HAL-HAL YANG DILARANG MENURUT AGAMA

HAL-HAL YANG DILARANG MENURUT AGAMA

1. Mengkhususkan sebagian harta untuk salah seorang ahli waris. Sabda Rasulullah  :

K  EE   FF

“Tidak sah wasiat untuk ahli waris.” (H.R; Daruquthni).

2. Meneteskan air mata buat orang yang meninggal dengan suara keras, meratapinya, menampar pipi, menyobek pakaian dan berpakaian hitam, karena Rasulullah  bersabda:

 EE E  F  FF K 

“Orang yang meninggal itu disiksa di kuburnya karena ia diratapi oleh keluarganya (jika ia berwasiat).” (H.R; Bukhari dan Muslim).

3. Mengumumkan berita kematian di tempat adzan, di surat kabar, dan memberikan karangan bunga. Karena semuanya itu termasuk bid’ah dan menyia-nyiakan harta dan menyerupai tingkah laku orang-orang musyrik dan non muslim. Sabda Nabi  :

EE   FF

Bimbingan Islam

“Baragsiapa menyerupai suatu golongan maka ia termasuk golongan itu.” (H.R; Abu Daud).

4. Datangnya para ustadz di rumah orang yang meninggal dunia untuk membacakan Al Qur’an. Rasulullah  bersabda :

    FF K  EE

“Bacalah Al Qur’an dan amalkanlah ia, janganlah Al Qur’an itu kamu jadikan mata pencaharian dan janganlah memperbanyak harta dunia dengannya.” (H.R; Ahmad).

Haram hukumnya memberi atau menerima sejumlah uang sebagai bayaran atas bacaan Al Qur’an.

Apabila kita memberikan uang itu kepada orang fakir maka pahalanya sampai kepada orang yang sudah meninggal dan bermanfaat baginya.

5. Tidak boleh membuat makanan atau berkumpul untuk ta’ziyah baik di rumah, di masjid atau tempat lainnya. Jarir  berkata :

 FF K  EE  J  J 

“Kita berpendapat bahwa mengadakan kumpulan untuk pergi bersama-sama kepada keluarga orang yang meninggal dunia dan membuat makanan untuk disajikan

Bimbingan Islam

kepada para tamu hukumnya termasuk meratapi mayat.” (H.R; Ahmad).

Hukum tidak bolehnya berkumpul mengadakan ta’ziyah tersebut ditegaskan oleh Imam Syafi’i dan Imam Nawawi rahimahumallah dalam kitabnya “Al Adzkar” bab Ta’ziyah. Sebagaimana Ibnu Abidin rahimahullah yang bermazhab Hanafi, telah menegaskan bahwa tidak boleh bagi keluarga orang yang meninggal untuk menghidangkan jamuan. Karena menurut agama, jamuan itu diadakan dalam situasi gembira, bukan dalam keadaan duka.

Dalam kitab “Al-Bazaziyah” –pengikut mazhab Hanafi- disebutkan bahwa membuat makanan pada hari pertama dan ketiga dan setelah satu minggu hukumnya tidak boleh. Begitu pula membawa makanan ke kuburan pada hari-hari besar, juga membuat undangan untuk membaca Al Qur’an. Demikian pula mengumpulkan orang-orang shaleh dan ahli baca Al Qur’an untuk mengadakan khataman Al Qur’an semuanya hukumnya tidak boleh.

6. Tidak boleh membaca Al Qur’an, membaca Maulid Nabi dan dzikir di atas kuburan karena Rasulullah  dan para sahabatnya tidak pernah melakukannya.

7. Membuat gundukan tanah, menyusun batu dan lain - lain di atas kuburan, mencat dan membuat tulisan di atasnya, semua hukumnya haram.

Dalilnya:

Bimbingan Islam

    FF K  EE  

“Nabi  melarang kuburan dikapur, dibangun atau ditulisi.” (H.R; Muslim).

Cukup dengan meletakkan batu setinggi sejengkal, agar kuburan itu dapat dikenali orang, sebagaimana dilakukan oleh Rasulullah , ketika meletakkan batu di atas kuburan Utsman bin Mazh’un , dan beliau bersabda:

EE   FF

“Aku memberi tanda atas kuburan saudaraku dan demikian pula yang kulakukan jika ada orang yang meninggal dari keluargaku.” (H.R; Abu Daud dengan sanad hasan).

Dalam wasiat, hendaknya ditulis; Orang yang memberi wasiat (yang meletakkan wasiat), saksi pertama dan saksi kedua.

Bimbingan Islam