AWAS! JANGAN LEWAT DI DEPAN ORANG YANG SEDANG SHALAT

AWAS! JANGAN LEWAT DI DEPAN ORANG YANG SEDANG SHALAT

Rasu lullah  bersabda: “Andaikata orang yang melintas di depan orang

yang sedang shalat mengetahui apa dosanya, tentu ia berhenti empat puluh dan itu lebih baik baginya daripada lewat di depan orang yang sedang shalat tersebut.”

Abu Nadhar  berkata: "Aku tidak tahu apakah Rasulullah  bersabda empat puluh hari, atau bulan atau tahun." (H.R; Bukhari).

Hadits di atas menunjukkan bahwa lewat di depan (di tempat bersujud) orang yang sedang shalat akan mendapatkan dosa dan ancaman, sehingga jika orang yang lewat tersebut mengetahui dosa yang akan ditanggungnya, tentu ia akan berhenti empat puluh hari, bulan atau tahun. Sedang jika ia lewat agak jauh dari tempat sujud orang yang sedang shalat tersebut, maka hal itu tidak apa-apa, hal ini sesuai dengan pemahaman hadits di atas yang menyebutkan tempat kedua tangan waktu sujud.

Bimbingan Islam

Bagi yang melaksanakan shalat hendaknya meletakkan sutrah (pembatas) di depannya, sehingga orang yang lewat tahu dan tidak lewat di depannya, sebagaimana sabda Rasulullah  :

“Jika salah seorang di antara kamu shalat menghadap ke suatu pembatas, kemudian ada orang yang lewat di depannya, maka hendaknya ia menghalangi orang tersebut, sedang jika orang tersebut tetap memaksa, maka bunuhlah dia karena sebenarnya orang tersebut adalah syaitan.” (Mutafaq Alaih).

Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari dan yang memperingatkan lewat di depan orang yang sedang shalat ini, berlaku umum, termasuk di masjidil Haram maupun masjid Nabawi karena keumuman hadits tersebut, dan karena Rasulullah  mengucapkan hadits tersebut di Mekkah dan Madinah. Dalilnya adalah:

• Bukhari menyebutkan dalam kitab shahihnya; Ibnu Umar  pernah mencegah orang yang lewat di depannya ketika ia sedang melakukan tasyahud di

Ka’bah, kemudian ia berkata: "Jika ia tetap memaksakan diri, dan tiada pilihan bagimu kecuali harus membunuhnya, maka bunuhlah."

Al Hafidz Ibnu Hajar Al Asqalany dalam kitab “Fathul Bari" berkata: penyebutan “Ka’bah” secara khusus agar tidak terbayang bahwa melewati orang shalat di Ka’bah diampuni karena ramai.

• Sed angkan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud bukanlah hadits shahih karena ada perawi yang tidak

Bimbingan Islam

diketahui. Hadits tersebut adalah sebagai berikut; Ahmad bin Hanbal meriwayatkan kepada kami, Sufyan bin Uyainah meriwayatkan kepadaku dari sebagian keluarga dari kakeknya bahwa ia melihat Nabi  shalat di depan pintu Bani Sahm (di Masjid Haram) dan orang-orang lewat di depannya sedang antara keduanya tidak ada tanda batas.

Sufyan berkata: antara beliau dengan Ka’bah tidak ada tanda batas. Sufyan berkata: Ibnu Juraij pernah menceritakan kepada kami dari ayahnya. Kemudian aku tanyakan kepadanya, maka ia berkata: "Aku tidak pernah mendengarnya dari ayahku, tetapi dari sebagian orang dari keluargaku dari kakekku".

Dan Al Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqalany mengatakan dalam kitabnya “Fathul Bari” bahwa hadits tersebut “Ma’lul”.

• Dalam kitab Bukhari disebutkan: dari Abu Juhaifah berkata bahwa Rasulullah  pernah mengadakan bepergian kemudian shalat Dzuhur dan Ashar dua

raka'at di Batha’ (Mekkah) dan mendirikan tongkat berkepala besi di depannya.

KESIMPULAN: Melewati tempat sujud orang yang sedang shalat

adalah haram dan mendapatkan dosa serta ancaman, jika orang yang shalat tersebut meletakkan tongkat/tabir di depannya, baik di tanah Haram maupun di tempat yang

Bimbingan Islam

di atas. Tapi bisa juga bagi orang yang terpaksa ketika dalam keadaan amat sesak dan penuh sama sekali.

Bimbingan Islam