Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kontekstual Hakekat Pembelajaran Kontekstual Contextual Teaching And Learning

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id ikuti, memupuk kebersamaan, saling menghargai pendapat, tidak takut berbeda dan menjadikan dirinya sendiri.

4. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual

Karakteristik pembelajaran kontekstual sebagai berikut : a. Pembelajaran dilaksanakan dalam konteks autentik, yaitu pembelajaran yang diarahkan pada ketercapaian keterampilan dalam konteks kehidupan nyata atau pembelajaran yang dilaksanakan dalam lingkungan yang alamiah learning in real life setting. b. Pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan tugas-tugasb yang bermakna Meaningfull learning. c. Pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan pengalaman bermakna kepada siswa learning by doing. d. Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok, berdiskusi, saling mengoreksi antar teman learning in a group. e. Pembelajaran memberikan kesempatan untuk menciptakan rasa kebersamaan, bekerjasama, dan saling memahami antara satu dengan yang lain secara mendalam learning to know each other deeply. f. Pembelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif produktif, dan mementingkan kerjasama learning to ask, to inquiry, to work together. g. Pembelajaran dilaksanakan dalam situasi yang menyenangkan learning as an enjoy activity. 17 Secara sederhana karakteristik pembelajaran kontekstual dengan cara menderetkan sepuluh kata kunci, yaitu: 17 Masnur Muslich, Pembelajaran Berbasis Kompetensi Dan Kontekstual, 42. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id a. Kerjasama, b. Saling menunjang c. Menyenangkan, tidak membosankan, d. Belajar dengan bergairah, e. Pembelajaran terintegrasi, f. Menggunakan berbagai sumber, g. Siswa aktif, h. Sharing dengan teman, i. Siswa kritis dan guru kreatif. j. Dinding kelas dan suasana sekolah penuh dengan hasil kerja siswa, peta- peta, gambar, artikel, humor dan lain-lain serta k. Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor tetapi hasil karya siswa, laporan hasil praktikum, karangan siswa dan sebagainya. 18

5. Peran Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Kontekstual

Setiap siswa mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda, yaitu tipe visual, tipe auditorial, dan tipe kinestetis. Tipe visual adalah gaya belajar dengan cara melihat, siswa akan lebih cepat belajar dengan cara menggunakan indra penglihatannya. Tipe auditorial merupakan tipe belajar dengan menggunakan alat pendengarannya. Sedangkan tipe kinestetis adalah tipe belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh. Dalam pembelajaran kontekstual setiap guru perlu memahami tipe belajar siswa, artinya guru perlu menyesuaikan gaya mengajar terhadap gaya belajar siswa, berbeda dengan 18 Sitiatava Rizema Putra, Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains Jogjakarta: DIVA Press, 2013, 243-244 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id pembelajaran konvensional yang kadangkala sering terlupakan sehingga proses belajar sama dengan pemaksaan kehendak, yang menurut Paulo Freire sebagai sistem penindasan. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan guru ketika menggunakan pendekatan kontekstual, yaitu: 19 a. Dalam pembelajaran kontekstual siswa dipandang sebagai individu yang sedang berkembang. b. Setiap anak memiliki kecendrungan untuk belajar hal-hal yang baru dan penuh tantangan c. Bagi siswa belajar adalah proses mencari keterkaitan atau keterhubungan antara hal-hal yang baru dengan hal-hal yang sudah diketahui d. Belajar adalah proses penyempurnaan skema yang telah ada asimilasi atau proses pembentukan skema baru akomodasi, dengan demikian tugas guru adalah menfasilitasi dan mempermudah agar anak mampu melakukan proses asimilasi dan proses akomodasi.

6. Perbedaan

Pembelajaran Kontekstual Dengan Pembelajaran Konvensional Perbedaan pembelajaran kontekstual dengan pembelajaran konvensional sebagai berikut : 20 No Pembelajaran kontekstual Pembelajaran konvensional 01 Dalam pembelajaran kontekstual siswa sebagai subjek belajar, artinya siswa berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran dengan cara Siswa ditempatkan sebagai objek belajar yang berperan sebagai penerima informasi secara pasif 19 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, 262-263 20 Ibid, 261-262 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id menemukan dan menggali sendiri materi pelajaran 2 Siswa belajar melalui kegiatan kelompok Siswa lebih banyak belajar secara individual dengan menerima, mencatat, dan menghafal materi pelajaran 3 Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata secara riil Pembelajaran bersifat teoritis dan abstrak 4 Kemampuan berdasarkan pengalaman Kemampuan diperoleh melalui latihan-latihan 5 Tujuan akhir dari pembelajaran adalah kepuasan diri Tujuan akhir dari pembelajaran adalah nilai atau angka 6 Tindakan atau prilaku dibangun atas kesadaran diri sendiri Tindakan atau prilaku didasarkan oleh faktor diluar dirinya 7 Pengetahuan yang dimiliki individu selalu berkembang sesuai dengan pengalaman yang dialaminya Pengetahuan dikonstruksi oleh orang lain 8 Siswa bertanggungjawab dalam memonitor dan mengembangkan pembelajaran mereka masing-masin Guru penentu jalannya proses pembelajaran 9 Pembelajaran terjadi dimana saja dalam konteks dan setting yang berbeda Pembelajaran terjadi di dalam kelas 10 Keberhasilan dalam pembelajaran kontekstual di ukur dengan berbagai cara, misalnya evaluasi proses, hasil karya, penampilan rekaman dan lain- lain. Keberhasilan pembelajaran biasanya hanya di ukur dari tes digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

B. Keterampilan Berpikir Kritis

1. Pengertian Berpikir Kritis

Berpikir adalah tingkah laku menggunakan ide, yaitu suatu proses simbolis dengan menggunakan ide atau simbol-simbol tertentu. 21 Ada yang menyebutkan bahwa berpikir adalah perkataan karena seseorang dapat diketahui bahwa seseorang itu berpikir melalui tingkah laku yaitu perkataan. Berpikir juga dapat diartikan ide atau opini. 22 Berpikir merupakan salah satu aktivitas mental yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Kemampuan berpikir kritis setiap individu berbeda antara satu dengan lainnya sehingga perlu dipupuk sejak dini. Berpikir terjadi dalam setiap aktivitas mental manusia berfungsi untuk memformulasikan atau menyelesaikan masalah, membuat keputusan serta mencari alasan. Santrock memberikan pengertian pemikiran kritis adalah: “critical thinking involves grasping the deeper meaning of problems, keeping an open mind about different approaches and perspectives, not accepting on faith what other people and books tell you and thinking reflectively rather than accepting the first idea that comes to mind”. Dalam bagian lain menyebutkan bahwa pemikiran kritis adalah pemikiran reflektif dan produktif serta melibatkan evaluasi bukti. 23 Dacey dan Kenny memberikan pengertian bahwa pemikran 21 Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi Jakarta: Bulan Bintang, 1976, 46. 22 Momon Sudarma, Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kreatif Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013, 37. 23 Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik Bandung : Remaja Rosda Karya, 2014, 153

Dokumen yang terkait

Penerapan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS

0 5 205

PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP ZAT DAN WUJUDNYA TERINTEGRASI NILAI KEAGAMAAN (Eksperimen di MTs Al-Khairiyah,Citeureup-Bogor)

1 33 61

Penagruh pendekatan contextual teaching laering (CTL) terhadap hasil bejaran biologi siswa kuasi Ekperimen di SMPN 1 Cisauk

0 7 208

Peningkatan Hasil Belajar PKn dalam Materi Peranan Globalisasi Melalui Pendekatan Contekstual Teaching Learning (CTL) di kelas IV MI. Masyirotul Islamiyah Tambora Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 4 180

Penggunaan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Energi dan Usaha

0 5 223

Penerapan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learnig/CTL untuk meningkatkan hasil belajar PKN pada siswa kelas IV MI Miftahussa’adah Kota Tangerang

0 10 158

Upaya meningkatkan hasil belajar IPA pada konsep perkembangbiakan tumbuhan melalui pendekatan kontekstual: penelitian tindakan kelas di MI Hidayatul Athfal Gunungsindur

0 19 141

MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TEKNIK Meningkatkan Keaktifan Siswa Melalui Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) Teknik Modelling Dalam Pembelajaran Matematika (PTK Pada Siswa Kelas

0 2 16

MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TEKNIK Meningkatkan Keaktifan Siswa Melalui Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) Teknik Modelling Dalam Pembelajaran Matematika (PTK Pada Siswa Kela

0 1 14

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA MATA

0 0 16