Metode Analisis Data

4.4 Metode Analisis Data

Analisis yang digunakan adalah analisis pendapatan usahatani dan analisis kelayakan usahatani. Analisis pendapatan usahatani digunakan untuk menghitung nilai kuantitatif suatu usaha berupa pendapatan, nilai R/C rasio. Dalam penggunaan analisis pendapatan usahatani, data yang dipakai adalah data dari komoditi padi karena merupakan komoditi pokok yang memiliki syarat kuantitatif untuk penghitungan nilai pendapatan dan nilai R/C rasio. Analisis kedua yaitu analisis kelayakan investasi untuk menghitung kriteria investasi seperti NPV, IRR, Net B/C, payback period dan analisis switching value . Data yang dipakai untuk analisis ini adalah data dari komoditi vanili yang memiliki kriteria sebagai suatu proyek atau usaha dengan sifat investasi atau memberi manfaat berjangka dalam suatu periode waktu tertentu.

4.4.1. Analisis Pendapatan Usahatani

Pendapatan petani padi dalam penelitian ini dibedakan atas pendapatan biaya tunai, pendapatan biaya total dan pendapatan tunai. Pendapatan atas biaya tunai diperoleh dari pengurangan penerimaan total usaha tani dengan biaya tunai yang benar-benar dikeluarkan dalam bentuk uang tunai atau pendapatan atas biaya yang benar-benar dikeluarkan oleh petani (explicit cost). Pendapatan atas biaya total adalah pendapatan yang diperoleh dengan memperhitungkan biaya input milik keluarga sebagai biaya (imputed cost). Pendapatan biaya total didapat dari penerimaan total petani setelah dikurangi oleh biaya tunai ditambah biaya yang diperhitungkan. Sedangkan pendapatan tunai adalah pendapatan dari hasil penerimaan tunai dalam bentuk uang tunai setelah Pendapatan petani padi dalam penelitian ini dibedakan atas pendapatan biaya tunai, pendapatan biaya total dan pendapatan tunai. Pendapatan atas biaya tunai diperoleh dari pengurangan penerimaan total usaha tani dengan biaya tunai yang benar-benar dikeluarkan dalam bentuk uang tunai atau pendapatan atas biaya yang benar-benar dikeluarkan oleh petani (explicit cost). Pendapatan atas biaya total adalah pendapatan yang diperoleh dengan memperhitungkan biaya input milik keluarga sebagai biaya (imputed cost). Pendapatan biaya total didapat dari penerimaan total petani setelah dikurangi oleh biaya tunai ditambah biaya yang diperhitungkan. Sedangkan pendapatan tunai adalah pendapatan dari hasil penerimaan tunai dalam bentuk uang tunai setelah

π biaya tunai = P total − B tunai

π biaya total = P total − B tunai − B diperhitungkan π tunai = P tunai − B tunai − B diperhitungkan

Dimana:

π biaya tunai = pendapatan atas biaya tunai

B tunai

= biaya tunai π biaya total = pendapatan atas biaya total

B diperhitungkan = biaya diperhitungkan

π tunai

= pendapatan dari penerimaan tunai

P tunai

= penerimaan tunai

P total

= penerimaan total

4.4.2. Analisis Kriteria Kelayakan Usaha

Kelayakan suatu usaha untuk terus dilakukan atau dikembangkan dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa kriteria investasi antara lain :

1. Net Present Value (NPV) Net Present Value (NPV) ialah nilai bersih manfaat yang dihasilkan oleh suatu proyek selama umur proyek. Dengan kata lain Net Present Value (NPV) merupakan selisih antara nilai sekarang dari penerimaan yang diperoleh dari penjualan yang dilakukan dengan nilai sekarang dari pengeluaran yang dilakukan untuk memproduksi produk yang dihasilkan pada tingkat bunga tertentu. Rumus untuk mendapatkan NPV ialah (Gittinger, 1986) :

NPV= ∑ t

Bt-Ct

Dimana : Bt

= manfaat yang diperoleh tiap tahun Ct

= biaya yang dikeluarkan tiap tahun n

= jumlah tahun i

= tingkat bunga (diskonto)

Penilaian kelayakan finansial berdasarkan NPV yaitu :

a) NPV > 0, berarti manfaat yang dihasilkan lebih besar dari biaya yang dikeluarkan,

sehingga suatu proyek dapat dikatakan layak untuk dilanjutkan atau dikembangkan.

b) NPV < 0, berarti manfaat yang diperoleh lebih kecil dari biaya yang dikeluarkan,

sehingga dapat dikatakan proyek tidak layak untuk dikembangkan atau dilanjutkan.

c) NPV = 0, berarti suatu proyek sangat sulit untuk diteruskan atau dikembangkan

karena manfaat yang diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya yang dikeluarkan.

2. Internal Rate of Return (IRR) IRR merupakan tingkat pengembalian dari investasi yang dilakukan terhadap suatu proyek. IRR juga mengandung pengertian bahwa tingkat suku bunga (discount rate ) yang membuat besarnya net present value (NPV) suatu usaha atau proyek sama dengan nol. Nilai Internal Rate of Return (IRR) diperoleh dengan menggunakan rumus (Kadariah et.al, 1999) sebagai berikut :

( 2 i -i 1 ) ⎟

⎛ NPV 1 ⎞

IRR=i + 1 ⎜

⎝ NPV -NPV 1 2 ⎠

Dimana :

i 1 = discount rate yang menghasilkan NPV positif

NPV = NPV yang bernilai negatif 2

Jika ternyata IRR suatu proyek sama dengan nilai i (tingkat suku bunga yang berlaku), maka NPV proyek itu adalah nol. Namun jika IRR kurang dari tingkat suku bunga yang berlaku, maka nilai NPV kurang dari nol. Maka suatu proyek akan layak untuk dilaksanakan apabila IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku.

3. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) merupakan manfaat yang akan diperoleh oleh suatu proyek dari investasi yang ditanamkan pada proyek tersebut. Perhitungan Net B/C dilakukan untuk melihat berapa manfaat yang diterima oleh proyek untuk setiap satu rupiah pengeluaran proyek. Net B/C merupakan angka perbandingan antara nilai kini (present value) dari net benefit yang positif dengan present value dari net benefit yang negatif (Kadariah et. al, 1999). Rumus yang digunakan untuk menghitung IRR adalah sebagai berikut :