus dan setiap siklus memiliki kegiatan yang berbeda beda dalam setiap proses pelaksanaannya, berikut adalah tahapan pelaksanaan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu : 1. Tahap perencanaan

Pada tahap ini peneliti akan memberikan perlakuan kepada siswa dengan yang telah tertulis dalam rencana tindakan.

2. Tahap pelaksanaan tindakan

Dalam tahap ini peneliti akan menguraikan apakah hal yang direncanakan dapat direalisasikan secara penuh, jika tidak perlu ditinjau kembali pola dalam periode bentuknya.

3. Tahap pengamatan

Pada bagian ini berisi hasil pengamatan menggunakan berbagai instrument. Yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah hasil – hasil pekerjaan siswa yang otentik.

4. Tahap refleksi

Pada tahap ini berisikan penjelasan tentang tingkat keberhasilan atau kegagalan.

E. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SDN 1 Negara Saka Kec. Negrikaton Kab. Pesawaran


(53)

2. Waktu Pelaksanaan

Penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal 19 Sepetember sampai dengan 19 Oktober 2014.

3. Alat dan Perlengkapan

Alat yang dibutuhkan dalam tes quisoner, yaitu:

 Pensil.

 Pena

 Lembar soal

 Lembar jawaban

 Blangko dan alat tulis untuk mencatat hasil tes.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK (penelitian kaji tindak) disetiap siklusnya, Menurut Freir and Cuning ham dalam Muhajir (1995:58) dijelaskan alat untuk ukur instrument dalam PTK dikatakana valid bila tindakan itu memegang aplikatif dan dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

Alat itu berupa indikator-indikator dari penilaian hasil belajar budaya hidup sehat dengan menggunakan media IT berupa tayangan slide power point, brosur, gambar dan foto yang diberikan tiap siklusnya dan melakukan tes quisoner dengan menjawab pertanyaan yang disediakan untuk mengetahui hasil peningkatan perlakuan yang telah diberikan.


(54)

38

Proses Pembelajaran Budaya Hidup Sehat Melaui IT

Siklus Pertama

Rencana

1. Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran budaya hidup

sehat

2. Menyiapkan alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran.

3. Menyiapkan instrument yang diperlukan untuk mengevaluasi dan

mengobservasi tindakan.  Tindakan

Guru menampilakan power point yang akan digunakan untuk

menyampaikan materi pola makan sehat, gizi seimbang, dan penyakit menular seks, pola makan sehat dapat dicapai dengan mengkonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna seperti gambar makanan 4 sehat 5 sempurna, untuk lebih jelasnya perhatikan gambar sebagai berikut

Gambar 3. Menu Makanan bergizi yang biasa disebut 4 sehat 5 sempurna, Roji (2007:206)


(55)

Gambar 4. Menu Makanan yang mengandung karbohidrat, Roji (2007:206)

Gambar 5. Menu Makanan yang mengandung lemak, Roji (2007:206)


(56)

40

1. Siswa menyimak dan memperhatikan guru yang menyampaikan materi

2. Diberikan pengulangan untuk materi yang belum dipahami.

Observasi

Setelah tindakan dilakukan, memberikan kuisoner atau rangsangan terhadap siswa untuk mengetahui presentase keberhasilan sehingga dapat disimpulkan

Refleksi

Kesimpulan dari hasil pembelajaran budaya hidup sehat didiskusikan berapa persen peningkatan yang dicapai oleh siswa.

Siklus kedua

Rencana

1. Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran budaya hidup

sehat

2. Menyiapkan alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran.

3. Menyiapkan instrument yang diperlukan untuk mengevaluasi dan

mengobservasi tindakan.

Tindakan

Guru menampilakan brosur yang akan digunakan untuk menyampaikan materi menggunakan power point dan film tentang kesehatan, berikut contoh power point tentang penyakit menular seksual:


(57)

ZAT GIZI

ZAT TENAGA/ ENERGI

ZAT PEMBANGUN

ZAT PENGATUR

Gambar 7. Contoh brosur menu makanan yang mengandung vitamin yang ditunjukan kepada siswa/i agar menarik perhatian

STATUS GIZI

MAKANAN

ZAT GIZI

Gambar 8. Contoh brosur menu makanan yang mengandung vitamin yang ditunjukan kepada siswa/i agar menarik perhatian


(58)

42

MAKANAN

TUBUH

GIZI SEIMBANG

ZAT GIZI dalam MAKANAN ~~SESUAI~~

ZAT GIZI yang diperlukan/kebutuhan TUBUH

Gambar 9. Contoh brosur menu makanan yang mengandung vitamin yang ditunjukan kepada siswa/i agar menarik perhatian

1. Siswa menyimak dan memperhatikan guru yang menyampaikan materi.

2. Diberikan pengulangan untuk materi yang belum dipahami.

3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoreksi kesalahan

gerakan yang dilakukan, kemudian memperbaiki gerakan yang salah dengan berpedoman melihat gerakan smash yang benar.

Observasi

Setelah tindakan dilakukan, memberikan kuisoner atau rangsangan terhadap siswa untuk mengetahui presentase keberhasilan sehingga dapat disimpulkan


(59)

1. Dari data hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan. 2. Didiskusikan rencana tindakan pada siklus ketiga.

G. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul melalui tindakan di setiap siklus, selanjutnya data di analisis melalui tabulasi, prosentasi dan normative. Untuk melihat hasil tindakan dapat dilihat dari tiga sisi, yaitu: 1) Rerata mutlak, 2) Rerata kelas, dan 3) ketuntasan belajar. Rumus yang digunakan sebagai berikut:

P = N

f

x 100% (Subagio dalam fajar, 2005:36)

Keterangan:

P = Prosentasi Keberhasilan

F = jumblah gerakan yang dilakukan benar

N = Jumblah siswa yang mengikuti ujian/tes.

Bila hasil perhitungan meningkat 50% keatas maka tindakan yang dilakukan dinyatakan efektif.

Setelah data dikumpulkan melalui tindakan di setiap siklusnya, selanjutnya data dianalisis melalui tabulasi, presentasi dan normatif. Teknik penilaian dalam proses pembelajaran menggunakan penilaian kuantitatif untuk melihat kualitas hasil tindakan di setiap siklus menggunakan rumus sebagai berikut :


(60)

44

% 100 x n

f P

Keterangan :

P : Presentase keberhasilan

f : Jumlah gerakan yang dilakukan dengan benar n : Jumlah siswa yang mengikuti tes

(Subagio, 1991:107 dalam Surisman,1997)

Skala Penilaian :

1. 85 – 100 = Baik Sekali 2. 70 – 84 = Baik

3. 55 – 69 = Sedang 4. 40 – 54 = Kurang 5. <40 = Kurang Sekali (Stuargg)


(61)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan dari hasil penelitian pada setiap siklus, maka dapat disimpulkan hasil penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut: 1. Dengan penggunaan alat bantu berupa video, gambar- gambar, alat peraga

dan lainnya dapat meningkatkan budaya hidup sehat pada Pada Siswa Kelas 1 SDN 1 Negara Saka Kec. Negrikaton Kab. Pesawaran Tahun Pelajaran 2014-2015.

B.Saran

Setelah penelitian ini dilaksanakan, banyak sekali yang ingin disampaikan penulis baik itu bagi penulis itu sendiri maupun pembaca yang akan melakukan proses pembelajaran yang sejenis antara lain :

1. Bagi siswa agar bersifat lebih aktif, sehingga ide-ide guru dalam menciptakan suasana pembelajaran keluar dengan sendirinya, seperti menggunakan alat bantu dalam proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar.


(62)

57

2. Untuk Kepala Sekolah SDN 1 Negara Saka Kec. Negrikaton Kab. Pesawaran agar lebih melengkapi sarana dan prasarana olahraga yang kurang memadai agar tercapainya proses pembelajaran dengan maksimal.

3. Untuk para guru pendidikan jasmani, alat bantu pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai acuan ke depan dalam melakukan proses pembelajaran budaya hidup sehat sejak dini.

4. Untuk Dinas Pendidikan dan Kebudayaan supaya lebih sering mengadakan penataran dan pelatihan di bidang olahraga khusus untuk guru-guru

penjaskes yang ada di setiap sekolah.

5. Bagi pembaca, penelitian ini kiranya dapat dikembangkan lebih lanjut dalam proses pembelajaran guna meningkatkan budaya hidup sehat. 6. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat mengembangkan penelitian ini karena


(63)

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. (1992). Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. (2008). Prosedur Penelitian, Rineka Cipta : Yogyakarta.

As’ad S. (2002). Gizi-Kesehatan Ibu dan Anak, Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

Barida, Yayuk dkk. (2004). Pengantar Pangan dan Gizi. Penebar Swadaya : Jakarta

Chandra Sodikin. (2010). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Untuk SMP/MTs Kelas VII. Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional : Jakarta

Depdiknas. (1960). Undang-undang Pokok Kesehatan no.9 tahun 1960 tentang kesehatan. Jakarta : Depdiknas.

Depdiknas. (1992). Undang-undang Pokok Kesehatan no.23 tahun 1992 tentang kesehatan. Jakarta : Depdiknas.

Eti Rochaety, dkk, 2005. Bumi Aksara, Jakarta

Giriwijoyo, Santosa. (1992). Ilmu Faal Olahraga, Bandung. Harina Yuhetty dan Hardjito, 2004. Kencana Media Group dan

Universitas Negeri Jakarta. Idris, Naswil, 2001, Teknologi Semarang

Indang, Entjang. (1981). Ilmu Kesehatan Masyarakat, Penerbit Alumni : Bandung.

Irianto, Pekik. (2007). Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahraga : Yogyakarta


(64)

Muhajir. (1995). Tes Kesegaran Jasamani Indonesia. Jakarta: Puskesjasrek. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. (2009). Universitas Lampung : Bandar Lampung.

Roji. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Erlangga : Jakarta Sjahmien Moehji. (2002). Ilmu Gizi I Pengetahuan Dasar Ilmu Gizi.

Papas Sinar Sinanti : Jakarta.

Subagio DKK. 2004. Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Materi Pokok, Universitas Terbuka.

Sukardi. (2003). Metodelogi Penelitian Pendidikan, Yogyakarta : Bumi Aksara Syarifuddin, Aip. (1997). Azas dan Falsafah Penjaskes, Direktorat Jendral


(1)

1. Dari data hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan. 2. Didiskusikan rencana tindakan pada siklus ketiga.

G. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul melalui tindakan di setiap siklus, selanjutnya data di analisis melalui tabulasi, prosentasi dan normative. Untuk melihat hasil tindakan dapat dilihat dari tiga sisi, yaitu: 1) Rerata mutlak, 2) Rerata kelas, dan 3) ketuntasan belajar. Rumus yang digunakan sebagai berikut:

P = N

f

x 100% (Subagio dalam fajar, 2005:36)

Keterangan:

P = Prosentasi Keberhasilan

F = jumblah gerakan yang dilakukan benar

N = Jumblah siswa yang mengikuti ujian/tes.

Bila hasil perhitungan meningkat 50% keatas maka tindakan yang dilakukan dinyatakan efektif.

Setelah data dikumpulkan melalui tindakan di setiap siklusnya, selanjutnya data dianalisis melalui tabulasi, presentasi dan normatif. Teknik penilaian dalam proses pembelajaran menggunakan penilaian kuantitatif untuk melihat kualitas hasil tindakan di setiap siklus menggunakan rumus sebagai berikut :


(2)

44

% 100 x n

f P

Keterangan :

P : Presentase keberhasilan

f : Jumlah gerakan yang dilakukan dengan benar n : Jumlah siswa yang mengikuti tes

(Subagio, 1991:107 dalam Surisman,1997)

Skala Penilaian :

1. 85 – 100 = Baik Sekali 2. 70 – 84 = Baik

3. 55 – 69 = Sedang 4. 40 – 54 = Kurang 5. <40 = Kurang Sekali (Stuargg)


(3)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan dari hasil penelitian pada setiap siklus, maka dapat disimpulkan hasil penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut: 1. Dengan penggunaan alat bantu berupa video, gambar- gambar, alat peraga

dan lainnya dapat meningkatkan budaya hidup sehat pada Pada Siswa Kelas 1 SDN 1 Negara Saka Kec. Negrikaton Kab. Pesawaran Tahun Pelajaran 2014-2015.

B.Saran

Setelah penelitian ini dilaksanakan, banyak sekali yang ingin disampaikan penulis baik itu bagi penulis itu sendiri maupun pembaca yang akan melakukan proses pembelajaran yang sejenis antara lain :

1. Bagi siswa agar bersifat lebih aktif, sehingga ide-ide guru dalam menciptakan suasana pembelajaran keluar dengan sendirinya, seperti menggunakan alat bantu dalam proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar.


(4)

57

2. Untuk Kepala Sekolah SDN 1 Negara Saka Kec. Negrikaton Kab. Pesawaran agar lebih melengkapi sarana dan prasarana olahraga yang kurang memadai agar tercapainya proses pembelajaran dengan maksimal.

3. Untuk para guru pendidikan jasmani, alat bantu pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai acuan ke depan dalam melakukan proses pembelajaran budaya hidup sehat sejak dini.

4. Untuk Dinas Pendidikan dan Kebudayaan supaya lebih sering mengadakan penataran dan pelatihan di bidang olahraga khusus untuk guru-guru

penjaskes yang ada di setiap sekolah.

5. Bagi pembaca, penelitian ini kiranya dapat dikembangkan lebih lanjut dalam proses pembelajaran guna meningkatkan budaya hidup sehat. 6. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat mengembangkan penelitian ini karena


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. (1992). Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. (2008). Prosedur Penelitian, Rineka Cipta : Yogyakarta. As’ad S. (2002). Gizi-Kesehatan Ibu dan Anak, Jakarta : Departemen Pendidikan

Nasional

Barida, Yayuk dkk. (2004). Pengantar Pangan dan Gizi. Penebar Swadaya : Jakarta

Chandra Sodikin. (2010). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Untuk SMP/MTs Kelas VII. Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional : Jakarta

Depdiknas. (1960). Undang-undang Pokok Kesehatan no.9 tahun 1960 tentang kesehatan. Jakarta : Depdiknas.

Depdiknas. (1992). Undang-undang Pokok Kesehatan no.23 tahun 1992 tentang kesehatan. Jakarta : Depdiknas.

Eti Rochaety, dkk, 2005. Bumi Aksara, Jakarta

Giriwijoyo, Santosa. (1992). Ilmu Faal Olahraga, Bandung. Harina Yuhetty dan Hardjito, 2004. Kencana Media Group dan

Universitas Negeri Jakarta. Idris, Naswil, 2001, Teknologi Semarang

Indang, Entjang. (1981). Ilmu Kesehatan Masyarakat, Penerbit Alumni : Bandung.

Irianto, Pekik. (2007). Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahraga : Yogyakarta


(6)

Muhajir. (1995). Tes Kesegaran Jasamani Indonesia. Jakarta: Puskesjasrek. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. (2009). Universitas Lampung : Bandar Lampung.

Roji. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Erlangga : Jakarta Sjahmien Moehji. (2002). Ilmu Gizi I Pengetahuan Dasar Ilmu Gizi.

Papas Sinar Sinanti : Jakarta.

Subagio DKK. 2004. Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Materi Pokok, Universitas Terbuka.

Sukardi. (2003). Metodelogi Penelitian Pendidikan, Yogyakarta : Bumi Aksara Syarifuddin, Aip. (1997). Azas dan Falsafah Penjaskes, Direktorat Jendral


Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR LOMPAT TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU YANG DI MODIFIKASI PADA SISWA KELAS IV SDN 2 NEGARA SAKA NEGERI KATON PESAWARAN TAHUN 2012

0 11 36

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS SISWA KELAS IV SDN 5 SUNGAILANGKA GEDONGTATAAN PESAWARAN TP 2012-2013

0 6 45

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEMA SEHAT ITU PENTING MELALUI METODE BERMAIN PERAN SISWA KELAS V SDN 3 NEGERI SAKTI KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2014/2015

0 9 60

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE KELAS IV SDN PULAU PAHAWANG KECAMATAN PUNDUH PEDADA KABUPATEN PESAWARAN TP 2013/2014

2 5 44

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA KELAS IV SDN 2 PADANG RATU GEDONGTATAAN PESAWARAN TP 2014/2015

1 14 46

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD SISWA KELAS VI SDN 2 MARGODADI KABUPATEN PESAWARAN TP 2014/2015

0 8 51

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PPKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW KELAS IV SDN 1 KUTOARJO KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN TP 2013/2014

0 6 87

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA HIDUP BERSIH DAN SEHAT MELALUI METODE CARD SORTING PADA SISWA KELAS II DI SDN 2 KUTOARJO GEDONGTATAAN PESAWARAN

0 3 38

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MERODA MELALUI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 1 KEBAKKRAMAT TAHUN AJARAN 2014 / 2015.

0 0 17

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAKSILA DALAM PERMAINAN SEPAKTAKRAW MELALUI PENERAPAN MEDIA ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SDN 2 SELILING KEC. ALIAN KAB. KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 0 16