9
9 untuk melakukan hibernasi, bereproduksi dan mendapatkan nutrisi
Sholihat, 2007.
Iskandar 1998 menambahkan bahwa ordo amfibi ini hidup tersebar luas di mana amfibi dapat hidup di tempat yang beragam, mulai dari hutan primer
sampai tempat yang ekstrim sekali. Duellman dan Trueb 1986 menyatakan bahwa amfibi terestrial umumnya
nokturnal, dengan mempertahankan temperatur harian yang tinggi dan kelembaban yang rendah. Pada siang hari biasanya amfibi mempunyai kandungan
kelembaban yang lebih tinggi dari pada lingkungan sekitarnya yang terbuka dari sinar matahari dan udara yang hangat. Tempat berlindung pada siang hari yaitu
dibawah batu, batang pohon, daun jerami, celah-celah yang terlindung dan daun- daun.
2.5. Manfaat dan Peranan Amfibi
Amfibi memiliki berbagai peranan penting bagi kehidupan manusia, baik itu untuk konsumsi, sibernetik maupun bahan percobaan penelitian yakniperanan
ekologis maupun ekonomis. Secara ekologis, amfibi memiliki peranan penting dalam rantai makanan sebagai konsumen sekunder. Amfibi memakan serangga
sehingga dapat membantu keseimbangan ekosistem terutama dalam pengendalian populasi serangga. Selain itu, amfibi juga dapat berfungsi sebagai bio-indikator
bagi kondisi lingkungan karena amfibi memiliki respon terhadap perubahan lingkungan Stebbins Cohen 1997.
Iskandar 1998 menjelaskan bahwa amfibi telah banyak dimakan khususnya di restoran-restoran Cina. Dua spesies yang paling sering dikonsumsi
adalah Fejervarya cancrivora dan Limnonectes macrodon yakni spesies yang cukup bertubuh besar yang sering dijadikan sumber protein tinggi.
Mistar 2003 menjelaskan bahwa amfibi mempunyai potensi yang besar untuk menanggulangi hama serangga sibernetik karena pakan utama amfibi
adalah serangga dan larvanya. Beberapa perkebunan di Hawaii memanfaatkan jenis Bufo marinus yang didatangkan dari Texas untuk memberantas serangga.
Universitas Sumatera Utara
10
10 Siregar 2010 menyatakan bahwa di samping sebagai sibernetik, amfibi
berperan besar dalam dunia kedokteran di mana amfibi telah lama digunakan sebagai alat tes kehamilan. Beberapa ahli pada saat sekarang telah banyak
melakukan penelitian untuk mencari bahan anti bakteri dari berbagai spesies amfibi yang diketahui memiliki ratusan kelenjar yang terdapat di bawah kulitnya.
Universitas Sumatera Utara
11
11
BAB 3 BAHAN DAN METODA
3.1. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2012 di Desa Batu Mbelin, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara.
3.2. Deskripsi Area
Terdapat tiga lokasi yang dijadikan tempat penelitian, yaitu: 1 Lokasi 1
Lokasi 1 sungai yang berada di hutan Gambar 3.1a. Memiliki lebar + 3
meter dengan kedalaman 20-30, dasar sungai berbatu dan kondisi arus yang sedang. Titik koordinat 03
19,57’ 573” LU dan 98 35,38’ 434” BT.
2 Lokasi 2
Lokasi 2 sungai di pinggiran hutan Gambar 3.1b. Memiliki lebar + 5
meter dengan kedalam 40-50 cm, dasar sungai berbatu dan kondisi arus yang cukup deras. Dengan titik koordinat 03
20,22’ 407” LU dan 98 35,40’ 192” BT.
3 Lokasi 3
Lokasi 3 sungai di pemukiman masyarakat Gambar 3.1c. Memiliki lebar
+ 3 meter dengan kedalaman 30-40 cm, dasar berbatu dengan arus kecil. Titik koordinat 03
20,44’ 795” LU dan 98 35,46’ 948” BT .
Gambar 3.1 a. Sungai di hutan; b. Sungai pinggiran hutan; c. Sungai di pemukiman masyarakat
a b
c
Universitas Sumatera Utara